Images by : SBS
Young In menemui Ny. Na untuk
menyerahkan list nama para juri untuk kompetisi (aku juga nggak tahu kompetisi
apa). Di antara nama para juri tersebut, ada nama Jung Kyung. Dan Ny. Na
meminta Young In untuk mengeluarkan Jung Kyung dari daftar para juri, karna dia
sadar betul kalau cucunya itu belum memenuhi syarat untuk menjadi juri denga pengalaman yang ada. Ny. Na mengakui kalau cucunya pernah di sebut sebagai anak
ajaib, tapi semua itu sudah berlalu. Dan dia yakin kalau Young In pun menyadari
itu.
“Tapi kamu masih menuliskan
nama Jung Kyung dan menunjukkannya kepadaku seperti ini. Itu artinya kamu ingin
aku menyelesaikan masalah seperti ini,” simpulkan Ny. Na. “Karena Jung Kyung
telah kembali, kamu ingin mendengar pendapatku tentang bagaimana yayasan kita harus
menanganinya mulai sekarang.”
“Maafkan aku.”
“Nona Cha. Kamu bekerja
denganku 15 tahun. Kamu masih belum mengenalku? Jika kamu ingin tahu
pendapatku, tanyakan langsung saja kepadaku. Jangan bertele-tele,” tegas Ny.
Na.
“Maafkan aku.”
--
Hae Na, Song Ah, Da Woon dan
Sung Jae lagi kumpul bersama. Dan seperti yang sudah di tebak, kalau lagi
kumpul, pasti ada aja orang yang ngajak gosip. Nah, Da Woon lah yang mulai
mengajak gosip membahas hubungan Jung Kyung dan Hyun Ho, apakah mereka akan menikah?
Sung Jae menanggapi kalau hal itu akan di putuskan dalam waktu satu tahun.
Menurut Sung Jae, dalam setahun Jung Kyung dan Hyun Ho akan putus karna
menurutnya hubungan mereka selama ini hanya bersenang-senang karna masih
kuliah. Tapi, sekarang mereka sudah selesai belajar dan saatnya untuk serius,
jadi pasti akan putus.
“Tapi itu tidak penting. meski
mereka putus, aku sama sekali tidak peduli asalkan mereka putus setelah konser
akhir tahun,” tambahkan Sung Jae.
“Kamu sangat kejam,” komentar
Da Woon.
“Apa? Hei, dengarkan aku. Jika
mereka putus sebelum tampil, bagaimana nasib kita?”
“Meski itu terjadi, Pak Han
bisa mundur dari panggung,” tanggapi Hae Na.
“Kamu keliru. Dengarkan
baik-baik. Joon Young harus bermain dalam konser itu. Karena mereka bersahabat,
jika mereka berdua putus, Joon Young harus bermain dengan salah satu dari
sahabat... Tunggu, ada apa ini? Dia harus bermain dengan salah satu sahabatnya,
tapi apa dia akan merasa nyaman? Itu akan memengaruhi seluruh hubungan mereka. Bagaimanapun,
kita tidak boleh berpacaran di kantor,” tegas Sung Jae.
--
Joon Young berada di ruang
geladi bersih. Dia akan berlatih piano, tapi pikirannya terus saja mengingat
pertanyaan Ny. Na yang menanyakan apakah dia ada pacar atau tidak.
Fokusnya terganggu karna Sung
Jae menemuinya. Sung Jae beneran mengabaikan perintah Young In, padahal Young
In sudah tegas menyuruh Sung Jae menolak konser gelar wicara yang di adakan
Kyunghoo Credit Card. Tapi, dia sekarang malah menemui Joon Young dan
membujuknya untuk menerima acara itu. Dia memojokkan Joon Young agar menerima
dengan dalih demi kepentingan Yayasan dan Ny. Na. Jadi, yayasan itu kekurangan
anggaran dan Kyunghoo Credit Card bisa membantu mereka mendapatkan anggaran
lebih. (Ny. Na memang dulunya adalah
pemilik Kyunghoo group, tapi sekarang dia hanyalah pemilik Yayasan Kyunghoo,
jadi dia tidak bisa mengatur anggaran untuk yayasan sekehendak hati).
