Sinopsis K-Drama : Do You Like Brahms? Episode 01


Sinopsis K-Drama : Do You Like Brahms? Episode 01
Images by : SBS


Tahun 2017
Cerita di mulai dengan di adakannya pesta kejutan untuk Chae Song Ah atas di terimanya dia di Universitas Seoryeong jurusan musik. Sebelumnya, Song Ah sudah lulus dari Universitas Seoryeong jurusan bisnis, dan kemudian melanjutkan studi dengan mengambil jurusan musik. Sahabatnya, Min Seong, menanyakan perasaan Song Ah menjadi mahasiswi baru di tahun 2017 dan mempelajari musik di usia 26 tahun. Pertanyaan itu belum di jawab dan sahabatnya yang lain, Yoon Dong Yun sudah menanyakan siapa yang mengajarinya bermain violin?
Dan jawabannya adalah Dong Yun. Dengan senyum sumringan, Song Ah memanggil Dong Yun dengan sebutan ‘guru’ dan mengucapkan terimakasih. Min Seong langsung menyindir karna Dong Yun yang menjadi guru Song Ah, Song A jadi harus menghabiskan waktu 4 tahun untuk bisa di terima di universitas. Semua tampak bahagia.
“Song Ah-ya. Kamu bahagia?” tanya seseorang.

Song Ah tersenyum lebar, “Ya. Aku bahagia.”


Episode 01
Träumerei : Impian



Tahun 2020,
Di sebuah gedung orkestra : Konser Peringatan ke-60 Universitas Seoryeong.
Semua staff gedung tampak sibuk menyiapkan jalannya acara. Mereka mengecheck dann memastikan kalau semua akan berjalan dengan lancar.
Di sebuah ruang tunggu para pemain violin wanita,



Para pemain violin wanita, sibuk berdandan dan menyiapkan diri untuk penampilan mereka nantinya. Salah satu pemain violin itu adalah Chae Song-Ah. Sembari menunggu gladiresih, dia membaca profil Park Joon Young, pianis, yang merupakan orang yang di nantikan penampilannya dalam acara hari ini. Di buku profil tersebut, tertulis kalau Park Joon Young memenangi juara ke-2 di Kompetisi Piano Chopin International. Song-Ah tampak sangat serius membaca.

Tapi, fokusnya teralih ketika salah satu rekannya melihat foto penampilan orkestra reguluer mereka di universitas yang di simpan Song Ah di dalam bag case violin-nya. Song Ah tampaknya menyukai foto tersebut. Rekannya kemudian mengeluh karna mereka harus datang ke Pusat Seni Seoul padahal universitas mereka juga mempunyai auditorium sendiri. Seorang rekan lainnya, Kim Hae Na, setuju.
“Tepat sekali. Setidaknya bayar kita untuk transportasi. Kenapa kita harus merasa terhormat bisa bermain di sini? Seolah-olah kita belum pernah bermain di sini,” ujar Hae Na.

Song Ah tampak sedikit terganggu, tapi dia tetap tersenyum dan berujar : “Aku belum pernah. Aku sangat bersemangat.”

Yang lain jadi kaget saat tahu itu karna harusnya Song Ah pernah bermain di sini saat sekolah di SMA Seni. Eh, tapi kemudian mereka jadi sadar kalau Song Ah bersekolah di SMA biasa dan bukannya SMA Seni. Mereka jadi nggak enak. Dan sekilas, sempat terlihat Hae Na yang terlihat memandang remeh dan mendengus sinis saat tahu Song Ah belum pernah tampil di Pusat Seni Seoul.
Walaupun Song Ah berkata ‘tidak apa-apa’, tapi dari wajahnya tampak sedikit rasa minder. Bagaimanapun, dia adalah yang tertua. Dia berusia 29 tahun. Dan tidak pernah belajar seni sebelumnya.
Pembicaraan mereka terhenti karna ada pengumuman agar semua pemain musik segera naik ke panggung untuk latihan sebelum pertunjukkan.


