aSinopsis C- Drama : And The Winner Is Love Episode 2 part 1




Original Network : Tencent Video iQiyi Youku iQiyi
Qingmei datang ke hadapan Zhu Sha dan Xuezhi untuk melawan anak- anak panah yang mengarah ke arah mereka berdua. Lalu melihat keadaan tersebut, para pelaku yang memanah kabur darisana.


“Hormat kepada Ketua muda istana,” sapa Qingmei kepada Xuezhi. Dan Xuezhi berterima kasih atas bantuan nya barusan. “Aku adalah murid Balai Gunung Pedang Roh, Xia Qingmei.”

“Jika begitu, yang ada di belakangmu adalah Dewa Lotus…” kata Xuezhi dengan bersemangat, dia ingin mengambil kembali apa yang menjadi miliknya. Tapi Qingmei menghentikannya.


“Ketua muda istana. Jangan merusak peraturan Itu memang adalah milik Istana Api Chong.”
“Itu adalah buku rahasia ayahku,” protes Xuezhi. “Jika begitu, aku tarik kembali ucapan terima kasihku tadi.”

“Selama ini Balai Gunung Pedang Roh berhubungan baik dengan Istana Api Chong. Aku datang ke sini kali ini juga atas perintah guruku untuk melindungi Istana Api Chong. Dunia persilatan sangat kejam dan berbahaya. Aku sarankan kepada Ketua muda istana untuk bertindak secara hati-hati. Jangan mencari musuh secara gampang,” kata Qingmei, menasehati. “Sampai jumpa di Pertandingan Kesatria,” katanya. Lalu diapun pergi.



Muyuan keluar dari Penginapan dengan buru- buru dan menanyai apakah Xuezhi baik- baik saja. Dan Xuezhi mengiyakan, lalu dia memberitahu tentang Qingmei yang barusan membantunya.

“Pelindung Ketua istana. Orang-orang Sekte Cambuk Perak benar-benar sangat menyebalkan,” kata Zhu Sha, mengeluh kan Qingmei.


“Kamu masih tidak malu untuk mengatakannya? Apakah kamu tahu ada berapa orang yang ingin mencelakai Ketua muda istana dan ingin mendapatkan Kitab Hati Lotus. Tapi kamu masih membawa Ketua muda istana keluar,” benta Muyuan, memarahi Zhu Sha.

“Kak Muyuan. Jangan memarahinya lagi,” pinta Xuezhi, menenangkan.



Pengawal Lembah Bulan, Wuming. Ketika dia sedang berjalan- jalan, dia bertemu dengan anak penjual lukisan. Dan melihat yang di jual nya, dia merasa geli.



Malam hari. Wuming dan Shangguan Tou bermain Othello bersama. Namun Wuming merasa heran, karena Shangguan Tou tampak tidak fokus.
“Apakah Tuan sedang memikirkan Pertandingan Kesatria besok?” tanya Wuming.
“Pertandingan Kesatria adalah arena perebutan reputasi dan kekuasaan bagi orang hebat dalam dunia persilatan. Aku tidak tertarik sama sekali,” balas Shangguan Tou. “Aku sedang berpikir kapan bisa tiba di Emei. Tapi aku juga berjanji kepada senior untuk melindungi gadis itu. Aku berharap jangan ada timbul masalah lain. Setelah menyelesaikan misi, aku dapat segera berangkat,” jelas nya.

“Aku sudah membantu Tuan untuk memeriksanya. Mereka tinggal di Penginapan Tianbao,” lapor Wuming. Dan Shangguan Tou mengerti.


Wuming kemudian memberikan lukisan Xuezhi yang dibelinya di jalanan tadi. Dan melihat lukisan tersebut, Shangguan Tou tersenyum geli.


Aliran Huashan, Feng Mo. Dia mengundang seorang Pendeta (Ketua Aliran Shangqing, Pendeta Xing Yi) dan Biarawati senior (Ketua Aliran Emei, Biarawati senior Ciren) untuk membicarakan tentang Pertandingan Kesatria tahun ini.
“Pertandingan Kesatria sebelumnya adalah untuk mempersaingkan seni bela diri. Tapi tahun ini berbeda dengan sebelumnya. Pemenang dalam Pertandingan Kesatria tahun ini akan mewakili dunia persilatan untuk bernegosiasi dengan Istana Api Chong. Mengurus kepemilikan atas 2 gulungan buku rahasia, Sembilan Gaya Dewa Lotus dan Kitab Hati Lotus. Pertandingan seni bela diri hanyalah formalitas saja. Dan kepemilikan dua gulungan buku rahasia itu seharusnya milik aliran yang diakui oleh kita semua,” kata Feng Mo.

