Original Network : OCN
Do
Won A menanyai penjaga di stasiun, apakah ada kereta yang beroperasi saat
hujan. Dan si penjaga mengiyakan, “Kereta terakhir ke perhentian terakhir,
Stasiun Mugyeong, pukul 21.35. Tapi kereta ini...” kata si penjaga menjelaskan
dengan ragu.
Didalam
kereta yang dimaksud oleh si penjaga stasiun, seseorang dengan pakaian serba
hitam memeriksa seluruh isi kereta yang sedang kosong. Dan ketika dia melihat
salah satu kaca pintu pada kereta pecah, dia merasa gugup. Dia mengeluarkan
botol obat nya dan meminumnya. Kemudian dia lanjut berjalan sambil menyeret
sebelah kaki nya.
Tidak
lama kemudian, si pria hitam menemukan buku milik Do Won A yang terjatuh di
bawah bangku penumpang. Buku itu terjatuh pada saat Do Won A terseret oleh para
penumpang yang panik. Dan didalam buku tersebut, ada foto Do Won A dengan Seo
Kyung.
“Jadi,
kereta ini takkan beroperasi lagi?” tanya Do Won A sambil melihat kereta yang
dimaksud.
“Belum
ditetapkan untuk dibongkar. Kami tak tahu. Tapi keretanya lumayan usang. Hampir
mengalami kecelakaan besar saat operasi terakhirnya. Hari itu, pintu ini dibuka
paksa. Malah, bukan cuma pintu ini. Setelah kereta berhenti, ternyata pintu
lainnya juga telah terbuka entah kenapa. Untung saja tak ada yang terluka,”
jawab si penjaga kereta.
Si
pria hitam mendengarkan pembicaraan itu dari dalam kereta.
Do
Won A memeriksa isi kereta sambil menghubungi Polisi Dua yang pernah berniat
untuk menangkap nya di dalam kereta. “Bagaimana kau bisa naik kereta itu saat
menangkapku dulu?” tanyanya, ingin tahu.
“Kami
dapat laporan dari Stasiun Ilsung. Ada yang melihatmu naik kereta ke Mugyeong,”
jawab Polisi Dua, memberitahu. “Kamu tak ingat? Kau tergopoh keluar toilet.
Lalu aku dan rekanku mengejarmu,” jelas nya. Tapi Do Won A sudah tidak
mendengar kan lagi.
Do Won A : “Aku di dunia ini juga naik kereta
hari itu. Kami bertukar tempat.”
Do
Won A membayangkan bagaimana Do Won B membuka pintu kereta. Lalu melompat
keluar dari dalam kereta pada hari itu.
Do
Won B terbangun dari komanya. Dengan panik, dia melepaskan alat bantu
pernafasan nya dan lalu menonton berita tentang kasus di Stasiun Mugyeong. Dan
dia merasa heran, apa yang terjadi. Kemudian tepat disaat itu, Jung Min datang
ke dalam kamar rawat nya, dan dia merasa terkejut.
“Kau
tahu sudah pingsan berapa lama? Kau kenapa? Kenapa terkapar di Stasiun
Mugyeong?” kata Jung Min, mengajukan banyak pertanyaan dengan perhatian.
Mendengar
itu, Do Won B tidak menjawab. Dia melepaskan gips di lehernya, lalu bertanya,
“Apa maksud berita itu? Kenapa Stasiun Mugyeong tutup?”
“Do-won.
Kau baik-baik saja?” tanya Jung Min, ragu.
Do
Won A menemukan jejak sepatu yang masih baru didalam kereta, dan dia merasa
heran. Lalu tiba- tiba telpon didalam kereta berbunyi. Dan dengan waspada Do
Won A pun mengangkat telpon itu.
Pria
hitam : “Kita semua menjalani hidup cadangan secara bersamaan.”
“Siapa
kau?” tanya Do Won A.
Pria
hitam : “Kau sendiri? Siapa kau? Sepertinya kau melewati perbatasan.”
“Kau,
ya? Pembunuh Seo-kyung,” kata Do Won A, emosi. “Kau pelakunya, 'kan? Semuanya
ulahmu. Kasus 12 tahun lalu dan mayat-mayat yang ditemukan di sini.”
Pria
hitam : “Entahlah,” jawab nya sambil terkekeh pelan. “memang apa buktinya?
Keretanya rusak dan jalurnya ditutup. Kau tahu betapa sakitnya saat isi perut
dibelek? Hiduplah sambil bersembunyi. Kecuali kau mau kehilangan sesuatu yang
berharga lagi,” ancam nya. Lalu dia mematikan telpon nya.
