Sinopsis K- Drama : Train Episode 5 part 2


Original Network : OCN

Do Won A menanyai penjaga di stasiun, apakah ada kereta yang beroperasi saat hujan. Dan si penjaga mengiyakan, “Kereta terakhir ke perhentian terakhir, Stasiun Mugyeong, pukul 21.35. Tapi kereta ini...” kata si penjaga menjelaskan dengan ragu.



Didalam kereta yang dimaksud oleh si penjaga stasiun, seseorang dengan pakaian serba hitam memeriksa seluruh isi kereta yang sedang kosong. Dan ketika dia melihat salah satu kaca pintu pada kereta pecah, dia merasa gugup. Dia mengeluarkan botol obat nya dan meminumnya. Kemudian dia lanjut berjalan sambil menyeret sebelah kaki nya.


Tidak lama kemudian, si pria hitam menemukan buku milik Do Won A yang terjatuh di bawah bangku penumpang. Buku itu terjatuh pada saat Do Won A terseret oleh para penumpang yang panik. Dan didalam buku tersebut, ada foto Do Won A dengan Seo Kyung.


“Jadi, kereta ini takkan beroperasi lagi?” tanya Do Won A sambil melihat kereta yang dimaksud.

“Belum ditetapkan untuk dibongkar. Kami tak tahu. Tapi keretanya lumayan usang. Hampir mengalami kecelakaan besar saat operasi terakhirnya. Hari itu, pintu ini dibuka paksa. Malah, bukan cuma pintu ini. Setelah kereta berhenti, ternyata pintu lainnya juga telah terbuka entah kenapa. Untung saja tak ada yang terluka,” jawab si penjaga kereta.

Si pria hitam mendengarkan pembicaraan itu dari dalam kereta.


Do Won A memeriksa isi kereta sambil menghubungi Polisi Dua yang pernah berniat untuk menangkap nya di dalam kereta. “Bagaimana kau bisa naik kereta itu saat menangkapku dulu?” tanyanya, ingin tahu.

“Kami dapat laporan dari Stasiun Ilsung. Ada yang melihatmu naik kereta ke Mugyeong,” jawab Polisi Dua, memberitahu. “Kamu tak ingat? Kau tergopoh keluar toilet. Lalu aku dan rekanku mengejarmu,” jelas nya. Tapi Do Won A sudah tidak mendengar kan lagi. 


Do Won A : “Aku di dunia ini juga naik kereta hari itu. Kami bertukar tempat.”

Do Won A membayangkan bagaimana Do Won B membuka pintu kereta. Lalu melompat keluar dari dalam kereta pada hari itu.



Do Won B terbangun dari komanya. Dengan panik, dia melepaskan alat bantu pernafasan nya dan lalu menonton berita tentang kasus di Stasiun Mugyeong. Dan dia merasa heran, apa yang terjadi. Kemudian tepat disaat itu, Jung Min datang ke dalam kamar rawat nya, dan dia merasa terkejut.  



“Kau tahu sudah pingsan berapa lama? Kau kenapa? Kenapa terkapar di Stasiun Mugyeong?” kata Jung Min, mengajukan banyak pertanyaan dengan perhatian.
Mendengar itu, Do Won B tidak menjawab. Dia melepaskan gips di lehernya, lalu bertanya, “Apa maksud berita itu? Kenapa Stasiun Mugyeong tutup?”

“Do-won. Kau baik-baik saja?” tanya Jung Min, ragu.


Do Won A menemukan jejak sepatu yang masih baru didalam kereta, dan dia merasa heran. Lalu tiba- tiba telpon didalam kereta berbunyi. Dan dengan waspada Do Won A pun mengangkat telpon itu.


Pria hitam : “Kita semua menjalani hidup cadangan secara bersamaan.”
“Siapa kau?” tanya Do Won A.

Pria hitam : “Kau sendiri? Siapa kau? Sepertinya kau melewati perbatasan.”


“Kau, ya? Pembunuh Seo-kyung,” kata Do Won A, emosi. “Kau pelakunya, 'kan? Semuanya ulahmu. Kasus 12 tahun lalu dan mayat-mayat yang ditemukan di sini.”

Pria hitam : “Entahlah,” jawab nya sambil terkekeh pelan. “memang apa buktinya? Keretanya rusak dan jalurnya ditutup. Kau tahu betapa sakitnya saat isi perut dibelek? Hiduplah sambil bersembunyi. Kecuali kau mau kehilangan sesuatu yang berharga lagi,” ancam nya. Lalu dia mematikan telpon nya.