“Menurut Ketua Feng, seharusnya aliran mana?” tanya Pendeta Xing Yi.


“Berdasarkan kedudukannya di dunia persilatan, yang paling bergengsi seharusnya milik Balai Gunung Pedang Roh. Tapi Balai Gunung Pedang Roh terlalu berpihak kepada Istana Api Chong. Hasil penanganannya belum tentu dapat memuaskan semua orang. Apakah hak penanganan buku rahasia bisa diserahkan kepada Aliran Huashan?” tanya Feng Mo, memberitahukan maksud nya.



Di Emei. Setiap aliran dan Sekte berkumpul bersama.

Pemimpin Kuil Luduan, Shi Yan. Dia menanyai, siapa Qingmei. Dan Qingmei pun memperkenalkan dirinya. Lalu orang- orang yang mendengar mulai menggosipi Qingmei di belakang.
“Aku dengar beberapa tahun ini dia terkenal di dunia persilatan. Sudah mendapatkan warisan ilmu asli dari Ketua balai Lin di usia muda,” kata seorang anggota Aliran Huashan.
“Sepertinya sulit untuk dihadapi,” komentar Feng Mo.



Pemimpin Sekte Yuan, Qingmei, dan Fengzi, mereka bertiga duduk bersama di tempat mereka. Dan ketika Qingmei meletakkan Buku Rahasia nya di atas meja, setiap orang menatap Buku Rahasia tersebut dengan tatapan mata serakah dan menggosipinya lagi.



“Kenapa semua orang memperhatikan kita?” tanya Fengzi, heran.

“Fengzi. Yang dilihat semua orang bukan kita, tapi buku rahasia itu,” jawab Shuangshuang, menjelaskan.


Pemimpin Kuil Luduan, Shi Yan. Ketika anggota Xuezhi tiba, dia menyambut mereka dan menanyai siapa Xuezhi. Dan Xuezhi memperkenal kan dirinya. Lalu Xuezhi dan yang lainnya duduk di tempat mereka.



Dari jauh, Fengzi melambaikan tangan dengan ramah kepada Xuezhi. Melihat itu, Xuezhi hanya tersenyum kecil kepadanya, karena dia merasa gugup. Menyadari hal itu, Muyuan memegang tangan Xuezhi dan menyuruhnya untuk tenang.



Selanjutnya yang datang adalah Shangguan Tou. Melihat kedatangannya, Fengzi tampak terpesona, dan Qingmei tampak cemburu. Sedangkan yang lainnya, mereka mulai bergosip.



“Aku tidak tahu Lembah Bulan juga akan mengikuti Pertandingan Kesatria, belum menyiapkan tempat duduk untuk Lembah Bulan. Aku akan mempersiapkannya sekarang untuk penderma,” kata Pemimpin Kuil Luduan, Shi Yan dengan ramah.
“Tidak masalah. Cukup sebuah kursi saja,” balas Shangguan Tou.

Fengzi ingin mendekati Shangguan Tou. Tapi dengan tegas, Shuangshuang menyuruhnya untuk tetap duduk ditempat. Jadi dengan terpaksa, Fengzi pun duduk ditempatnya.



“Dia adalah Shangguan Tou ya? Tidak lebih ganteng dari lukisan,” komentar Xuezhi.

“Ketua muda istana. Rumor tentang orang ini di dunia persilatan, sebagian besar adalah bersifat bebas dan romantis,” kata Zhu Sha, memberitahu.


“Shangguan Tou selalu bebas dan romantis. Bertindak sesuka hati. Aku rasa, dia datang untuk ikut keramaian,” kata seorang anggota Aliran Huashan, berkomentar.

“Ikut keramaian? Sepertinya dia takut Pertandingan Kesatria kurang ramai,” balas Feng Mo.

“Hari ini kesatria di seluruh dunia berkumpul di Ibukota Timur, untuk mengikuti Pertandingan Kesatria yang diadakan sekali dalam 2 tahun. Pertandingan ini akan berakhir ketika matahari akan terbenam dan ditandai dengan 3 suara drum. Orang terakhir yang berdiri di atas panggung adalah pemenangnya. Sesuai dengan peraturan Pertandingan Kesatria selama ini, para pendekar bertanding semestinya saja. Pertandingan dimulai,” kata Shi Yan, mengumumkan. Lalu bel pertandingan di bunyikan.



