Sinopsis K- Drama : Flower Of Evil episode 8 part 2





Sinopsis K- Drama : Flower Of Evil episode 8 part 2
Original Network : tvN

Eun Ha tersenyum senang melihat Mi Ja memasak untuknya. Dan sambil memasak Mi Ja mengeluh, dia tidak menyangka harus melakukan ini. Lalu setelah selesai, dia menyuruh Eun Ha untuk mencobai masakannya, karena dia sudah lama tidak memaksa, jadi dia tidak yakin dengan rasanya. Dan dengan sikap manja, Eun Ha membuka mulut nya, dan minta disuapin.



Mi Ja mengeluh, tapi dia tetap melakukan nya. Dia menyuapi Eun Ha. Lalu dia menanyai, bagaimana rasanya. Dan ketika Eun Ha menjawab enak, dia merasa senang. Namun saat Eun Ha mengatakan kalau masakan Hee Sung lebih enak, Mi Ja merasa agak kecewa. Tapi dengan perhatian, dia terus menyuapi Eun Ha.


“Apa yang kamu lakukan? Apa yang kamu lakukan sampai tidak mendengarku masuk?” tanya Man Woo, saat dia pulang.
“Begini... Yang terjadi adalah...” jawab Mi Ja dengan gugup. “Eun Ha. Sapalah Kakek.”
‘Halo,” sapa Eun Ha.

Dengan lembut, Man Woo tersenyum pada Eun Ha. Lalu dia mengajak Mi Ja untuk berbicara.


Didalam kamar. Man Woo mempertanyakan Mi Ja, kenapa Mi Ja mengizinkan seseorang masuk ke dalam rumah mereka. Dan Mi Ja menjawab bahwa Eun Ha hanyalah anak kecil, dan dia membawa Eun Ha pulang hanya untuk memberikannya makan. Jadi Man Woo tidak perlu marah.

“Kamu tidak merasa bersalah pada Hee Sung? Bagaimana kamu bisa tertawa dirumah ini dengan Hee Sung terbaring di ruangan itu?” tanya Man Woo, emosi.


“Kamu ingin aku hidup seperti pendosa seumur hidupku, bukan?” balas Mi Ja dengan sinis. “Aku ingin hidup seperti orang lain,” jelas nya dengan tegas.
“Kalau begitu, jangan lakukan itu kepada Hee Sung!” bentak Man Woo.
Mi Ja mengakui bahwa melihat seorang anak makan dirumahnya, dan mencium aroma masakan dirumahnya, dia merasa terharu dan hampir ingin menangis. Mendengar itu, dengan dingin, Man Woo menyuruh Mi Ja untuk memperiksakan diri ke dokter, karena tampak nya depresi Mi Ja muncul kembali.

“Apa katamu?” tanya Mi Ja, tidak menyangka.

Eun Ha memanggil bibi yang menjadi pembantu dirumah Man Woo dan memberitahu bahwa dia ingin pipis. Tapi Bibi malah mengabaikannya. Lalu Eun Ha pun mengikuti Bibi.

Saat Eun Ha mengikuti Bibi, dia heran, karena Bibi tampak hilang begitu saja.

Bibi berada di dalam kamar rawat Hee Sung asli. Dia disana untuk membersihkan tubuh Hee Sung. Dan disaat itu, mata Hee Sung tampak bergerak sedikit. Tapi Bibi tidak sadar.


“Hee Sung terbaring di sana setiap hari dan dipaksa menelan bubur yang tidak beraroma dan hambar. Tapi kamu di sini memberitahuku bahwa aroma makanan hampir membuatmu menangis? Kamu menyebut dirimu ibu?” tanya Man Woo, marah.

“Di mana kamu saat Hee Sung mulai berjalan? Bagaimana saat Hee Sung mulai belajar menulis namanya? Di mana kamu saat itu?” balas Mi Ja, bertanya.
Man Woo melembut dan meminta Mi Ja untuk berhenti membahas ini. Tapi Mi Ja tidak mau berhenti, dia menumpahkan kekecewaan nya pada Man Woo. Karena pada saat Hee Sung menyebabkan kecelakaan dan menelpon Man Woo, hari itu Man Woo sama sekali tidak mengangkat telpon Hee Sung.


“Aku selalu melakukan yang terbaik untuknya,” kata Man Woo, membela diri.

“Dia hampir tidak hidup sekarang. Benarkah itu untuknya? Atau demi aku? Tidak. Kamu melakukannya demi kebaikanmu sendiri. Hanya kamu yang hidup seperti manusia yang layak. Aku bisa gila, dan Hee Sung hampir meninggal. Jangan mengatakan dia masih hidup. Jika dia bisa bicara, aku yakin dia akan memohon padamu untuk membiarkannya mati,” teriak Mi Ja, sangat emosi.
Dengan marah, Man Woo menampar Mi Ja dengan keras. Lalu dia meminta maaf, karena dia tidak bisa mengendalikan amarah nya. Dan Mi Ja mengomentari kalau inilah diri Man Woo yang sebenarnya.


Ketika Man Woo membuka pintu untuk keluar dari kamar, dia terkejut. Karena Eun Ha berdiri didepan pintu. Dengan jujur, Eun Ha menjelaskan alasan nya. Dia ingin ke kamar mandi untuk pipis.
“Bocah enam tahun ini berkeliaran di seluruh rumah. Pastikan dia tidak mengatakan apa pun,” kata Man Woo, memperingat kan Mi Ja. Lalu dia pergi.


Mi Ja mengelap air matanya hingga kering. Lalu dia mencoba untuk menenangkan dirinya. Setelah itu, dia pun mengajak Eun Ha untuk ikut dengan nya. “Ayo. Nenek akan membawamu ke kamar mandi.”

