Sinopsis K-Drama : Do You Like
Brahms? Episode 09
Images by : SBS
Kita mundur ke beberapa saat
sebelum MC mengakhiri acara…
Saat
sesi tanya jawab, seorang siswi menanyakan, apa yang harus dia lakukan saat
tidak ingin berlatih? Dia menanyakannya karna dia sudah berusaha keras, tapi,
dia merasa tidak bisa mengimbangi mereka yang berbakat. Apa menurut Joon Young
dengan kerja keras dan usaha, kita bisa mengalahkan bakat alami?
“Sayangnya,
aku harus mengatakan musik adalah bidang tempat bakat alami berperan besar.
Namun... Memiliki impian adalah bakat terhebat. Jika ditambah kerja keras, aku
sangat yakin kamu akan meraih impianmu,” jawab Joon Young.
Jawaban
itu mendapatkan tepuk tangan dari para siswa. Tadi adalah pertanyaan terakhir
yang di ajuka dan sekarang saatnya mengakhiri acara ini. Semua siswa langsung
bersorak kecewa dan meminta acara terus di lakukan. MC dengan lihai menenangkan
mereka dan memberitahu kalau sebagai penutup, Joon Young akan memainkan sesuatu
untuk mereka.
“Apa
yang akan Anda mainkan?” tanya MC.
Joon
Young sudah hendak menjawab pertanyaan itu, tapi kemudian, dia melihat kalau
Jung Kyung ada di sana.
Flashback
Joon Young menanyakan pada Song
Ah, lagu apa yang harus di mainkannya di hari H acara? Lagu apa yang ingin Song
Ah dengar?
“"Träumerei". Kurasa
musik adalah milik mereka yang mendengarkan. Bahkan tiap lagu punya makna
sendiri bagi tiap pendengar. Saat kamu memainkan "Träumerei", aku
teringat pada impianku. Itu sebabnya aku ingin mendengarnya lagi.
"Träumerei"-mu,” jawab Song Ah dan menjelaskan alasannya ingin
mendengar lagu itu.
End
Dan
sama seperti yang Song Ah katakan, setiap lagu mempunyai makna sendiri bagi
tiap pendengar. Bagi Song Ah, Träumerei mengingatkannya akan impiannya, tapi
bagi Jung Kyung lagu itu adalah kenangannya dengan Joon Young.
“Dari
koleksi "Kinderszenen" karya Schumann, "Träumerei",”
umumkan MC, mengenai lagu yang akan Joon Young mainkan.
Mendengar
itu, wajah Jung Kyung berubah seolah berharap, tapi raut wajah Song Ah menjadi
panik karna sadar kalau Jung Kyung ada di sana.
“Aku
akan memainkan Ballade No. 3 oleh Chopin,” ujar Joon Young, menukar lagu yang
di mainkannya.
--
Konser
Gelar Wicara Park Joon Young akhirnya usai. Di akhir acara, Joon Young
mengambil foto bersama para staff SMP Seni Hankook.
Selama
Joon Young berfoto, Song Ah mengajak ngobrol Jung Kyung sebentar. Dia
berterimakasih karna Jung Kyung sudah mengirimkan pianonya (milik ibunya)
kemari. Jung Kyung menanggapi dengan datar.
Begitu
selesai berfoto, Joon Young menghampiri mereka dan menanyakan kenapa Jung Kyung
bisa tahu acara ini? Jung Kyung membalik pertanyaan itu dengan pertanyaan, apa
ini sesuatu yang seharusnya tidak di ketahuinya?
Song
Ah yang ada di tengah mereka tentu merasa canggung. Untungnya tn. Joo muncul
dan meminta bantuannya untuk bersih-bersih di luar. Jadinya, Song Ah bisa punya
alasan untuk pergi dari sana.
Selama
bersih-bersih, Song Ah tampak cemas dan penasaran mengenai apa yang Joon Young
dan Jung Kyung bicarakan.
