Original Network : OCN
Di
klinik. Seorang remaja pria menjalani proses terapi hinoptis. Dia menceritakan
kisah nya kepada Dokter psikolog nya (Ini adalah Dokter psikolog Seo Kyung
juga).
“Seluruh
lantai berlumuran darah. Ibuku tidak sadarkan diri. Aku mendengar pintu depan
terbuka. Aku pergi ke ruang tamu, dan aku melihat pelakunya melarikan diri.”
“Kamu
melihat wajahnya?” tanya si Dokter.
“Sepatunya…”
jawab si remaja. “Aku hanya melihat sepatunya.”
“Sepatu
apa itu?” tanya si Dokter.
“Yang
aku beli untuk ayahku pada hari ulang tahunnya.”
Setelah
sesi hinoptis selesai, si remaja menceritakan bahwa dia sangat ingin membunuh
Ayah nya. Dan si Dokter menjawab bahwa si remaja bisa membunuh, lalu dia
memberikan sebuah buku kepadanya, itu adalah buku yang sering di bacanya sejak
kecil. Judul buku itu "'My Sweet Orange Tree' oleh Jose Mauro de Vasconcelos".
"Ya, aku akan membunuhnya. Aku
sudah memulainya. Membunuhnya tidak berarti mengambil pistol Buck Jones dan
dor! Bukan begitu. Kamu bisa membunuh seseorang di hatimu. Berhentilah
mencintai mereka. Suatu hari mereka mati.”
Setelah
si remaja membaca satu paragraf penting di buku tersebut. Si Dokter
menasehatinya, “Selama kamu terus membenci seseorang, orang itu tidak akan
pernah menghilang dari hatimu. Tapi dengan melakukan itu, kamu hanya menyiksa
dirimu. Jadi, berhentilah melampiaskan kebencianmu. Itu cara terbaik untuk
membunuh seseorang. Mengerti?”
Si
Dokter membahas kasus si remaja kepada seniornya. Si remaja tampaknya harus di
rawat dalam waktu yang lama, dan karena Seo Kyung meminta bantuannya, jadi dia
akan berusaha untuk merawat si remaja dengan baik.
Lalu
tepat disaat si Dokter dan si Senior sedang mengobrol. Berita tentang Jin Woo
yang kabur dari sel tahanan muncul di berita TV. Dan dengan serius, si Dokter
menonton berita tersebut.
Didalam
mobil. Seorang pria dengan bekas luka di bawah matanya, dia membaca berita
tentang Jin Woo yang ada di internet.
Tim
Do Won A membahas tentang kasus Jin Woo. Petugas yang diserang oleh Jin Woo
telah sadarkan diri di rumah sakit, dan gunting kuku yang hilang di temukan di
dalam sel tahanan. Untuk pendeteksi logam yang berbunyi, itu di karenakan Jin
Woo ada menelan sebuah koin sebelumnya. Namun koin itu tidak akan membahayakan
tubuh Jin Woo.
“Jika
dia tidak membunuh Jung Kyung Hye, kenapa dia berusaha keras untuk kabur
seperti ini?” tanya Seo Kyung, heran.
“Meski
begitu, dia melakukan pembakaran. Kamu tahu mantan narapidana sangat benci
kembali ke penjara. Mungkin itu alasannya,” jawab Joon Young, menjelaskan.
“Lalu
kenapa dia melakukan pembakaran? Kenapa dia membeli mesin pemotong daging?”
tanya Detektif Woo.
“Bagaimana
jika ini sebenarnya kasus lain? Bagaimana jika dia membakar paviliun itu dan
membutuhkan mesin pemotong daging untuk alasan yang sangat berbeda?” kata Do
Won A, berpikir.
Do
Won A kemudian teringat tentang perkataan Jin Woo yang demi Nenek nya, dia akan
melakukan apapun. Dia akan membalas setiap orang yang menyakiti Nenek nya. Dan
mengingat itu, dia menyuruh Detektif Woo, Joon Young, dan Seo Kyung, untuk
mencari tahu bagaimana Nenek Jin Woo meninggal.
Joon
Young dan Detektif Woo pergi ke pasar untuk mencari informasi.
Seo
Kyung memeriksa paviliun yang terbakar untuk mencari tahu tujuan Jin Woo
membeli penggiling daging. Dan disana, dia menemukan sebuah koran lama tanggal
3 september. Dan menemukan itu, dia pun langsung mencari beritanya di Internet.
"Harian
Myungjin, Rabu, 3 September 2019". "Sulitkah membuktikan seseorang
bersalah jika tidak ada jasad?". Itu lah isi artikel pada koran tersebut.
Do Won A : “Alasan dia melakukan pembakaran
agar bisa menyembunyikan sesuatu.”
Seo Kyung : “Targetnya. Siapa yang ingin
dibunuh Kim Jin Woo?”
Seo
Kyung teringat akan kamera didalam mobil Jin Woo yang ada diperiksa oleh Joon
Young. Dan teringat itu, dia pun langsung memeriksa isi kamera tersebut.
Do
Won A pergi ke tempat Jin Woo bekerja, dan bertanya- tanya. Dan pemilik toko
pun memberitahu, Jin Woo baru bekerja sekitar sebulan ditokonya, dan Jin Woo
mulai bekerja ditokonya, saat ada seorang klien mereka yang meminta mereka
untuk menyelesaikan sesuatu secepat mungkin.
