Sinopsis C- Drama : And The Winner Is Love Episode 2 part 2





Original Network : Tencent Video iQiyi Youku iQiyi

Shangguang Tou melemparkan kipas nya kepada Qingmei. Lalu dia masuk ke atas panggung dan membantu Xuezhi, sehingga Xuezhi tidak keluar dari atas panggung. Kemudian dia terbang sambil membawa Xuezhi untuk kembali ke tempat Xuezhi berada.

 

Melihat kipas angin yang Shangguan Tou pegang, Xuezhi teringat akan kejadian di dalam gua. Saat itu dia tidak bisa melihat dengan jelas. Yang di lihat nya hanyalah kipas angin Shangguan Tou. 

“Kakak Muyuan. Orang itu sangat mirip dengan orang yang menyelamatkanku hari itu,” kata Xuezhi, memberitahu Muyuan.

“Tuan Shangguan adalah Ketua lembah dari Lembah Bulan. Kenapa bisa seperti ini?” gumam Muyuan, tidak mengerti, sambil memandangi Shangguan yang naik ke atas panggung.


“Tuan Shangguan. Aku ingat Lembah Bulan jarang mengikuti Pertandingan Kesatria. Kenapa hari ini juga berniat untuk berebutan?” tanya Qingmei, menyindir.
“Berniat untuk berebutan? Aku ingin datang sesuka hatiku. Sekaligus ingin lihat gaya heroik Pendekar Xia,” balas Shangguan Tou, menantang.
“Baik. Jika begitu, aku akan memperlihatkan gaya kesatria pemuda kepadamu. Sekaligus aku juga ingin meminta arahan dari ilmu andalan Lembah Bulan,” balas Qingmei, dengan percaya diri.

Kemudian pertarungan antara Qingmei dan Shangguan Tou pun dimulai.



Didalam pertarungan, Shangguan Tou tampak lebih andal daripada Qingmei. Sebab dia berhasil menghindari setiap serangan Qingmei, dan membuat Qingmei menjadi terpojok. Para penonton yang menyaksikan pertarungan tersebut merasa sangat bersemangat dan puas.

Dupa yang menandakan waktu pertarungan sudah hampir habis. Yang berarti waktu pertarungan sudah hampir selesai.



Qingmei terus mencoba untuk menyerang Shangguan Tou, tapi dia terus gagal, bahkan pedang yang di pegang nya dibuat terpental jauh oleh Shangguan Tou. Kemudian tiba- tiba Qingmei mulai merasa pandangan nya menjadi kabur dan langkah nya menjadi tidak seimbang.

Melihat keanehan tersebut, Shangguan Tou merasa heran, tapi dia tidak berpikir banyak. Lalu ntah kenapa, Shangguan Tou langsung pergi begitu saja dari atas panggung, membuat setiap orang merasa bingung.


Tepat disaat Shangguan Tou pergi, dupa padam. Dan pertandingan kesatria pun berakhir. Karena Shangguan Tou pergi, maka itu dianggap Shangguan Tou menyerah.



“Aku umumkan peringkat pertama Pertandingan Kesatria kali ini adalah Xia Qingmei dari Balai Gunung Pedang Roh,” kata Shi Yan, mengumum kan.

Mendengar hasil pertandingan tersebut, ada beberapa orang yang bergembira untuk Qingmei. Namun ada beberapa orang yang tidak bergembira.


“Fengzi. Kakak seperguruanmu memenangkan peringkat pertama. Apakah kamu terkejut?” tanya Shuanshuang dengan nada bangga. Tapi Fengzi malah termenung. “Fengzi. Kamu masih memikirkannya?” bentak Shuangshuang, menyadarkan Fengzi.
“Aku…aku…”
“Jangan melupakan identitasmu.”

“Baik, Guru.”


Qingmei berterima kasih banyak kepada semua orang dengan sikap rendah hati. “Hamba kurang berbakat. Besok hamba akan menunggu para kesatria di balai Ibukota Timur Kuil Luduan. Semoga pada saat itu, Istana Api Chong dapat memenuhi perjanjian 5 tahun yang lalu, dan memberikan sebuah jawaban yang memuaskan bagi dunia persilatan.”
“Bagus, bagus,” puji para penonton sambil bertepuk tangan dengan meriah.

Melihat itu, Xuezhi merasa kurang senang. Dan Muyuan meminta Xuezhi untuk jangan khawatir, karena belum tentu hasilnya akan buruk. Dan Xuezhi mengerti.




Qingmei tiba- tiba merasa sangat kesakitan dan pingsan di atas panggung dengan darah keluar dari mulutnya. Melihat itu, semua orang merasa terkejut.

Wan Yinya memperhatikan Xuezhi dengan heran. Sebab seharusnya Xuezhi yang pingsan. Tapi kenapa malah Qingmei yang pingsan.

