Original Network : OCN
Korban
yang hilang adalah Jung Kyung Hye. Usianya 50 tahun. Dia tinggal sendirian,
sementara putri semata wayang nya sudah menikah. Putri nya berada diluar negri,
saat dia menghilang. Terakhir terlihat, dia turun dari bus sepulang kerja 14
hari lalu, tapi tidak ada jejak nya sejak saat itu.
“Fase
gentingnya telah lama berlalu,” komentar Seo Kyung.
“Maksudmu,
ibuku sudah kenapa-kenapa?” tanya Si Putri korban, merasa khawatir. Dan dengan
sigap, Joon Young langsung menenangkan nya dan membawanya untuk masuk kembali
ke dalam rumah.
Setelah
Joon Young melakukan itu, Detektif Woo menasehati Seo Kyung untuk berhati- hati
dalam berbicara. Karena sekarang Si putri sedang menyalahkan dirinya sendiri,
sebab dia telat melapor. Tapi Seo Kyung tidak merasa kalau dirinya salah,
karena tidak pernah ada orang yang telah lama menghilang di temukan dalam
keadaan hidup. Jadi mereka harus menemukan jasad dan pembunuhnya sesegera
mungkin. Dan jangan beri keluarga korban harapan kosong. Itu pendapatnya.
Setelah
mengatakan itu, Seo Kyung pergi duluan. Do Won A ikut pergi, tapi dia pergi ke
dalam rumah korban untuk mencari tahu informasi lebih lanjut. Namun sebelum
itu, dia memberitahu Detektif Woo untuk mengabari nya setiap ada kasus baru.
“Satunya
pemarah, satunya sosiopat. Ini bukan Unit Jatanras, tapi gerombolan penjahat,”
keluh Joon Young.
“Diam,”
bentak Detektif Woo.
Detektif
Woo ikut masuk ke dalam rumah korban. Dan Do Won A langsung menanyai, bagaimana
CCTV di stasiun. Dan Detektif Woo dengan cepat menjawab bahwa di daerah ini
tidak ada CCTV.
“Benarkah
tak ada peluang ibuku masih hidup?” tanya si putri korban dengan sangat
khawatir. Dan Detektif Woo kesulitan untuk menjawab.
“Jujur
saja, sulit untuk optimistis. Namun, soal peluang hidup, itu di luar kuasa
kami,” jawab Do Won A dengan tegas dan jujur. “Segala kemungkinan harus
ditimbang...”
Tiba-
tiba Do Won A berhenti berbicara, saat dia melihat foto keluarga korban. Itu
adalah korban keenam. Dan dengan terkejut, Do Won menanyai, apakah korban
bekerja di pabrik. Dan si putri membenarkan, Ibunya bekerja untuk pemasok
perusahaan mobil dan sidik jari Ibunya sangat halus.
Setelah
mengatakan itu, si putri korban menangis. Sedangkan Do Won A, dia merasa sangat
syok. Karena orang yang hilang ini adalah korban keenam yang di temukan di
Stasiun Mugyeong Dunia A.
Seo
Kyung memerika sekeliling rumah korban dengan teliti. Dia menemukan ruang
paviliun yang terkunci, ruangan itu disewakan sejak putrinya menikah, kira-
kira setahun lalu. Dan dia juga menemukan keramik pecah dan kursi kayu yang
patah. “Apa ada perkelahian?” gumam nya, berpikir.
Detektif
Woo menemukan surat yang sudah agak terbakar. Dan dia memperlihatkan itu kepada
Do Won A. “Saya akui meminjam lima juta
won...”
“Kau
tahu ini milik siapa?” tanya Do Won A sambil menunjukkan surat itu kepada si
putri korban.
“Penyewa
paviliunnya,” jawab si putri korban.
“Jika
dia tinggal di sini, dia pasti tahu ibumu berhari-hari tak pulang. Kenapa dia
tak melapor?” tanya Do Won A.
“Saat
kutanya, katanya dia kira ibuku berwisata atau semacamnya,” jawab si putri
korban.
“Kini
dia di mana?”
