Original Network : Tencent Video iQiyi Youku iQiyi
Qingmei datang ke hadapan Zhu Sha dan
Xuezhi untuk melawan anak- anak panah yang mengarah ke arah mereka berdua. Lalu
melihat keadaan tersebut, para pelaku yang memanah kabur darisana.
“Hormat kepada Ketua muda istana,”
sapa Qingmei kepada Xuezhi. Dan Xuezhi berterima kasih atas bantuan nya
barusan. “Aku adalah murid Balai Gunung Pedang Roh, Xia Qingmei.”
“Jika begitu, yang ada di belakangmu
adalah Dewa Lotus…” kata Xuezhi dengan bersemangat, dia ingin mengambil kembali
apa yang menjadi miliknya. Tapi Qingmei menghentikannya.
“Ketua muda istana. Jangan merusak
peraturan Itu memang adalah milik Istana Api Chong.”
“Itu adalah buku rahasia ayahku,” protes
Xuezhi. “Jika begitu, aku tarik kembali ucapan terima kasihku tadi.”
“Selama ini Balai Gunung Pedang Roh
berhubungan baik dengan Istana Api Chong. Aku datang ke sini kali ini juga atas
perintah guruku untuk melindungi Istana Api Chong. Dunia persilatan sangat
kejam dan berbahaya. Aku sarankan kepada Ketua muda istana untuk bertindak
secara hati-hati. Jangan mencari musuh secara gampang,” kata Qingmei,
menasehati. “Sampai jumpa di Pertandingan Kesatria,” katanya. Lalu diapun
pergi.
Muyuan keluar dari Penginapan dengan
buru- buru dan menanyai apakah Xuezhi baik- baik saja. Dan Xuezhi mengiyakan,
lalu dia memberitahu tentang Qingmei yang barusan membantunya.
“Pelindung Ketua istana. Orang-orang
Sekte Cambuk Perak benar-benar sangat menyebalkan,” kata Zhu Sha, mengeluh kan
Qingmei.
“Kamu masih tidak malu untuk
mengatakannya? Apakah kamu tahu ada berapa orang yang ingin mencelakai Ketua
muda istana dan ingin mendapatkan Kitab Hati Lotus. Tapi kamu masih membawa
Ketua muda istana keluar,” benta Muyuan, memarahi Zhu Sha.
“Kak Muyuan. Jangan memarahinya lagi,”
pinta Xuezhi, menenangkan.
Pengawal Lembah Bulan, Wuming. Ketika
dia sedang berjalan- jalan, dia bertemu dengan anak penjual lukisan. Dan
melihat yang di jual nya, dia merasa geli.
Malam hari. Wuming dan Shangguan Tou
bermain Othello bersama. Namun Wuming merasa heran, karena Shangguan Tou tampak
tidak fokus.
“Apakah Tuan sedang memikirkan
Pertandingan Kesatria besok?” tanya Wuming.
“Pertandingan Kesatria adalah arena
perebutan reputasi dan kekuasaan bagi orang hebat dalam dunia persilatan. Aku
tidak tertarik sama sekali,” balas Shangguan Tou. “Aku sedang berpikir kapan
bisa tiba di Emei. Tapi aku juga berjanji kepada senior untuk melindungi gadis
itu. Aku berharap jangan ada timbul masalah lain. Setelah menyelesaikan misi,
aku dapat segera berangkat,” jelas nya.
“Aku sudah membantu Tuan untuk
memeriksanya. Mereka tinggal di Penginapan Tianbao,” lapor Wuming. Dan
Shangguan Tou mengerti.
Wuming kemudian memberikan lukisan
Xuezhi yang dibelinya di jalanan tadi. Dan melihat lukisan tersebut, Shangguan
Tou tersenyum geli.
Aliran Huashan, Feng Mo. Dia
mengundang seorang Pendeta (Ketua Aliran Shangqing, Pendeta Xing Yi) dan
Biarawati senior (Ketua Aliran Emei, Biarawati senior Ciren) untuk membicarakan
tentang Pertandingan Kesatria tahun ini.
“Pertandingan Kesatria sebelumnya
adalah untuk mempersaingkan seni bela diri. Tapi tahun ini berbeda dengan
sebelumnya. Pemenang dalam Pertandingan Kesatria tahun ini akan mewakili dunia
persilatan untuk bernegosiasi dengan Istana Api Chong. Mengurus kepemilikan
atas 2 gulungan buku rahasia, Sembilan Gaya Dewa Lotus dan Kitab Hati Lotus.