Joon
Young berbasa basi menanyakan tujuan Jung Kyung datang. Dia juga bilang kalau
dia melakukan ini dengan niat baik, jadi dia tidak mau Jung Kyung sampai
melibatkan diri. Jung Kyung langsung memotong ucapannya dengan berkata kalau
dia ingin melibatkan diri. Dia tidak mau melihat orang-orang itu memperlakukan
Joon Young dengan tidak hormat.
Joon
Young tampaknya tidak ingin memperpanjang pembicaraan, karna dia langsung
mengajak Jung Kyung untuk pergi. Sayangnya, Jung Kyung masih ingin bicara
banyak dengan Joon Young.
“Aku
ingin mendengarnya. "Träumerei". Kamu bilang tidak akan pernah
memainkannya lagi. Itu sangat menyakitiku,” ujar Jung Kyung.
“"Träumerei"
hanyalah salah satu dari berbagai lagu piano. Itu saja. Tidak memainkannya
tidak akan menyakiti siapa pun, dan memainkannya tidak akan mengubah apa pun.”
“Itu
sama sekali tidak berarti bagimu?”
“Tidak
lagi.”
Jung
Kyung tidak suka jawaban itu dan menuntut alasan Joon Young. Joon Young merasa
kalau lagu itu memang tidak mempunyai arti lagi baginya karna hubungan mereka
juga tidak ada artinya. Selama ini, lagu itu … maksudnya Jung Kyung sangat
berarti baginya. Dia sudah sering membayangkan akan seperti apa ekspresi Jung
Kyung saat dia memberitahukan hal ini, tapi sekarang…
“Aku
mencintaimmu,” ujar Jung Kyung, tiba-tiba.
“Tidak,”
sangkal Joon Young. “Aku mohon padamu. Aku minta tolong.”
“Kami
akan putus. Kamu tidak mau sakiti orang lain. Biar aku saja. Aku
akan menyakitinya dan mendatangimu. Kamu juga mencintaiku,” ujar Jung Kyung
dengan begitu santainya. Seolah memutuskan Hyun Ho bukanlah hal sulit baginya.
Matanya
berkaca-kaca menunjukkan keseriusannya. Tapi, itu bukanlah hal yang di inginkan
Joon Young. Dia tidak bisa menerima perasaan Jung Kyung, sehingga dia memilih
pergi tanpa mengatakan apapun. Jung Kyung tidak bisa membiarkannya pergi begitu
saja, memohon dan mengejarnya.
“Tetap
di sana,” ujar Joon Young tegas. “Tahanlah. Aku juga menahannya. Kau juga harus
menahannya,” peringatinya.
Ucapan
itu membuat Jung Kyung membantu dan tidak lagi mengejar Joon Young. Dia berdiri
dan menangis.
Begitu
selesai bicara dengan Jung Kyung, Joon Young berpas-pasan dengan Song Ah dan
mengajaknya untuk pulang.
Episode
05
Accelerando
: Mempercepat
Jung
Kyung pulang dengan taksi yang di pesankan tn. Joo. Sementara Joon Young pulang
bersama Song Ah. Song Ah membuka pembicaraan dengan memuji penampilan Joon
Young tadi, dan Joon Young balas memujinya.
“Sebenarnya,
aku merasa berkecil hati sejak tiba di sini. Mereka baru duduk di bangku SMP, tapi
mereka sangat mengagumkan. Mereka semua berjuang keras untuk mewujudkan impian
mereka. Kurasa memiliki bakat adalah berkah. Aku iri sekali,” pendapat Song Ah,
mengungkapkan rasa irinya kepada mereka yang berbakat.
“Lebih
berkat lagi jika tidak berbakat,” tanggapi Joon Young. “Andai aku tidak
berbakat, maka mungkin semuanya akan lebih baik. Aku sering berpikir seperti
itu.”