Setelah telpon ditutup, Do Won A segera berlari ke arah si pria hitam menelpon nya barusan. Tapi ternyata si pria hitam telah menghilang. Dan Do Won A tidak bisa menemukan nya. Yang di temukan nya hanyalah foto nya dan Seo Kyung yang masih utuh. Serta buku catatan kepolisian nya yang sedang terbakar.



Do Won A ingin mengambil buku nya tersebut. Tapi tiba- tiba dia merasa kepala nya sangat sakit sekali. Jadi diapun terlambat untuk menyelamatkan bukunya.


Seo Kyung pindah ke divisi Do Won. Dan saat Seo Kyung datang, Joon Young dan Detektif Woo mengajak nya untuk makan bersama di luar. Tapi dengan sikap dingin, Seo Kyung menolak ajakkan mereka berdua. Sehingga mereka berdua pun merasa canggung dan segera pergi meninggalkan Seo Kyung.

“Aku senang kedatangan personel tambahan, tapi aku baru tahu orangnya Letnan Han Seo-kyung,” kata Joon Young, bergosip.
“Kau mengenalnya?” tanya Detektif Woo.

“Pernah kuceritakan, 'kan? Dia sosiopat terkenal dari Kepolisian Ilsung.”


Ketika kantor sudah kosong, Seo Kyung secara diam- diam memeriksa meja kerja Do Won. Dan dia memotret apa yang ada di dalam buku catatan Do Won A.


Polisi Dua menelpon Seo Kyung dan memberitahu bahwa barusan Do Won A ada mencari Seo Kyung. Mendengar itu, Seo Kyung merasa heran. Dan tepat disaat itu, Do Won A datang.

Saat Do Won A melihat Seo Kyung, dia menatap nya dengan tatapan lega sambil mengingat ancaman si pria hitam.

“Kabarnya personel tim ini selalu tersisa dua meski banyak personel baru keluar masuk. Reputasinya buruk sekali,” kata Seo Kyung, menjelaskan kepindahan nya. Tapi Do Won A tidak terlalu mendengarkan itu dan langsung memeluk nya dengan erat.


“Anggap saja aku gila. Anggap aku tak waras. Hilang akal. Putra pembunuh dan putri korban. Katamu itu awal kita, 'kan?” kata Do Won A, tidak mau melepaskan Seo Kyung. Dan dengan kesal Seo Kyung langsung mendorong Do Won A dengan kuat. “Bersabarlah. Akan kubuktikan kau keliru,” tegas Do Won A. 


Seo Kyung menceritakan tentang kasus kematian Ayahnya kepada Dokter psikolog nya. Dan setelah Seo Kyung selesai bercerita, si Dokter mengomentari bahwa ini sudah lama sejak Seo Kyung membahas kejadian dulu, dan dia menanyai, apa pemicu yang mengingatkan Seo Kyung pada kejadian itu.



“Dia dibebaskan baru-baru ini. Dia pasti beristirahat dengan nyaman, makan hidangan enak, dan tertawa saat menonton televisi. Pasti hidupnya seperti itu karena dia masih hidup. Pasti dia merasa sudah menebus kesalahannya.,” kata Seo Kyung dengan penuh kebencian. “Tapi, Dokter, kepada siapa dia menebus kesalahannya? Korbannya aku, dan aku belum memaafkannya.”

Si Dokter menuangkan teh dan membiarkan Seo Kyung untuk meminum itu supaya Seo Kyung bisa kembali merasa tenang.

Setelah sesi konsultasi selesai, Seo Kyung memberitahu si Dokter untuk tidak perlu menjadwalkan sesi nya di saat makan siang si Dokter lagi, karena sekarang dia bekerja di stasiun Mugyeong yang lebih dekat ke rumah sakit. Dan si Dokter menanyai, apa penyebab Seo Kyung mau di mutasi ke sana. Dan Seo Kyung menjawab bahwa dia bukan di mutasi, tapi dia hanya mengganti rekan kerjanya saja, karena ada seseorang yang harus di awasi nya.


Do Won A menlistkan apa yang di ingat nya pada kasus di Stasiun Mugyeong Dunia A. Dia menuliskan tentang enam koban yang di temukan disana.

