Sinopsis K- Drama : Flower Of Evil episode 8 part 4





Sinopsis K- Drama : Flower Of Evil episode 8 part 4
Original Network : tvN
“Para korban memiliki kesamaan. Para korban tiba-tiba menghilang, tapi tidak ada yang mencari mereka. Karena kematian Do Min Seok, polisi tidak melakukan penyelidikan menyeluruh terkait para korban. Karena itu, kita tidak punya banyak informasi tentang korban kecuali Jung Mi Sook,” jelas Woo Cheol.
“Park Kyung Choon, suaminya, melaporkan dia menghilang saat itu, jadi, kita tahu di mana dia sampai dia menghilang pada tanggal 11 Mei 2002,” tambah Ji Won.

Tim Ji Won membahas ulang kasus pembunuhan di kota Yeonju. Dan ada 57 dokumen pernyataan saksi yang mereka miliki. Ji Won yakin komplotan nya ada diantara 57 orang tersebut.
“Hei, kamu sangat antusias soal ini. Beberapa hari lalu, kamu tidak mau mengambil kasus itu,” komentar Detektif Choi.
“Aku sangat ingin memecahkan kasus ini,” jawab Ji Won.

Hee Sung, Moo Jin, dan Hae Su. Mereka bertiga berpikir keras. Hee Sung mencoba mengingat- ingat setiap tindakan Ayah nya untuk mengetahui pikiran Ayahnya.


Flash back
Do Min Seok memberikan seekor kelinci yang tertangkap kepada Hyun Su. Dia memberitahu bahwa Hyun Su bisa melakukan apa saja pada kelinci itu. Dan dia akan melihat hasil nya.

Flash back end


“Ayah suka memasang perangkap. Jung Mi Sook pasti masuk ke perangkapnya,” kata Hee Sung, mengerti sesuatu. “Suaminya dirawat di rumah sakit. Apa yang lebih mendesak dalam situasi itu?”


In Seo dibawa oleh seorang Bibi ke sebuah tempat. Itu adalah tempat “Agensi Tenaga Kerja”.



Di atas meja ada papan nama bertuliskan "CEO Yeom Sang Cheol". Dan ada banyak ponsel di atas meja. Lalu banyak preman yang duduk memperhatikan.

Dengan perhatian, Sang Cheol memberikan segelas jus jeruk kepada In Seo. Lalu dia menanyai, apakah In Seo lapar. Dan In Seo menjawab tidak sambil meminum jus jeruk yang diberikan padanya.

“Bagaimana kamu tahu tempat ini?” tanya Sang Cheol. Dan In Seo menunjukkan brosur yang dibawanya. “"Agensi Tenaga Kerja, kami menjamin 3.000 dolar per bulan" . "Terlepas dari pendidikan, usia, jenis kelamin, pengalaman"


“Benarkah aku bisa mendapatkan pekerjaan di sini?” tanya In Seo, ragu- ragu. Dan Sang Cheol tertawa keras.

Sang Cheol kemudian menyuruh In Seo untuk menuliskan resume nya.


Man Woo menonton berita tentang kasus kota Yeonju yang akan diseliki ulang oleh kepolisian. Dan Man Woo merasa khawatir. Lalu dia mengambil ponsel nya yang tersembunyi di dalam laci untuk menghubungi seseorang.

Tapi sebelum Man Woo sempat menghubungi nomor tersebut, dia mendapatkan pesan dari Bibi pembantu di rumah nya. “Ada yang salah dengan istri Anda. Dia tidak mau keluar dari kamar putra Anda.” Setelah membaca pesan tersebut, Man Woo buru- buru untuk pulang.


“Bisakah kamu mendapatkan catatan panggilan Jung Mi Sook atau berkas kasus saat dia menghilang?” tanya Hee Sung.
“Aku bukan mata-mata. Aku wartawan,” jawab Moo Jin dengan kesal.
“Andai aku bisa mengingat nomor telepon itu,” keluh Hae Su.