Tabib memeriksa kondisi Qingmei. Lalu dia memberitahu semua orang bahwa tampaknya Qingmei telah diracunin.
“Sebenarnya siapa yang menggunakan trik jahat seperti ini untuk meracuni kakak seperguruanku?” tanya Fengzi dengan marah kepada semuanya.
“Aku sudah ingat. Dalam perjalanan ke Pertandingan Kesatria, dia pernah meminum secangkir teh,” kata Shuangshuang, teringat sesuatu.

“Apakah mungkin teh di Kuil Luduan beracun?” tebak Putra Feng Mo.

Biksu yang mengantarkan teh dibawa masuk ke dalam ruangan dan di selidiki. Dan si biksu menjelaskan bahwa sebenarnya teh tersebut adalah miliki Istana Api.


Xuezhi dan para pengawalnya datang tepat disaat itu. Dan melihat kedatangan mereka, Fengzi langsung memberitahu Xuezhi. Dan Xuezhi pun menyuruh Liuli untuk coba mencek kondisi Qingmei, sebab Liuli ahli dalam ilmu medis.


“Ini adalah racun mandala,” kata Xuezhi, setelah mencek kondisi Qingmei.

“Racun mandala? Ini adalah racun dari Wilayah Barat. Kenapa bisa muncul di sini?” tanya Shuangshuang, heran.





“Jadi bagaimana?” tanya Fengzi, cemas.
“Racun dapat ditawarkan, tapi butuh waktu untuk meracik obat penawarnya. Ada beberapa obat di antaranya sangat sulit dicari. Meskipun aku bisa meraciknya, Pendekar Xia belum tentu dapat menunggunya,” jawab Liuli, menjelaskan.
Muyuan kemudian teringat tentang Man Feiyue. Dan dia menceritakan kepada semuanya tentang apa yang dilakukan oleh Man Feiyue kepada mereka pada saat mereka dalam perjalanan. Dan dia yakin Man Feiyue pasti memiliki penawar untuk racun Qingmei.
“Wanita iblis Man Feiyue. Muridku juga pasti dicelakai olehnya. Sekte Xuantian Hongling adalah musuh publik di dunia persilatan. Hari ini aku pasti akan menangkapnya untuk membalaskan dendam muridku, juga mendapatkan obat penawarnya untuk Pendekar Xia,” kata Feng Mo, angkat berbicara.

“Terima kasih Ketua Feng,” kata Shuangshuang dengan tulus. Lalu diapun pergi untuk coba mencarikan penawar bagi Qingmei.


Didalam hutan. Wan Yinya mencekik Man Feiyue, dan menanyainya, kenapa Xuezhi tidak terluka, malahan Qingmei yang terluka. Dan Man Feiyue menjawab bahwa dia juga tidak tahu. Dan mendengar jawaban itu, Wan Yinya merasa marah dan tidak terima.
“Sekarang aku sudah ketahuan. Seluruh dunia persilatan ingin menangkapku. Ketua Wang. Mulutku tidak ahli untuk menyimpan rahasia,” ancam Man Feiyue.
“Kamu berani?” geram Wan Yinya, kasar.

“Aku berani atau tidak, tergantung apakah Ketua Wang memenuhi janjimu.”



Dengan sikap pengecut, Wan Yinya pun melepaskan leher Man Feiyue dan memberikan apa yang di janjikan nya. Namun Man Feiyue merasa tidak senang, karena apa yang Wan Yinya berikan sama sekali tidak sesuai dengan perjanjian mereka.

Tepat disaat itu, Wan Yinya melihat para anggota Sekte dan Aliran lain datang ke arah mereka. Jadi diapun segera memberikan kode kepada Man Feiyue. “Wanita iblis, masih ingin kabur? Serahkan obat penawarnya,” kata Wan Yinya dengan keras.


Menyadari apa yang Wan Yinya lakukan, Man Feiyue pun memberikan obat penawar yang ada padanya. Kemudian dia kabur darisana.


 

Setelah Man Feiyue pergi, Wan Yinya bersikap menjadi pahlawan. Dia memberikan obat penawar yang di terima nya dari Man Feiyue. Dan menyarankan semuanya untuk tidak perlu mengejar Man Feiyue lagi.
“Sekte Cambuk Perak, Ketua Wang?” tanya Shuangshuang, mengkonfirmasi.
“Benar. Ketika murid keponakanmu keracunan, aku melihat wanita iblis itu ada di lokasi. Jadi aku tebak dialah yang menaruh racun, jadi mengikutinya sampai ke sini. Sekarang aku sudah mendapatkan obat penawarnya. Seharusnya masih sempat,” jelas Wan Yinya.
“Terima kasih Ketua Wang.”


Setelah Qingmei meminum obat penawar yang ada, akhirnya diapun terbangun. Dan Fengzi serta Shuangshuang merasa senang.
“Lindungi Sembilan Gaya Dewa Lotus dengan baik,” pinta Qingmei.

“Kakak seperguruan, kamu tenang saja. Aku tahu,” balas Fengzi, berjanji.


Shin Ya datang untuk mengecek kondisi Qingmei. Dan melihat kedatangannya, Fengzi langsung berniat untuk menitipkan Buku Rahasia yang ada padanya kepada Shin Ya. Dan Shuangshuang langsung menghentikan tindakan gegabah Fengzi.

