Sinopsis
K-Drama : Do You Like Brahms? Episode 07
Images by : SBS
Hyun Ho tidak jadi masuk ke
dalam gedung Yayasan Kyunghoo karna dia mendapat telepon dari Ibunya. Ibunya
meminta tolong padanya untuk menjaga minimarket karna pekerja paruh waktu
mereka tidak masuk kerja. Hyun Ho tampak kesal, tapi dia tetap menyanggupi
untuk datang.
Di saat dia mau pergi itu, dia
malah melihat Jung Kyung yang baru saja keluar dari dalam gedung. Awalnya, Hyun
Ho tampak seperti ingin menyapanya, tapi melihat raut wajah Jung Kyung dari
samping yang tampak sedih, dia mengurungkan niatnya.
Hyun Ho masuk kembali ke dalam
gedung dan menanyai resepsionis mengenai siapa saja lagi yang masih ada di
dalam gedung. Petugas menjawab kalau hanya ada Joon Young sendirian di atas
(dia mengira semua pekerja sudah pulang). Tanpa perlu di katakan apapun, dari
raut wajah Hyun Ho, kita bisa menduga kalau dia mencurigai Jung Kyung baru saja
bertemu dengan Joon Young, berdua.
--
Song Ah sudah membereskan
barang-barangnya. Setelah penghiburan yang di berikan Joon Young tadi, Song Ah
baru memberanikan diri memeriksa pesan di ponselnya. Ada banyak sekali pesan
dari teman-temannya yang menanyakan kenapa dia belum datang? Mereka semua sudah
menunggunya.
Song Ah tidak mau datang ke
pesta itu, tapi dia juga tidak enak kepada teman-teman lainnya yang sudah
menunggu.
Dia tanpa sengaja berpas-pasan
dengan Joon Young yang juga akan pulang. Joon Young menanyakan, apakah Song Ah
akan datang ke acara makan malam yang di adakan teman-temannyai tu? Song Ah
dengan jujur menjawab kalau dia harus datang karna semua orang sudah meluangkan
waktu untuk merayakanlang tahunnya.
“Aku akan mengantarmu. Di luar
hujan,” tawarkan Joon Young.
Song Ah menerima tawaran itu.
Dia berbagi payung dengan Joon Young. Tapi, baru beberapa langkah dari depan
gedung, Song Ah akhirnya jujur kalau dia tidak mau datang. Apakah tidak masalah
jika dia tidak datang?
“Ya. Tidak apa-apa. Pikirkan
saja dirimu sendiri. Jangan pikirkan orang lain,” jawab Joon Young.
Song Ah akhirnya meminta tolong
untuk nebeng payung Joon Young sampai ke halte bus. Tapi, baru juga mau pergi,
seorang teman Song Ah (Eun Ji) dan Dong Yun malah melihatnya dan berteriak
memanggilnya. Mereka datang untuk menjemput Song Ah.
Eun Ji berujar kagum pada Dong
Yun karna bisa mengenali Song Ah dari jauh walaupun sedang hujan seperti ini. Eun
Ji ingin tahu hubungan Song Ah dengan Joon Young, apa mereka saling mengenal?
Joon Young langsung menyatakan diri sebagai teman Song Ah.
“Daebak!! Kamu berteman dengan orang seperti Joon Young?” seru Eun
Ji, kaget.
Dong Yun langsung memotong
dengan berujar kalau dia juga teman Joon Young. Tidak hanya itu, Dong Yun menyuruh
Song Ah untuk berpindah ke bawah payungnya. Eun Ji, tidak di sangka, malah
mengajak Joon Young untuk ikut dengan mereka ke pesta ulang tahun Song Ah.
Song Ah sudah panik mau
menolak, karena merasa tidak enak pada Joon Young, tapi Joon Young langsung
mengiyakan. Dia mau ikut dengan mereka merayakan ulang tahu Song Ah.