Ucapan
Joon Young yang tidak menghargai bakatnya itu seperti pedang yang menusuk hati
Song Ah. Dia ingin bermain violin, tapi tidak memiliki bakat. Dia sangat ingin
memiliki bakat seperti yang Joon Young miliki, tapi Joon Young malah berharap
tidak memiliki bakat tersebut.
“Joon
Young. Kamu tidak mendengar ucapan siswi itu? Banyak orang yang kesulitan
karena mereka kurang berbakat meskipun mereka menyukai sesuatu dan sudah
berusaha keras. Tidak semua orang berbakat sepertimu. Kamu tidak tahu bagaimana
rasanya kurang berbakat dan mengatakan bahwa punya impian adalah bakat
terbesar, dan jika bermimpi dan berusaha, kita bisa meraih impian? Apa kamu
tahu bagaimana perasaan seseorang yang kurang berbakat?” ujar Song Ah,
menunjukkan perasaan terlukanya atas ucapan Joon Young tadi.
Joon
Young terpaku. Tidak tahu harus mengucapkan apa selain berdiri dan membiarkan
Song Ah berjalan meninggalkannya.
--
Jung
Kyung tiba di rumah dan menatap ruang tengah yang ksoong karna piano ibunya
masih ada di gedung acara tadi.
--
Begitu
pulang ke rumah, Song Ah kembali berlatih violin dengan serius.
Flashback
Saat pertama kali dia
memberitahu keluarganya mengenai keputusannya untuk melanjutkan kuliah ke
jurusan musik alih – alih mencari pekerjaan, Ibu dan kakaknya sangat
menentangnya. Kakaknya bahkan menyebut Song Ah sudah gila.
“Song Ah. Ayah bertanya karena
tidak yakin. Apa kamu bahkan berbakat memainkan violin? Kamu berbakat memainkan
violin?” tanya ayah, serius. Berbeda dengan ibu dan kakaknya yang langsung melarang
putusannya, ayah menanyakan pertanyaan yang tidak bisa di jawabnya.
End
Pertanyaan
itu terus terngiang di kepala Song Ah hingga sekarang. Dia tahu jawaban dari
pertanyaan itu, tapi hati kecilnya terlalu sulit untuk mengakuinya. Jika saja
dia sedikit berbakat bermain violin, dia tidak akan mendapat peringkat terakhir
di kelas dan di usir saat pentas (di episode 01).
Di
saat dia berharap memiliki bakat, malah ada seseorang yang berharap tidak
memiliki bakat itu.
Song
Ah teringat dengan penampilan Joon Young yang begitu memukaunya.
Aku bahkan tidak pernah menginginkan atau
bahkan bercita-cita untuk memiliki bakat sebesar itu.
Tapi,
dia juga ingat betapa kesulitannya Joon Young karna bakat yang di milikinya
itu.
Jadi, kenapa saat meraih impianmu dengan
bakatmu, kamu tidak terlihat bahagia? Apa kamu tidak pernah menyukai bakat bawaan
lahirmu?
Joon
Young berada di depan pianonya. Entah apa yang ada di pikirannya, tapi dia
menarik nafas begitu dalam.
--
Jung
Kyung menyimpan semua kaset yang di kirimkan Joon Young setiap tahun kepadanya
ke dalam kantong plastik. Mungkin dia sadar kalau keputusan Joon Young tidak
akan pernah mengirimkannya kaset lagu Träumerei di hari ultah nya sudah bulat.
--
Joon
Young sudah kembali ke rumah. Dia melihat salah satu partitur musik yang
sepertinya milik Jung Kyung dan Joon Young memutuskan menyimpannya di dalam
kopernya. Dan menyimpan koper itu ke dalam lemarinya.
--
Hyun
Ho juga sedang galau. Dia terus melihat foto-foto Jung Kyung yang ada di
ponselnya.
--
Esok
hari,
Hari
konser Jo Su An (Sophia Jo). Ini adalah acara yang di tangani oleh Hae Na.