“Usiamu baru 19 tahun. Wajar kamu tidak ingat,” kata Moo Jin dengan lembut.


Moo Jin : “Bagaimana bisa dia membunuh orang? Apa yang terjadi saat itu?”

Moo Jin menatap Hae Su dan berpikir begitu. Dan Hee Sung menyadari hal tersebut.

Moo Jin kemudian memesan pizza untuk meringakan situasi yang tampak murung. Dan Hee Sung mengomentari bahwa Moo Jin pasti sangat menikmati situasi ini. Menangkap komplotan adalah rencana kedua Moo Jin. Karena tujuan utama Moo Jin adalah mendapatkan Hae Su kembali. Dan Moo Jin terkejut, karena itu benar.


“Apa aku salah?” tanya Hee Sung. “Kalau begitu, tatap mata kakakku sekarang dan ulangi ucapanmu 18 tahun lalu. Do Hae Su, kamu membuat ku muak,” katanya, mengingatkan.

Mendengar itu, Moo Jin merasa kesal dengan Hee Sung. Dan Hee Sung menjelaskan bahwa dia tidak peduli dengan hubungan antara Moo Jin serta Hae Su. Yang dia inginkan mereka fokus pada kasus sekarang. Lalu dia menyalakan kembali rekaman suara Pelaku. Dan Moo Jin mematikan itu.


“Moo Jin,” pinta Hae Su.
“Kamu selalu menghentikanku. Selalu. Aku, yang normal, yang merasakan ribuan emosi. Bukan dia, yang tidak normal,” keluh Moo Jin, kesal. “Kamu menganggapku apa? Kamu pikir aku bodoh? Kamu tidak merasa berterima kasih atau menyesal. Kamu tidak punya rasa malu. Kamu egois. Manusia mana yang akan mendampingimu? Kamu tidak merasakan apa pun setelah mendengar itu, bukan? Tapi kamu tahu sesuatu? Kebanyakan orang tidak bisa menghadapi orang sepertimu,” katanya dengan ketus kepada Hee Sung. “Coba tunjukkan sisi itu kepada Detektif Cha. Jati diri aslimu,” tantang nya.

“Hyun Su sedang fokus pada satu hal, itulah alasannya,” kata Hae Su, membela Hee Sung.


Dengan sinis, Hee Sung mengatai Moo Jin sebagai orang yang sungguh tidak berguna. Dan lalu dia ingin pergi. Tapi karena Hae Su dengan tegas menyuruhnya untuk duduk kembali, maka Hee Sung pun tidak jadi pergi.
“Hyun Su, katakan apa yang sebenarnya ingin kamu katakan. Itu satu-satunya cara Moo Jin bisa membantumu,” tegas Hae Su dengan serius.

“Aku sudah mengatakan semua yang kuinginkan,” balas Hee Sung, ketus.


Hae Su mengomentari bahwa Hee Sung sudah berubah. Dan Hee Sung tidak mengerti maksud Hae Su. Lalu Hae Su pun menjelaskan dimana perubahan Hee Sung. Dulu Hee Sung tidak pernah menginginkan apapun, tapi sekarang Hee Sung memiliki keinginan. Mendengar itu, Hee Sung tertegun.


Detektif Choi muak membaca begitu banyak dokumen. Dia ingin menangkap Do Hyun Su aja langsung. Dan dengan yakin, Ji Won mengatakan bahwa Hyun Su bukanlah komplotan Do Min Seok. Tapi Detektif Choi tetap bersikeras kalau Do Hyun Su adalah komplotan Do Min Seok.
“Tapi bagaimana kita bisa menemukan Do Hyun Su?” tanya Detektif Im.
“Benar sekali. Karena itu kita membaca ini,” keluh Detektif Choi.

Ji Won tiba- tiba teringat sesuatu. Dan diapun pamit pergi.

Ji Won : “Dia mungkin bertemu komplotannya tanpa sadar. Aku harus memberitahunya.

