Sinopsis
K-Drama : Do You Like Brahms? Episode 01
Images by : SBS
Cerita di mulai dengan di
adakannya pesta kejutan untuk Chae Song Ah atas di terimanya dia di Universitas
Seoryeong jurusan musik. Sebelumnya, Song Ah sudah lulus dari Universitas
Seoryeong jurusan bisnis, dan kemudian melanjutkan studi dengan mengambil jurusan
musik. Sahabatnya, Min Seong, menanyakan perasaan Song Ah menjadi mahasiswi
baru di tahun 2017 dan mempelajari musik di usia 26 tahun. Pertanyaan itu belum
di jawab dan sahabatnya yang lain, Yoon Dong Yun sudah menanyakan siapa yang
mengajarinya bermain violin?
Dan jawabannya adalah Dong Yun.
Dengan senyum sumringan, Song Ah memanggil Dong Yun dengan sebutan ‘guru’ dan
mengucapkan terimakasih. Min Seong langsung menyindir karna Dong Yun yang
menjadi guru Song Ah, Song A jadi harus menghabiskan waktu 4 tahun untuk bisa
di terima di universitas. Semua tampak bahagia.
“Song Ah-ya. Kamu bahagia?” tanya seseorang.
Song Ah tersenyum lebar, “Ya. Aku
bahagia.”
Träumerei : Impian
Di sebuah gedung orkestra :
Konser Peringatan ke-60 Universitas Seoryeong.
Semua staff gedung tampak sibuk
menyiapkan jalannya acara. Mereka mengecheck dann memastikan kalau semua akan
berjalan dengan lancar.
Di sebuah ruang tunggu para
pemain violin wanita,
Para pemain violin wanita, sibuk
berdandan dan menyiapkan diri untuk penampilan mereka nantinya. Salah satu
pemain violin itu adalah Chae Song-Ah. Sembari menunggu gladiresih, dia membaca profil Park Joon Young, pianis, yang
merupakan orang yang di nantikan penampilannya dalam acara hari ini. Di buku
profil tersebut, tertulis kalau Park Joon Young memenangi juara ke-2 di
Kompetisi Piano Chopin International. Song-Ah tampak sangat serius membaca.
Tapi, fokusnya teralih ketika
salah satu rekannya melihat foto penampilan orkestra reguluer mereka di
universitas yang di simpan Song Ah di dalam bag
case violin-nya. Song Ah tampaknya menyukai foto tersebut. Rekannya
kemudian mengeluh karna mereka harus datang ke Pusat Seni Seoul padahal
universitas mereka juga mempunyai auditorium sendiri. Seorang rekan lainnya,
Kim Hae Na, setuju.
“Tepat sekali. Setidaknya bayar
kita untuk transportasi. Kenapa kita harus merasa terhormat bisa bermain di
sini? Seolah-olah kita belum pernah bermain di sini,” ujar Hae Na.
Song Ah tampak sedikit terganggu,
tapi dia tetap tersenyum dan berujar : “Aku belum pernah. Aku sangat
bersemangat.”
Yang lain jadi kaget saat tahu
itu karna harusnya Song Ah pernah bermain di sini saat sekolah di SMA Seni. Eh,
tapi kemudian mereka jadi sadar kalau Song Ah bersekolah di SMA biasa dan
bukannya SMA Seni. Mereka jadi nggak enak. Dan sekilas, sempat terlihat Hae Na
yang terlihat memandang remeh dan mendengus sinis saat tahu Song Ah belum
pernah tampil di Pusat Seni Seoul.
Walaupun Song Ah berkata ‘tidak
apa-apa’, tapi dari wajahnya tampak sedikit rasa minder. Bagaimanapun, dia
adalah yang tertua. Dia berusia 29 tahun. Dan tidak pernah belajar seni
sebelumnya.
Pembicaraan mereka terhenti karna
ada pengumuman agar semua pemain musik segera naik ke panggung untuk latihan
sebelum pertunjukkan.
Semua pemain musik naik ke
panggung dan duduk di kursi yang sudah di tentukan. Song Ah duduk di kursi
paling belakang bersama seorang rekan lainnya. Orang itu menanyakan usia Song
Ah dan saat tahu Song Ah berusia sama seperti Park Joon Young, dia jadi
bersemangat, mengira Song Ah pasti satu sekolah dengan Joon Young saat Joon
Young masih kuliah dulu.