Pertandingan pertama. Aliran dari Sekte kecil menang melawan Aliran dari Sekte kecil yang lain. “Semuanya adalah aliran kecil. Kapan pertunjukan bagus akan dimulai?” teriak Feng Mo, memanaskan suasana.

“Guru. Apakah kita sudah seharusnya maju?” tanya seorang anggota Aliran Emei.

“Masih terlalu awal. Seni bela diri Aliran Emei tidak kalah dari Aliran Huashan,” jawab Senior Ciren. Lalu dia mengingat tentang pertemuan nya semalam dengan Feng Mo.


“Apakah Ketua Feng ingin kami sengaja mengalah kepada kalian?” tanya Senior Ciren.

“Tidak perlu mengalah kepada kami? Biarawati senior hanya perlu memilih aliran lain untuk bertanding saja,” jelas Feng Mo.


“Bisakah Ketua Feng katakan, kenapa harus Aliran Huashan yang menangani dua gulungan buku rahasia itu?” tanya Pendeta Xing Yi.

“Waktu itu Chong Ye kerasukan iblis. Orang pertama yang dibunuhnya adalah ayahku. Demi membunuh Chong Ye, Aliran Huashan mengalami kerugian besar. Jadi sangat masuk akal jika hak kepemilikan buku rahasia diberikan kepada Aliran Huashan,” jelas Feng Mo. “Jika kalian berdua bersedia mendukung Aliran Huashan, bantu aku mendapatkan kemenangan di Pertandingan Kesatra, maka aku bersedia membagikan buku rahasia dengan kalian berdua,” janjinya, memberikan penawaran yang menggoda.


Qingmei ingin maju untuk pertandingan selanjutnya, tapi Shuangshuang menghentikannya. Dia menasehati bahwa untuk menjadi pemenang, maka dibutuhkan keahlian bela diri yang hebat dan waktu yang tepat. Jadi asalkan Qingmei bisa berdiri sebagai orang terakhir di atas panggung, maka Qingmei menang. Karena itu Qingmei tidak perlu bertindak gegabah. Dan Qingmei mengerti.




Feng Mo mengirim Bai Mulin untuk maju ke pertandingan selanjut nya diatas panggung. Dan Bai Mulin berhasil memenangkan pertandingan.


Malam sebelumnya. Feng Mo menjelaskan maksud baiknya kepada Senior Ciren dan Pendeta Xing Yi. Saat dia berhasil memenangkan pertandingan dan mendapatkan kedua buku rahasia, maka dia akan mempublikasi kan buku tersebut. Jika buku rahasia itu di publikasi kan, maka itu bukanlah buku rahasia lagi, dan perselisihan pun juga akan hilang.

“Bagaimana maksud kalian berdua?” tanya Feng Mo, setelah menjelaskan niat nya.


Diatas panggung. Bai Mulin sengaja memancing emosi Istana Api dengan menyindir Istana Api. Dan Xuezhi yang emosi nya mudah terpancing ingin naik ke atas panggung. Namun Muyuan menghentikan nya.


Kemudian tepat disaat itu, Murid Sekte Xuantian Hongling, Feng She, dia naik ke atas panggung. Tanpa memperkenalkan siapa dirinya, dia menantang Bai Mulin. Dan Bai Mulin pun melawan nya. Namun ketika Bai Mulin menyerangnya, Feng She hanya terus menghindar saja, lalu baru sebentar bertarung, Feng She langsung mengaku kalah.



“Penderma adalah pendekar dari aliran mana? Bisakah laporkan namamu?” tanya Shi Yan.

“Aku sudah kalah. Apakah ingin aku melaporkan nama untuk menghina diriku sendiri?” balas Feng She. Kemudian dia melemparkan racun kepada Bai Mulin dan langsung pergi darisana.




Melihat itu, semua orang merasa terkejut. Putra Feng Mo ingin membantu Bai Mulin. Tapi Feng Mo menghentikan nya untuk jangan mengejar Feng She.
“Kenapa tidak membiarkanku untuk mengejarnya?”

“Jangan melupakan tujuan kita datang ke sini,” tegas Feng Mo.


Ketika suasana sedang kacau, para biksu yang sedang menyiapkan teh, mereka pergi meninggalkan tempat mereka untuk melihat keluar. Dan disaat itu, Man Feiyue menyelinap ke sana secara diam- diam, dan menambahkan racun ke dalam salah satu teko teh.



“Kakak seperguruan sudah meninggal,” kata seorang anggota Aliran Huashan, melaporkan dengan sedih.