Do Won A : “Di antara para korban dari dunia lain, ‘Lee Ji-young’, hanya satu orang yang bisa dikenali.”

Do Won A mencoba mencari informasi tentang Ji Young. Tapi nama itu tidak ada ditemukan di daftar laporan pencarian orang hilang.


“Astaga. Kurang kerjaan sekali, ya? Daripada mengganggu polisi lain soal orang yang ternyata tak hilang, selidiki saja berkas kasus di mejamu itu,” komentar seorang polisi yang sedang bersantai disana. “Ada kasus orang hilang yang dilimpahkan ke Unit Jatanras.”
“Kasus orang hilang? Aku tak dikabari,” balas Do Won A.

“Sudah biasa, 'kan?” balas si polisi sambil tertawa. “Sejak kapan kau dikabari sebelum investigasi dimulai?” ejek nya.


Ketika Seo Kyung sampai dikantor, dia langsung mendapatkan pesan dari Joon Young. “Kami mau mengusut kasus orang hilang. Susul kami ke TKP.”


Setelah membaca pesan itu, Seo Kyung segera ingin berangkat. Dan tepat disaat itu, Do Won A datang dan diapun berjalan mengabaikan nya. Tapi kemudian dia berhenti, “Kejadian tempo hari kusamakan dengan itu. Kegilaan pemabuk. Macam kecelakaan akibat pengemudi mabuk. Entah apa alasanmu memelukku, tapi ini toleransi terakhirku atas sikapmu. Kuharap tak ada lagi insiden yang memalukan kita, karena kita sama-sama risi,” jelas nya dengan tegas. “Ada kasus orang hilang,” katanya, memberitahu.

Do Won A mengikuti Seo Kyung dan berjalan berdampingan dengan nya. “Aku tak risi. Aku justru senang kau di sini.”

Didalam mobil. Do Won A mengingat kenangan nya bersama dengan Seo Kyung dulu, saat berada di Dunia A.


Seo Kyung memberitahu Do Won A bahwa ada seseorang yang menguntitnya. Dia mengatakan kepada si penguntit bahwa dia sudah punya pacar. Dan Do Won A mengomentari kalau Seo Kyung telah menipu. Lalu dia memberikan air minum kepada Seo Kyung yang sedang sibuk makan.
Seo Kyung membenarkan bahwa dia telah menipu si penguntit. Dan dia ingin Do Won A berpura- pura untuk menjadi pacar nya. Dengan tegas, Do Won A langsung menolak. “Kau ingin polisi berbohong?” tanyanya.

Mendengar itu, Seo Kyung merasa kesal. “Menepi. Aku jalan saja,” katanya, mengambek. Dan dengan nurut, Do Won A pun menepi.


Tepat ketika Seo Kyung turun dari dalam mobil, si penguntit datang mendekatinya. Dan melihat itu, Do Won A pun berteriak. “Seo-kyung. Langsung pulang, ya. Nanti kumasakkan makanan favoritmu,” katanya dengan perhatian.

“Ya!” jawab Seo Kyung dengan senang. “Dah,” katanya saat Do Won A melaju pergi. “Itu pacarku,” katanya kepada si penguntit.


Do Won A tersenyum melihat itu dari kaca spion.


Mengingat kejadian itu, Do Won A tersenyum. Lalu dia memperhatikan Seo Kyung dari Dunia B, tapi Seo Kyung tampak cuek padanya.
“Kenapa kau jadi polisi?” tanya Do Won A, memulai pembicaraan.

“Untuk menghidupiku,” jawab Seo Kyung dengan singkat. “Kau sendiri? Kenapa kau jadi polisi?”



“Untuk menghidupi seseorang. Itu juga alasanku bertahan hidup,” jawab Do Won A. “Dulu dia temanku, keluargaku satu-satunya, dan wanita yang kucintai.”
“Tak berakhir indah, ya? Kau bilang, "Dulu.”,” komentar Seo Kyung.
“Belum berakhir. Selama dia masih hidup, bagaimanapun penampilannya, itu sudah cukup bagiku,” balas Do Won A.
Do Won A kemudian dengan tegas memberitahu bahwa Lee Jin Sung adalah saksi mata dari pembunuhan berantai. Dan saat dia sudah menemukan cara untuk membuktikan nya, dia mengajak Seo Kyung untuk membahas itu bersama.

Post a Comment

Previous Post Next Post