“Tidak. Kami di terima di tahun
yang sama, tapi dulu aku jurusan bisnis. Ini kali pertama aku melihatnya
bermain,” jawab Song Ah.
Suasana panggung mendadak hening
saat konduktor Ahn Nam Goo naik ke atas panggung.
--
Sementara itu, sang bintang tamu,
Park Joon Young, sedang menyiapkan dirinya untuk penampilan okestra nanti. Dia
berada di ruangan tunggu tersendiri dan menyiapkan jarinya untuk bermain piano.
Di atas piano juga terdapat alat metronom.
--
tn. Ahn memulai sesi latihannya
dan mulai memberikan instruksi. Bagus. Sesuai dengan yang di harapkannya.
Saat Joon Young akhirnya tiba,
tn. Ahn segera memperkenalkan Joon Young kepada semua pemain. Joon Young akan
tampil hari ini dan baru saja tiba dari bandara setelah tur di Amerika Utara
selama 1 tahun. Semua bertepuk tangan meriah menyambut kedatangannya.
Joon Young tidak membuang waktu
dan segera duduk di kursi piano. Dia siap untuk memulai sesi latihan. Tapi, di
saat dia sudah siap menekan tuts piano, tn. Ahn malah menghentikannya. Dia
meminta waktu sebentar dan mulai menginstruksikan agar dua orang pemain violin
wanita di baris terakhir untuk pulang. Menurutnya, bagian violin terlalu
lantang, jadi jumlahnya harus di kurangi. Salah satu pemain yang di pulangkan
adalah Song Ah.
Ini penampilan perdananya di
Pusat Kesenian Seoul, jadi hatinya terasa berat saat di suruh untuk pulang. Dan
karna itu juga, dia memberanikan diri walaupun merasa takut dan malu di hadapan
semuanya, agar di izinkan untuk tetap bermain.
Suasana menjadi tegang. tn. Ahn
tampaknya marah dan menanyakan nama Song Ah.
“Chae Song Ah imnida,” jawab Song Ah.
“Bukan. Jangan minta maaf.
Sebutkan namamu.” (Chae Song Ah imnida, terdengar
seperti Joesonghabnida yang artinya
‘maaf’.)
Song Ah jadi semakin gugup dan
bingung, mengulangi dengan jelas namanya ‘Chae Song Ah.’ Tapi, jawabannya malah
di balas dengan bentakan oleh tn. Ahn. Joon Young sampai merasa tidak nyaman
dengan kondisi dan bentakan tn. Ahn pada Song Ah.
tn. Ahn mengulangi alasannya
memulangkan Song Ah karna suara violin terlalu lantang. Dan juga, siapa
konduktornya?! Tempat duduk hari ini di tentukan oleh urutan nilai kan? Kalau
begitu, jangan menjadi yang terburuk di kelas agar tidak duduk di belakang!!
Trangtreng!
Suara piano berdenting
memecahkan suasana yang tegang itu. Joon Young pelakunya. Dia mengambil
buku-nya yang terjatuh sambil meminta maaf dan beralasan kalau tangannya
tergelincir saat memegang buku.
Entah apa yang di pikirkan tn.
Ahn, akhirnya dia mengizinkan Song Ah untuk ikut bermain. Song Ah menundukkan
kepala, tanda berterimakasih. Dia duduk dan siap bermain lagi. Matanya masih
tampak memerah karna menahan tangis.
Permainan sudah mau di mulai.
Tapi, lagi-lagi, tn. Ahn menghentikan.
“Ini tidak bisa. Kau. Keluar.
Jangan bermain hari ini,” ujarnya pada Song Ah.
Song Ah jelas merasa kecewa dan
dengan hati yang terluka, pergi keluar ruangan. Dia juga tahu kalau tidak ada
harapan baginya bermain lagi. Joon Young hanya diam, tapi dari raut wajahnya,
tampaknya dia merasa kasihan pada Song Ah.
--
Song Ah tidak langsung pulang dan
berdiam di dalam ruang tunggu. Dia juga mendapat pesan dari Min Seong yang
memberitahu kalau dia sudah ada di Pusat Kesenian Seoul dan datang untuk
melihat penampilan Song Ah.
