Sinopsis K- Drama : Flower Of Evil episode 9 part 3





Sinopsis K- Drama : Flower Of Evil episode 9 part 3
Original Network : tvN
Hee Sung datang ke apatermen Moo Jin dan menceritakan masalah nya dengan Ji Won. Dan Moo Jin tidak bisa percaya bahwa Ji Won tidak mencintai Hee Sung lagi. Dan Hee Sung menjelaskan bahwa itu benar, dan sekarang, dia tidak tidak tahu apa yang harus di lakukannya untuk memperbaiki itu.
“Kamu membangunkanku sepagi ini untuk bertanya tentang hubunganmu?” keluh Moo Jin.

“Aku serius. Aku merasa jauh lebih tersesat daripada saat menuruni gunung setelah ditikam oleh Nam Soon Kil,” jelas Hee Sung, beneran serius.

Tiba- tiba bel rumah berbunyi, mendengar itu, Moo Jin sudah bisa menebak siapa yang datang. Dengan kesal, diapun mengeluh kepada Hee Sung yang membuatnya tidak sempat untuk berganti baju.


Ketika Moo Jin membukakan pintu, Hae Su masuk begitu saja tanpa memperhatikan penampilannya. Karena dia sangat khawatir kepada Hee Sung.


Setelah mendengarkan cerita Hee Sung, Hae Su mengerti dan bingung harus berkomentar bagaimana. Lalu Hee Sung menanyakan, apa yang harus dilakukannya. Dan Moo Jin menyuruh Hee Sung untuk menyatakan cinta kepada Ji Won serta bersikap romantis padanya. Mendengar saran Moo Jin yang kedengaran agak lucu, Hae Su tersenyum kecil.


“Aku tahu. Hadiah terbaik yang bisa kuberikan untuk Ji Won sekarang adalah komplotan itu,” kata Hee Sung dengan serius. “Jika aku membantunya menangkap komplotan itu, aku yakin dia akan sangat bahagia. Aku sudah bisa melihatnya,” katanya sambil tersenyum bahagia.

“Siapa yang membereskan masalah hubungan mereka dengan menangkap pembunuh berantai?” komentar Moo Jin, merasa geli.

“Ji Won pasti sangat berharga bagimu,” komentar Hae Su.
“Ya, dia sangat penting,” jawab Hee Sung.

“Tidak, dia berharga,” kata Hae Su. Dan Moo Jin tidak mengerti, apa maksudnya itu, begitu juga dengan Hee Sung. “Hal-hal yang menurutmu penting berakhir menjadi kurang penting seiring berjalannya waktu. Tapi jika sesuatu berharga bagimu, itu akan membuatmu terluka seiring waktu,” jelas nya.


Mendengar itu, Hee Sung langsung pamit untuk pergi. Dia ingin pergi ke tempat dimana Komplotan itu menelpon. Dan Moo Jin mengeluh kesal, kenapa Hee Sung baru memberitahu mereka sekarang. Dan Hee Sung menjelaskan bahwa dia akan memberitahu, saat dia kembali. Lalu dia mengingatkan Hae Su untuk jangan terlalu lama bersama Moo Jin. Sesudah mengatakan itu, dia pun pergi, tanpa mau mendengarkan keluhan kesal Moo Jin.



Sesudah Hee Sung pergi. Dengan gugup, Moo Jin mau mengajak Hae Su untuk berkencan, tapi dengan alasan bahwa ini bukanlah kencan, namun hanya makan dan minum- minum bersama seperti dulu. Sehingga Hae Su tidak akan menolaknya.
“Moo Jin. Bisakah kamu mengantarku pulang?” tanya Hae Su.

“Apa?”


Saat masuk ke dalam mobil, Hee Sung langsung menchat Ji Won dengan perhatian. “Kamu sudah makan?”. Lalu sesudah mengirim itu, dia membaca pesan- pesan mereka dulu. Dan mengenang masa bahagia dulu.


Dikantor. Ji Won memberitahukan rencananya. Dia ingin memasang perangkap untuk Pelaku yang menjadi komplotan Do Min Seok.
“Ini para saksi yang bicara dengan Jung Mi Sook selama tiga hari setelah dia meninggalkan rumah. Dia menelepon mereka untuk mencari pekerjaan. Fakta bahwa dia meninggalkan rumah mungkin muncul dalam prosesnya. Mari kita melempar umpan untuk mengetahui siapa di antara mereka yang melempar umpan kepadanya,” jelas Ji Won.
“Umpan apa yang harus kita pakai?” tanya Detektif Im.

“Aku. Aku akan menjadi Jung Mi Sook.”


Detektif Choi setuju dengan rencana Ji Won dan mendukungnya. Detektif Im juga mendukung Ji Won. Karena mereka berdua mendukung Ji Won, maka Woo Cheol pun ikut setuju.

