Sinopsis C- Drama : And The Winner Is Love Episode 1 part 2


Original Network : Tencent Video iQiyi Youku iQiyi
Didalam gua. Setelah cukup lama pingsan, Xuezhi tersentak dan terbangun, lalu dia ingin membuka kain putih yang menutupi matanya. Tapi melihat itu, Shangguan Tou langsung menghentikan Xuezhi.
“Tadi mata nona terkena kapur tohor. Aku baru saja selesai mengoleskannya dengan obat. Nona jangan sembarang bergerak,” jelas Shangguan Tou dengan baik hati.




Xueazhi mengerti. Lalu dia menyentuh bahunya dan meraba- raba ke sekitar untuk mencari barangnya. “Apakah Nona sedang mencari ini?” tanya Shangguan Tou sambil menyerahkan tas Xuezhi yang di pegang nya. Dan merasakan tas itu, Xuezhi langsung memegang nya dengan erat. Melihat itu, Shangguan tersenyum geli padanya.
“Siapa kamu?” tanya Xuezhi, waspada.
“Penyelamatmu.”
“Sebenarnya kamu ingin mencelakai aku atau menyelamatkan aku?” tanya Xuezhi, lagi.

“Menurut Nona, aku ingin menyelamatkanmu atau mencelakai kamu?” kata Shangguan Tou, balas bertanya. Dan Xuezhi menjawab tidak tahu.


Xuezhi kemudian menanyai, dimana kudanya. Dan dengan jujur, Shangguan Tou memberitahu bahwa kuda tersebut sudah mati. Mengetahui itu, Xuezhi terkejut, dan dia meminta Shangguan Tou untuk membantu nya mencari kuda nya, sebab kuda tersebut sudah tumbuh besar bersama nya. Itu adalah kuda pemberian Ayahnya, dan dia sangat sayang sekali dengan kuda tersebut.
“Aku sudah menguburkannya,” kata Shangguan Tou. “Nona begitu peduli terhadap Xuanzhi (nama kuda), tentu saja tidak ingin mayatnya terlantar di hutan belantara, menjadi makanan bagi serigala liar dan gagak kan?” jelas nya, bertanya.

“Terima kasih Tuan,” ucap Xuezhi dengan tulus. Kemudian dia meminta bantuan Shangguan Tou, dan Shangguan Tou mengiyakan permintaan nya.
Xuezhi lalu memberikan panah dering kepada Shangguan Tou dan meminta bantuannya untuk menyalakan nya. Jika keluarga nya melihat sinyal tersebut nanti, maka mereka akan datang menemuinya. Dan dengan senang hati, Shangguan Tou mau membantu Xuezhi. Tapi sekarang, karena mereka sedang berada didalam gua, dan diluar sedang turun hujan, maka dia tidak bisa menyalahkan panah tersebut. Dan dia menyaran kan Xuezhi supaya mereka menunggu sampai hujan reda terlebih dahulu. Dan Xuezhi mengerti.


Muyuan terus mencari- cari Xuezhi. Namun dia tidak bisa menemukan nya. Dan dia merasa cemas.




Para pengawal yang berada di penginapan juga merasa cemas dengan Xuezhi yang belum juga pulang. Dan sebagian besar dari mereka berniat untuk pergi mencari Xuezhi. Namun dengan tegas, Haitang menyuruh mereka supaya tidak ada yang boleh pergi, sebab Muyuan sudah memberikan perintah untuk mereka jangan meninggalkan penginapan dan menunggu. Terlebih lagi, bila mereka pergi berpencar untuk mencari Xuezhi dan terpisah, maka itu akan lebih merepotkan nantinya.
“Tapi sudah sangat malam,” keluh Zhu Sha.

“Semalam apa pun, tetap harus tunggu,” tegas Chequ.


Didalam gua. Xuezhi memakan makanan yang Shangguan Tou berikan padanya. Dan sambil tersenyum, Shangguan Tou memperhatikan Xuezhi yang makan dengan lahap.
“Tuan. Sekarang pukul berapa?” tanya Xuezhi.
“Sudah mendekati pukul 9 malam.”

“Sudah begitu malam ya?” kata Xuezhi terkejut. Lalu dia tercekak dan terbatuk- batuk. Dengan baik hati, Shangguan Tou menawarkan minuman padanya.