--
Min Seong sedang mengantre untuk
membeli tiket, sayangnya tiket sudah terjual habis. Walau begitu, dia masih
tetap menonton orkestra dari layar tv yang ada di dalam gedung. Sayangnya,
kamera nanti hanya fokus menyorot penampilan piano dan tidak memperlihatkan
pemain orkestra lainnya.
Min Seong jelas kecewa. Dia
kembali mengirim pesan pada Song Ah, memberitahu kalau dia tidak kebagian
tiket. Walau begitu, dia akan tetap menonton lewat TV di lobi, sayangnya yang
di sorot hanya piano. Dia kecewa karna tidak bisa melihat Song Ah.
Song Ah juga tidak berani
memberitahu kalau dia tidak tampil hari ini dan sedang bersembunyi di toilet.
Dan karna itu juga, dia jadi
mendengar pembicaraan Hae Na dengan rekan lainnya. Rekan itu menanyakan Hae Na
yang akan mengambil kuliah pascasarjana di luar negeri setelah lulus nanti. Hae
Na hanya menjawab ‘mungkin.’ Rekan itu mulai penasaran ingin tahu apa yang akan
Song Ah lakukan setelah lulus.
“Entahlah. Dia pasti bisa
mengatasinya. Tanyakan padanya jika kau penasaran,” jawab Hae Na.
“Tidak. Aku tidak berani
menanyakannya.”
Song Ah hanya bisa mendengarkan
dengan sedih dari balik bilik kamar mandi. Kesedihannya bertambah saat menerima
email dari Ann White. Isinya, meminta maaf karna tidak bisa menerima Song Ah
untuk masuk ke studionya untuk Gelar Master Musik di Universitas Daleson.
--
Orkestra akhirnya di mulai. Joon
Young membawakan musik dalam alunan pianonya dengan sangat memukau.
Di tengah pertunjukkan itu, Song
Ah mencoba mendengarkan dari balik ruang audio. Salah satu staff melihatnya dan
dengan baiknya, memberitahu Song Ah kalau dia bisa menontoon pertunjukkan
dengan mengintip dari kaca pintu. Penampilan dan musik yang Joon Young bawakan
begitu hidup dan menyentuh hati Song Ah.
“Air mata menetes. Musik yang dia hidupkan sangat bersemangat. Yang ada
di dalam diriku terasa sangat kecil dan lusuh. Air mata menetes,” bisik
Song Ah, di dalam hatinya.
--
Begitu pertunjukkan selesai, Joon
Young menemui ibunya. Dia mengajak ibunya untuk ikut dalam acara resepsi pesta
dan juga sekalian bertemu dengan Pimpinan Yayasan. Ibu menolak karna dia juga
sadar diri kalau dirinya tidak di undang. Dan dia juga harus segera pulang
karna kereta terakhir sebentar lagi. Joon Young mengerti dan memintanya untuk
berhati-hati.
Ibu tampak sungkan ingin
mengatakan sesuatu. Setelah ragu sejenak, dia menanyakan mengenai pembayaran
pertunjukkan Joon Young bulan ini.
“Ibu belum mendapatkannya? Aku
akan menanyai agensiku.”
“Maaf ya, Nak,” ujar Ibu, tampak
bersalah. “Tapi, ayahmu sudah banyak berubah belakangan ini,” beritahunya
sembari pamit pergi.
Walaupun bertemu dengan ibunya,
wajah Joon Young tidak menampakkan kebahagiaan sama sekali.
--
Song Ah ternyata bersembunyi di
toilet sampai semua pemain pulang. Setelah yakin tidak ada orang lain, Song Ah
baru keluar. Sialnya, di depan pintu toilet, dia malah berjumpa dengan Hae Na.
Hae Na tampak kaget karna Song Ah masih ada di dalam gedung dan belum pulang
dari tadi.
“Itu…,” Song Ah, kesulitan
membuat alasan.
“Eonni, aku ingin menanyakan sesuatu saat kita bertemu,” ujarnya
memotong Song Ah. “Kamu akan magang? Pemagangan musim panas di Yayasan Budaya
Kyunghoo. Bukankah kamu juga diterima? Kamu harus mengirim balasan saat tengah
malam. Aku sudah mengirim balasan bahwa aku mau.”
