Original Network : Tencent Video iQiyi Youku iQiyi
Didalam gua. Setelah cukup lama
pingsan, Xuezhi tersentak dan terbangun, lalu dia ingin membuka kain putih yang
menutupi matanya. Tapi melihat itu, Shangguan Tou langsung menghentikan Xuezhi.
“Tadi mata nona terkena kapur tohor.
Aku baru saja selesai mengoleskannya dengan obat. Nona jangan sembarang
bergerak,” jelas Shangguan Tou dengan baik hati.
Xueazhi mengerti. Lalu dia menyentuh
bahunya dan meraba- raba ke sekitar untuk mencari barangnya. “Apakah Nona
sedang mencari ini?” tanya Shangguan Tou sambil menyerahkan tas Xuezhi yang di
pegang nya. Dan merasakan tas itu, Xuezhi langsung memegang nya dengan erat.
Melihat itu, Shangguan tersenyum geli padanya.
“Siapa kamu?” tanya Xuezhi, waspada.
“Penyelamatmu.”
“Sebenarnya kamu ingin mencelakai aku
atau menyelamatkan aku?” tanya Xuezhi, lagi.
“Menurut Nona, aku ingin
menyelamatkanmu atau mencelakai kamu?” kata Shangguan Tou, balas bertanya. Dan
Xuezhi menjawab tidak tahu.
Xuezhi kemudian menanyai, dimana
kudanya. Dan dengan jujur, Shangguan Tou memberitahu bahwa kuda tersebut sudah
mati. Mengetahui itu, Xuezhi terkejut, dan dia meminta Shangguan Tou untuk
membantu nya mencari kuda nya, sebab kuda tersebut sudah tumbuh besar bersama
nya. Itu adalah kuda pemberian Ayahnya, dan dia sangat sayang sekali dengan
kuda tersebut.
“Aku sudah menguburkannya,” kata
Shangguan Tou. “Nona begitu peduli terhadap Xuanzhi (nama kuda), tentu saja
tidak ingin mayatnya terlantar di hutan belantara, menjadi makanan bagi
serigala liar dan gagak kan?” jelas nya, bertanya.
“Terima kasih Tuan,” ucap Xuezhi
dengan tulus. Kemudian dia meminta bantuan Shangguan Tou, dan Shangguan Tou
mengiyakan permintaan nya.
Xuezhi lalu memberikan panah dering kepada
Shangguan Tou dan meminta bantuannya untuk menyalakan nya. Jika keluarga nya
melihat sinyal tersebut nanti, maka mereka akan datang menemuinya. Dan dengan
senang hati, Shangguan Tou mau membantu Xuezhi. Tapi sekarang, karena mereka
sedang berada didalam gua, dan diluar sedang turun hujan, maka dia tidak bisa
menyalahkan panah tersebut. Dan dia menyaran kan Xuezhi supaya mereka menunggu
sampai hujan reda terlebih dahulu. Dan Xuezhi mengerti.
Muyuan terus mencari- cari Xuezhi.
Namun dia tidak bisa menemukan nya. Dan dia merasa cemas.
Para pengawal yang berada di
penginapan juga merasa cemas dengan Xuezhi yang belum juga pulang. Dan sebagian
besar dari mereka berniat untuk pergi mencari Xuezhi. Namun dengan tegas,
Haitang menyuruh mereka supaya tidak ada yang boleh pergi, sebab Muyuan sudah
memberikan perintah untuk mereka jangan meninggalkan penginapan dan menunggu.
Terlebih lagi, bila mereka pergi berpencar untuk mencari Xuezhi dan terpisah,
maka itu akan lebih merepotkan nantinya.
“Tapi sudah sangat malam,” keluh Zhu
Sha.
“Semalam apa pun, tetap harus tunggu,”
tegas Chequ.
Didalam gua. Xuezhi memakan makanan
yang Shangguan Tou berikan padanya. Dan sambil tersenyum, Shangguan Tou
memperhatikan Xuezhi yang makan dengan lahap.
“Tuan. Sekarang pukul berapa?” tanya
Xuezhi.
“Sudah mendekati pukul 9 malam.”
“Sudah begitu malam ya?” kata Xuezhi
terkejut. Lalu dia tercekak dan terbatuk- batuk. Dengan baik hati, Shangguan
Tou menawarkan minuman padanya.