Ucapan Sung Jae, tentu saja
membuat Joon Young tertekan. Dia kan merasa berhutang budi pada Ny. Na yang sudah
memberikan beasiswa padanya, jadi dia selalu berusaha untuk melakukan apapun
untuk bisa membantunya dalam rangka membalas budi.
--
Young In mengajak Hyun Ho
bertemu untuk makan malam.
“Omong-omong, jika kamu
diterima di orkestra di AS dan Jung Kyung menjadi profesor di sini, apa yang
akan kamu lakukan?” tanya Young In, membuka topik pembicaraan.
“Aku akan naik pesawat tiap
kali aku bisa melihatnya,” jawab Hyun Ho, santai.
“Astaga. Apa itu artinya kamu akan
menghabiskan uang dengan gegabah karena pacarmu kaya?” ejek Young In.
“Tidak,” balas Hyun Ho.
“Tentu saja aku tahu.”
“Noona, kamu tahu keluargaku menghabiskan semua uang demi aku
bermain selo, bukan? Aku harus menghasilkan banyak uang. Bayaran orkestra AS
cukup besar,” jelas Hyun Ho.
Young In bisa mengerti hal itu
dan berharap Hyun Ho bisa sukses sehingga bisa bolak balik AS – Korea demi
bertemu pacar. Hyun Ho tertawa mendengar ucapan Young In yang di rasanya
jenaka. Lagi membahas pesawat. Hyun Ho jadi teringat saat dia ketinggalan pesawat
dosmetik di AS dan tidak bisa menghadiri resital Joon Young.
Young In sudah tahu hal itu.
Tapi, untungnya Jung Kyung bisa datang. Hyun Ho shock karna setahunya Jung Kyung sakit migrain hari itu hingga
tidak bisa datang.
--
Seung Jae akhirnya berhasil
‘memaksa’ Joon Young untuk menerima konser gelar wicara itu. Begitu berhasil,
dia segera menelpon koleganya di Kyunghoo Credit Card dan mengingatinya untuk
membalas budi karna dia sudah membantu (ih,
kesel!).
--
Hyun Ho menanyakan untuk
memastikan, apa benar Jung Kyung datang ke resital Joon Young waktu itu? Young
In mengiyakan karna dia mendengarnya sendiri dari Joon Young kalau dia melihat
Jung Kyung datang.
Hyun Ho teringat saat dia
pertama kali tiba di Korea dan membahas hal itu dengan Joon Young, Joon Young
tidak ada bilang kalau Jung Kyung datang. Tapi, saat dia mengatakannya pada
Jung Kyung, Jung Kyung memang tampak terkejut.
Hyun Ho sebenarnya merasa
gelisah saa tahu hal itu, tapi di hadapan Young In, dia tetap memaksakan diri
tersenyum seolah sudah tahu hal itu.
--
Sebelum tidur, Song Ah mendengarkan
radio. Dan secara kebetulan, radio malah memutarkan lagi “Violin Sonata No. 1”
2nd movement oleh Brahms. Lagu itu langsung membuat Song Ah teringat
akan Joon Young, dan karna itu, dia
mulai mencari informasi mengenai Joon Young di internet.
Salah satu artikel wawancara
Joon Young, memuat judul : “Meskipun Masa
Kecilnya Sulit, ‘Musik Selalu Menghiburku.”
--
Hyun Ho di rumahnya, memegang
alat musik cello, tapi tidak memainkannya. Tampaknya, perasaannya yang gundah
membuatnya tidak bisa fokus bermain.
--
Jung Kyung juga memutar sebuah
kaset, dan perasaannya juga tampak gundah
--
Joon Young pun demikian. Sama
seperti sahabat-sahabatnya, perasaannya merasa gundah. Terlalu gundah hingga
mengurungkan niatnya berlatih piano.
--
Song Ah berusaha tidur. Kalimat di
wawancara Joon Young, dimana dia mengatakan kalau musik menghiburnya di saat
sulit, begitu mengganggunya.