“Aku belum membalas.”
“Apa? belum? Ayolah. Bukankah
kamu harus membalas meski tidak mau berpartisipasi?”
“Aku tidak bilang tidak mau
berpartisipasi. Aku belum memutuskannya.”
“Begitu rupanya,” tanggapinya
dengan raut sinis dan pamit ke toilet, tanpa mau bicara lagi dengan Song Ah.
Song Ah juga tidak mau ambil
pusing dan memilih pergi. Saat di luar gedung, dia melihat Min Seong yang
sedang sibuk mengajak Joon Young untuk selfie
bersama. Song Ah tersenyum tipis melihat sahabatnya tersebut. Begitu
menyadari kehadiran Song Ah, Min Seong mengakhiri sesi foto dan segera berlari
memeluk Song Ah sembari mengucapkan selamat atas debutnya di Pusat Kesenian
Seoul.
Joon Young menatap Song Ah. Dia
ternyata mengingat Song Ah sebagai orang yang di bentak oleh tn. Ahn tadi. Dan
ternyata, dia sengaja menjatuhkan bukunya sehingga piano berdentang keras agar
tn. Ahn berhenti membentak Song Ah.
Song Ah tampak malu dengan ucapan
selamat Min Seong di hadapan Joon Young, karna dia sama sekali tidak tampil
tadi.
“Kerja bagus hari ini,” puji Joon
Young, saat melewati mereka.
Pujian Joon Young, membuat Min
Seong semakin memuji Song Ah. Song Ah juga tidak berani memberitahu dan hanya
mengikuti Min Seong yang mengajaknya makan malam bersama.
--
Ny. Na Moon Sook, direktur
Universitas Seoryeong memberikan kata sambutan kepada para tamu dan wartawan
yang sudah datang untuk meliput dan menghadiri Konser Peringatan ke-60
Universitas Seoryeong. Di tengah pidato, Ny. Na tidak lupa menyebutkan nama
Joon Young yang sudah memberikan penampilan di konser orkestra tadi dan juga
merupakan mahasiswa di Universitas Seoryeong. Ny. Na sekilas juga menyebut nama
cucunya, Lee Jung Kyung, yang merupakan pemain violin yang lulus dari
Universitas Seoryeong.
Mendengar pidato Ny. Na, Cha
Young In berkomentar pada Joon Young mengenai Jung Kyung yang sudah menjadi
profesor di AS, dan dia ragu Jung Kyung akan bisa datang bahkan sekali setahun.
--
Min Seong mengajak Song Ah untuk
minum bir bersama, tapi Song Ah menolak.
“Kita berada di usia yang harus
mempertimbangkan kesehatan,” alasan Song Ah, menolak minum.
“Apa maksudmu? Hei, kita masih 29
tahun,” protes Min Seong. “Aku punya sesuatu untukmu. Kejutan, ini hadiah. Ini
kalender yang dimulai dengan ulang tahunmu.”
Song Ah menerima hadiah itu
dengan bahagia. Dia melihat foto yang di pakai di kalendar, salah satunya
adalah fotonya bersama Min Seong dan Dong Yun. Dari apa yang Min Seong
bciarakan, kita bisa tahu kalau dulunya dia berpacaran dengan Dong Yun dan
sekarang sudah putus. Kini, Dong Yun sedang berada di luar negeri.
Min Seong meminta pada Song Ah
untuk tidak memberitahu Dong Yun kalau dia masih menyukainya atau semacamnya.
--
Di tengah acara, tn. Ahn mengajak
Joon Young berfoto bersama. Setelah itu, dia membahas mengenai kabar Joon Young
yang akan berada setahun di Korea. Dan karna itu sebagai direktur seni Simfoni
Korea, dia mengajak Joon Young untuk melakukan kolaborasi Konser Tahun Baru.
Joon Young dengan sopan berterimakasih tapi dia tidak berencana untuk tampil
tahun ini, jadi, dia menolak tawaran tn. Ahn.
“Kudengar kamu memainkan sesuatu
untuk Grup Kyunghoo,” singgung tn. Ahn.
“Itu hal yang sudah lama kita
bahas. Maafkan aku,” jelas Joon Young.
Tampaknya, tn. Ahn merasa
tersinggung. Karna dia langsung pergi begitu saja tanpa
mengatakan apapun.