Semua pemain musik naik ke panggung dan duduk di kursi yang sudah di tentukan. Song Ah duduk di kursi paling belakang bersama seorang rekan lainnya. Orang itu menanyakan usia Song Ah dan saat tahu Song Ah berusia sama seperti Park Joon Young, dia jadi bersemangat, mengira Song Ah pasti satu sekolah dengan Joon Young saat Joon Young masih kuliah dulu.
“Tidak. Kami di terima di tahun yang sama, tapi dulu aku jurusan bisnis. Ini kali pertama aku melihatnya bermain,” jawab Song Ah.
Suasana panggung mendadak hening saat konduktor Ahn Nam Goo naik ke atas panggung.
 --




Sementara itu, sang bintang tamu, Park Joon Young, sedang menyiapkan dirinya untuk penampilan okestra nanti. Dia berada di ruangan tunggu tersendiri dan menyiapkan jarinya untuk bermain piano. Di atas piano juga terdapat alat metronom.
--


tn. Ahn memulai sesi latihannya dan mulai memberikan instruksi. Bagus. Sesuai dengan yang di harapkannya.
Saat Joon Young akhirnya tiba, tn. Ahn segera memperkenalkan Joon Young kepada semua pemain. Joon Young akan tampil hari ini dan baru saja tiba dari bandara setelah tur di Amerika Utara selama 1 tahun. Semua bertepuk tangan meriah menyambut kedatangannya.


Joon Young tidak membuang waktu dan segera duduk di kursi piano. Dia siap untuk memulai sesi latihan. Tapi, di saat dia sudah siap menekan tuts piano, tn. Ahn malah menghentikannya. Dia meminta waktu sebentar dan mulai menginstruksikan agar dua orang pemain violin wanita di baris terakhir untuk pulang. Menurutnya, bagian violin terlalu lantang, jadi jumlahnya harus di kurangi. Salah satu pemain yang di pulangkan adalah Song Ah. 
Ini penampilan perdananya di Pusat Kesenian Seoul, jadi hatinya terasa berat saat di suruh untuk pulang. Dan karna itu juga, dia memberanikan diri walaupun merasa takut dan malu di hadapan semuanya, agar di izinkan untuk tetap bermain.

Suasana menjadi tegang. tn. Ahn tampaknya marah dan menanyakan nama Song Ah.
“Chae Song Ah imnida,” jawab Song Ah.
“Bukan. Jangan minta maaf. Sebutkan namamu.” (Chae Song Ah imnida, terdengar seperti Joesonghabnida yang artinya ‘maaf’.)


Song Ah jadi semakin gugup dan bingung, mengulangi dengan jelas namanya ‘Chae Song Ah.’ Tapi, jawabannya malah di balas dengan bentakan oleh tn. Ahn. Joon Young sampai merasa tidak nyaman dengan kondisi dan bentakan tn. Ahn pada Song Ah.

tn. Ahn mengulangi alasannya memulangkan Song Ah karna suara violin terlalu lantang. Dan juga, siapa konduktornya?! Tempat duduk hari ini di tentukan oleh urutan nilai kan? Kalau begitu, jangan menjadi yang terburuk di kelas agar tidak duduk di belakang!!



Trangtreng! Suara piano berdenting memecahkan suasana yang tegang itu. Joon Young pelakunya. Dia mengambil buku-nya yang terjatuh sambil meminta maaf dan beralasan kalau tangannya tergelincir saat memegang buku.

Entah apa yang di pikirkan tn. Ahn, akhirnya dia mengizinkan Song Ah untuk ikut bermain. Song Ah menundukkan kepala, tanda berterimakasih. Dia duduk dan siap bermain lagi. Matanya masih tampak memerah karna menahan tangis.
Permainan sudah mau di mulai. Tapi, lagi-lagi, tn. Ahn menghentikan.
“Ini tidak bisa. Kau. Keluar. Jangan bermain hari ini,” ujarnya pada Song Ah.
Song Ah jelas merasa kecewa dan dengan hati yang terluka, pergi keluar ruangan. Dia juga tahu kalau tidak ada harapan baginya bermain lagi. Joon Young hanya diam, tapi dari raut wajahnya, tampaknya dia merasa kasihan pada Song Ah.
--

Song Ah tidak langsung pulang dan berdiam di dalam ruang tunggu. Dia juga mendapat pesan dari Min Seong yang memberitahu kalau dia sudah ada di Pusat Kesenian Seoul dan datang untuk melihat penampilan Song Ah.
--