Pertandingan seni bela diri hanyalah formalitas saja. Dan kepemilikan dua
gulungan buku rahasia itu seharusnya milik aliran yang diakui oleh kita semua,”
kata Feng Mo.
“Menurut Ketua Feng, seharusnya aliran
mana?” tanya Pendeta Xing Yi.
“Berdasarkan kedudukannya di dunia
persilatan, yang paling bergengsi seharusnya milik Balai Gunung Pedang Roh.
Tapi Balai Gunung Pedang Roh terlalu berpihak kepada Istana Api Chong. Hasil
penanganannya belum tentu dapat memuaskan semua orang. Apakah hak penanganan
buku rahasia bisa diserahkan kepada Aliran Huashan?” tanya Feng Mo,
memberitahukan maksud nya.
Di Emei. Setiap aliran dan Sekte berkumpul bersama.
Pemimpin Kuil Luduan, Shi Yan. Dia menanyai, siapa Qingmei. Dan Qingmei pun memperkenalkan dirinya. Lalu orang- orang yang mendengar mulai menggosipi Qingmei di belakang.
“Aku dengar beberapa tahun ini dia terkenal di dunia persilatan. Sudah mendapatkan warisan ilmu asli dari Ketua balai Lin di usia muda,” kata seorang anggota Aliran Huashan.
“Sepertinya sulit untuk dihadapi,” komentar Feng Mo.
Pemimpin Sekte Yuan, Qingmei, dan
Fengzi, mereka bertiga duduk bersama di tempat mereka. Dan ketika Qingmei
meletakkan Buku Rahasia nya di atas meja, setiap orang menatap Buku Rahasia
tersebut dengan tatapan mata serakah dan menggosipinya lagi.
“Kenapa semua orang memperhatikan
kita?” tanya Fengzi, heran.
“Fengzi. Yang dilihat semua orang
bukan kita, tapi buku rahasia itu,” jawab Shuangshuang, menjelaskan.
Pemimpin Kuil Luduan, Shi Yan. Ketika
anggota Xuezhi tiba, dia menyambut mereka dan menanyai siapa Xuezhi. Dan Xuezhi
memperkenal kan dirinya. Lalu Xuezhi dan yang lainnya duduk di tempat mereka.
Dari jauh, Fengzi melambaikan tangan
dengan ramah kepada Xuezhi. Melihat itu, Xuezhi hanya tersenyum kecil
kepadanya, karena dia merasa gugup. Menyadari hal itu, Muyuan memegang tangan
Xuezhi dan menyuruhnya untuk tenang.
Selanjutnya yang datang adalah
Shangguan Tou. Melihat kedatangannya, Fengzi tampak terpesona, dan Qingmei
tampak cemburu. Sedangkan yang lainnya, mereka mulai bergosip.
“Aku tidak tahu Lembah Bulan juga akan
mengikuti Pertandingan Kesatria, belum menyiapkan tempat duduk untuk Lembah
Bulan. Aku akan mempersiapkannya sekarang untuk penderma,” kata Pemimpin Kuil
Luduan, Shi Yan dengan ramah.
“Tidak masalah. Cukup sebuah kursi
saja,” balas Shangguan Tou.
Fengzi ingin mendekati Shangguan Tou.
Tapi dengan tegas, Shuangshuang menyuruhnya untuk tetap duduk ditempat. Jadi dengan
terpaksa, Fengzi pun duduk ditempatnya.
“Dia adalah Shangguan Tou ya? Tidak
lebih ganteng dari lukisan,” komentar Xuezhi.
“Ketua muda istana. Rumor tentang
orang ini di dunia persilatan, sebagian besar adalah bersifat bebas dan
romantis,” kata Zhu Sha, memberitahu.
“Shangguan Tou selalu bebas dan
romantis. Bertindak sesuka hati. Aku rasa, dia datang untuk ikut keramaian,”
kata seorang anggota Aliran Huashan, berkomentar.
“Ikut keramaian? Sepertinya dia takut
Pertandingan Kesatria kurang ramai,” balas Feng Mo.
“Hari ini kesatria di seluruh dunia
berkumpul di Ibukota Timur, untuk mengikuti Pertandingan Kesatria yang diadakan
sekali dalam 2 tahun. Pertandingan ini akan berakhir ketika matahari akan
terbenam dan ditandai dengan 3 suara drum. Orang terakhir yang berdiri di atas
panggung adalah pemenangnya. Sesuai dengan peraturan Pertandingan Kesatria
selama ini, para pendekar bertanding semestinya saja. Pertandingan dimulai,”
kata Shi Yan, mengumumkan. Lalu bel pertandingan di bunyikan.