Di
kantor, Da Woon mengajak Seun Jae
bergosip membicarakan orang tua Su An yang adalah CEO Firma Hukum Jo dan Jung.
Da Woon merasa iri karna Su An terlahir dengan sendok perak dan bahkan bisa menjadikan
profesor Universitas Seoryeong sebagai pendamping di konser nanti. Seung Jae
menanggapi kalau Su An beruntung bisa mengenal Profesor Yoo karna Profesor Yoo
itu sangat berbakat. Joon Young bahkan bisa seperti sekarang karena Profesor
Yoo.
Selama
mereka bergosip, Song Ah yang ada di sana ikut mendengarkan.
Da
Woon berkomentar kalau Joon Young memang terlahir genius, tapi entahlah dengan
Prof. Yoo. Seung Jae yang mempunyai ‘wawasan begitu luas’ memberitahu kalau
waktu pertama kali masuk SMP Seni, Joon Young berada di peringkat sepuluh dalam
tes performa piano yang di ikuti 50-60 murid. Jadi, Joon Young itu hanya murid
biasa dulunya.
--
Joon
Young pergi ke bank KBD Hyundai untuk mengajukan pinjaman. Tapi, karna Joon
Young hanya pekerja lepas, dia tidak bisa mengajukan pinjaman.
Di
saat keluar dari bank, dia tanpa sengaja berpas-pasan dengan Prof. Yoo (yang di
temui Young Ini waktu itu). Dengan hormat, Joon Young menyapanya.
--
Young
In membawa Hae Na untuk di kenalkan pada Su An dan ibunya. Dia memberitahu
kalau Hae Na adalah pemagang di Yayasan Kyunghoo dan yang bertanggung jawab
atas konser hari ini. Harusnya, Hae Na dan Su An saling mengenal.
Su
An membenarkan kalau dia mengenal Hae Na. Dia berseru terkejut saat tahu kalau
Hae Na adalah pemagang. Ekspresinya itu tampak seperti mengejek. Dan Hae Na
juga tampak tidak nyaman bertemu dengannya.
--
Seung
Jae masih bergosip dengan Da Woon. Dia memberitahu kalau sulit bagi anak miskin
untuk mendapat perhatian di SMP Seni, apalagi Joon Yong bukan tipe yang
berusaha menonjol untuk bertahan hidup. Tapi, saat itu, Prof. Yoo menyadari
bakat Joon Young. Dan kemudian, Joon Young mendominasi kompetisi dan memenangi
juara kedua dalam Kompetisi Chopin.
“Itu
sebabnya, siapa yang kamu temui sebagai guru sangatlah penting. Profesor Yoo
satu-satunya guru Joon Young sejak dia masih SMP.”
“Mereka
pasti sangat dekat,” tanggapi Hae Na.
--
Tapi,
berbeda dari yang di bayangkan Hae Na, hubungan Joon Young dan Prof. Yoo
tampaknya tidak terlalu dekat. Mereka memang saling menyapa dengan ramah, tapi
tidak banyak yang bisa mereka bicarakan. Prof. Yoo memberitahu kalau dia ada
pertunjukkan di Kyunghoo malam ini. Dia akan bermain untuk resital putri tn.
Jo. Dan karna Joon Young juga mengenal tn. Jo, dia menyuruh Joon Young untuk
datang menyapa.
Joon
Young hanya terus menundukkan kepala dan mengiyakan.
“Singkirkan
ekspresi suram di wajahmu itu. Dasar berandal,” gumam Prof. Yoo setelah
berjalan sedikit jauh dari Joon Young.
Dan
entah Joon Young ada mendengar ucapannya itu atau tidak.