Min Seong sedang mengantre untuk membeli tiket, sayangnya tiket sudah terjual habis. Walau begitu, dia masih tetap menonton orkestra dari layar tv yang ada di dalam gedung. Sayangnya, kamera nanti hanya fokus menyorot penampilan piano dan tidak memperlihatkan pemain orkestra lainnya.
Min Seong jelas kecewa. Dia kembali mengirim pesan pada Song Ah, memberitahu kalau dia tidak kebagian tiket. Walau begitu, dia akan tetap menonton lewat TV di lobi, sayangnya yang di sorot hanya piano. Dia kecewa karna tidak bisa melihat Song Ah.

Song Ah juga tidak berani memberitahu kalau dia tidak tampil hari ini dan sedang bersembunyi di toilet.

Dan karna itu juga, dia jadi mendengar pembicaraan Hae Na dengan rekan lainnya. Rekan itu menanyakan Hae Na yang akan mengambil kuliah pascasarjana di luar negeri setelah lulus nanti. Hae Na hanya menjawab ‘mungkin.’ Rekan itu mulai penasaran ingin tahu apa yang akan Song Ah lakukan setelah lulus.
“Entahlah. Dia pasti bisa mengatasinya. Tanyakan padanya jika kau penasaran,” jawab Hae Na.
“Tidak. Aku tidak berani menanyakannya.”
Song Ah hanya bisa mendengarkan dengan sedih dari balik bilik kamar mandi. Kesedihannya bertambah saat menerima email dari Ann White. Isinya, meminta maaf karna tidak bisa menerima Song Ah untuk masuk ke studionya untuk Gelar Master Musik di Universitas Daleson.
--


Orkestra akhirnya di mulai. Joon Young membawakan musik dalam alunan pianonya dengan sangat memukau.

Di tengah pertunjukkan itu, Song Ah mencoba mendengarkan dari balik ruang audio. Salah satu staff melihatnya dan dengan baiknya, memberitahu Song Ah kalau dia bisa menontoon pertunjukkan dengan mengintip dari kaca pintu. Penampilan dan musik yang Joon Young bawakan begitu hidup dan menyentuh hati Song Ah.

Air mata menetes. Musik yang dia hidupkan sangat bersemangat. Yang ada di dalam diriku terasa sangat kecil dan lusuh. Air mata menetes,” bisik Song Ah, di dalam hatinya.
--
Begitu pertunjukkan selesai, Joon Young menemui ibunya. Dia mengajak ibunya untuk ikut dalam acara resepsi pesta dan juga sekalian bertemu dengan Pimpinan Yayasan. Ibu menolak karna dia juga sadar diri kalau dirinya tidak di undang. Dan dia juga harus segera pulang karna kereta terakhir sebentar lagi. Joon Young mengerti dan memintanya untuk berhati-hati.
Ibu tampak sungkan ingin mengatakan sesuatu. Setelah ragu sejenak, dia menanyakan mengenai pembayaran pertunjukkan Joon Young bulan ini.
“Ibu belum mendapatkannya? Aku akan menanyai agensiku.”

“Maaf ya, Nak,” ujar Ibu, tampak bersalah. “Tapi, ayahmu sudah banyak berubah belakangan ini,” beritahunya sembari pamit pergi.
Walaupun bertemu dengan ibunya, wajah Joon Young tidak menampakkan kebahagiaan sama sekali.
--



Song Ah ternyata bersembunyi di toilet sampai semua pemain pulang. Setelah yakin tidak ada orang lain, Song Ah baru keluar. Sialnya, di depan pintu toilet, dia malah berjumpa dengan Hae Na. Hae Na tampak kaget karna Song Ah masih ada di dalam gedung dan belum pulang dari tadi.
“Itu…,” Song Ah, kesulitan membuat alasan.
Eonni, aku ingin menanyakan sesuatu saat kita bertemu,” ujarnya memotong Song Ah. “Kamu akan magang? Pemagangan musim panas di Yayasan Budaya Kyunghoo. Bukankah kamu juga diterima? Kamu harus mengirim balasan saat tengah malam. Aku sudah mengirim balasan bahwa aku mau.”
“Aku belum membalas.”
“Apa? belum? Ayolah. Bukankah kamu harus membalas meski tidak mau berpartisipasi?”
“Aku tidak bilang tidak mau berpartisipasi. Aku belum memutuskannya.”
“Begitu rupanya,” tanggapinya dengan raut sinis dan pamit ke toilet, tanpa mau bicara lagi dengan Song Ah.