Setelah tidak terbatuk lagi, Xuezhi
menanyakan, kemana Shangguan Tou ingin pergi nanti, karena dia ingin membalas
budi padanya. Dan Shangguan Tou menjawab bahwa itu tidak perlu, sebab
perjalanannya kali ini adalah untuk melindungi seseorang. Dan Xuezhi mengerti.
Shangguan Tou kemudian membahas tentang Xuanzhi, kuda Xuezhi yang sudah
meninggal. Dan Xuezhi pun bercerita padanya.
“Xuanzhi adalah hadiah dari ayahku
ketika masih hidup. Aku dan kakakku masing-masing punya satu ekor. Kudaku
bernama Xuanzhi. Kuda kakak bernama Moshui. Sejak kecil, kami tumbuh dewasa
bersama Xuanzhi dan Moshui. Tentunya perasaan kami akan lebih mendalam
dibandingkan dengan kuda orang lain,” kata Xuezhi, bercerita.
“Terhadap kuda saja seperti itu.
Seharusnya hubungan kamu dan kakakmu pasti lebih mendalam,” komentar Shangguan
Tou.
Dan Xuezhi mengiyakan. Lalu dengan
bersemangat, dia ingin menceritakan tentang kakak nya. Namun Shangguan Tou
menasehatinya untuk jangan mudah membocorkan identitas kepada orang asing yang
baru ditemui. Lebih baik kalau Xuezhi coba untuk menyembunyikan identitas di
depan orang lain. Dan Xuezhi mengerti serta langsung terdiam.
Shangguan Tou kemudian berjongkok di
depan Xuezhi dan menatap nya secara dekat. Dengan bingung, merasakan itu,
Xuezhi memanggil- manggil Shangguan Tou. Tapi Shangguan Tou hanya diam saja,
lalu dia menyentuh bibir Xuezhi.
Dengan waspada, Xuezhi langsung menlap
bibirnya dan melindungi Kitab Hati Lotus yang ada di pangkuan nya dengan erat.
Melihat reaksi manis itu, Shangguan Tou tersenyum.
“Nona. Setelah hujan berhenti, aku akan bantu kamu nyalakan panah dering,” kata Shangguan Tou, memberitahu. Dan Xuezhi mengiyakan. “Makanlah.”
Panah dering di nyalakan di langit.
Melihat sinyal tersebut, Muyuan merasa lega dan langsung melajukan kudanya ke
arah gua tempat Xuezhi berada.
Didalam gua. Shangguan Tou
meninggalkan Xuezhi sendirian. Dan ketika Xuezhi merasa kalau matanya sudah
baikkan, dia membuka penutup matanya dan lalu dia melihat ke sekeliling untuk
mencari Shangguan Tou. Namun dia merasa heran, karena Shangguan Tou sama sekali
tidak ada di dalam gua lagi.
Ditepi danau. Shangguan Tou berdiri
disana sambil memanyungi dirinya dari rintik hujan dan tersenyum kecil.
Kemudian seorang pengawalnya yang berpakaian hitam datang serta memberitahu nya
untuk agar mereka segera kembali ke
Ibukota Timur. Dan Shangguan Tuo tidak menjawab, melainkan dia hanya tersenyum
saja.
Xuezhi keluar dari dalam gua dan
berjalan- jalan melihat ke sekitar. Lalu kemudian Muyuan datang. Muyuan merasa
lega dan senang, ketika melihat kalau Xuezhi tampak baik- baik saja, lalu dia
mengajak Xuezhi untuk segera pergi.
Murid pertama Balai Gunung Pedang Roh,
Xia Qingmei. Dia berlatih pedang dengan sangat baik. Dan dia bangga dengan
hasil pedang nya.
“Bunga persik ini mekar begitu indah. Jika Adik Fengzi melihatnya,
pasti akan sangat menyukainya.”
Kemudian Guru Qingmei datang, Ketua
Balai Gunung Pedang Roh, Lin Zongxing. Dia datang dan mencobai hasil latihan
Qingmei. Dan Qingmei berhasil mengalahkannya.
“Ilmu pedangmu ada banyak kemajuan,”
puji Zongxing. “Perjalanan kali ini, kamu mewakili Balai Gunung Pedang Roh.
Guru harap kamu dapat berhati-hati dalam berbicara dan bertindak.”
“Murid akan mengingat ajaran biasanya
dari Guru. Tidak ikut dalam perselisihan apa pun,” jawab Qingmei.
“Kali ini kamu membawa Sembilan Gaya
Dewa Lotus untuk mengikuti Pertandingan Kesatria. Setiap aliran di dunia
persilatan pasti ingin mendapatkannya. Kamu harus ada pencegahan.”