“Apakah kamu melupakan perkataan ayahmu sebelum kita berangkat? Dia bilang Sembilan Gaya Dewa Lotus ini tidak boleh meninggalkan pandangan mata kita,” kata Shuangshuang, menasehati.


“Itulah sebabnya harus diserahkan kepada orang yang dapat diandalkan untuk dijaga,” balas Fengzi, keras kepala.
“Apakah maksudmu guru tidak dapat diandalkan?” bentak Shuangshuang, kesal.

“Bukan, Guru. Sekarang Kakak seperguruan terluka parah. Hanya dengan mengandalkan kemampuan kita, mana bisa melindungi Sembilan Gaya Dewa Lotus? Jika ada kesalahan, ayahku pasti akan memarahi aku,” balas Fengzi. Lalu dia memberikan Buku Rahasia tersebut kepada Shin Ya.


Shin Ya menerima Buku Rahasia tersebut dan menenangkan Fengzi untuk jangan khawatir, karena Kuil Luduan selalu berada di posisi netral. Dan Fengzi berterima kasih padanya. Namun Shuangshuang masih merasa tidak senang dan ragu.



Saat makan malam, Liuli banyak termenung. Dan Xuezhi pun menyadarkan nya. Lalu Liuli menceritakan bahwa dia khawatir pada hari esok.

“Jangan khawatir. Kekhawatiran besok, cukup dipikirkan besok saja. Hari ini mari kita makan bersama dengan baik,” kata Xuezhi dengan riang. “Benar kan, Kak Muyuan?”



“Kekhawatiran Liuli bukan tidak masuk akal. Pada acara penentuan besok, setiap aliran dunia persilatan pasti akan mempersulit Istana Api Chong. Besok, tugas utama kalian bertiga, adalah melindungi Ketua muda istana dengan baik. Aku dan Chequ akan bertindak sesuai kondisi,” jelas Muyuan, memberikan perintah.

“Baik.”

Di Kediaman Fuye. Shangguang Tou menerima sebuah surat. Tou, jika ingin mengetahui latar belakangmu, segera datang ke Emei, Biarawati senior Bai Yun.
“Tuan juga sangat ingin tahu latar belakangmu kan?” tanya Wuming.

“Latar belakang. Aku bukan peduli terhadap hal itu. Hanya saja, ada keraguan dalam hatiku. Beritahukan bawahan untuk melakukan persiapan. Tunggu penentuan besok berakhir, kita segera berangkat ke Emei,” jelas Shangguan Tou. Dan Wuming mengiyakan.


“Baik. Tapi, apakah Tuan tidak penasaran terhadap akhir dari gadis itu?”

“Akhir darinya adalah nasibnya. Aku hanya menerima permohonan orang lain, dan setia melaksanakannya.”


Keesokan harinya di Kuil Luduan. Pertemuan dimulai.
“Waktu itu ayahku melakukan kesalahan, semuanya karena buku rahasia ini. Istana Api Chong bersumpah di sini hari ini. Mulai sekarang tidak akan melatih ilmu ini lagi. Ke depannya juga tidak akan ada orang yang terluka karena ilmu ini,” kata Xuezhi, berjanji.

“Sembilan Gaya Dewa Lotus dan Kitab Hati Lotus memang adalah barang milik Istana Api Chong. Sangat masuk akal jika diberikan kepada Istana Api Chong. Karena Ketua muda istana sudah berjanji tidak akan melatihnya lagi, maka Balai Gunung Pedang Roh juga termasuk sudah memenuhi tanggung jawab selama 5 tahun ini. Hari ini sudah bisa mengembalikan Sembilan Gaya Dewa Lotus kepada Istana Api Chong,” kata Qingmei, mengumumkan keputusan nya.



Namun banyak orang yang tidak bisa mempercayai janji Xuezhi, dan tidak bisa menerima keputusan Qingmei. Sebab 5 tahun lalu Istana Api Chong telah melakukan pembunuhan sadis di dunia seni bela diri.


“Para Senior. Menurut kalian, Di mana tempat yang paling tepat untuk menyimpan 2 gulungan buku rahasia milik Istana Api Chong?” tanya Muyuan kepada semuanya.
“Tentunya paling tepat jika disimpan di Aliran Emei,” jawab Senior Ciren.
“Konyol. Buku rahasia luar biasa di dunia seni bela diri seperti ini, mana boleh disimpan di Aliran Emei? Menurutku, tentu saja harus disimpan di Aliran Huashan,” kata Putra Feng Mo.

Karena adanya perbedaan pendapat, berdebatan pun terjadi.



“Para Pemimpin sekte. Karena merasa buku rahasia ini adalah bahaya tersembunyi, maka hancurkan saja sekaligus, bakar sekarang juga,” kata Xuezhi, menyarankan. Dan semua orang langsung berdiri untuk menghentikannya agar jangan membakar Buku Rahasia tersebut.

Post a Comment

Previous Post Next Post