Setelah
telpon ditutup, Do Won A segera berlari ke arah si pria hitam menelpon nya
barusan. Tapi ternyata si pria hitam telah menghilang. Dan Do Won A tidak bisa
menemukan nya. Yang di temukan nya hanyalah foto nya dan Seo Kyung yang masih
utuh. Serta buku catatan kepolisian nya yang sedang terbakar.
Do
Won A ingin mengambil buku nya tersebut. Tapi tiba- tiba dia merasa kepala nya
sangat sakit sekali. Jadi diapun terlambat untuk menyelamatkan bukunya.
Seo
Kyung pindah ke divisi Do Won. Dan saat Seo Kyung datang, Joon Young dan
Detektif Woo mengajak nya untuk makan bersama di luar. Tapi dengan sikap
dingin, Seo Kyung menolak ajakkan mereka berdua. Sehingga mereka berdua pun
merasa canggung dan segera pergi meninggalkan Seo Kyung.
“Aku
senang kedatangan personel tambahan, tapi aku baru tahu orangnya Letnan Han
Seo-kyung,” kata Joon Young, bergosip.
“Kau
mengenalnya?” tanya Detektif Woo.
“Pernah
kuceritakan, 'kan? Dia sosiopat terkenal dari Kepolisian Ilsung.”
Ketika
kantor sudah kosong, Seo Kyung secara diam- diam memeriksa meja kerja Do Won.
Dan dia memotret apa yang ada di dalam buku catatan Do Won A.
Polisi
Dua menelpon Seo Kyung dan memberitahu bahwa barusan Do Won A ada mencari Seo
Kyung. Mendengar itu, Seo Kyung merasa heran. Dan tepat disaat itu, Do Won A
datang.
Saat
Do Won A melihat Seo Kyung, dia menatap nya dengan tatapan lega sambil
mengingat ancaman si pria hitam.
“Kabarnya
personel tim ini selalu tersisa dua meski banyak personel baru keluar masuk.
Reputasinya buruk sekali,” kata Seo Kyung, menjelaskan kepindahan nya. Tapi Do
Won A tidak terlalu mendengarkan itu dan langsung memeluk nya dengan erat.
“Anggap
saja aku gila. Anggap aku tak waras. Hilang akal. Putra pembunuh dan putri
korban. Katamu itu awal kita, 'kan?” kata Do Won A, tidak mau melepaskan Seo
Kyung. Dan dengan kesal Seo Kyung langsung mendorong Do Won A dengan kuat.
“Bersabarlah. Akan kubuktikan kau keliru,” tegas Do Won A.
Seo
Kyung menceritakan tentang kasus kematian Ayahnya kepada Dokter psikolog nya.
Dan setelah Seo Kyung selesai bercerita, si Dokter mengomentari bahwa ini sudah
lama sejak Seo Kyung membahas kejadian dulu, dan dia menanyai, apa pemicu yang
mengingatkan Seo Kyung pada kejadian itu.
“Dia
dibebaskan baru-baru ini. Dia pasti beristirahat dengan nyaman, makan hidangan
enak, dan tertawa saat menonton televisi. Pasti hidupnya seperti itu karena dia
masih hidup. Pasti dia merasa sudah menebus kesalahannya.,” kata Seo Kyung
dengan penuh kebencian. “Tapi, Dokter, kepada siapa dia menebus kesalahannya?
Korbannya aku, dan aku belum memaafkannya.”
Si
Dokter menuangkan teh dan membiarkan Seo Kyung untuk meminum itu supaya Seo
Kyung bisa kembali merasa tenang.
Setelah
sesi konsultasi selesai, Seo Kyung memberitahu si Dokter untuk tidak perlu
menjadwalkan sesi nya di saat makan siang si Dokter lagi, karena sekarang dia
bekerja di stasiun Mugyeong yang lebih dekat ke rumah sakit. Dan si Dokter
menanyai, apa penyebab Seo Kyung mau di mutasi ke sana. Dan Seo Kyung menjawab
bahwa dia bukan di mutasi, tapi dia hanya mengganti rekan kerjanya saja, karena
ada seseorang yang harus di awasi nya.
Do
Won A menlistkan apa yang di ingat nya pada kasus di Stasiun Mugyeong Dunia A.
Dia menuliskan tentang enam koban yang di temukan disana.