Song Ah juga tidak mau ambil pusing dan memilih pergi. Saat di luar gedung, dia melihat Min Seong yang sedang sibuk mengajak Joon Young untuk selfie bersama. Song Ah tersenyum tipis melihat sahabatnya tersebut. Begitu menyadari kehadiran Song Ah, Min Seong mengakhiri sesi foto dan segera berlari memeluk Song Ah sembari mengucapkan selamat atas debutnya di Pusat Kesenian Seoul.

Joon Young menatap Song Ah. Dia ternyata mengingat Song Ah sebagai orang yang di bentak oleh tn. Ahn tadi. Dan ternyata, dia sengaja menjatuhkan bukunya sehingga piano berdentang keras agar tn. Ahn berhenti membentak Song Ah.
Song Ah tampak malu dengan ucapan selamat Min Seong di hadapan Joon Young, karna dia sama sekali tidak tampil tadi.
“Kerja bagus hari ini,” puji Joon Young, saat melewati mereka.
Pujian Joon Young, membuat Min Seong semakin memuji Song Ah. Song Ah juga tidak berani memberitahu dan hanya mengikuti Min Seong yang mengajaknya makan malam bersama.
--

Ny. Na Moon Sook, direktur Universitas Seoryeong memberikan kata sambutan kepada para tamu dan wartawan yang sudah datang untuk meliput dan menghadiri Konser Peringatan ke-60 Universitas Seoryeong. Di tengah pidato, Ny. Na tidak lupa menyebutkan nama Joon Young yang sudah memberikan penampilan di konser orkestra tadi dan juga merupakan mahasiswa di Universitas Seoryeong. Ny. Na sekilas juga menyebut nama cucunya, Lee Jung Kyung, yang merupakan pemain violin yang lulus dari Universitas Seoryeong.
Mendengar pidato Ny. Na, Cha Young In berkomentar pada Joon Young mengenai Jung Kyung yang sudah menjadi profesor di AS, dan dia ragu Jung Kyung akan bisa datang bahkan sekali setahun.
--
Min Seong mengajak Song Ah untuk minum bir bersama, tapi Song Ah menolak.

“Kita berada di usia yang harus mempertimbangkan kesehatan,” alasan Song Ah, menolak minum.
“Apa maksudmu? Hei, kita masih 29 tahun,” protes Min Seong. “Aku punya sesuatu untukmu. Kejutan, ini hadiah. Ini kalender yang dimulai dengan ulang tahunmu.”
Song Ah menerima hadiah itu dengan bahagia. Dia melihat foto yang di pakai di kalendar, salah satunya adalah fotonya bersama Min Seong dan Dong Yun. Dari apa yang Min Seong bciarakan, kita bisa tahu kalau dulunya dia berpacaran dengan Dong Yun dan sekarang sudah putus. Kini, Dong Yun sedang berada di luar negeri.

Min Seong meminta pada Song Ah untuk tidak memberitahu Dong Yun kalau dia masih menyukainya atau semacamnya.
--