Setelah tidak terbatuk lagi, Xuezhi menanyakan, kemana Shangguan Tou ingin pergi nanti, karena dia ingin membalas budi padanya. Dan Shangguan Tou menjawab bahwa itu tidak perlu, sebab perjalanannya kali ini adalah untuk melindungi seseorang. Dan Xuezhi mengerti. Shangguan Tou kemudian membahas tentang Xuanzhi, kuda Xuezhi yang sudah meninggal. Dan Xuezhi pun bercerita padanya.
“Xuanzhi adalah hadiah dari ayahku ketika masih hidup. Aku dan kakakku masing-masing punya satu ekor. Kudaku bernama Xuanzhi. Kuda kakak bernama Moshui. Sejak kecil, kami tumbuh dewasa bersama Xuanzhi dan Moshui. Tentunya perasaan kami akan lebih mendalam dibandingkan dengan kuda orang lain,” kata Xuezhi, bercerita.
“Terhadap kuda saja seperti itu. Seharusnya hubungan kamu dan kakakmu pasti lebih mendalam,” komentar Shangguan Tou.

Dan Xuezhi mengiyakan. Lalu dengan bersemangat, dia ingin menceritakan tentang kakak nya. Namun Shangguan Tou menasehatinya untuk jangan mudah membocorkan identitas kepada orang asing yang baru ditemui. Lebih baik kalau Xuezhi coba untuk menyembunyikan identitas di depan orang lain. Dan Xuezhi mengerti serta langsung terdiam.



Shangguan Tou kemudian berjongkok di depan Xuezhi dan menatap nya secara dekat. Dengan bingung, merasakan itu, Xuezhi memanggil- manggil Shangguan Tou. Tapi Shangguan Tou hanya diam saja, lalu dia menyentuh bibir Xuezhi.

Dengan waspada, Xuezhi langsung menlap bibirnya dan melindungi Kitab Hati Lotus yang ada di pangkuan nya dengan erat. Melihat reaksi manis itu, Shangguan Tou tersenyum.
“Nona. Setelah hujan berhenti, aku akan bantu kamu nyalakan panah dering,” kata Shangguan Tou, memberitahu. Dan Xuezhi mengiyakan. “Makanlah.”



Panah dering di nyalakan di langit. Melihat sinyal tersebut, Muyuan merasa lega dan langsung melajukan kudanya ke arah gua tempat Xuezhi berada.


Didalam gua. Shangguan Tou meninggalkan Xuezhi sendirian. Dan ketika Xuezhi merasa kalau matanya sudah baikkan, dia membuka penutup matanya dan lalu dia melihat ke sekeliling untuk mencari Shangguan Tou. Namun dia merasa heran, karena Shangguan Tou sama sekali tidak ada di dalam gua lagi.


Ditepi danau. Shangguan Tou berdiri disana sambil memanyungi dirinya dari rintik hujan dan tersenyum kecil. Kemudian seorang pengawalnya yang berpakaian hitam datang serta memberitahu nya untuk agar  mereka segera kembali ke Ibukota Timur. Dan Shangguan Tuo tidak menjawab, melainkan dia hanya tersenyum saja.



Xuezhi keluar dari dalam gua dan berjalan- jalan melihat ke sekitar. Lalu kemudian Muyuan datang. Muyuan merasa lega dan senang, ketika melihat kalau Xuezhi tampak baik- baik saja, lalu dia mengajak Xuezhi untuk segera pergi.


Murid pertama Balai Gunung Pedang Roh, Xia Qingmei. Dia berlatih pedang dengan sangat baik. Dan dia bangga dengan hasil pedang nya.

“Bunga persik ini mekar begitu indah. Jika Adik Fengzi melihatnya, pasti akan sangat menyukainya.”



Kemudian Guru Qingmei datang, Ketua Balai Gunung Pedang Roh, Lin Zongxing. Dia datang dan mencobai hasil latihan Qingmei. Dan Qingmei berhasil mengalahkannya.
“Ilmu pedangmu ada banyak kemajuan,” puji Zongxing. “Perjalanan kali ini, kamu mewakili Balai Gunung Pedang Roh. Guru harap kamu dapat berhati-hati dalam berbicara dan bertindak.”

“Murid akan mengingat ajaran biasanya dari Guru. Tidak ikut dalam perselisihan apa pun,” jawab Qingmei.