Dan dengan patuh, Eun Ha memegang tangan Mi Ja.


Hee Sung memperlihatkan foto Eun Ha kepada Hae Su. Lalu dia memperlihatkan foto Ji Won. Dia menjelaskan bahwa Eun Ha dan Ji Won sangat mirip, bahkan kepribadian mereka juga mirip, jadi Eun Ha tidak akan menjadi seperti dirinya. Dia telah memastikan itu pada saat dia membesarkan Eun Ha. Mendengar itu, Hae Su mengomentari kalau Hee Sung sudah banyak berubah.


“Kak Hae Su. Aku tidak pernah mengkhawatirkan Kakak. Aku hanya memedulikan diriku sendiri. Dan alasanku tiba-tiba menghubungi Kakak adalah untuk diriku sendiri,” kata Hee Sung, menjelaskan alasannya dengan jujur.

“Kakak akan berusaha sebisa mungkin untuk membantu,” balas Hae Su, mengerti.



Hee Sung mulai menjelaskan. Ayah mereka, Do Min Seok, tampaknya mempunyai komplotan. Hae Su mungkin sudah bertemu dengannya. Dan itu mungkin terjadi pada saat pemakaman Do Min Seok. Gantungan kunci ikan yang Hae Su berikan padanya, itu adalah milik Jung Mi Sook, korban terakhir.

Mengetahui itu, Hae Su terkejut. Karena dia tidak menyangka.

Ji Won mendengarkan pembicaraan antara Hee Sung dan Hae Su secara diam- diam. “Dia mencari komplotannya. Itu berarti Do Hyun Su bukan komplotannya. Sudah kuduga. Dia pasti bersepakat dengan Park Kyung Choon. Karena itu Park Kyung Choon tutup mulut soal Do Hyun Su.”


Hae Su memberitahu Hee Sung bahwa pernah ada seorang polisi yang mencarinya untuk bertanya- tanya. Dan ketika mengingat tentang polisi itu, Hae Su terkejut dan tertegun.
“Hyun Su. Omong-omong, foto istrimu ini… Dia tidak seperti yang kakak pikirkan, bukan?” tanya Hae Su, khawatir.

“Kakak benar. Dia polisi,” jawab Hee Sung dengan jujur. “Dia menangani kasus Park Kyung Choon. Aku masih berhati-hati sekarang. Aku tidak boleh membuat kesalahan. Aku akan hidup sebagai Baek Hee Sung sampai akhir.”


“Apa kamu mencintainya?”

Mendengar pertanyaan Hae Su, Ji Won merasa tegang. Karena dia juga ingin tahu apa jawaban Hee Sung.


“Tidak. Aku tidak pernah merasa seperti itu. Aku tidak tahu bagaimana rasanya itu,” jawab Hee Sung.


Mendengar jawaban Hee Sung, Ji Won merasa kecewa dan terguncang. Dia pun berjalan pergi dengan sedih. “Seharusnya aku sudah menduganya. Siapa yang ingin kubodohi?” tanyanya pada dirinya sendiri di depan cermin.


Tiba- tiba Eun Ha menelpon. Dan dengan segera, Ji Won menlap air matanya. Lalu dia menjawab video call dari Eun Ha sambil tersenyum.


Ji Won datang ke kantor polisi dan mengambil barang- barang Hyun Su yang di dapatkannya dari Gang Ok. Lalu dia pergi ke tempat sepi dan membakar semua barang tersebut.

 Ji Won : “Baik, aku akan membiarkanmu hidup sebagai Baek Hee Sung.”

Setelah semua barang itu habis terbakar, Ji Won pun berjalan pulang.

Hee Sung pulang. Lalu dia melihat Ji Won sedang minum diluar, jadi diapun bergabung dengannya. “Apa ada masalah?” tanyanya, ketika memperhatikan ekpresi Ji Won.
“Aku hanya stres karena pekerjaan,” jawab Ji Won, singkat.

“Kenapa? Ada apa?” tanya Hee Sung, perhatian.


“Bukan apa-apa. Kamu tahu seperti apa keadaannya. Saat apa yang membuatmu cukup bersemangat untuk bertahan tidak berhasil, itu bisa cukup mengecewakan. Mungkin aku harus berhenti,” jelas Ji Won sambil tersenyum pahit. “Haruskah?’ tanyanya.

“Berhenti jika itu menekanmu. Maksudku kamu tidak perlu bekerja terlalu keras. Jadilah dirimu sendiri,” jawab Hee Sung dengan lembut. “Seseorang yang polos, murni, cepat tertawa, mudah marah, cepat merajuk, tapi juga cepat memaafkan.”

“Aku juga mudah tertipu.”
“Ha. Aku tidak percaya,” balas Hee Sung sambil tertawa.

Hee Sung dan Hae Su kemudian mengobrolkan hal- hal biasa, dan mengingat- ngingat kenangan bahagia dulu. Dan seperti biasa, Hee Sung selalu bersikap perhatian serta lembut.


“Apa kamu mencintaiku?” tanya Ji Won.

“Kenapa menanyakan sesuatu yang sudah jelas?” balas Hee Sung sambil mencium tangan Ji Won.



Ji Won : “Teruslah jalani hidupmu sebagai Baek Hee Sung demi putri kita. Bagi Baek Hee Sung dan Cha Ji Won yang tidak tahu kebenarannya, kita akan berpisah. Itu hadiah terakhirku untukmu.”
Ji Won kemudian menceritakan tentang kasus di Kota Yeonju yang akan mulai diselidiki ulang oleh Timnya. Jadi karena itu, nanti dia akan sibuk. Mendengar itu, Hee Sung hanya diam dan tidak merespon.

Post a Comment

Previous Post Next Post