“Mohon Pemimpin kuil mendoakan muridku,” pinta Feng Mo.



Xuezhi heran melihat apa yang terjadi, karena jelas- jelas terjadi kasus kematian, tapi kenapa semua orang malah bersikap tidak acuh. Bahkan Aliran Huashan pun berpangku tangan. Dan Muyuan menjelaskan bahwa kematian satu murid sama sekali tidak penting bagi Aliran Huashan, karena yang penting bagi Aliran Huashan adalah buku rahasia yang mereka bawa.



“Pengadilan juga tidak mengurusnya?” tanya Xuezhi, merasa tidak adil.

“Ada perintah dari kerajaan, bahwa pengadilan tidak boleh mengurusi permasalahan di dunia persilatan,” jawab Muyuan, menjelaskan. “Zhi. Inilah dunia persilatan.”

Qingmei bersikap sama seperti Xuezhi, dan Shuangshuang menghentikannya untuk jangan ikut campur dalam masalah ini dan kembali duduk saja. Dan Qingmei mengerti.


Biksu yang membuat teh, dia menukar teko milik Istana Api Chong yang beracun dengan teko teh milik Balai Gunung Pedang Roh. Lalu dia mengantarkan nya. Dan Qingmei langsung meminum nya.




“Sudahlah jika Aliran Shangqing tidak keluar. Balai Gunung Pedang Roh dan Istana Api Chong juga tidak keluar. Apakah ingin menunggu sampai lonceng berbunyi?” gumam Senior Ciren, bertanya- tanya. Lalu saat dia melihat waktu dupa sudah hampir habis, dia pun naik ke atas panggung.

“Aliran Emei, Ciren. Aku ingin menantang Istana Api Chong,” kata Senior Ciren, memberikan tantangan. Dan mendengar itu, Xuezhi ingin pergi ke atas panggung untuk menerima tantangan nya. Tapi Muyuan menghentikan Xuezhi supaya jangan bertindak gegabah.



Setelah menghabiskan segelas teh, Qingmei naik ke atas panggung. “Balai Gunung Pedang Roh, Xia Qingmei. Mohon arahan dari Senior,” katanya, menantang Senior Ciren.

Melihat keadaan tersebut, Fengzi mengambil Buku Rahasia yang Qingmei letakkan diatas meja dan memegang nya dengan erat. Dan Shuangshuang memperhatikan nya.

Pertarungan dimulai. Qingmei menyerang Senior Ciren duluan. Namun Senior Ciren berhasil menghindar dengan baik dan menyerang balik Qingmei. Pertandingan sangat seru.


Sambil menonton pertarungan tersebut, Xuezhi meminum teh yang di sediakan untuknya. Dan dibawah, Wan Yinya tersenyum senang ketika dia melihat Xuezhi meminum teh tersebut.


Pertarungan antara Senior Ciren dan Qingmei berjalan sangat sengit. Namun pada akhirnya Senior Ciren kalah, sebab Qingmei berhasil membuat nya keluar dari atas panggung.

“Balai Gunung Pedang Roh, Xia Qingmei ingin menantang Ketua istana dari Istana Api Chong,” kata Qingmei, memberikan tantangan nya. Dan Xuezhi pun langsung naik ke atas panggung untuk menerima tantangan nya.


Melihat hal tersebut, Fengzi merasa terkejut, kenapa Qingmei ingin menantang Xuezhi. Dan Shuanshuang menjelaskan dengan sabar, ini bukanlah menantang, tapi ini demi kebaikan. Jika Qingmei kalah, maka Xuezhi akan terlihat bagus. Jika Xuezhi kalah, itu akan lebih baik daripada kalah dari Aliran atau Sekte lainnya.



“Aku adalah Ketua muda istana dari Istana Api Chong, Chong Xuezhi. Bersedia menerima arahan,” kata Xuezhi, menerima tantangan Qingmei.
“Silakan.”

Xuezhi dan Qingmei mulai bertarung. Dengan masih memikul Buku Rahasia di punggungnya, Xuezhi berhasil bergerak dengan baik. Dan Qingmei merasa membara bertarung dengan nya.



“Pelindung Ketua istana. Ketua muda Istana sama sekali tidak ada kesempatan untuk menang, Bagaimana ini?” komentar Haitang, pesimis.
Qingmei berhasil memojokkan Xuezhi sambil ke pinggir panggung. Dan melihat itu, para pengawal merasa cemas.

Post a Comment

Previous Post Next Post