Bisakah
kita dihibur oleh musik? Aku bilang kita harus percaya itu. Tapi aku tidak
ingat kapan aku merasa dihibur oleh musik. Satu-satunya yang kuingat... adalah
momen saat aku patah hati.
Moment yang di ingat oleh Song
Ah, adalah saat dia melihat pengumuman pendaftaran Universitas Seoryeong untuk
jurusan musik, angkatan 2014, dimana dia tidak di terima. Dia selalu berusaha,
tapi hingga tahun 2016 dia selalu saja gagal. Kenangan itulah yang membekas di
hatinya.
--
Esok hari, 15 Juli 2020,
Pagi-pagi, Ny. Na bersama Jung
Kyung sudah pergi ke makam Ibu Jung Kyung, Jung Kyung Seon. Penjaga makam
memberitahu kalau pagi-pagi buta, sudah ada seorang pemuda yang datang dan
membawa bunga ke makam itu.
Walau pemilik lupa menanyakan
siapa nama pemuda itu, Ny. Na dan Jung Kyung bisa menduga kalau itu adalah Joon
Young. Dia yakin kalau Joon Young tidak akan memberitahu akan datang kemari,
karna Joon Young adalah tipe orang yang lebih nyaman dengan musik, bukan
kata-kata.
--
Hari Song Ah di mulai dengan
riang karna dia mendapat pesan dari Dong Yun yang bilang akan menjemputnya
nanti malam. Dia makin senang karna ternyata teman-teman kantornya sudah
menyiapkan kejutan ulang tahun untuknya.
--
Yang ulang tahun hari ini bukan
hanya Song Ah, tapi juga Jung Kyung. Joon Young ingin mengirimi Jung Kyung
ucapan selamat ulang tahun, tapi dia merasa ragu. Dan akhirnya, dia
mengurungkan niatnya mengirim pesan.
--
Jung Kyung sudah pulang dari
pemakaman. Dia duduk di depan piano milik ibunya. Dia teringat ucapan Ny. Na
yang memberitahu kalau dia ingin mengirim piano itu ke Berlin untuk Joon Young,
tapi Joon Young menolak, dan akhirnya, dia membawa pulang piano itu kembali.
Flashback
Jung
Kyung pindah kembali ke Korea setelah ibunya meninggal. Dulunya, dia kuliah di
Juilliard (karna bakatnya, baca episode 03/04 saat Hae Na menceritakan
mengenai Jung Kyung) dan baru – baru ini kembali ke Korea. Jung
Kyung sudah tinggal di AS sejak usia 6 tahun, jadi guru berharap agar
teman-teman sekelas Jung Kyung bisa membantunya beradaptasi.
Di
saat guru memperkenalkan Jung Kyung di depan kelas, pandangan Jung Kyung hanya
terfokus pada Joon Young. Mata Jung Kyung tampak dingin. Joon Young juga hanya
terus menatapnya karna dia tahu Jung Kyung adalah anak dari Jung Kyung Seon,
yang piano-nya sekarang di mainkan olehnya.
--
Saat
jam istirahat, Jung Kyung tanpa sengaja mendengar permainan piano Joon Young.
Lagu yang di mainkan oleh Joon Young adalah lagu Brahms. Jung Kyung
menghampirinya dan meminta Joon Young untuk memainkan lagu lain, apa saja.
Karna
itu, Joon Young memainkan lagu ‘Traumerei”.
“Kenapa
lagu ini? Namaku berasal dari koleksi ini, "Kinderszenen". Ini lagu
kesukaan ibuku. Dia sering memainkannya untukku,” tanya Jung Kyung, berusaha
keras menahan tangisnya. Namun, pada akhirnya, tangisnya pecah.
Joon
Young terkejut melihatnya menangis, “Lain kali, aku akan memainkannya lagi
untukmu. Jadi, jangan menangis,” janji Joon Young.
End
Di dalam kamarnya, Jung Kyung
melihat album musik yang di terimanya selama ini dari Joon Young. Setiap
tahunnya, di hari ulang tahunnya, Joon Young akan mengirimkan kaset saat dia
memainkan Traumerei untuk Jung Kyung (ini lagu yang di dengar Jung Kyung
kemarin malam). Tapi, tahun ini, Jung Kyung belum menerima kasetnya.