“Mari kita beli telepon prabayar untuk memulai,” kata Woo Cheol.


Hae Su membawa Moo Jin ke rumahnya. Tapi sesampainya disana, Moo Jin tidak ingin masuk karena merasa gugup. Namun pada akhirnya, dia tetap masuk ke dalam rumah Hae Su.


“Kamu akan pindah? Ini kosong sekali,” komentar Moo Jin.

“Beginilah gaya hidupku,” jawab Hae Su.

“Ah … Kamu minimalis. Kamu memang tampak sangat anggun,” puji Moo Jin dengan canggung. “Bukankah ini agak gelap? Haruskah kunyalakan lampunya?” tanya nya. Tapi saat dia menekan saklar, lampu rumah sama sekali tidak mau menyala. Dan dia pun merasa heran.

“Aku jarang menyalakan lampu. Aku bahkan tidak tahu itu sudah mati,” jawab Hae Su.

Moo Jin kemudian memperhatikan seluruh isi rumah Hae Su. Di dinding ada tempelan foto- foto berdarah. Di meja ada topeng dan bahan- bahan untuk membuat darah palsu. Juga ada obat.



“Aku menderita insomnia. Aku tidak bisa tidur nyenyak. Terkadang, aku menangis semalaman seperti orang gila. Terkadang, aku tidak keluar dari rumahku selama beberapa hari,” kata Hae Su, memberitahukan situasinya. “Moo Jin, aku bukan Hae Su yang dahulu. Aku hancur. Kita tidak bisa kembali ke masa lalu. Silakan pergi,” jelasnya dengan sedih. Lalu dia mengusir Moo Jin dari rumahnya.

Dengan perasaan syok, Moo Jin pun keluar dari rumah Hae Su.

Hee Sung pergi ke bar yang di ingatnya. Disana dia memperhatikan tato di tangan si Bartender. “Tempat ini belum berubah sedikit pun,” komentarnya.

“Kurasa kamu pernah ke sini,” balas si Bartender.


“Ya. Aku datang bersama ayahku saat masih kecil. Tampaknya tidak berubah sejak itu.”
“Mau pesan apa?” tanya si Bartender.

“Apa pun rekomendasimu. Dengan es,” jawab Hee Sung.



Ketika si Bartender memberikan minuman yang dipesannya, Hee Sung memperhatikan bahwa es batu yang diberikan sangat berbeda. Dan dengan sikap biasa, dia mengomentari itu, dulu seingatnya si Bartender memecah kan es sendiri. Dan si Bartender menjawab bahwa itu hanya untuk klien istimewa saja, seperti pelanggan tetap.


“Kalau begitu, orang yang kucari pasti klien istimewa,” kata Hee Sung sambil mendengarkan rekaman suara si Komplotan. Dan mendengar itu, si Bartender tampak terkejut. “Tahukah kamu siapa ini?”

“Tidak. Sama sekali tidak,” jawab si Bartender dengan gugup.


“Bisakah kamu meneleponku jika ingat?” tanya Hee Sung. Lalu dia menuliskan nomor telponnya dengan meminjam pena dari si Bartender. Dan bentuk pena tersebut sangat unik sekali.

Flash back
“Hyun Su, kamu mau memilih satu untuk ayah?” tanya Do Min Seok. “Ayah berpikir untuk memberikannya kepada seorang teman sebagai ucapan terima kasih karena memberi ayah bahan mentah bagus,” katanya sambil memperhatikan semua pena buatannya.

“Ayah selalu membeli bahan mentah sendiri,” balas Hyun Su, heran.


“Ada bahan mentah yang terlalu berisiko untuk ayah dapatkan sendiri,” jelas Min Seok. Dan Hyun Su ingin tahu bahan seperti apa itu. “Ayah penasaran seperti apa raut wajahmu jika ayah menunjukkannya,” katanya penuh makna. Tapi Hyun Su tidak mengerti.

Tanpa berpikir banyak, Hyun Su kemudian memilih salah satu pena buatan Do Min Seok.

Flash back end


Itulah pena yang si Bartender berikan kepadanya sekarang ini. Melihat pena itu, Hee Sung teringat akan Do Min Seok dan menatap si Bartender.


Ji Won berpura- pura menjadi Jung Mi Sook. Dia menelpon satu persatu nomor yang dulu pernah Mi Sook hubungi ketika ingin mencari pekerjaan. Dan ada salah satu nomor yang aneh. Nomor tersebut atas nama Hwang Jung Soon.


“Aku menelepon soal pekerjaan,” kata Ji Won, memulai percakapan.
“Begitu rupanya. Anda melihat selebaran kami.”
“Tapi kreditku buruk,” jelas Ji Won.

“Begitukah? Tidak perlu khawatir. Itu tidak akan menjadi masalah.”