--
Hyun
Ho pergi menemui Dong Yun dengan membawa cello-nya. Mungkin, ada yang salah
dengan cello-nya. Dong Yun membahas mengenai kabar Jung Kyung yang mendaftar
menjadi profesor di Universitas Seoryeong. Berita semacam itu cepat menyebar di
industri ini. Bahkan kisah cinta Jung Kyung dan Hyun Ho sudah seperti dongeng
bagi mereka. Hyun Ho seolah adalah Cinderella versi pria.
Setelah
berbicara ngalor ngidul, Dong Yun menanyakan ada masalah apa dengan Cello Hyun
Ho? Bukannya menjawab, Hyun Ho malah
menanyakan apakah Dong Yun ada tamu lain setelah dia?
--
Song
Ah dkk mulai mengatur tempat acara konser. Mereka menyiapkan semuanya dengan
sangat rapi.
Hae
Na juga mengantarkan makanan ke ruang tunggu Su An. Saat matanya melihat gaun
yang akan Su An kenakan, sedikit rasa iri tersirat dari raut wajahnya.
Bukan
hanya Hae Na, Song Ah pun demikian saat melihat panggung yang akan Su An
gunakan tadi. Bagi mereka berdua, bisa mengadakan resital sendiri adalah sebuah
mimpi.
--
Jung
Kyung menelpon Young In untuk memebritahu kalau hanya dia yang akan datang ke
acara resital hari ini. Itu karna neneknya sedang dalam kondisi tidak baik jadi
tidak bisa ikut.
Baru
selesai menerima telepon dari Jung Kyung, Young In kembali menerima telepon
dari Joon Young yang ingin membeli tiket resital hari ini. Sayangnya, semua
tiket sudah habis di borong tn. Jo. Ah, tunggu, masih ada satu tiket lagi
(tiket Ny. Na yang tidak bisa hadir).
--
Hyun
Ho dan Dong Yun pergi ke café untuk berbincang. Topik perbincangan di buka oleh
Hyun Ho. Dia menanyakan alasan Dong Yun berhenti bermain musik padahal dia
pandai bermain.
“Saat
SMP dan SMA, aku sibuk dengan kompetisi, tes penampilan panggung, dan ujian. Aku
tidak sempat berpikir. Jadi, aku terus bermain. Tapi setelah kuliah, aku tidak
ingin berlatih lagi. Setelah sekitar dua atau tiga bulan, kudengar seseorang
memainkan violin dari suatu tempat. Dia tidak sehebat itu, tapi dia bermain
sangat giat. Dia bilang itu hobinya sejak SD. Jadi, lalu aku bertanya kepadanya
kenapa dia bermain sangat giat,” cerita Dong Yun
Flashback
Saat itu, Dong Yun adalah maba
di Universitas Seoryeong. Ketika dia sedang bermain di lorong, dia mendengar
suara alunan violin. Dan orang yang memainkan violin itu adalah Song Ah.
End
“Dia
bilang, dia menyukainya, bermain violin.
Flashback
Saat itu mereka sedang berada di
perpustakaan dan Dong Yun menanyakan alasannya bermain dengan begitu giat.
“Karena aku menyukainya. Aku
ingin terus bermain dan menjadi lebih baik,” jawab Song Ah, terrsenyum.
Jawaban yang memukau Dong Yun.
End
“Katanya
dia ingin terus bermain dan menjadi lebih baik. Saat itulah aku menyadarinya. Bahwa
aku hanya orang yang suka memainkan violin di tingkat tertentu. Aku mencoba
bermain seperti dia, tapi itu tidak mudah. Itu sebabnya aku berhenti,” akhiri
Dong Yun.
--
Joon
Young bersiap untuk pergi ke konser resital Jo Su An, sesuai yang di katakan
Prof. Yoo padanya tadi.
--
Walau
sudah mendengar alasan Dong Yun berhenti bermain, Hyun Ho tetap merasa kagum
karna Dong Yun mempunyai keberanian mengambil keputusan berhenti bermain
setelah melakukannya bertahun-tahun.