Pertandingan pertama. Aliran dari
Sekte kecil menang melawan Aliran dari Sekte kecil yang lain. “Semuanya adalah
aliran kecil. Kapan pertunjukan bagus akan dimulai?” teriak Feng Mo, memanaskan
suasana.
“Guru. Apakah kita sudah seharusnya
maju?” tanya seorang anggota Aliran Emei.
“Masih terlalu awal. Seni bela diri
Aliran Emei tidak kalah dari Aliran Huashan,” jawab Senior Ciren. Lalu dia
mengingat tentang pertemuan nya semalam dengan Feng Mo.
“Apakah Ketua Feng ingin kami sengaja
mengalah kepada kalian?” tanya Senior Ciren.
“Tidak perlu mengalah kepada kami?
Biarawati senior hanya perlu memilih aliran lain untuk bertanding saja,” jelas
Feng Mo.
“Bisakah Ketua Feng katakan, kenapa
harus Aliran Huashan yang menangani dua gulungan buku rahasia itu?” tanya
Pendeta Xing Yi.
“Waktu itu Chong Ye kerasukan iblis.
Orang pertama yang dibunuhnya adalah ayahku. Demi membunuh Chong Ye, Aliran
Huashan mengalami kerugian besar. Jadi sangat masuk akal jika hak kepemilikan
buku rahasia diberikan kepada Aliran Huashan,” jelas Feng Mo. “Jika kalian
berdua bersedia mendukung Aliran Huashan, bantu aku mendapatkan kemenangan di
Pertandingan Kesatra, maka aku bersedia membagikan buku rahasia dengan kalian
berdua,” janjinya, memberikan penawaran yang menggoda.
Qingmei ingin maju untuk pertandingan
selanjutnya, tapi Shuangshuang menghentikannya. Dia menasehati bahwa untuk
menjadi pemenang, maka dibutuhkan keahlian bela diri yang hebat dan waktu yang
tepat. Jadi asalkan Qingmei bisa berdiri sebagai orang terakhir di atas
panggung, maka Qingmei menang. Karena itu Qingmei tidak perlu bertindak
gegabah. Dan Qingmei mengerti.
Feng Mo mengirim Bai Mulin untuk maju
ke pertandingan selanjut nya diatas panggung. Dan Bai Mulin berhasil
memenangkan pertandingan.
Malam sebelumnya. Feng Mo menjelaskan
maksud baiknya kepada Senior Ciren dan Pendeta Xing Yi. Saat dia berhasil
memenangkan pertandingan dan mendapatkan kedua buku rahasia, maka dia akan
mempublikasi kan buku tersebut. Jika buku rahasia itu di publikasi kan, maka
itu bukanlah buku rahasia lagi, dan perselisihan pun juga akan hilang.
“Bagaimana maksud kalian berdua?”
tanya Feng Mo, setelah menjelaskan niat nya.
Diatas panggung. Bai Mulin sengaja
memancing emosi Istana Api dengan menyindir Istana Api. Dan Xuezhi yang emosi
nya mudah terpancing ingin naik ke atas panggung. Namun Muyuan menghentikan
nya.
Kemudian tepat disaat itu, Murid Sekte
Xuantian Hongling, Feng She, dia naik ke atas panggung. Tanpa memperkenalkan
siapa dirinya, dia menantang Bai Mulin. Dan Bai Mulin pun melawan nya. Namun
ketika Bai Mulin menyerangnya, Feng She hanya terus menghindar saja, lalu baru
sebentar bertarung, Feng She langsung mengaku kalah.
“Penderma adalah pendekar dari aliran
mana? Bisakah laporkan namamu?” tanya Shi Yan.
“Aku sudah kalah. Apakah ingin aku
melaporkan nama untuk menghina diriku sendiri?” balas Feng She. Kemudian dia
melemparkan racun kepada Bai Mulin dan langsung pergi darisana.
Melihat itu, semua orang merasa
terkejut. Putra Feng Mo ingin membantu Bai Mulin. Tapi Feng Mo menghentikan nya
untuk jangan mengejar Feng She.
“Kenapa tidak membiarkanku untuk
mengejarnya?”
“Jangan melupakan tujuan kita datang
ke sini,” tegas Feng Mo.
Ketika suasana sedang kacau, para
biksu yang sedang menyiapkan teh, mereka pergi meninggalkan tempat mereka untuk
melihat keluar. Dan disaat itu, Man Feiyue menyelinap ke sana secara diam-
diam, dan menambahkan racun ke dalam salah satu teko teh.
“Kakak seperguruan sudah meninggal,”
kata seorang anggota Aliran Huashan, melaporkan dengan sedih.