Seo
Kyung dan Joon Young bertanya- tanya kepada warga sekitar. Penyewa Paviliun,
belakangan ini, pria itu selalu membuat korban (Kyung Hye) sakit kepala. Karena
dia sering di minta pergi, tapi dia tidak mau pergi, sehingga membuat korban
frustasi. Dan mereka berdua ribut setiap hari. Ditambah dia ada meminjam uang
juga dari korban.
Kyung
Hye menarik dan mengusir si penyewa dari tempat nya. Tapi si penyewa menolak,
dan dengan kasar dia menghancurkan kendi minum disana.
“Astaga!
Kubunuh kau nanti,” umpat si penyewa.
Si
warga menceritakan bahwa si penyewa adalah mantan narapidana. Dan karena itu,
Kyung Hye merasa tidak nyaman untuk makan atau keluar rumah. Lalu si penyewa
juga agresif setiap kali dia mabuk. Jadi Kyung Hye tidak tahan membiarkan nya
tinggal.
Tepat
disaat mereka berempat masih mengobrol, Do Won A dan Detektif Woo datang
menghampiri Seo Kyung dan Joon Young.
Seo
Kyung memberitahu informasi yang di dapatnya tentang si penyewa. Dan mengetahui
itu, Detektif Woo menganggap bahwa Kyung Hye adalah orang hilang. Tapi Do Won A
langsung menyela, dia memberitahu bahwa Kyung Hye adalah korban, karena Kyung
Hye sudah mati, tapi mereka tidak akan bisa menemukan jasad nya. Jadi bila si
penyewa memang adalah pelaku pembunuhan, maka mereka harus membuktikan itu
tanpa jasad.
Mendengar
itu, mereka bertiga merasa heran. Tapi tidak ada yang bertanya lebih lanjut.
Didalam
mobil. Detektif Woo menanyai, kenapa Do Won A bisa yakin kalau Kyung Hye sudah
mati, bila itu hanya asumsi, maka itu tidak bisa di bukti kan.
“Maksudku,
percuma membahas peluang dia selamat,” jelas Do Won A. Lalu dia berpikir, “Benarkah itu dia?” tanyanya. Sambil mengingat tentang ancaman si Pria hitam padanya.
Kereta
melaju dengan cepat.
Di
Dunia A. Do Won B melihat- lihat file tentang korban keenam di Stasiun
Mugyeong. Lalu dia melihat cincin yang di bawa nya dari Dunia B.
Cincin
itu Do Won B dapatkan pada saat dia bertemu dengan Jin Sung di stasiun. Ketika
itu, Jin Sung mengatakan padanya bahwa ada mayat wanita di dalam koper, dan
cincin itu terjatuh dari dalam koper.
Jung
Min datang. Dan Do Won B menunjukkan
tanda pengenalnya. “Seo Do-won, komandan Unit 3 Jatanras, Kepolisian Mugyeong.
Awalnya konstabel, kini letnan. Saat mengusut kasus pembunuhan berantai, yang
mayat-mayatnya dibuang di Stasiun Mugyeong, aku ditemukan pingsan di stasiun,”
katanya.
“Ya.
Akhirnya kau sadar,” kata Jung Min, bersemangat. “Kau meracau soal Lee Jin-sung
mati dan bertemu dengan mendiang ayahmu... Tahu, tidak, betapa takutnya aku?”
omel nya.
Jung
Min kemudian meminta Do Won B untuk menjelaskan, kenapa Do Won B bisa terkapar
di Stasiun. Dan Do Won B menanyai, jika dia bilang, apakah Jung Min akan
mempercayainya. Dan Jung Min balas menanyai, apakah Do Won B ingin mengatakan
omong kosong itu lagi.
“Tapi...
itu benar-benar ada. Dunia awal dari semua ini,” kata Do Won B dengan serius.
Ditoko
bunga. Ketika si penyewa pulang dan tidak sengaja mendengar bahwa Do Won A
serta Detektif Woo datang mencarinya, dia langsung pergi darisana.
Pemilik
toko menawarkan diri untuk menghubungi si penyewa agar segera datang. Tapi Do
Won A menahannya. Dia memilih untuk menunggu. Tepat disaat itu, terdengar suara
mobil yang melaju pergi. Dan Do Won A serta Detektif Woo pun segera mengejar
nya.