Di tengah acara, tn. Ahn mengajak Joon Young berfoto bersama. Setelah itu, dia membahas mengenai kabar Joon Young yang akan berada setahun di Korea. Dan karna itu sebagai direktur seni Simfoni Korea, dia mengajak Joon Young untuk melakukan kolaborasi Konser Tahun Baru. Joon Young dengan sopan berterimakasih tapi dia tidak berencana untuk tampil tahun ini, jadi, dia menolak tawaran tn. Ahn.
“Kudengar kamu memainkan sesuatu untuk Grup Kyunghoo,” singgung tn. Ahn.
“Itu hal yang sudah lama kita bahas. Maafkan aku,” jelas Joon Young.
Tampaknya, tn. Ahn merasa tersinggung. Karna dia langsung pergi begitu saja tanpa mengatakan apapun.
--
Song Ah curhat pada Min Seong kalau dia masih belum memutuskan untuk menerima tawaran magang itu atau tidak. Karna, jika dia mulai bekerja, dia tidak akan sempat berlatih.
“Ayolah, kamu bisa berlatih lagi di akhir pekan dan seusai bekerja,” saran Min Seong.
“Tapi tetap saja, kamu tahu apa yang mereka katakan. Jika kamu bolos latihan sehari, kamu tahu. Jika kamu bolos latihan dua hari, kolegamu tahu. Dan jika kamu bolos latihan tiga hari, penonton tahu.”
“Anggap saja untuk membayar biaya kuliah untuk semestermu berikutnya.”
“Baiklah. Omong-omong, kapan kamu akan lulus?”
“Entahlah. Kenapa aku harus masuk sekolah pascasarjana? Aku tidak percaya aku menyukai sesuatu seperti kimia.”

“Aku juga. Kenapa aku harus menyukai musik?” balas Song Ah.
“Aku tahu. Aku lebih mencemaskanmu. Kamu tiba-tiba bersikeras ingin memainkan violin, dan aku berusaha menghentikanmu, tapi kamu keras kepala.”
“Benar. Satu-satunya orang yang setuju adalah Dong Yun,” ujar Song Ah. Wajahnya, tampak sedih.
“Semua akan baik-baik saja. Jangan khawatir,” hibur Min Seong.
“Bagaimana kamu tahu? Memangnya kamu peramal?”
“Karena kamu temanku,” jawab Min Seong, tersenyum tulus.
Jawaban sederhana yang membuat Song Ah merasa bahagia. Min Seong tahu hal itu dan menggodanya. Dia kemudian pamit ke toilet dulu.

Di saat itu, seorang anak kecil dari meja sebelah, menunjuk ke bag case violin Song Ah dan menanyakan mengenai itu, “Apa itu?” Song Ah pun menjelaskan kalau itu adalah alat musik violin. Song Ah menjelaskannya dengan riang.
Eonni, pandai bermain violin? Andal?” tanya anak itu.

Mendadak senyum di wajah Song Ah, memudar. Dia tidak bisa menjawab pertanyaan itu. Dia memasakan sebuah senyum yang tampak sedih, “Suka. Aku sangat menyukainya,” jawab Song Ah.
--

Acara makan sudah selesai, dan Song Ah menyuruh Min Seong pulang duluan dengan taksi. Sementara dia memilih berjalan kaki.
--

Joon Young sudah berganti baju santai. Dia berada di basement dengan kopernya dan menunggu Young In.Tanpa sengaja dia malah mendengar tn. Ahn yang sedang berteleponan sambil menjelekannya karna menolak tawaran kolaborasi tapi malah mau bekerja untuk Kyunghoo. Dia menyebut Joon Young tidak bisa memanfaatkan kesempatan.

Tidak lama, Young In turun dan menuntun Joon Young ke mobilnya. Dia sudah menyewakan tempat tinggal untuk Joon Young dan akan mengantarkannya ke sana. Di dalam mobil, mereka membahas mengenai Ny. Na yang ternyata juga baru pulang dari luar negeri. Young In memberitahu kalau Ny. Na merasa kecewa karna tidak bisa melihat penampilan Joon Young di New York dan kelulusan cucunya, Jung Kyung, dari Juilliard.
“Kamu melihat Jung Kyung di konser New York? Bagaimana keadaannya?” tanya Young In.

Flashback
Joon Young melihat Jung Kyung yang datang ke konsernya di New York. Dia memanggil Jung Kyung dan Jung Kyung berbalik menatapnya. Tatapan dengan mata yang memerah dan wajah sedih.
End
“Dia bahkan jarang menelepon. Apa karena dia punya pacar di AS?” cerita Young In.
Joon Young hanya diam dan tidak berkomentar apapun. Di tengah perjalanan hujan tiba-tiba saja turun dengan sangat deras.