Hee Sung sangat yakin, kalau si Bartender mengenali suara siapa itu. Dan si Bartender menjawab tidak tahu. Lalu dengan paksa, Hee Sung pun memaksanya. Dan si Bartender mulai merasa sangat gugup dan ngeri. Secara diam- diam dia mengambil alat tajam yang ada di belakang nya, kemudian dia menyerang Hee Sung menggunakan itu. Dan Hee Sung balas menyerang nya dengan menahan tangan si Bartender di atas meja, kemudian dia menusukkan pena yang di pegang nya ke tangan si Bartender. Dan si Bartender langsung menjerit ketakutan.


Tapi ternyata, Hee Sung tidak beneran menusuk tangan si Bartender. Dia hanya menusuk kan pena itu diatas meja untuk menakuti si Bartender.

“Beri tahu aku. Aku ingin tahu siapa yang bisa menyelesaikan situasi ini,” tegas Hee Sung.


Bibi di telpon menanyai, dimana Ji Won sekarang. Dan Ji Won menjawab bahwa dia berada di dekat motel Stasiun Yongsan. Tepatnya di motel bernama Happy World. Dan si Bibi membalas bahwa dia akan datang menemui Ji Won, tapi itu akan butuh waktu satu atau dua jam.

“Kamu akan datang menemuiku?” tanya Ji Won, terkejut.
“Anggap itu sebagai wawancara dan kesempatan bagiku untuk mendengar kisah hidupmu,” jawab si Bibi dengan suara ramah. Dan Ji Won pun mengiyakan.

Setelah telpon selesai, Ji Won menjelaskan bahwa ini mencurigakan. Dan Woo Cheol setuju, namun dia heran kenapa ini adalah wanita. Dan lalu dia menebak, apakah wanita ini yang memancing orang- orang masuk ke dalam perangkap. Kemudian sekarang, wanita itu akan masuk ke dalam perangkap mereka.


“Bukankah kita sangat beruntung?” tanya Detektif Im, tidak bisa percaya.
“Adakah aturan bahwa keberuntungan tidak boleh memihak kita?” balas Detektif Choi.

“Aku hanya punya firasat buruk, itu saja,” jelas Detektif Im.


Setelah bertelponan dengan Ji Won, si Bibi tertawa senang, karena ada satu orang lagi yang jatuh ke dalam perangkapnya. Yeom Sang Cheol yang sedang sibuk menghitung uang berkomentar bahwa dia punya firasat buruk. Karena si Bibi baru saja selesai menjebak satu orang, yaitu In Seo. Jadi terlalu cepat saja bila si Bibi tiba- tiba mendapatkan korban lagi. Apalagi sekarang media sering melaporkan tentang penyelidikan ulang kasus Do Min Seok setiap harinya dan mereka bisa ketahuan.


“Sulit dipercaya. Jangan menjadi pengecut. Berikan saja bagianku,” kata si Bibi dengan percaya diri. Lalu Sang Cheol pun memberikan bagian si Bibi. “Apa ini?” keluh nya.
“Itu belum terjual. Akan kuberi lagi setelah terjual,” jelas Sang Cheol.

“Aish… Kamu selalu berkata begitu,” keluh si Bibi, kesal. Lalu diapun pergi.


Setelah si Bibi pergi, Sang Cheol mendapatkan telpon dari si Bartender. Si Bartender melaporkan bahwa ada seorang pria yang sedang membuat kekacauan. Dan sebelum dia selesai bicara, Hee Sung langsung merebut ponselnya.
“Apa itu kamu? Apa kamu komplotan Do Min Seok?” tanya Hee Sung dengan nada tajam.

“Siapa kamu?”


Hee Sung asli mencoba untuk turun dari tempat tidur dan berjalan, tapi karena sudah lama tidak bergerak, maka diapun agak kesulitan dan terjatuh. Mi Ja yang datang membawakan kursi roda melihat itu dan merasa khawatir.

“Ibu, aku... Ada seseorang yang harus kutemui. Aku ingat sekarang. Aku dalam perjalanan untuk menemui orang itu. Aku harus pergi. Ibu, tolong bantu aku berdiri. Bantu aku berdiri. Tolong aku...” pinta Hee Sung asli. Dia berbicara dengan susah payah sambil tubuhnya berkeringat sangat banyak.


Dikantor. Man Woo mengambil ponsel rahasianya. Dia menyalakan ponsel nya dan menghubungi sebuah nomor.


Hee Sung dibawa ke ‘Agensi Pencari Kerja’ oleh si Bartender. Tanpa ragu dia membuka pintu ruangan.


Ketika Ji Won membuka pintu kamarnya, si Bibi tersenyum ramah kepadanya.



Hae Su berdiri menyendiri di atap. Lalu Moo Jin datang dengan membawa banyak barang- barang untuk memperbaiki lampu rumah Hae Su. Dan Hae Su menatap nya dengan terkejut.

Post a Comment

Previous Post Next Post