“Kali ini kamu membawa Sembilan Gaya Dewa Lotus untuk mengikuti Pertandingan Kesatria. Setiap aliran di dunia persilatan pasti ingin mendapatkannya. Kamu harus ada pencegahan.”
“Guru tidak perlu khawatir. Murid pasti tidak akan mengecewakan permintaan Guru. Aku akan membawa Sembilan Gaya Dewa Lotus dengan aman ke Pertandingan Kesatria.”
Zongxing kemudian menceritakan kisah tentang Sembilan Gaya Dewa Lotus. Buku tersebut adalah buku rahasia dari Istana Api Chong. Yang melatih Ilmu ini, tidak ada tandingan nya di dunia. Waktu itu saja sambil menimbulkan perselisihan tragis di dunia persilatan. Dan buku tersebut akan ditentukan ke pemilik kan nya pada pertandingan Ksatria kali ini. Dan Qingmei mengerti.
“Qingmei, kamu harus ingat. Pertandingan ilmu seni bela diri kali ini hanyalah sebuah representasi. Kamu harus senantiasa melakukan pengawasan,” nasihat Zongxing.
“Murid mengerti.”



Ibukota Timur

Muyuan memberitahu Xuezhi kalau Haitang dan yang lainnya sedang menunggu mereka di Penginapan Tianbao. Dan Xuezhi mengerti. Lalu dengan menyesal, dia menceritakan bahwa kejadian kali ini adalah salahnya, karena dia bertindak terlalu gegabah, bahkan Xuanzhi juga mati karena nya. Dan Muyuan menasehati Xuezhi untuk tidak perlu menyalahkan diri sendiri, lalu dia mengajak Xuezhi untuk makan terlebih dahulu, kemudian lanjutkan perjalanan. Dan Xuezhi mengiyakan.


“Ketua muda istana. Sudah tidak makan semalaman, makanlah lebih banyak,” kata Muyuan dengan perhatian. Sambil menyiapkan sumpit untuk Xuezhi.
“Kak Muyuan. Tak kusangka Ibukota Timur begitu ramai,” komentar Xuezhi sambil memperhatikan jalanan.
“Iya. Meskipun terlihat aman, tapi sebenarnya dunia persilatan sangat kejam dan berbahaya. Ketua muda istana baru masuk ke dunia persilatan, harus sangat berhati-hati. Jangan seperti kemarin, lari sembarangan sendiri lagi,” kata Muyuan, mengingatkan.
“Aku tahu, Kak Muyuan,” jawab Xuezhi dengan patuh. “Kamu jangan terus memanggilku ketua muda istana lagi. Kamu cukup memanggilku ketua muda istana ketika berada di Istana Api Chong. Sekarang kita sudah keluar dari istana. Kamu panggil aku Zhi saja. Aku akan memanggilmu Kak Muyuan.”
“Mana boleh seperti itu?” balas Muyuan, merasa tidak enak.
“Kenapa tidak boleh? Waktu kecil, kita memanggilnya seperti itu.”
“Itu adalah waktu kecil. Sekarang sudah berbeda. Kamu adalah Ketua istana. Sebagai pelindung Ketua istana, mana boleh aku memanggil namamu secara langsung?”
“Aku bilang boleh, maka itu boleh,” tegas Xuezhi. “Kak Muyuan, makan bakpao,” katanya, menawarkan.
“Terima kasih Ketua muda istana,” jawab Muyuan. Dan mendengar panggilan itu, Xuezhi menatapnya dengan tajam. “Terima kasih Zhi.”

“Benar. Itu barulah Kakak Muyuanku,” puji Xuezhi, senang.

Seorang anak penjual lukisan kemudian datang mendekati Muyuan dan Xuezhi. Dia menawarkan lukisan dagangan nya, dan memaksa Xuezhi untuk mau membeli nya, sebab dia mau membutuhkan uang untuk membelikan obat bagi Ibunya yang sedang sakit. Dan karena mendengar itu, Xuezhi pun mau membeli lukisannya. Dan dengan bersemangat, si anak memperlihatkan semua lukisannya untuk Xuezhi pilih.


