Sinopsis
K-Drama : Do You Like Brahms? Episode 08
Images by : SBS
Young In mengantarkan Song Ah
ke SMP Seni Hankook, tempat acara konser gelar wicara Joon Young akan di
laksanakan. Sepanjang perjalanan menuju ke sana, Young In mengajakn Song Ah
berbincang. Dari perbincangan mereka, kita bisa tahu kalau Song Ah tidak pergi
ke SMP Seni dan hanya lulusan SMP biasa. Kita juga tahu kalau Young In sudah
cukup lama bekerja di Yayasan Kyunghoo karna dia dulu yang sering menjadi wali
Joon Young untuk mengambil raportnya.
Di tengah jalan, Young In tanpa
sengaja melihat ibu Joon Young. Jadi, dia keluar untuk menyapa.
--
SMP Seni Hankook,
Young In dan Song Ah akhirnya
bertemu dengan perwakilan Kyunghoo Card yang menyelenggarakan acara, Joo Sang
Wook. Dengan ramah, tn. Joo memberikan kartu namanya pada Song Ah. Dan Song Ah
dengan ramah juga, balas menyebutkan namanya : Chae Song Ah. tn. Joo langsung
berseru kaget karna ternyata Song Ah adalah orang yang bicara dengannya di
telepon tempo hari.
tn. Joo kemudian meminta kartu
nama Song Ah. Song Ah tidak mempunyai kartu nama. Young In yang langsung
menjelaskan kalau Song Ah adalah pemagang di Yayasan Kyunghoo. Mendengar itu,
tn. Joo langsung berubah dan berulang kali berujar : “Ah, ternyata pemagang.” Nada bicara dan cara menatapnya, tampak
jelas kalau dia merendahkan Song Ah.
“Kudengar Pak Park adalah
senior langsungmu saat dia bekerja di Kyunghoo Card,” ujar Young In. Dia
mengatakan itu saat melihat tatapan tn. Joo yang tampak seperti meremehkan Song
Ah.
“Ya. Aku sangat menghormatinya.”
“Saat Pak Park kali pertama
datang ke yayasan kami, dia persis sepertimu. Kamu mengingatkanku padanya.”
“Apa maksudmu?”
“Mereka semua manis saat
menjadi asisten manajer,” sindir
Young In. “Tentu saja, dia becus dalam bekerja. Itu sudah jelas.”
Tn. Joo harusnya mengerti
sindiran tersebut kalau dia pintar. Tapi, untuk etika, dia memaksakan diri
tertawa seolah baru saja mendengar lelucon.
“Ada rapat lain yang harus
kuhadiri. Jadi, aku harus pergi. Kalian bisa mendiskusikan apa pun terkait
penampilan panggung dengan Nona Chae di sini,” ujar Young In.
--
di café,
Joon Young sudah mengirim pesan
dari pagi pada Jung Kyung untuk mengajaknya bertemu, tapi sampai sekarang belum
juga ada balasan.
Tidak lama, Ibunya tiba.
Lagi-lagi ibu meminta uang pada Joon Young karna ayah kembali membuat masalah.
Joon Young menghela nafas panjang dan mengingatkan kalau ibunya kemarin bilang
ayah sudah berubah. Ibu hanya bisa meminta maaf. Joon Young juga tidak bisa
marah dan hanya bisa menanyakan kapan Ibu membutuhkan uang itu?
Entah apa jawaban ibu, karna scene selanjutnya berganti dengan Joon
Young yang mengatarkan ibu ke taksi.
--
tn. Joo dan Song Ah di bawa Ibu
Kepsek ke aula dimana ruangan itu bisa di gunakan untuk mengadakan konser kecil
sekali sepekan. tn. Joo menanyakan mengenai piano yang tidak kelihatan di sana.