Do Won A : “Di antara para korban dari dunia
lain, ‘Lee Ji-young’, hanya satu orang yang bisa dikenali.”
Do
Won A mencoba mencari informasi tentang Ji Young. Tapi nama itu tidak ada
ditemukan di daftar laporan pencarian orang hilang.
“Astaga.
Kurang kerjaan sekali, ya? Daripada mengganggu polisi lain soal orang yang
ternyata tak hilang, selidiki saja berkas kasus di mejamu itu,” komentar
seorang polisi yang sedang bersantai disana. “Ada kasus orang hilang yang
dilimpahkan ke Unit Jatanras.”
“Kasus
orang hilang? Aku tak dikabari,” balas Do Won A.
“Sudah
biasa, 'kan?” balas si polisi sambil tertawa. “Sejak kapan kau dikabari sebelum
investigasi dimulai?” ejek nya.
Ketika
Seo Kyung sampai dikantor, dia langsung mendapatkan pesan dari Joon Young. “Kami mau mengusut kasus orang hilang. Susul
kami ke TKP.”
Setelah
membaca pesan itu, Seo Kyung segera ingin berangkat. Dan tepat disaat itu, Do
Won A datang dan diapun berjalan mengabaikan nya. Tapi kemudian dia berhenti,
“Kejadian tempo hari kusamakan dengan itu. Kegilaan pemabuk. Macam kecelakaan
akibat pengemudi mabuk. Entah apa alasanmu memelukku, tapi ini toleransi
terakhirku atas sikapmu. Kuharap tak ada lagi insiden yang memalukan kita,
karena kita sama-sama risi,” jelas nya dengan tegas. “Ada kasus orang hilang,”
katanya, memberitahu.
Do
Won A mengikuti Seo Kyung dan berjalan berdampingan dengan nya. “Aku tak risi.
Aku justru senang kau di sini.”
Didalam
mobil. Do Won A mengingat kenangan nya bersama dengan Seo Kyung dulu, saat
berada di Dunia A.
Seo
Kyung memberitahu Do Won A bahwa ada seseorang yang menguntitnya. Dia
mengatakan kepada si penguntit bahwa dia sudah punya pacar. Dan Do Won A
mengomentari kalau Seo Kyung telah menipu. Lalu dia memberikan air minum kepada
Seo Kyung yang sedang sibuk makan.
Seo
Kyung membenarkan bahwa dia telah menipu si penguntit. Dan dia ingin Do Won A
berpura- pura untuk menjadi pacar nya. Dengan tegas, Do Won A langsung menolak.
“Kau ingin polisi berbohong?” tanyanya.
Mendengar
itu, Seo Kyung merasa kesal. “Menepi. Aku jalan saja,” katanya, mengambek. Dan dengan
nurut, Do Won A pun menepi.
Tepat
ketika Seo Kyung turun dari dalam mobil, si penguntit datang mendekatinya. Dan
melihat itu, Do Won A pun berteriak. “Seo-kyung. Langsung pulang, ya. Nanti
kumasakkan makanan favoritmu,” katanya dengan perhatian.
“Ya!”
jawab Seo Kyung dengan senang. “Dah,” katanya saat Do Won A melaju pergi. “Itu
pacarku,” katanya kepada si penguntit.
Do
Won A tersenyum melihat itu dari kaca spion.
Mengingat
kejadian itu, Do Won A tersenyum. Lalu dia memperhatikan Seo Kyung dari Dunia
B, tapi Seo Kyung tampak cuek padanya.
“Kenapa
kau jadi polisi?” tanya Do Won A, memulai pembicaraan.
“Untuk
menghidupiku,” jawab Seo Kyung dengan singkat. “Kau sendiri? Kenapa kau jadi
polisi?”
“Untuk
menghidupi seseorang. Itu juga alasanku bertahan hidup,” jawab Do Won A. “Dulu
dia temanku, keluargaku satu-satunya, dan wanita yang kucintai.”
“Tak
berakhir indah, ya? Kau bilang, "Dulu.”,” komentar Seo Kyung.
“Belum
berakhir. Selama dia masih hidup, bagaimanapun penampilannya, itu sudah cukup
bagiku,” balas Do Won A.
Do
Won A kemudian dengan tegas memberitahu bahwa Lee Jin Sung adalah saksi mata
dari pembunuhan berantai. Dan saat dia sudah menemukan cara untuk membuktikan
nya, dia mengajak Seo Kyung untuk membahas itu bersama.
Tags:
Train