--
Song Ah curhat pada Min Seong
kalau dia masih belum memutuskan untuk menerima tawaran magang itu atau tidak.
Karna, jika dia mulai bekerja, dia tidak akan sempat berlatih.
“Ayolah, kamu bisa berlatih lagi
di akhir pekan dan seusai bekerja,” saran Min Seong.
“Tapi tetap saja, kamu tahu apa
yang mereka katakan. Jika kamu bolos latihan sehari, kamu tahu. Jika kamu bolos
latihan dua hari, kolegamu tahu. Dan jika kamu bolos latihan tiga hari, penonton
tahu.”
“Anggap saja untuk membayar biaya
kuliah untuk semestermu berikutnya.”
“Baiklah. Omong-omong, kapan kamu
akan lulus?”
“Entahlah. Kenapa aku harus masuk
sekolah pascasarjana? Aku tidak percaya aku menyukai sesuatu seperti kimia.”
“Aku juga. Kenapa aku harus
menyukai musik?” balas Song Ah.
“Aku tahu. Aku lebih
mencemaskanmu. Kamu tiba-tiba bersikeras ingin memainkan violin, dan aku
berusaha menghentikanmu, tapi kamu keras kepala.”
“Benar. Satu-satunya orang yang
setuju adalah Dong Yun,” ujar Song Ah. Wajahnya, tampak sedih.
“Semua akan baik-baik saja.
Jangan khawatir,” hibur Min Seong.
“Bagaimana kamu tahu? Memangnya
kamu peramal?”
“Karena kamu temanku,” jawab Min
Seong, tersenyum tulus.
Jawaban sederhana yang membuat
Song Ah merasa bahagia. Min Seong tahu hal itu dan menggodanya. Dia kemudian
pamit ke toilet dulu.
Di saat itu, seorang anak kecil
dari meja sebelah, menunjuk ke bag case violin
Song Ah dan menanyakan mengenai itu, “Apa itu?” Song Ah pun menjelaskan kalau
itu adalah alat musik violin. Song Ah menjelaskannya dengan riang.
“Eonni, pandai bermain violin? Andal?” tanya anak itu.
Mendadak senyum di wajah Song Ah,
memudar. Dia tidak bisa menjawab pertanyaan itu. Dia memasakan sebuah senyum
yang tampak sedih, “Suka. Aku sangat menyukainya,” jawab Song Ah.
--
Acara makan sudah selesai, dan
Song Ah menyuruh Min Seong pulang duluan dengan taksi. Sementara dia memilih
berjalan kaki.
--
Joon Young sudah berganti baju
santai. Dia berada di basement dengan
kopernya dan menunggu Young In.Tanpa sengaja dia malah mendengar tn. Ahn yang
sedang berteleponan sambil menjelekannya karna menolak tawaran kolaborasi tapi
malah mau bekerja untuk Kyunghoo. Dia menyebut Joon Young tidak bisa
memanfaatkan kesempatan.
Tidak lama, Young In turun dan
menuntun Joon Young ke mobilnya. Dia sudah menyewakan tempat tinggal untuk Joon
Young dan akan mengantarkannya ke sana. Di dalam mobil, mereka membahas
mengenai Ny. Na yang ternyata juga baru pulang dari luar negeri. Young In
memberitahu kalau Ny. Na merasa kecewa karna tidak bisa melihat penampilan Joon
Young di New York dan kelulusan cucunya, Jung Kyung, dari Juilliard.
“Kamu melihat Jung Kyung di
konser New York? Bagaimana keadaannya?” tanya Young In.
Joon
Young melihat Jung Kyung yang datang ke konsernya di New York. Dia memanggil
Jung Kyung dan Jung Kyung berbalik menatapnya. Tatapan dengan mata yang memerah
dan wajah sedih.
End
“Dia bahkan jarang menelepon. Apa
karena dia punya pacar di AS?” cerita Young In.
Joon Young hanya diam dan tidak
berkomentar apapun. Di tengah perjalanan hujan tiba-tiba saja turun dengan
sangat deras.