Episode 04
Non troppo : Tidak berlebihan
Walaupun ini adalah acara ulang
tahunnya, tapi tidak tampak sedikitpun raut kebahagiaan di wajah Song Ah. Yang
ada hanya rasa tegang, cemas dan tidak nyaman. Joon Young menyadari hal
tersebut.
Di tengah acara makan, Dong Yun
mengeluarkan kue ulang tahun yang sudah di belinya untuk Song Ah. Dia
membelikan kue cokelat karna tahu kalau Song Ah suka cokelat. Eun Ji juga
mengeluarkan ponselnya dan hendak melakukan video
call dengan Min Seong, sayangnya, Min Seong tidak menjawab teleponnya.
Karna itu, mereka langsung
melanjutkan pesta saja. Semua menyanyikan lagu ulang tahun untuk Song Ah.
Kemudian, sebelum meniup lilin, Song Ah berdoa membuat permohonan. Hal itu,
sedikit menghibur hati Song Ah. Dan tanpa ada satupun yang sadar, Song Ah tanpa
suara, mengucapkan ‘gomawo’ (terimakasih) pada Joon Young. Joon Young tersenyum
menanggapi ucapan tersebut.
--
Acara selesai. Dong Yun
memesankan taksi untuk Song Ah dan bahkan memberitahu supir taksi alamat rumah
Song Ah. Sayangnya, Song Ah menyuruh Dong Yun saja yang pulang dengan taksi
itu. Dia berbohong kalau masih ada pekerjaan yang harus di bahasnya dengan Joon
Young.
Dong Yun tetap membujuk Song Ah
untuk pulang karna sekarang sudah larut malam. Tapi, dia juga tidak membujuk
lebih lama karna supir taksinya sudah berteriak marah menyuruh agar dia cepat
masuk.
“Ya sudah, aku pulang duluan.
Jangan pulang terlalu larut,” ujar Dong Yun.
Sekarang, Song Ah hanya tinggal
berdua dengan Joon Young. Keduanya sama-sama canggung karna alasan pekerjaan
tadi hanyalah kebohongan. Untuk mencairkan kecanggungan, keduanya sama-sama
mengajak untuk jalan-jalan sebentar mencari udara segar.
Jalan-jalan mereka berakhir
dengan duduk di tepi sungai. Jika sebelumnya Joon Young yang menceritakan
mengenai sedikit bagian dalam hidupnya, kini giliran Song Ah.
“Sebelum lulus dari sekolah
bisnis, saat kubilang ingin belajar musik, Dong Yun satu-satunya orang yang
mendukungku. Kurasa itulah awalnya. Aku belajar selama empat tahun sebelum
akhirnya masuk. Satu atau dua kali sepekan, Dong Yun mengajariku bermain violin.
Dia guru sekaligus temanku. Bahkan saat itu, aku tidak mengharapkan apa pun
dari itu. Sama seperti Dong Yun, Min Seong adalah teman yang istimewa bagiku. Jadi,
kalau dipikir-pikir, aku sudah tahu bagaimana akhirnya. Tapi karena kini aku
sudah menghadapi akhirnya, aku penasaran apa yang terjadi pada waktu yang kami
habiskan bersama? Semuanya ada di sini (di hati), tertumpuk, berlapis-lapis. Ke mana
semua ini harus pergi sekarang?”
“Ungkapan
"berlebihan". Kita menggunakannya saat sesuatu melewati batas. Kurasa
karena itulah cinta menjadi menyakitkan. Kamu harus mencintai secara cukup
saja. Tapi cintamu terlalu berlebihan. Jadi, lain kali, jangan terlalu jauh
atau berlebihan. Sama rata, secukupnya. Jangan terlalu mencintai seseorang,”
tanggapi Joon Young, nasehat untuk Song Ah dan juga untuk dirinya sendiri.