Seolah takdir, Joon Young malah melihat sosok Song Ah yang berteduh di pinggir jalan. (Jadi ingat, ada yang bilang pertemuan pertama adalah kebetulan, tapi jika sampai tiga kali maka itu takdir. Dan dalam sehari, Joon Young sudah melihat sosok Song Ah sebanyak 3 kali.) Song Ah melepas jas yang di kenakannya dan menggunakannya untuk melindungi bag case violinnya.
Noona, apa ada payung di mobil mu?” tanya Joon Young pada Young In, tapi tatapannya tetap terfokus pada Song Ah.

Dia melihat Song Ah yang berlarian di tengah hujan memasuki minimarket terdekat.
“Hm, kamu bilang apa?” tanya Young In, tidak mendengar ucapan Joon Young tadi.
“Tidak ada,” jawab Joon Young karna melihat Song Ah sudah membeli payung di mini market.
--

Song Ah tiba di rumah dan kakaknya ternyata datang berkunjung. Setelah bertukar baju, dia ikut bergabung berbincang di ruang tamu. Tampaknya kakak Song Ah mau mempelajari hukum dan mau menjadi pengacara, dan ibunya tampak mendukungnya.


Kakak Song Ah kemudian menanyakan tujuan Song Ah setelah lulus nanti, mau bagaimana? Tinggal satu semester terakhir dan Song Ah sudah akan lulus. Apa rencananya? Lebih baik menyerah sekarang karna tahun depan Song Ah sudah umur 30 tahun. Pertanyaan ibu dan kakaknya, itu menjadi tekanan tersendiri bagi Song Ah.

Song Ah mengalihkan topik dengan memberitahu kalau minggu depan dia akan mulai magang di Yayasan Budaya Kyunghoo sebagai bagian dari tim perencanaan. Dia sudah lulus ujian masuknya. Berita itu hanya mendapat pujian dari ayah.


Sementara Ibunya, malah ingin tahu apakah Yayasan Budaya Kyunghoo termasuk dalam Grup Kyungoo? Song Ah mengiyakan dan memberitahu kalau mantan pimpinan Grup Kyunghoo adalah direktur Yayasan Budaya nya. Kakaknya dan ibunya malah merasa kalau dia hanya menyia-nyiakan waktu empat tahun belajar musik hanya demi ini. Jika tidak, Song Ah pasti sudah bekerja di salah satu anak perusahaan Kyunghoo.
“Mereka tidak menerima sembarang orang,” bela Ayah.

Tapi, Ibu dan kakaknya semakin memojokan. Ibunya menyuruhnya menyerah dan menyuruhnya menjadikan bermain violin menjadi hobi saja. Ayah masih terus membela Song Ah, dan Ibu jadi menyalahkannya karena selalu menyetel musik klasik di rumah.
“Lalu apa yang akan kamu lakukan? Kamu punya rencana?” tanya kakaknya.
“Entahlah,” jawab Song Ah, kesal setelah melihat tatapan kakak dan ibunya. Dia memilih masuk ke kamarnya.
--

Joon Young berterimakasih karna Young In sudah menyewakan tempat tinggal untuknya. Dengan santai Young In memberitahu kalau direktur (ny. Na) yang menyiapkannya, jadi tidak usah berterimakasih padanya. Dan jika butuh sesuatu apapun, beritahu saja padanya.
--


Di dalam kamarnya, Song Ah menatap brosur konser orkestra tadi. Dia menatap namanya yang ada di bagian paling bawah. Dan sayangnya dia tidak dapat tampil dan malah mendapat bentakan dari tn. Ahn. Song Ah juga mengingat ucapan kakaknya kalau dia hanyalah membuang waktu dengan melakukan hal ini.
Setelah memikirkan sesaat, Song Ah akhirnya membalas email dari Yayasan Budaya Kyunghoo yang isinya menyanggupi kalau dia akan bekerja magang mulai minggu depan.
--


Joon Young tiba di apartemen yang sudah di siapkan untuknya. Di atas meja makan, ada sebuah buket bunga dan kartu ucapan dari Ny. Na yang mengucapkan selamat datang kembali!

Entah kenapa, Joon Young malah tampak tertekan.



(Kedua orang yang berada di usia 29 tahun, sekarang mengalami pergumulannya masing-masing. Mengenai impian dan juga realita yang ada).


Post a Comment

Previous Post Next Post