Seolah takdir, Joon Young malah
melihat sosok Song Ah yang berteduh di pinggir jalan. (Jadi ingat, ada yang bilang pertemuan pertama adalah kebetulan,
tapi jika sampai tiga kali maka itu takdir. Dan dalam sehari, Joon Young sudah
melihat sosok Song Ah sebanyak 3 kali.) Song Ah melepas jas yang di kenakannya dan menggunakannya untuk
melindungi bag case violinnya.
“Noona, apa ada payung di mobil mu?” tanya Joon Young pada Young In,
tapi tatapannya tetap terfokus pada Song Ah.
Dia melihat Song Ah yang
berlarian di tengah hujan memasuki minimarket terdekat.
“Hm, kamu bilang apa?” tanya
Young In, tidak mendengar ucapan Joon Young tadi.
“Tidak ada,” jawab Joon Young
karna melihat Song Ah sudah membeli payung di mini market.
--
Song Ah tiba di rumah dan
kakaknya ternyata datang berkunjung. Setelah bertukar baju, dia ikut bergabung
berbincang di ruang tamu. Tampaknya kakak Song Ah mau mempelajari hukum dan mau
menjadi pengacara, dan ibunya tampak mendukungnya.
Kakak Song Ah kemudian menanyakan
tujuan Song Ah setelah lulus nanti, mau bagaimana? Tinggal satu semester
terakhir dan Song Ah sudah akan lulus. Apa rencananya? Lebih baik menyerah sekarang
karna tahun depan Song Ah sudah umur 30 tahun. Pertanyaan ibu dan kakaknya, itu
menjadi tekanan tersendiri bagi Song Ah.
Song Ah mengalihkan topik dengan
memberitahu kalau minggu depan dia akan mulai magang di Yayasan Budaya Kyunghoo
sebagai bagian dari tim perencanaan. Dia sudah lulus ujian masuknya. Berita itu
hanya mendapat pujian dari ayah.
Sementara Ibunya, malah ingin
tahu apakah Yayasan Budaya Kyunghoo termasuk dalam Grup Kyungoo? Song Ah
mengiyakan dan memberitahu kalau mantan pimpinan Grup Kyunghoo adalah direktur
Yayasan Budaya nya. Kakaknya dan ibunya malah merasa kalau dia hanya menyia-nyiakan
waktu empat tahun belajar musik hanya demi ini. Jika tidak, Song Ah pasti sudah
bekerja di salah satu anak perusahaan Kyunghoo.
“Mereka tidak menerima sembarang
orang,” bela Ayah.
Tapi, Ibu dan kakaknya semakin
memojokan. Ibunya menyuruhnya menyerah dan menyuruhnya menjadikan bermain
violin menjadi hobi saja. Ayah masih terus membela Song Ah, dan Ibu jadi
menyalahkannya karena selalu menyetel musik klasik di rumah.
“Lalu apa yang akan kamu lakukan?
Kamu punya rencana?” tanya kakaknya.
“Entahlah,” jawab Song Ah, kesal setelah
melihat tatapan kakak dan ibunya. Dia memilih masuk ke kamarnya.
--
Joon Young berterimakasih karna
Young In sudah menyewakan tempat tinggal untuknya. Dengan santai Young In
memberitahu kalau direktur (ny. Na) yang menyiapkannya, jadi tidak usah
berterimakasih padanya. Dan jika butuh sesuatu apapun, beritahu saja padanya.
--
Di dalam kamarnya, Song Ah
menatap brosur konser orkestra tadi. Dia menatap namanya yang ada di bagian
paling bawah. Dan sayangnya dia tidak dapat tampil dan malah mendapat bentakan
dari tn. Ahn. Song Ah juga mengingat ucapan kakaknya kalau dia hanyalah
membuang waktu dengan melakukan hal ini.
Setelah memikirkan sesaat, Song
Ah akhirnya membalas email dari Yayasan Budaya Kyunghoo yang isinya menyanggupi
kalau dia akan bekerja magang mulai minggu depan.
--
Joon Young tiba di apartemen yang
sudah di siapkan untuknya. Di atas meja makan, ada sebuah buket bunga dan kartu
ucapan dari Ny. Na yang mengucapkan selamat datang kembali!
Entah kenapa, Joon Young malah
tampak tertekan.
(Kedua orang yang berada di usia
29 tahun, sekarang mengalami pergumulannya masing-masing. Mengenai impian dan
juga realita yang ada).