Dia jadi teringat ucapan Joon
Young di malam saat dia memainkan Traumerei dan berkata tidak akan pernah
memainkannya lagi, jadi dengarkan baik-baik (episode 04).
--
Malam hari,
Semua koleganya sudah pulang
kerja, hanya Song Ah yang belum karna masih ada yang harus di kerjakannya.
Sebelum Young In pergi, Song Ah meminta izin padanya untuk latihan sebentar di
ruang geladi bersih sebelum pergi. Dan dengan senang hati, Young In mengizinkan.
Karna itu, setelah
menyelesaikan pekerjaannya, Song Ah segera ke ruang geladi bersih. Dia berkata
pada dirinya sendiri kalau dia hanya akan berlatih 10 menit saja. Song Ah sudah
siap bermain, tapi dia malah menerima panggilan telepon dari Min Seong. Min
Seong ada di depan kantor Song Ah dan memintanya bertemu sekarang juga. Jadi,
Song Ah meninggalkan violinnya di atas piano dan keluar menemui Min Seong.
--
Min Seong mengucapkan selamat
ulang tahun pada Song Ah sekaligus meminta maaf karna dia tidak bisa menghadiri
perayaan ulang tahun Song Ah nanti. Song Ah kecewa dan ingin tahu apa
alasannya. Min Seong hanya meminta maaf dan memberikan hadiah yang sudah di siapkannya.
Dia sudah tampak ingin menangis, tapi berusaha keras untuk tidak meneteskan air
mata.
Song Ah adalah sahabatnya dan
dia bisa merasakan ada yang aneh dengan Min Seong. Min Seong akhirnya tidak
bisa menahan tangisnya lagi. Dia merasa
tertekan dan tidak bisa menyembunyikan rahasianya dengan Dong Yun selamanya
dari Song Ah.
“Sebenarnya, aku dan Dong Yun mabuk
dan bertindak kelewat batas. Itu kecelakaan. Hanya kecelakaan. Mau bagaimana
lagi? Aku tidak mau melakukan apa pun. Dong Yun menyebut itu bencana. Mengencaniku,
lalu tidur denganku, semuanya,” cerita Min Seong, sambil menangis.
“Aku yakin itu ocehan orang
mabuk. Jangan diambil hati,” ujar Song Ah, berusaha menghibur. Padahal, jauh di
dalam hatinya, dia merasa sedih karna Dong Yun dan Min Seong tidur bersama.
“Tidak. Kami tidak minum di
hari dia mengatakan itu. Pada hari kami tidur bersama, kami berpisah karena
kami khilaf. Saat kamu mengundangku ke konser filharmoni itu, aku pergi ke
lokakarya Dong Yun di malam harinya. Aku ingin membicarakannya dengan Dong Yun.
Aku tahu kamu akan berada di Pusat Kesenian Seoul. Jadi, aku berniat
menghampirimu untuk memberitahumu semuanya. Tapi saat Dong Yun bilang kami
harus bersikap seolah-olah tidak terjadi apa-apa, pikiranku kosong. Jadi, aku
tidak bisa memberitahumu apa pun. Yoon Dong Yun, dasar berengsek!” tangis Min
Seong, terisak-isak.
Tidak hanya Min Seong yang
kecewa dan marah, tapi juga Song Ah. Dia frustasi dan ingin berteriak marah,
tapi dia tidak bisa menunjukkannya di hadapan Min Seong. Dia tidak ingin Min
Seong tahu perasaannya pada Min Seong. Dia marah dan kecewa, tapi semua hanya
bisa di pendamnya sendiri.
Dari jauh, Joon Young mendengar
semuanya. Matanya dan Song Ah saling bertatapan.
--
Usai pertemuan dengan Min
Seong, kebahagiaan yang Song Ah rasakan selama seharian ini, langsung menguap
begitu saja. Teman-temannya dan Dong Yun mengirim pesan padanya terkait acara
mereka malam ini, tapi Song Ah tidak sanggup membacanya. Hatinya merasa tidak
siap bertemu Dong Yun ataupun merayakan ulang tahunnya.