“Letnan
Han,” panggil Joon Young. “Saat Inspektur Seo bilang mayatnya tak akan
ditemukan, mungkinkah ini maksudnya?” tanyanya sambil menunjukkan data yang
ditemukannya. “Ini perusahaan yang menjual peralatan dapur bekas. Hanya satu barang
seharga itu di situs mereka,” jelasnya kepada Seo Kyung.
Do
Won A dan Detektif Woo kehilangan jejak mobil si penyewa.
Seo
Kyung menelpon Do Won A dan melaporkan apa yang ditemukannya. “Pada hari korban
menghilang, dia membeli penggiling daging. Mesin yang ada di toko pedaging.
Mungkin Kim Jin-woo (Si penyewa) lebih brutal dari dugaan kita," jelas
nya.
Mendengar
itu, Do Wo A langsung menepikan mobil nya dan mendengarkan dengan serius.
“Aku
akan ke kantor dan minta surat penangkapan,” kata Joon Young. Lalu diapun pergi
dari rumah korban. Dan tepat ketika dia pergi, Jin Woo datang.
Menyadari
kedatangan Jin Woon, Seo Kyung memberitahu Do Won A. Lalu dia langsung
mematikan telpon nya. Dan dengan khawatir, Do Won A segera melaju ke sana.
Detektif
Woo menelpon Joon Young. Dan ketika dia tahu kalau Joon Young balik ke kantor,
dia langsung mengomeli nya dengan kesal.
Dengan
hati- hati, Seo Kyung mendekati paviliun tempat Jin Woon menyewa.
Jin
Woon memeriksa penggiling daging milik nya.
Seo
Kyung mengambil botol kaca dan bersiap untuk masuk ke dalam Paviliun serta
menyerang. Tapi sebelum dia sempat masuk, Jin Woon tiba- tiba membuka pintu dan
membuatnya terdorong ke arah tumpukan botol- botol kaca dan membuat tangan nya
berdarah.
Tanpa
memperdulikan tubuhnya yang terluka, Seo Kyung memegang kaki Jin Woon dan
menahan nya supaya tidak melarikan diri. Namun dengan kasar, Jin Woon menendang
Seo Kyung, kemudian diapun segera kabur dari sana.
Dengan
susah payah, Seo Kyung berdiri. Dan lalu dia masuk ke dalam Paviliun yang mulai
mengeluarkan asap karena di bakar. Tepat disaat itu, Do Won A datang. Dan dia
langsung menarik Seo Kyung keluar dari dalam paviliun dan memarahi nya.
“Kim
Jin-woo menyalakan api untuk menyingkirkan buktinya. Ini TKP tempat Jung
Kyung-hye dibunuh,” kata Seo Kyung sambil berkeras kepala ingin masuk ke dalam
paviliun.
“Letnan
Han. Letnan Han! Hentikan. Ini perintah,” bentak Do Won A dengan tegas sambil
menahan Seo Kyung. Kemudian dia memeriksa luka di tangan Seo Kyung.
Kereta
melaju melewati jalur yang aneh.
Do
Won B memikirkan segala nya kembali. “Bukan Ayah. Mayat. Ada mayat wanita di
dalam koper. Pelakunya di sana. Aku harus kembali.”
Seo
Kyung dan Detektif Woo berpencar mencari Jin Woo. Dan Jin Woo yang bersembunyi
di dekat mereka, ketika dia melihat mereka berdua berpencar, dia segera pergi
dari sana.
Do
Won A juga mencari Jin Woo. Dan melihat dirinya, Jin Woo mengepalkan tangan
dengan marah. “Sialan...” umpatnya.
Ketika
Do Won A sedang lengah. Jin Woo berlari dan menyerang nya. Dan saat Do Won A melihat
wajahnya, dia merasa sangat terkejut.
Ketika
Do Won B sedang berganti pakaian, Jin Woo datang. Dan Do Won B langsung
menyerang serta menahan nya dengan kuat.
Tags:
Train