“Guru tidak perlu khawatir. Murid
pasti tidak akan mengecewakan permintaan Guru. Aku akan membawa Sembilan Gaya
Dewa Lotus dengan aman ke Pertandingan Kesatria.”
Zongxing kemudian menceritakan kisah
tentang Sembilan Gaya Dewa Lotus. Buku tersebut adalah buku rahasia dari Istana
Api Chong. Yang melatih Ilmu ini, tidak ada tandingan nya di dunia. Waktu itu
saja sambil menimbulkan perselisihan tragis di dunia persilatan. Dan buku
tersebut akan ditentukan ke pemilik kan nya pada pertandingan Ksatria kali ini.
Dan Qingmei mengerti.
“Qingmei, kamu harus ingat.
Pertandingan ilmu seni bela diri kali ini hanyalah sebuah representasi. Kamu
harus senantiasa melakukan pengawasan,” nasihat Zongxing.
“Murid mengerti.”
Ibukota Timur
Muyuan memberitahu Xuezhi kalau
Haitang dan yang lainnya sedang menunggu mereka di Penginapan Tianbao. Dan
Xuezhi mengerti. Lalu dengan menyesal, dia menceritakan bahwa kejadian kali ini
adalah salahnya, karena dia bertindak terlalu gegabah, bahkan Xuanzhi juga mati
karena nya. Dan Muyuan menasehati Xuezhi untuk tidak perlu menyalahkan diri
sendiri, lalu dia mengajak Xuezhi untuk makan terlebih dahulu, kemudian
lanjutkan perjalanan. Dan Xuezhi mengiyakan.
“Ketua muda istana. Sudah tidak makan
semalaman, makanlah lebih banyak,” kata Muyuan dengan perhatian. Sambil
menyiapkan sumpit untuk Xuezhi.
“Kak Muyuan. Tak kusangka Ibukota
Timur begitu ramai,” komentar Xuezhi sambil memperhatikan jalanan.
“Iya. Meskipun terlihat aman, tapi
sebenarnya dunia persilatan sangat kejam dan berbahaya. Ketua muda istana baru
masuk ke dunia persilatan, harus sangat berhati-hati. Jangan seperti kemarin,
lari sembarangan sendiri lagi,” kata Muyuan, mengingatkan.
“Aku tahu, Kak Muyuan,” jawab Xuezhi
dengan patuh. “Kamu jangan terus memanggilku ketua muda istana lagi. Kamu cukup
memanggilku ketua muda istana ketika berada di Istana Api Chong. Sekarang kita
sudah keluar dari istana. Kamu panggil aku Zhi saja. Aku akan memanggilmu Kak
Muyuan.”
“Mana boleh seperti itu?” balas
Muyuan, merasa tidak enak.
“Kenapa tidak boleh? Waktu kecil, kita
memanggilnya seperti itu.”
“Itu adalah waktu kecil. Sekarang
sudah berbeda. Kamu adalah Ketua istana. Sebagai pelindung Ketua istana, mana
boleh aku memanggil namamu secara langsung?”
“Aku bilang boleh, maka itu boleh,”
tegas Xuezhi. “Kak Muyuan, makan bakpao,” katanya, menawarkan.
“Terima kasih Ketua muda istana,”
jawab Muyuan. Dan mendengar panggilan itu, Xuezhi menatapnya dengan tajam.
“Terima kasih Zhi.”
“Benar. Itu barulah Kakak Muyuanku,”
puji Xuezhi, senang.
Seorang anak penjual lukisan kemudian
datang mendekati Muyuan dan Xuezhi. Dia menawarkan lukisan dagangan nya, dan
memaksa Xuezhi untuk mau membeli nya, sebab dia mau membutuhkan uang untuk
membelikan obat bagi Ibunya yang sedang sakit. Dan karena mendengar itu, Xuezhi
pun mau membeli lukisannya. Dan dengan bersemangat, si anak memperlihatkan
semua lukisannya untuk Xuezhi pilih.
“Siapa biksu ini?” tanya Xuezhi,
ketika melihat satu lukisan.
“Ini adalah Ketua lembah dari Lembah
Bulan, Shangguan Tou. Putra penasihat negara saat ini. Dan ini juga adalah
lukisan yang paling laris,” jawab si anak dengan bersemangat.
“Jika bukan biksu, kenapa ingin
membotakkan kepalanya?”