Ibu Kepsek menjelaskan kalau mereka sudah menyingkirkan piano yang lama dan
piano yang baru akan tiba bulan depan. Pembicaraan mereka terhenti karna Ibu
Kepsek mendapat telepon, jadi dia sedikit menjauh untuk mengangkat telepon itu.
Begitu tinggal berdua dengan
Song Ah, tn. Joo langsung menunjukkan ketidak sopanannya. Dia memanggil Song Ah
dengan sebutan : “Nona pemagang” dan kemudian dia mengejek nama Song Ah yang
terdengar seperti Joesonghabnida
(maaf).
Ucapannya benar-benar menjengkelkan.
Sikapnya
langsung berubah 180 derajat saat Joon Young tiba-tiba saja muncul.
“Apa
penampilan panggung ini belum cukup? Jika tidak cukup dibandingkan dengan
anggaran yang kamu berikan, kamu bisa bicara denganku. Aku akan melakukan apa
pun yang kamu inginkan. Tapi apakah anggaran itu memberimu hak untuk
merendahkan pegawai kami?” tanya Joon Young, dengan nada yang terdengar sangat
marah.
tn.
Joo terdiam ketakutan. Dia tidak bisa berkutik atau mengatakan apapun.
--
Peninjauan
tempat acara sudah selesai. Ibu Kepsek yang mengantarkan Joon Young dan Song Ah
keluar. Dia tampak sangat akrab dengan Joon Young. Dia bahkan membahas Hyun Ho
yang baru-baru ini datang berkunjung dan juga kabar mengenai Jung Kyung yang
baru saja pulang. Dia berharap kalau Joon Young, Hyun Ho dan Jung Kyung bisa
datang berkunjung bersama lain kali.
--
Dalam
perjalanan kembali ke kantor, Joon Young membahas mengenai tn. Joo.
“Kamu
tahu, pria dari perusahaan kartu kredit itu. Dia hanya bertingkah karena perusahaannya
mengalokasikan anggaran kita. Itu sebabnya aku marah. Dia pikir uang adalah
segalanya. Tapi kurasa aku tidak berhak mengkritik orang lain. Aku juga sama. Hanya
karena aku menghasilkan uang...” ucapannya menggantung. Dia tidak menyelesaika
kalimatnya dan menyisakan tanda tangan di benak Song Ah.
--
Young
In ternyata pergi menemui seorang konduktor. Dia membawa resume Joon Young
untuk di tunjukkan kepada konduktor itu. Tampaknya pria itu mengenal Joon Young
karna waktu Young In menerima telepon, dia bisa menebak kalau ayah Joon Young
pasti membuat masalah lagi.
--
Joon
Young dan Jung Kyung akhirnya bertemu di sebuah café. Joon Young terus
memandangi jemari Jung Kyung yang tidak mengenakan cincin. Dia menanyakan
alasan Jung Kyung tidak mengenakan cincin itu karna Hyun Ho tampak mencemaskan
hal itu.
“Bukankah
kamu yang mencemaskannya?” ujar Jung Kyung.
“Kamu
benar-benar lucu akhir-akhir ini Aku tidak tahan denganmu.”
Usai
mengatakan itu, Joon Young langsung pergi. Tapi, Jung Kyung mengejarnya. Joon
Young tidak mau menndegarkan ‘lelucon’ Jung Kyung lagi sehingga dia menyuruh
Jung Kyung untuk menikah. Tujuannya meminta bertemu hari ini adalah untuk
memberitahu hal itu.
“Kamu
serius?”
“Kuharap
kamu menikah,” tegas Joon Young dan membalikkan badannya.
--
Tapi,
akibat pertemuan itu, Joon Young jadi tidak bisa fokus saat rapat dengan Song
Ah. Hubungan mereka sudah tampak cukup dekat di banding pertama kali.