Pemilik
toko lalu menunjukkan kartu nama klien nya kepada Do Won A. Dan Do Won A
menerima kartu nama tersebut, lalu dia menghubungi Detektif Woo.
Detektif
Woo melaporkan informasi yang didapatnya. Beberapa tahun lalu, sebuah
perusahaan konstruksi memaksa orang- orang dipasar untuk pindah. Dan orang-
orang dipasar pun melakukan demo untuk menentang nya.
Pada
saat demo berlangsung, Nenek Jin Woo terjatuh karena seorang pegawai
konstruksi. Nenek Jin Woo lalu dibawa ke rumah sakit, tapi karena Jin Woo
sedang di penjara, maka pengobatannya pun tertunda, dan pada akhirnya Nenek Jin
Woo meninggal. Nama perusahaan konstruksi tersebut adalah "Manajemen,
Gunhyung Development".
Didalam
kamera Jin Woo, ada banyak foto rumah Ibu Tiri Seo Kyung.
Jin
Woo datang ke rumah Ibu tiri Seo Kyung dan memotret keadaan disana. Lalu tepat
disaat itu, sebuah mobil perkebunan datang. Melihat itu, dia pun mendapatkan
sebuah ide. Dan sejak saat itu, dia mulai bekerja diperusahaan perkebunan
tersebut supaya dia bisa dengan mudah masuk ke dalam rumah Ibu tiri Seo Kyung
serta memeriksa keadaan CCTV disana.
Jin
Woo mengambil data CCTV yang ada di rumah Ibu tiri Seo Kyung.
Ketika
Seo Kyung datang ke paviliun, Jin Woo merasa panik. Jadi karena itu dia pun
segera membakar semua yang ada di dalam paviliun nya.
Do
Won A memerintahkan Detektif Woo dan Joon Young untuk menghubungi divisi
patroli terdekat dan pergi ke alamat yang di kirimnya barusan.
Seo
Kyung merasa ragu untuk mengbubungi Ibu tirinya, saat dia teringat tentang
bagaimana Ibu tirnya sering menyiksa nya hingga membuat nya ingin bunuh diri.
Tapi pada akhirnya, diapun tetap mencoba untuk menelpon.
Detektif
Woo menelpon Do Won A dan melapor bahwa sedang ada kecelakaan mobil yang
serius, jadi divisi patroli terdekat tidak bisa mengirimkan bantuan. Mendengar
itu, Do Won A langsung menyetir mobil nya dengan buru- buru.
Jin
Woo masuk ke dalam rumah Ibu tiri Seo Kyung sambil memegang pisau.
Do
Won A sampai didepan rumah Ibu tiri Seo Kyung. Dan Detektif Woo serta Joon
Young yang sudah berada disana duluan, mereka melapor bahwa mereka baru saja
tiba dan pintu rumah terkunci, mereka mencoba menelpon pemilik rumah, tapi
tidak ada jawaban.
Jin
Woo masuk ke dalam kamar Ibu tiri Seo Kyung yang sedang tertidur. Dia berniat
untuk menusuk si Ibu tiri dengan pisau, tapi dia merasa sedikit ragu dan tidak
berani. Sehingga diapun berdiam diri di sana cukup lama.
Tepat
disaat Jin Woo sudah siap dan ingin menusuk, Do Won A datang dan menghentikan
nya. “Tidak, Jin Woo. Jangan lakukan itu,” pintanya.
“Lepaskan,
dasar gila. Lepaskan. Kubilang lepaskan!” bentak Jin Woo.
Dengan
sekuat tenaga, Do Won A mendorong Jin Woo ke dinding dan menahan nya. “Jin Woo.
Tenanglah,” pintanya.
“Kamu
kemari untuk mati?” geram Jin Woo sambil mendorong Do Won A dengan keras.
“Baiklah. Aku akan membunuhmu lebih dahulu.”
“Tidak,
Jin Woo. Jika kamu melakukan ini sekarang, tidak ada jalan kembali!” kata Do
Won A, menasehati sambil memegang pisau Jin Woo.
“Hentikan
omong kosongmu,” geram Jin Woo.
Tepat
disaat itu, Detektif Woo datang. Dia menembak Jin Woo dan menyelamatkan Do Won
A. Lalu Joon Young segera memborgol tangan Jin Woo dan menahan nya di lantai.
Seo
Kyung kemudian datang. Dia menyalakan lampu kamar yang mati dan kemudian
berjalan mendekati tempat tidur Ibu tiri nya. Dan mengejutkan nya, Ibu tirinya,
Jo Young Ran, telah meninggal.
Melihat
Jo Young Ran, Do Won A sangat terkejut, karena dia mengingat Jo Young Ran yang
berada di Dunia A. (Jo Young Ran adalah Ibu tiri Seo Kyung, dan putra kandung
Jo Young Ran adalah Sung Wook).
Di
leher Young Ran ada sebuah kalung. Dan kalung itu adalah milik Ibu kandung Seo
Kyung. Seo Kyung mengingat jelas kalung tersebut, karena dia pernah memakainya.
“Bagaimana
kalung ibuku...” gumam Seo Kyung, sangat heran.
“Itu dia,” pikir Do Won A, teringat ancaman si pria hitam.
Tags:
Train