Ji Won melihat lokasi Hee Sung berada. Dan buru- buru untuk ke sana.


Mi Ja menatap Hee Sung asli lama sekali. Dia mengingat kenangan indahnya dulu, ketika dia memasak dan menyuapi Hee Sung. Lalu Hee Sung balas menyuapinya. Saat itu mereka sangat bahagia.


Mi Ja mengelus rambut Hee Sung dengan lembut.


“Aku ingin hidup sebagai Baek Hee Sung. Itu saja. Aku tidak mau kehilangan kehidupanku. Apa pun yang terjadi. Hanya itu yang kurasakan,” kata Hee Sung, mengungkapkan isi hatinya. Tapi selain itu, dia tidak bisa merasakan apapun.

Mendengar itu, Moo Jin pun merasa sedikit bersalah dan mengalah.


Moo Jin menjelaskan rencananya. Dia akan mengajak Detektif Im minum- minum dan membuatnya mabuk. Lalu dia akan menggali sesuatu darinya. Dan dengan tulus. Hae Su mengucapkan terima kasih. Dan Moo Jin membalas dengan nada lembut kepada Hae Su.

“Jangan hanya duduk di sana dan hubungi dia,” perintah Hee Sung.
“Aku akan menelepon, ya? Aku lakukan sekarang,” balas Moo Jin. Lalu dia melompat terkejut, ketika Ji Won tiba- tiba menelponnya. “Semuanya, tenanglah. Semua akan baik-baik saja. Tidak perlu panik. Terutama Hyun Su. Jangan bersuara,” katanya dengan sikap panik.


Setelah menenangkan dirinya, Moo Jin menjawab telpon Ji Won. Dia berpura- pura sedang sakit dengan membuat suara nya kedengaran serak. Dia memberitahu Ji Won bahwa dia menderita radang usus. Dan lalu dia menanyai, ada apa. Dan Ji Won meminta untuk bertemu. Dan Moo Jin menolak.
“Kalau begitu, semoga lekas sembuh dan sampai jumpa lain waktu,” kata Ji Won. Dan telpon pun mati. Dengan lega, mereka bertiga menghela nafas.
 


Tepat disaat itu, bel berbunyi. “Kawan-kawan, piza akhirnya datang,” kata Moo Jin. Lalu dia membuka pintu. Dan dia terkejut saat melihat ada Ji Won.

“Piza saat menderita radang usus?” tanya Ji Won.



“Kamu tahu apa kata orang. Penting untuk makan dengan lahap saat sakit,” kata Moo Jin, mengelak.

“Apa ada tamu?” tanya Ji Won, saat melihat sepatu Hae Su.

Hee Sung tiba- tiba merasa sangat kesakitan. Seperti sulit untuk bernafas.


“Terima kasih karena sudah bertahan selama ini. Perjuanganmu sudah cukup. Ibu tidak akan membiarkanmu kesepian. Pergilah lebih dahulu dan ibu akan segera menemuimu,” kata Mi Ja sambil tersenyum lembut dan meneteskan air mata.

 Lalu Mi Ja melepaskan masker oksigen yang Hee Sung kenakan.


Man Woo pulang tepat disaat itu. Dan dia langsung memarahi Mi Ja. Mereka berdua bertengkar hebat.


Hee Sung merasa sangat kesakitan.
“Apakah dia informan?” tanya Ji Won, ingin tahu.
“Kenapa aku harus mengundang informan ke rumah?” elak Moo Jin. “Detektif Cha, bagaimana jika kamu menemuiku di kedai kopi sekitar satu jam lagi?”

Tepat disaat mereka berdua mengobrol, Hee Sung muncul. “Pak Kim, apa ada masalah?”


Hee Sung asli tersadar dari komanya. Dan Man Woo serta Mi Ja sangat terkejut melihat keajaiban tidak terduga itu.


Hee Sung mendekati Moo Jin dan menatap Ji Won dengan serius.


Post a Comment

Previous Post Next Post