“Tentang
ucapanmu tadi. Kamu benci orang yang bertingkah setelah memberi uang atau
bantuan. Tapi kurasa wajar jika ada yang merasa seperti itu. Saat memilih
hadiah, kita menantikan orang yang menerima hadiah untuk menyukainya. Sama
seperti saat kita membantu seseorang. Meski tidak berharap mendapat apa pun
sebagai balasannya, kita berharap itu bermakna bagi yang menerimanya dan
menantikan itu,” ujar Song Ah, membahas topik lain karna melihat wajah Joon
Young yang tampak memikirkan banyak hal.
“Saat
Direktur memberiku beasiswa, dia tidak mengharapkan balasan.”
“Entah
apa aku boleh mengatakan ini, tapi Direktur mungkin berharap kamu hidup bahagia
selagi bermain piano. Itu yang ingin dia lihat,” ujar Song Ah.
“Hidup
bahagia?” ulang Joon Young dan memikirkannya. “Song Ah. Kamu mau makan malam?”
tanyanya tiba-tiba.
--
Song
Ah menerima tawarannnya. Mereka makan bersama di sebuah restoran. Dari raut
wajah mereka berdua, ada banyak hal yang di bicarakan dan membuat mereka
tertawa. Tawa bahagia yang jarang mereka tunjukkan.
Usai
makan, mereka nongkrong di pinggir sungai sambil berbincang. Ini adalah kali
kedua mereka bertemu dalam sehari ini.
“Benar.
Aku pergi ke sekolah tadi karena janji temuku selesai lebih cepat dan aku tahu
kamu di sana. Jadi, aku hanya ingin mampir dan melihat lokasinya. Tapi
tiba-tiba aku menyadari sesuatu. Bahwa aku ingin bertemu denganmu. Jika aku
bertemu denganmu, itu akan membuatku merasa lebih baik,” ujar Joon Young.
“Jadi,
kamu merasa lebih baik sekarang?”
“Ya.
Berkat kamu, aku menyadari bahwa aku salah. Kurasa aku pergi ke sekolah hari
ini karena sebenarnya aku ingin tersenyum. Karena bersamamu membuatku tersenyum
dan merasa bahagia. Kurasa itu karena aku merindukanmu,” ujar Joon Young,
tiba-tiba menjadi serius.
Song
Ah terkejut tapi kemudian tersenyum. Keduanya saling menyunggingkan senyum
malu-malu.
--
Hari
H acara konser,
Song
Ah menunggu Joon Young di depan gedung. Mereka berdua saling tersenyum lebar
saat melihat satu sama lain. Ah, entah kenapa, adegan sederhana seperti ini,
terasa menggemaskan.
Mereka
juga pergi bersama menuju SMP Seni Hankook.
“Bukankah
penonton menyukainya tiap kali kamu bermain?” tanya Song Ah, membuka topik pembicaraan.
“Aku iri padamu.”
“Tidak.
Kadang, aku merasa tidak enak, dan terkadang, aku merasa sulit berkonsentrasi. Dan
terkadang piano juga terdengar sumbang. Tapi ada pepatah, "Tidak ada piano yang buruk di dunia ini. Namun, hanya ada pianis
yang buruk." Itulah yang kudengar. Jadi, kurasa itu hanya sesuatu yang
harus kujalani. Terlepas dari perasaanku atau jenis piano yang kumainkan, aku
harus selalu memberikan penampilan terbaik.”
“Kurasa
itulah takdir seorang pianis,” tanggapi Song Ah.
“Takdir?
Ya. Bagaimanapun, ada berbagai alasan aku bisa mengacaukan pertunjukan, tapi
penonton atau kritikus tidak perlu tahu masalah pribadi pianis. Mereka hanya
menilai penampilan di atas panggung secara langsung, dan itu benar. Karena
itulah aku merasa tertekan tiap kali tampil di panggung.”
“Bagaimana
kamu bisa tampil tiap dua sampai tiga hari?”
“Untuk
mencari uang,” jawabnya, serius sambil tersenyum.
Song
Ah tersenyum tipis mendengar jawabannya.
--
tn.