Tidak hanya Song Ah dan Joon
Young yang mengalami pergumulan karena cinta, tapi juga : Jung Kyung, Hyun Ho,
Min Seong dan Dong Yun.
Semua mempunyai pergumulan
masing-masing mengenai perasaan mereka.
(Oh ya, Joon Young ada mencatat
di ponselnya, alarm pengingat mengenai hari ini adalah ulang tahun Jung Kyung
dan Song Ah).
--
Esok hari,
Seung Jae menemui Young In
untuk memberitahu kalau perusahaan Credit Card Kyunghoo sudah memberitahu CEO
mereka mengenai Joon Young yang bersedia datang ke konser gelar wicara. Seung
Jae berbohong pada Young In kalau dia tidak sengaja ketemu Joon Young kemarin,
jadi dia menanyakannya dan Joon Young bersedia. Dia mengira Joon Young sudah
memberitahu Young In, tapi… maafkan aku.
“Kamu benar-benar kebetulan
lupa, bukan?” tanya Young In, terdengar mengintimidasi.
“Berkat dia, kini kita bisa
membanggakan perusahaan kartu kredit,” ujar Seung Jae, tidak menjawab
pertanyaan Young In.
--
Rapat pembagian tugas,
Young In mengumumkan kepada
semua staff kalau Joon Young akan mengadakan acara di SMP Seni Hankook. Dan
orang yang akan mengurus acara itu adalah Song Ah. Acara itu hanya acara gelar
wicara dan Joon Young tidak akan bermain. Dia sudah memperhatikan kalau selama
ini, Song Ah yang cukup sering berinteraksi dengan Joon Young, jadi dia
mempercayakan Joon Young yang mengatur.
Hae Na yang mendengar Song Ah
mendapat tugas mengurus acara itu, menampakkan raut wajah yang berbeda. Tampak
seperti gelisah akan tertinggal (?).
Young In memberikan tugas agar
Hae Na yang mengatur acara konser Cho Su Ah. Alasannya karna Hae Na pernah
bersekolah di SMP dan SMA yang sama dengan Cho Su An. Hae Na membenarkan dan
menambahkan kalau mereka bahkan kuliah di tempat yang sama, tapi kemudian Su An
melanjutkan studi keluar negeri.
“Itu bagus. Kalau begitu, kamu
yang mengurus perencanaan acara ini. Semuanya sudah dicetak dan siap. Kamu yang
mengurus acara di hari H,” arahkan Young In.
“Baiklah,” jawab Hae Na, tapi
tidak tampak senang.
--
Song Ah segera memulai
tugasnya. Dia menelpon ke pihak Credit Card Kyunghoo untuk membicarakan
mengenai pengaturan acara. Dengan sopan, Song Ah memperkenalkan namanya : Chae
Song Ah. Tapi pihak dari sana, malah salah mendengar mengira Song Ah meminta
maaf. Song Ah meluruskan kalau itu namanya “CHAE SONG AH.” Di tulis dengan
“C-H-A-E” bukan ‘Choi.’
Setelah selesai membahas
pengaturan acarannya, Song Ah mulai mengingat suatu kejadian. Saat dia
menyebutkan namanya pada Joon Young, Joon Young tahu bagaimana mengeja namanya
yang benar. Ada bagian dari hati Song Ah yang merasa kagum karna Joon Young
bisa langsung tahu ejaan namanya (soalnya,
lebih banyak yang salah saat Song Ah memperkenalkan diri pada awalnya).
--
Ny. Na menghabiskan waktu di
rumah dengan memainkan piano milik mendiang putrinya. Di saat itu, Jung Kyung
dari lantai atas dan pamit keluar. Ny. Na heran melihat penampilan Jung Kyung,
apa dia tidak akan bekerja di Yayasan?
“Pekerjaan itu tidak cocok
untukku,” jawab Jung Kyung, menolak bekerja di Yayasan.
“Kamu bahkan belum mencobanya.”
“Aku akan hidup sebagai musikus
yang tampil di panggung.”