“Aku
menikmati pekerjaanku. Makin aku melakukannya, makin aku ingin menjadi lebih
baik dan menjadi yang terbaik. Aku ingin melakukannya seumur hidupku. Kamu tahu
bagaimana rasanya saat jantungmu berdebar hanya dengan memikirkannya?” ujar
Dong Yun, tampak bahagia dengan karirnya sekarang.
“Ya,”
ujarnya setelah menatap cincin di jemarinya.
“Ya,
begitulah rasanya. Aku tidak berani juga. Aku bertindak begitu saja. Apa yang
bisa kulakukan saat jantungku terus berdebar? Aku harus terus maju.”
Jawaban
yang membuat Hyun Ho jadi merenung.
--
Gedung
acara perlahan menjadi penuh dengan para penonton. Song Ah lah yang bertugas
untuk melayani pembelian tiket dan pembagian booklet. Salah satu yang datang ke
mejanya adalah Joon Young. Mereka tampak sama-sama canggung mengingat pertemuan
terakhir mereka.
Mereka
juga nggak bisa bicara banyak hari ini karna Young In segera menarik Joon Young
untuk menyapa tn Jo dan istrinya. Ternyata, dulu, tn. Jo adalah orang yang
membantu mengulas kontrak Joon Young dengan agensi managemennya, sekitar 7
tahun yang lalu.
tn.
Jo menanggapi dengan ramah. Istrinya tampak senang melihat Joon Young dan
memberitahu kalau Su An menghadiri semua konser Joon Young di New York. Saat
tahu hal itu, Young In menyuruh Joon Young untuk tidak lupa menyapa dan berfoto
dengan Su An nanti. Joon Young mengiyakan.
Saat
itu, Song Ah datang untuk menyerahkan booklet ke Young In. Di saat yang sama, Hae
Na menghampiri dengan panik dan memberitahu kalau Su An tidak membawa sepatu
untuk tampil. Istri tn. Jo (Ibu Su An) ikutan panik karna Su An datang kemari
hanya dengan memakai sandal. Mana tidak ada pula toko sepatu di dekat sana.
“Berapa
ukuran sepatunya?” tanya Song Ah. Membuat Joon Young dan Young In refleks
menoleh padanya.
“230
mm.”
“Aku
memakai ukuran yang sama,” beritahu Song Ah.
--
Karena
pertolongan dari Song Ah, Su An akhirnya bisa mendapatkan sepatu untuk tampil
(jadi, Song Ah meminjamkan sepatunya untuk Su An dan dia mengenakan sandal Su
An). Harusnya, Su An berterimakasih, tapi bukannya melakukan itu, dia malah
mengomentari Song Ah yang tampak familiar. Young In memberitahu padanya kalau
Song Ah mengambil jurusan violin di Universitas Seoryeong dan satu angkatan
dengan Hae Na. Su An malah bersikap semakin kurang ajar dengan bertanya kalau
Song Ah adalah orang yang gagal 3 sampai 4 kali untuk masuk universitas kan?
“Ya,”
jawab Song Ah, membenarkan dengan suara kecil. Ekspresi wajahnya menunjukkan
kalau dia merasa malu.
Su
An bukannya berhenti membahas itu malah mengejek Song Ah yang masih bermain
hingga saat ini. Young In yang mendengar saja merasa tersinggung. Dia mau
marah, tapi Song Ah tampaknya sadar akan hal itu dan mengajaknya keluar dari
ruang tunggu Su An.
Mereka
baru saja beranjak keluar, tapi Su An malah bicara keras pada ibunya kalau Song
Ah selalu mendapat peringkat terakhir di kelas. Apa semua orang yang mengambil
jurusan violin di Seoryeong adalah violinis?
Ucapannya
itu tentu melukai hati Song Ah. Young In yang baru sebentar mengenal Song Ah
saja merasa marah.