Ucapan dan cerita Min Seong
tadi terngiang di telinganya. Dia jadi teringat di hari itu, Joon Young seolah
menghalanginya bertemu Dong Yun. Song Ah sadar kalau Joon Young pasti tahu atau
mendengar yang terjadi antara Min Seong dan Dong Yun.
--
Joon Young berada di ruang geladi bersih. Dia akan
latihan piano. Tapi, suara senar putus menggagetkanya. Di saat itu juga, Song
Ah masuk dan meminta izin untuk mengambil violinnya yang tertinggal.
--
Jung Kyung dalam perjalanan ke
gedung Yayasan.
--
Song Ah mengambil violinnya dan
menyadari kalau senarnya putus. Joon Young langsung menjelaskan kalau senarnya
putus tiba-tiba padahal dia tidak ada menyentuhnya. Song Ah mengerti, dia
mengambil violinnya dan menyimpannya ke dalam bag case.
“Boleh aku bertanya? Malam itu,
saat kita pergi ke Intermission seusai menghadiri konser filharmoni. Kamu
sengaja tidak mengizinkanku masuk ke lorong, bukan?” tanya Song Ah, sebelum
keluar ruangan. “Siapa tamu yang mengunjungi lokakarya Dong Yun?”
“Song Ah.”
“Kamu tidak perlu menjawab. Aku
hanya merasa seperti orang bodoh saat ini. Aku bersikap seperti orang bodoh di
depanmu.”
“Maafkan aku.”
“Kamu tidak perlu minta maaf
atas kejadian hari itu. Tapi jangan lakukan itu lagi. Aku tidak pernah
memintamu untuk menutup mataku. Lebih menyedihkan merasa seperti orang bodoh daripada
merasa terluka. Jadi, jika ini terjadi lagi, biarkan saja,” pintanya dengan
sangat serius.
Song Ah berbalik pergi, tapi
Joon Young tiba-tiba saja memainkan pianonya. Dia memainkan musik “Moonlight
Sonata”, lagu kesukaan Song Ah. Song Ah tidak ingin mendengar musik itu
sekarang, dia memohon pada Joon Young untuk berhenti memainkannya. Tapi, Joon
Young tidak mendengarkannya dan terus memainkan musik itu. Song Ah tahu kalau
Joon Young berusaha menghiburnya melalui musik kesukaannya dan hal itu seolah
menyentuhnya.
Aku pernah bilang kita bisa
dihibur oleh musik, tapi aku tidak ingat kapan aku merasa dihibur oleh musik.
Tanpa mereka sadari, diluar
ruangan geladi bersih, ada Jung Kyung. Dia ada di sana dan mendengar semua
pembicaraan Joon Young dan Song Ah.
Sementara itu, Hyun Ho ada di
depan pintu masuk gedung Yayasan. Dia hendak menemui Joon Young.
Tapi malam itu, aku sadar. Karena
seseorang yang berbicara denganku dengan musik, alih-alih kata-kata.
Joon Young mengakhiri permainan pianonya, “Maukah
kamu berteman denganku?”
Song Ah terdiam. Joon Young berdiri dan
menghadap padanya, “Tidak. Kita harus berteman. Karena…,” dia berjalan
mendekati Song Ah dan memeluknya dengan erat, “aku memelukmu sebagai teman
sekarang.”
Kelak, jika aku butuh dihibur
lagi,
Pelukan hangat Joon Young,
menyentuh hati Song Ah. Itu yang di butuhkannya sekarang. Pelukan dan musik
yang menghiburnya.
aku akan membayangkan momen ini.
Perlahan, Song Ah mulai
menangis. Mengeluarkan perasaan yang sedari tadi di tahannya. Kesedihan yang di
sembunyikannya.
Jadi, malam itu, aku menyadari
bahwa aku akan terus mencintai meski terus terluka berulang kali.
D O
Y O U L I K E
B R A H M S ?
Ad yg sadar? Nada yg dimainkan joon Yong untuk Song Ah di akhir eps ini 'moonlight sonata' dan disambung happy birthday... Hm, terharu...
ReplyDelete