Joo beneran sangat sopan pada Joon Young hari ini. Saat Joon Young baru saja
tiba dengan Song Ah, dia langsung menundukkan kepala 90 derajat memberi hormat
dan bahkan menuntun mereka ke dalam. Joon Young dan Song Ah sampai heran
melihat sikapnya itu.
Karna
di SMP Seni Hankook tidak ada, maka Song Ah sudah mengatur untuk menyewa piano.
Tapi, yang bisa di sewa untuk hari ini hanya piano baby grand. Jadi, Song Ah sangat terkejut saat ternyata di aula
sudah ada piano full size. tn. Joo
langsung memberitahu kalau itu adalah piano dari rumah Pimpinan.
Saat
Joon Young berlatih di depan piano, tn. Joo malah mengajak Song Ah bergosip.
tn. Joo ternyata baru tahu kalau Joon Young dekat dengan Jung Kyung (putrinya
Pimpinan Kyunghoo group), makanya dia sekarang bersikap sangat sopan. Dia juga
sudah di wanti-wanti oleh atasannya untuk menyiapkan yang terbaik untuk
penampilan hari ini.
“Tapi…
kenapa dia belum mulai bermain?” tanya tn. Joo heran karna Joon Young hanya
diam saja.
Dan
jawabannya karna Joon Young harus menggunakan piano Jung Kyung Seon. Piano itu
menjadi beban tersendiri bagi Joon Young.
--
Acara
dimulai,
MC
acara memanggil Joon Young untuk naik ke atas panggung. Banyak para murid yang
sudah berkumpul untuk melihat wawancara Joon Young, alumni SMP Seni Hankook.
--
Sementara
itu, Jung Kyung berada di restoran untuk merayakan ulang tahun Prof. Song.
Semua yang hadir di sana sangat sibuk menjilat pada prof. Song, hanya Jung
Kyung yang tampak gelisah dan terus menerus melihat jam, berharap acara cepat
selesai.
--
MC
mulai mengajukan berbagai pernyataan pada Joon Young. Pertanyaan itu sudah di
latih Joon Young dengan Song Ah sebelumnya. Dan selama wawancara itu, Song Ah
terus melihat Joon Young. (Warna hitam adalah jawaban Joon Young kepada MC,
sementara yang warna biru adalah jawaban Joon Young pada Song Ah).
MC : Kudengar Anda berlatih selama
beberapa bulan untuk berpartisipasi dalam sebuah kompetisi. Kami ingin tahu
bagaimana Anda bisa ikut kompetisi selama lebih dari enam tahun tanpa
istirahat. Apakah Anda dilahirkan untuk bersaing?
JY : Dilahirkan untuk bersaing?
Tidak juga. Kurasa aku belajar banyak saat bersiap untuk kompetisi. Bermain
musik adalah proses menemukan jawaban kita sendiri dalam kertas musik.
JY : Aku sangat benci
kompetisi. Juara pertama? Tentu saja itu menyenangkan. Awalnya aku bahagia,
dengan hadiah uang dan lain-lain. Tapi setelah memenangkan beberapa penghargaan
lagi, aku harus terus berkompetisi dan harus menjadi juara pertama. Dan
kemudian, aku ingin mati daripada berkompetisi.
MC : Tujuh tahun lalu, setelah
kompetisi Chopin, Anda menjadi pianis keliling yang bermain untuk orang banyak.
Seperti apa hidup sebagai pianis yang berkeliling dunia, dan bermain dua sampai
tiga kali sepekan?
JY : Musikus klasik
selalu sendirian. Belakangan ini, saat aku tiba di bandara atau stasiun kereta,
seseorang dari organisasi tuan rumah menjemputku, tapi awalnya tidak.
SA : Bagaimana jika
kamu sakit saat sendirian?