“Song
Ah. Tidak selalu bagus jika disimpan di dalam. Terlepas siapa orang tuanya, yang
tidak sopan tetaplah tidak sopan,” nasehati Young In.
“Su
An harus segera naik ke panggung. Penampilnya yang terpenting,” ujar Song Ah,
beralasan.
Young
In tentu tidak bisa mengatakan apapun lagi.
--
Selesai
masalah Su An, Young In menemui Joon Young kembali untuk memberikannya tiket
masuk. Dan di saat itu juga Jung Kyung tiba untuk mengambil tiketnya. Joon
Young tampak tidak nyaman saat tahu kalau tiketnya sebelahan dengan Jung Kyung.
--
Resital
di mulai,
Saat
Su An dan Prof Yoo memasuki panggung, dari sela pintu samping panggung yang
terbuka sekilas, Joon Young sempat melihat Song Ah yang berdiri di sana sambil
mengenakan sandal. Dia sadar kalau Song Ah memberikan sepatunya untuk di
kenakan Su An.
Penampilan
Su An berlangsung mulus dan indah. Tapi, Joon Young tidak begitu
mendengarkannya karna hanya memikirkan mengenai Song Ah.
--
Min
Seong datang ke workshop Dong Yun
untuk mengajaknya bicara.
--
Acara
resital sudah selesai dan Joon Young langsung pamit pergi duluan pada Jung
Kyung, padahal semua orang saja masih belum ada yang beranjak.
Su
An berdiri di depan pintu dan menerima bunga serta pujian dari para tamu
terkait penampilan violin nya tadi. Di sela-sela menyalami para tamu, Ibu Su An
sempat menanyakan apakah Su An sudah mengunci ruang gantinya karna di sana kan
ada violin. Dengan santai, Su An menyuruh ibu untuk tenang saja karna ada yang
menjaga ruang gantinya.
--
Dan
orang yang di maksud Su An adalah Song Ah. Dia ada di sana karna mengenakan
sandal dan tidak bisa bebas berkeliaran (karna kan nanti di lihat orang dan bisa merusak citra).
Sendirian menunggu Su An kembali, Song Ah jadi memikirkan hal sedih mengenai
ucapan Su An yang mencemoohnya tadi.
Di
saat suasana hatinya sedang sedih, dia mendapat pesan dari Joon Young yang
menanyakan dia ada dimana. Song Ah membalas pesannya tersebut.
--
Jung
Kyung memberikan buket bunga juga untuk Su An. Su An berterimakasih dan
memperkenalkan Jung Kyung pada orangtuanya. Dia memberitahu ortunya kalau Jung
Kyung baru saja mendapat gelar doktor dari Juilliard. Mereka berbasa basi
sejenak.
“Ah
ya, aku melihat eonni belum lama ini
di New York,” ujar Su An, saat teringat hal itu. “Eonni ada di resital Park Joon Young, bukan?”
“Ah.”
“Aku
bergegas menyapa eonni seusai
resital, tapi tidak bisa karna eonni pergi
ke ruang ganti Park Joon Young.”
Jung
Kyung tampak tidak suka membahas hal itu. Dan di saat itulah dia melihat Hyun
Ho yang sudah sedari tadi berdiri di dekat sana dan mendengar ucapan Su An.
--
Untuk
menghibur suasana hatinya yang buruk, Song Ah memutuskan bermain piano. Dia
memang tidak mahir, tapi dia bisa memainkan lagu sederhana. Hanya bermain
sedikit nada saja sudah membuat Song Ah mampu tersenyum kembali.
Suasana
hatinya menjadi semakin baik saat Joon Young datang menemuinya dan menyerahkan
album-nya. Itu album yang Song Ah berikan pada Joon Young untuk meminta tanda
tangannya (di episode 05). Dan sekarang, Joon Young mengembalikan album
tersebut kembali. Di album tersebut, Joon Young menulis : Untuk violinis Nona Chae Song Ah.
D
O Y O U L I K E
B R A H M S ?