“Mohon Pemimpin kuil mendoakan
muridku,” pinta Feng Mo.
Xuezhi heran melihat apa yang terjadi,
karena jelas- jelas terjadi kasus kematian, tapi kenapa semua orang malah
bersikap tidak acuh. Bahkan Aliran Huashan pun berpangku tangan. Dan Muyuan
menjelaskan bahwa kematian satu murid sama sekali tidak penting bagi Aliran
Huashan, karena yang penting bagi Aliran Huashan adalah buku rahasia yang
mereka bawa.
“Pengadilan juga tidak mengurusnya?”
tanya Xuezhi, merasa tidak adil.
“Ada perintah dari kerajaan, bahwa
pengadilan tidak boleh mengurusi permasalahan di dunia persilatan,” jawab
Muyuan, menjelaskan. “Zhi. Inilah dunia persilatan.”
Qingmei bersikap sama seperti Xuezhi,
dan Shuangshuang menghentikannya untuk jangan ikut campur dalam masalah ini dan
kembali duduk saja. Dan Qingmei mengerti.
Biksu yang membuat teh, dia menukar
teko milik Istana Api Chong yang beracun dengan teko teh milik Balai Gunung
Pedang Roh. Lalu dia mengantarkan nya. Dan Qingmei langsung meminum nya.
“Sudahlah jika Aliran Shangqing tidak
keluar. Balai Gunung Pedang Roh dan Istana Api Chong juga tidak keluar. Apakah ingin menunggu sampai lonceng
berbunyi?” gumam Senior Ciren, bertanya- tanya. Lalu saat dia melihat waktu
dupa sudah hampir habis, dia pun naik ke atas panggung.
“Aliran Emei, Ciren. Aku ingin
menantang Istana Api Chong,” kata Senior Ciren, memberikan tantangan. Dan
mendengar itu, Xuezhi ingin pergi ke atas panggung untuk menerima tantangan
nya. Tapi Muyuan menghentikan Xuezhi supaya jangan bertindak gegabah.
Setelah menghabiskan segelas teh,
Qingmei naik ke atas panggung. “Balai Gunung Pedang Roh, Xia Qingmei. Mohon
arahan dari Senior,” katanya, menantang Senior Ciren.
Melihat keadaan tersebut, Fengzi
mengambil Buku Rahasia yang Qingmei letakkan diatas meja dan memegang nya
dengan erat. Dan Shuangshuang memperhatikan nya.
Pertarungan dimulai. Qingmei menyerang
Senior Ciren duluan. Namun Senior Ciren berhasil menghindar dengan baik dan
menyerang balik Qingmei. Pertandingan sangat seru.
Sambil menonton pertarungan tersebut,
Xuezhi meminum teh yang di sediakan untuknya. Dan dibawah, Wan Yinya tersenyum
senang ketika dia melihat Xuezhi meminum teh tersebut.
Pertarungan antara Senior Ciren dan
Qingmei berjalan sangat sengit. Namun pada akhirnya Senior Ciren kalah, sebab
Qingmei berhasil membuat nya keluar dari atas panggung.
“Balai Gunung Pedang Roh, Xia Qingmei
ingin menantang Ketua istana dari Istana Api Chong,” kata Qingmei, memberikan
tantangan nya. Dan Xuezhi pun langsung naik ke atas panggung untuk menerima
tantangan nya.
Melihat hal tersebut, Fengzi merasa
terkejut, kenapa Qingmei ingin menantang Xuezhi. Dan Shuanshuang menjelaskan
dengan sabar, ini bukanlah menantang, tapi ini demi kebaikan. Jika Qingmei
kalah, maka Xuezhi akan terlihat bagus. Jika Xuezhi kalah, itu akan lebih baik
daripada kalah dari Aliran atau Sekte lainnya.
“Aku adalah Ketua muda istana dari
Istana Api Chong, Chong Xuezhi. Bersedia menerima arahan,” kata Xuezhi,
menerima tantangan Qingmei.
“Silakan.”
Xuezhi dan Qingmei mulai bertarung.
Dengan masih memikul Buku Rahasia di punggungnya, Xuezhi berhasil bergerak dengan
baik. Dan Qingmei merasa membara bertarung dengan nya.
“Pelindung Ketua istana. Ketua muda Istana
sama sekali tidak ada kesempatan untuk menang, Bagaimana ini?” komentar
Haitang, pesimis.
Qingmei berhasil memojokkan Xuezhi
sambil ke pinggir panggung. Dan melihat itu, para pengawal merasa cemas.
Tags:
And The Winner Is Love