“Apa itu cocok denganmu? Lakukan
yang kamu bisa, bukan yang kamu inginkan. Jika kamu bergabung dengan yayasan
karena Seoryeong tidak merekrutmu...”
“Mereka akan bilang aku
bergabung karena mereka tidak merekrutku,” ujar Jung Kyung, memotong ucapan Ny.
Na. “Semua orang suka membicarakan kegagalan orang lain. Tapi meski tidak bisa
mengajar, aku tidak akan masuk yayasan. Jadi, carilah orang lain. Ada Young In eonni juga.”
“Pikirkan ibumu,” mohon Ny. Na.
“Andai Ibu masih hidup, kita
tidak akan membicarakan ini. Dan tidak akan ada yayasan,” jawab Jung Kyung,
dengan tajam.
Jawaban Jung Kyung membuat Ny.
Na menyadari kalau Jung Kyung mirip seperti ibunya, Jung Kyung Seon. Ucapannya
tajam dan menusuk. Mendengar itu, Jung Kyung bukannya tersindir, malah
membenarkan kalau dia sangat mirip seperti ibunya.
“Kalau begitu, Anda tahu Ibu
melakukan semua yang dia inginkan. Dia mengajariku bermain violin dan membawaku
ke AS. Jadi, aku juga ingin menuruti keinginanku,” tegas Jung Kyung.
“Sepertinya kamu tidak tahu
dari mana ibumu mendapatkannya.”
“Tapi pada akhirnya, Ibu
mengalahkan Anda. Dia menikahi Ayah.”
“Ya. Dan semua tidak berakhir
baik.”
“Tidak ada yang tahu bagaimana
keadaan akan berakhir. Aku akan terus bermain musik,” tegas Jung Kyung.
Di saat dia mau pergi, di saat
yang sama, ayahnya baru saja tiba di rumah setelah menyelesaikan perjalanan
bisnis. Mereka saling berpas-pasan tapi tidak menyapa dan hanya melemparkan
senyum sebagai bentuk formalitas saja.
Hubungan Jung Kyung dengan
keluarganya, kelihatan tidak akrab dan dingin.
--
Song Ah pergi menemui Joon Young
yang sedang berada di ruang geladi bersih. Saat Song Ah datang, Joon Young baru
saja memegang ponselnya, seperti akan menelpon seseorang. Dan karna kedatangan
Song Ah, Joon Young jadi mengurungkan niatnya.
--
Hyun Ho mengajak Jung Kyung
bertemu. Dan sekarang, di hadapan Jung Kyung ada sebuah kotak cincin yang di
dalamnya ada dua buah cincin. Yap, itu adalah cincin pasangan. Hyun Ho
mengucapkan selamat ulang tahun walaupun sudah telat satu hari. Dengan baiknya, Hyun Ho bahkan menawarkan
untuk memakaikan cincin tersebut.
“Ini hanya hadiah ulang tahun.
Kau bisa memakaikanya,” ujar Hyun Ho, mempertegas maksud cincin itu karna
melihat Jung Kyung hanya diam saja. “Ulurkan tanganmu.”
Jung Kyung akhirnya mengulurkan
tangan kirinya. Hyun Ho meminta Jung Kyung mengulurkan tangan yang kanan karna
tangan yang kiri akan di gunakan bermain violin sehingga tidak bisa memakai
cincin. Jung Kyung pun mengubah tangannya.
Hyun Ho memaikan cincin itu di
jari manis Jung Kyung. Dan sekarang gilirannya. Hyun Ho mengulurkan tangannya
dan meminta Jung Kyung memakaikan cincinnya. Jung Kyung mengambil cincin dari
kota cincin dan memakaikannya di tangan Hyun Ho.
Tapi, selama proses memakaikan
dan di pakaikan cincin itu, wajah Jung Kyung tampak sangat tegang. Dia bahkan
terus menundukan kepalanya. Hyun Ho sangat sadar akan hal itu.