JY : Meskipun aku
sakit, aku tidak boleh sakit. Menjaga kesehatan adalah bagian dari pekerjaanku,
dan membatalkan acara akan terlalu merepotkan. Tapi apa boleh buat? Antasida,
obat tidur, dan bahkan obat penenang. Aku bisa bertahan dengan minum obat.
Terkadang aku bertanya-tanya apa salahku di kehidupan sebelumnya sampai aku
melakukan ini sekarang?
JY : Hidup sebagai musikus klasik
adalah berkah yang luar biasa, aku yakin itu.
MC : Saat Anda hampir berhenti
karena situasi keuangan keluarga Anda, Anda mendapat beasiswa pertama dari
Yayasan Budaya Kyunghoo. Karena itu, Anda bisa terus bermain. Andai tidak
menemui yayasan itu, menurut Anda apa yang akan Anda lakukan sekarang?
JY : Itu akan sulit dibayangkan.
JY : Kurasa aku akan
melakukan sesuatu. Asalkan bukan bermain piano. Kurasa aku akan sedikit lebih
bebas.
(Semua
jawaban antara yang Joon Young berikan pada MC dan pada Song Ah sangat berbeda.
Apa yang di katakannya pada Song Ah adalah apa yang sebenarnya dia rasakan.
Song Ah mengetahui rasa sakit yang Joon Young alami hingga bisa menjadi seperti
saat ini, karna itu, dia tidak bisa melepaskan pandangannya pada Joon Young)
--
Jung
Kyung menuju suatu tempat dengan taksi. Wajahnya tampak gelisah dan terlihat
terburu-buru, tapi malah terjebak macet.
--
Hyun
Ho ada di sebuah halte bus. Dia melihat cincin di jemarinya. Cincin pasangan
yang di berikannya pada Jung Kyung, tapi hanya dia yang memakainya.
--
MC
melanjutkan acara dengan menunjukkan foto Joon Young saat masih SMP. Itu
fotonya bertiga dengan Hyun Ho dan Jung Kyung saat mengikuti kompetisi musik
sebagai trio piano. Di saat dia sedang menjelaskan mengenai kompetisi saat itu,
seorang siswa di bangku penonton malah nyeletuk nanya, apa cewek di foto itu
pacar Joon Young?
Joon
Young tersenyum dan menjawab kalau cewek itu (Jung Kyung) hanyalah temannya.
Teman wanita. Siswa lain jadi mau tahu apa saat itu Joon Young belum punya
pacar? Joon Young menjawab dia belum punya pacar sampai sekarang. Suasana makin
heboh, ada yang nanya, apa Joon Young pernah mengalami cinta bertepuk sebelah
tangan? Joon Young membenarkan.
Saat
itu, Jung Kyung sudah tiba di sana dan mendengarkan semua wawancara Joon Young.
MC
jadi ikutan kepo, “Kenapa tidak berbalas? Anda seharusnya bermain piano
untuknya.”
“Ya,
tapi kurasa permainanku kurang bagus.”
“Boleh
kutanya apa yang Anda mainkan?”
“No comment,” jawab Joon Young.
Untung
waktu nya sudah habis, jadi MC menutup topik dan mengakhiri acara. Acara akan
di tutup dengan permainan piano Joon Young. MC menanyakan apa yang akan Joon
Young mainkan?
Joon
Young sudah mau menjawab, tapi jadi terhenti karna sadar kalau Jung Kyung
datang. Song Ah juga terkejut.
Flashback
Joon Young menanyakan Song Ah, lagu
apa yang ingin di dengarnya?
End
“Dari koleksi "Kinderszenen" karya Schumann, "Träumerei",” bacakan MC, mengenai lagu yang akan di mainkan Joon Young.
Wajah
Song Ah menjadi panik. Sementara wajah Jung Kyung menjadi penuh harap.
Apa
keputusan Joon Young? Tetap memainkannya demi Song Ah atau mengurungkannya
karna ada Jung Kyung?
D O
Y O U L I K E
B R A H M S ?