“Sepertinya karena dia bersifat bebas
dan romantis, jatuh cinta terhadap adik seperguruannya, jadi memotong rambutnya
untuk menunjukkan keteguhan hatinya. Tapi tak disangka, hal itu banyak diikuti
oleh orang lain,” jawab si anak, bercerita.
“Botak juga ada yang ikuti?” tanya
Xuezhi, terkejut. Dan Muyuan menertawai sikap manis nya.
“Kakak jangan tidak percaya.
Berdasarkan rumor yang beredar, Tuan Shangguan aslinya lebih tampan dari
lukisan,” jelas si anak. Dan Xuezhi sama sekali tidak percaya.
Xuezhi kemudian melihat sebuah lukisan
yang lain dan bertanya lagi. “Siapa yang jelek dan galak ini?” tanyanya kepada
si anak.
“Ini adalah Ketua istana dari Istana
Api Chong, Chong Xuezhi. Orang ini adalah pemimpin aliran sesat. Dia terlahir
dengan tampang yang sangat menakutkan,” kata si anak, bercerita.
Mendengar itu, Xuezhi merasa sangat
kesal dan ingin memarahi si anak. Tapi Muyuan menghentikan nya untuk jangan
emosi, karena itu hanyalah rumor saja. Lalu diapun menanyakan berapa harga
lukisan tersebut. Dan si anak menjawab 20 sen.
“Jika begitu, kami ingin beli sebuah
lukisan Chong Xuezhi untuk dijadikan sebagai kenangan,” kata Muyuan sambil
tertawa. Dan mendengar itu, Xuezhi menatap nya dengan kesal.
“Baik, terima kasih, terima kasih,”
kata si anak.
Setelah si anak pergi, Xuezhi
memperhatikannya. Dan dia semakin kesal padanya, karena ternyata si anak hanya
menjual lukisan nya seharga 5 sen kepada orang lain, bahkan beli satu gratis
satu lagi.
“Berhenti!” teriak Xuezhi, marah
sambil berlari untuk mengejarnya.
Tepat disaat itu, Xuezhi bertemu
dengan kenalannya, Putri Lin Zongxing, Lin Fengzi. Jadi karena itu, diapun
tidak jadi untuk mengejar si anak lukisan tersebut.
“Meskipun kita sudah lama tidak
bertemu, tapi aku bisa langsung mengenalimu. Kamu benar-benar semakin cantik,”
puji Fengzi kepada Xuezhi.
“Fengzi. Mana boleh kamu berteman
dengan wanita iblis?” kata Ketua Sekte Xueyan, Yuan Shuangshuang, menjauhkan
Fengzi dari Xuezhi. “Jika dilihat oleh orang lain, akan dikira kita adalah
komplotan dari Istana Api Chong.”
Mendengar itu, Xuezhi merasa marah.
Tapi Fengzi langsung menenangkannya untuk jangan marah, karena Guru tidak
berniat jahat. Lalu dia memperkenalkan Xuezhi dengan Shuangshuang. Dan
Shuangshuang merasa tidak senang, karena Fengzi memperkenalkan mereka berdua.
“Seperti inilah Ketua Sekte Xueyan
berbicara?” komentar Muyuan, menyindir. Lalu dia dan Xuezhi pun pergi darisana.
Fengzi masih ingin mengobrol dengan mereka, tapi Shuangshuang menghentikannya.
Di penginapan. Beberapa orang dilempar
keluar dari Penginapan, tepat disaat itu Xueazhi dan Muyuan kembali. Chequ pun
menjelaskan apa yang terjadi, orang yang di lempar keluar tersebut adalah
Perkumpulan Hiu Biru, mereka berani memprovokasi Istana Api Chong.
Penginapan Tianbao, Pemilik toko Qi.
Dia keluar dari dalam Penginapan dan menyambut Xuezhi serta Muyuan.
“Sudah lama aku dengar meskipun
Pemilik toko Qi tidak berada dalam sekte atau aliran apa pun di dunia
persilatan, tapi juga merupakan orang yang memegang janji,” kata Muyuan dengan
puas, ketika melihat sikap Pemilik Toko Qi.
“Pelindung Ketua istana terlalu
memuji,” balas Pemilik Toko Qi.
Lalu Qingmei datang ke hadapan mereka
dan melawan panah- panah tersebut.
Lalu Qingmei datang ke hadapan mereka
dan melawan panah- panah tersebut.
Tags:
And The Winner Is Love