“Kita pergi sekarang?” tanya
Jung Kyung usai memakaikan cincin. “Nanti kita terlambat,” alibinya.
Dan tanpa menunggu jawaban Hyun
Ho, Jung Kyung segera merapikan tasnya dan pergi keluar café.
Sementara Hyun Ho ternyata
masih terus kepikiran mengenai hal kemarin, saat melihat Jung Kyung keluar dari
gedung Yayasan.
--
Song Ah datang untuk menjelaskan
acara konser gelar wicara yang akan Joon Yong lakukan. Selama Song Ah
menjealaskan, Joon Young tampak tidak fokus dan hanya menggenggam ponselnya.
Song Ah menyadari hal tersebut. Tapi, belum dia menanyakannya, Hyun Ho sudah
tiba. Jadi, Joon Young berkata akan menelpon Song Ah nanti untuk membahas lebih
lanjut masalah kerja mereka.
Sementara itu, Jung Kyung ada
di toilet. Dia sedang membasuh tangannya. Saat membasuh tangan, pikirannya
tampak terganggu dengan cincin yang ada di jemarinya.
Song Ah masuk ke toilet tepat
di saat Jung Kyung pergi. Dan karna itu, saat menemukan sebuah cincin yang
tertinggal di wastafel, Song Ah segera berlari keluar mengejar Jung Kyung,
untuk mengembalikan cincin tersebut. Ah, tampaknya, Jung Kyung sengaja
meninggalkannya.
“Kurasa kamu meninggalkan ini,
Ada di atas wastafel,” ujar Song Ah, tapi Jung Kyung hanya diam. “Bukankah itu
milikmu?”
“Benar,” akhirnya Jung Kyung
menjawab. Dia mengambil cincin itu.
Alih-alih menggunakan cincin
itu kembali, Jung Kyung malah menyimpannya di kantong celana.
Sembari menunggu Jung Kyung
datang, Joon Young dan Hyun Ho berlatih sejenak. Saat Hyun Ho memainkan
cello-nya, Joon Young menyadari kalau Hyun Ho mengenakan cincin pernikahan. Dan
di tengah permainan, tiba-tiba saja Hyun Ho memberitahu kalau dia ingin
menikah.
“Apakah Jung Kyung setuju?”
tanya Joon Young.
Hyun Ho menatapnya dan Jung
Kyung langsung menundukkan kepala, tampak tidak nyaman.
--
Sung Jae mendapat telepon dari
Cho Su An. Setelah menerima telepon itu, Sung Jae memberitahu Hae Na kalau Su
An ingin mengganti pengiringnya dalam konser nanti. Alasannya karna
pengiringnya itu adalah pacarnya, tapi mereka sekarang sudah putus.
Sung Jae menggerutu kesal kalau
inilah sebabnya mereka tidak boleh berpacaran di kantor. Ini contoh akibat yang
akan terjadi.
Karna terlalu fokus
mendengarkan Sung Jae, Song Ah sampai tidak sadar menumpahkan sedikit minuman
ke bajunya. Dan begitu sadar, dia segera bergegas ke toilet untuk mengelap
tumpahan di bajunya.
--
“Kamu tahu kamu terlihat sangat
lucu sekarang?” ujar Hyun Ho pada Joon Young,
Joon Young diam menanggapi.
Jung Kyung tiba di saat itu, sehingga Hyun Ho tidak lagi bertanya pada Joon
Young. Sebaliknya, Hyun Ho terfokus melihat ke jemari Jung Kyung yang sudah
tidak lagi mengenakan cincin pemberiannya. Tentu saja, Hyun Ho tidak senang
dengan hal itu, tapi menyembunyikannya.
Jung Kyung sudah menyiapkan
violin-nya dan meminta Joon Young untuk memainkan not A. Joon Young baru saja
mau bersiap memaikan pianonya, membuka nada, tapi Hyun Ho langsung memainkan
cello-nya di not A.