“Siapa biksu ini?” tanya Xuezhi, ketika melihat satu lukisan.
“Ini adalah Ketua lembah dari Lembah Bulan, Shangguan Tou. Putra penasihat negara saat ini. Dan ini juga adalah lukisan yang paling laris,” jawab si anak dengan bersemangat.
“Jika bukan biksu, kenapa ingin membotakkan kepalanya?”
“Sepertinya karena dia bersifat bebas dan romantis, jatuh cinta terhadap adik seperguruannya, jadi memotong rambutnya untuk menunjukkan keteguhan hatinya. Tapi tak disangka, hal itu banyak diikuti oleh orang lain,” jawab si anak, bercerita.
“Botak juga ada yang ikuti?” tanya Xuezhi, terkejut. Dan Muyuan menertawai sikap manis nya.

“Kakak jangan tidak percaya. Berdasarkan rumor yang beredar, Tuan Shangguan aslinya lebih tampan dari lukisan,” jelas si anak. Dan Xuezhi sama sekali tidak percaya.



Xuezhi kemudian melihat sebuah lukisan yang lain dan bertanya lagi. “Siapa yang jelek dan galak ini?” tanyanya kepada si anak.
“Ini adalah Ketua istana dari Istana Api Chong, Chong Xuezhi. Orang ini adalah pemimpin aliran sesat. Dia terlahir dengan tampang yang sangat menakutkan,” kata si anak, bercerita.

Mendengar itu, Xuezhi merasa sangat kesal dan ingin memarahi si anak. Tapi Muyuan menghentikan nya untuk jangan emosi, karena itu hanyalah rumor saja. Lalu diapun menanyakan berapa harga lukisan tersebut. Dan si anak menjawab 20 sen.


“Jika begitu, kami ingin beli sebuah lukisan Chong Xuezhi untuk dijadikan sebagai kenangan,” kata Muyuan sambil tertawa. Dan mendengar itu, Xuezhi menatap nya dengan kesal.

“Baik, terima kasih, terima kasih,” kata si anak.


Setelah si anak pergi, Xuezhi memperhatikannya. Dan dia semakin kesal padanya, karena ternyata si anak hanya menjual lukisan nya seharga 5 sen kepada orang lain, bahkan beli satu gratis satu lagi.

“Berhenti!” teriak Xuezhi, marah sambil berlari untuk mengejarnya.


Tepat disaat itu, Xuezhi bertemu dengan kenalannya, Putri Lin Zongxing, Lin Fengzi. Jadi karena itu, diapun tidak jadi untuk mengejar si anak lukisan tersebut.
“Meskipun kita sudah lama tidak bertemu, tapi aku bisa langsung mengenalimu. Kamu benar-benar semakin cantik,” puji Fengzi kepada Xuezhi.




“Fengzi. Mana boleh kamu berteman dengan wanita iblis?” kata Ketua Sekte Xueyan, Yuan Shuangshuang, menjauhkan Fengzi dari Xuezhi. “Jika dilihat oleh orang lain, akan dikira kita adalah komplotan dari Istana Api Chong.”
Mendengar itu, Xuezhi merasa marah. Tapi Fengzi langsung menenangkannya untuk jangan marah, karena Guru tidak berniat jahat. Lalu dia memperkenalkan Xuezhi dengan Shuangshuang. Dan Shuangshuang merasa tidak senang, karena Fengzi memperkenalkan mereka berdua.

“Seperti inilah Ketua Sekte Xueyan berbicara?” komentar Muyuan, menyindir. Lalu dia dan Xuezhi pun pergi darisana. Fengzi masih ingin mengobrol dengan mereka, tapi Shuangshuang menghentikannya.



Di penginapan. Beberapa orang dilempar keluar dari Penginapan, tepat disaat itu Xueazhi dan Muyuan kembali. Chequ pun menjelaskan apa yang terjadi, orang yang di lempar keluar tersebut adalah Perkumpulan Hiu Biru, mereka berani memprovokasi Istana Api Chong.


Penginapan Tianbao, Pemilik toko Qi. Dia keluar dari dalam Penginapan dan menyambut Xuezhi serta Muyuan.
“Sudah lama aku dengar meskipun Pemilik toko Qi tidak berada dalam sekte atau aliran apa pun di dunia persilatan, tapi juga merupakan orang yang memegang janji,” kata Muyuan dengan puas, ketika melihat sikap Pemilik Toko Qi.

“Pelindung Ketua istana terlalu memuji,” balas Pemilik Toko Qi.



Lalu Qingmei datang ke hadapan mereka dan melawan panah- panah tersebut.

Lalu Qingmei datang ke hadapan mereka dan melawan panah- panah tersebut.

Post a Comment

Previous Post Next Post