Joon Young menyadari ada yang
aneh dengan sikap Hyun Ho, tapi dia berusaha untuk tidak berpikir jauh. Mereka
akhirnya mulai latihan. Tapi, bukan hanya Hyun Ho yang aneh, tapi juga Jung
Kyung. Jung Kyung tidak bisa fokus dan terus saja meminta untuk mengulang
permainan dari awal.
“Tunggu, berhenti. Rasanya ada
yang aneh,” ujar Jung Kyung, menghentikan permainan piano Joon Young dan Hyun
Ho.
--
Sementara itu, Song Ah ada di
toilet dan sedang membersihkan bajunya dari noda. Tapi, entah kenapa, saat
melihat wastafel, dia malah teringat saat menemukan cincin Jung Kyung di sana
tadi.
--
Joon Young menanyakan apa yang
aneh, tapi Jung Kyung juga tidak bisa memberikan jawaban jelas. Dia hanya terus
berkata “ada yang aneh.” Hyun Ho meminta jawaban jelas Jung Kyung.
“Kalau begitu, mari kita
ulangi,” ujar Joon Young, agar tidak terjadi pertengkaran.
“Tidak ada gunanya jika kita
tidak tahu alasannya,” tegas Hyun Ho. “Jung Kyung. Apa yang tidak kamu sukai?”
“Entah itu temponya atau apa,
katakan saja apa maumu. Aku akan mengikuti saja,” ujar Joon Young, tampaknya
berusaha membantu.
“Kamu pasti seperti itu. Kamu
tidak punya pendapat sendiri. Pernahkah kamu menuruti keinginanmu? Sekali pun?”
tanya Jung Kyung, malah menyudutkan Joon Young.
Joon Young tidak suka
pertanyaan itu, sehingga dia memutuskan mengakhiri latihan. Dia menyimpan buku
notnya dan memakai tasnya, pergi dari ruang geladi bersih tanpa seucap katapun.
Jung Kyung langsung mengejarnya keluar, meninggalkan Hyun Ho.
Dia berteriak meminta Joon
Young untuk bicara. Begitu Joon Young berhenti berjalan, Jung Kyung malah
meminta Joon Young untuk memberikannya hadiahnya. Hadiah ulang tahunnya, dia
belum menerimanya.
“Karena aku tidak mengirimnya,”
ujar Joon Young.
“Kenapa tidak? Kenapa kamu
tidak mengirimnya?” desak Jung Kyung (hadiah
musik permainan piano Träumerei yang selalu di rekam Joon Young tiap tahun
sebagai hadiah ulang tahun untuk Jung Kyung).
Sialnya, Song Ah baru saja
keluar dari kamar mandi dan malah tanpa sengaja mendengar pembicaraan mereka.
Dia jadi bingung, mau tetap lanjut keluar atau tetap diam di tempatnya
sekarang.
“Sudah kubilang. Kubilang aku
tidak akan memainkan Träumerei lagi,” ingati Joon Young.
Di saat itu, ponsel Song Ah
berbunyi. Joon Young dan Jung Kyung jadi tahu ada orang. Song Ah beneran malu
dan canggung langsung keluar dari persembunyiannya, menundukkan kepala sesaat
dan langsung berjalan pergi.
Tidak di sangka, Joon Young
malah memanggilnya. Dia meminta Song Ah melanjutkan rapat yang tadi dengannya,
sekarang. Song Ah kebingungan dengan situasi ini dan menyuruh Joon Young untuk
ke ruang rapat membahasnya.
Jung Kyung terdiam. Dia sadar
kalau itu akal-akalan Joon Young untuk menghindarinya. Dan itu mengecewakan
perasaannya.
Di saat Jung Kyung terus saja bimbang akan perasaannya, tanpa sadar dia sudah menyakiti perasaan Hyun Ho. Hyun Ho masih ada di ruangan geladi bersih.
Saat sudah di ruang rapat, Joon
Young akhirnya jujur pada Song Ah kalau dia tidak ada niat membicarakan
pekerjaan sekarang ini. Dia hanya menggunakan alasan itu tadi untuk melarikan
diri. Dia mau berada di ruang rapat sedikit lebih lama karna takut kalau Jung
Kyung masih ada di luar. Dia juga sangat berterimakasih atas bantuan Song Ah.
“Jangan sungkan. Kamu melakukan
hal yang sama untukku,” ujar Song Ah.
“Benar juga. Kita impas
sekarang,” tanggapi Joon Young dengan tawa kecil.
--
Sesi latihan berakhir,
Dan seperti biasa, Hyun Ho
memesankan taksi untuk Jung Kyung. Di dalam taksi sendirian, Jung Kyung tidak
bisa menyembunyikan ekspresi sedihnya.
--
Joon Young kembali ke ruang
geladi bersih yang sudah sepi. Dia memandangi buku note “Mendelssohn” yang di
sudut kanan atasnya ada tulisan “Lee Jung Kyung.”
Flashback
Dulu,
saat SMP, Jung Kyung meminjamkan buku itu untuk Joon Young. Dan saat Joon Young
mengembalikan buku itu, Jung Kyung berujar : “Itu milikmu. Simpan saja.”
End
Dan kini, Joon Young memilih
untuk bermain menggunakan buku lain.
--
Song Ah baru saja turun dari
halte bus dan berpas-pasan dengan Dong Yun. Di saat Dong Yun menyapanya dengan
ramah, Song Ah menanggupi dengan canggung. Dia bahkan beralasan harus segera
pulang, demi menghindari Dong Yun.
“Song Ah. Kamu baik-baik saja?”
tanya Dong Yun, khawatir.
“Apa?”
“Violinmu yang sudah
diperbaiki. Itu baik-baik saja?”
“Ya. Tidak ada masalah,”
jawabnya, memaksakan sebuah senyuman.
--
Joon Young baru saja tiba di
apartemennya dan ternyata Hyun Ho sudah menunggunya sedari tadi sambil membawa soju.
Hyun Ho tampak stress sehingga dia terus dan terus minum. Joon Young khawatir
dan memintanya untuk menginap saja di rumahnya.
Setelah merasa cukup mabuk,
Hyun Ho baru berani menanyakan apa yang terjadi antara Joon Young dan Jung
Kyung? Joon Young tidak bisa menjawab dan hanya mengatakan maaf soal masalah di
ruang geladi bersih tadi.
“Berapa lama kamu akan berada
di Korea?” tanya Hyun Ho, tiba-tiba.
“Sampai musim panas berikutnya,
mungkin. Kamu muak melihatku? Haruskah aku pergi lebih cepat?” tanya Joon Young balik, bercanda.
“Pergilah,” ujarnya serius. “Demi
aku.”
Jawaban yang tidak di duga Joon
Young sehingga membuatnya terdiam, bingung harus merespon bagaimana.
--
Hyun Ho beneran menolak
menginap dan tetap mau pulang walau dalam keadaan sangat mabuk. Joon Young yang
merasa cemas, akhirnya memilih ikut mengantarkannya pulang. Setelah
membaringkan Hyun Ho di atas ranjang, Joon Young mengatur arah kipas angin.
Biasanya, Hyun Ho membuat kipas angin hanya berputar satu arah, tapi Joon Young
membuat kipas angin bisa berputar keliling.
Usai semua itu, Joon Young pun
pamit pulang. Dan tampaknya, Hyun Ho sedikit sedih karna ucapannya tadi.
--
Joon Young memilih pulang
dengan bus. Sepanjang perjalanan, dia terus saja mengingat ucapan Hyun Ho yang
menyuruhnya untuk ‘pergi.’
D O
Y O U L I K E
B R A H M S ?