Sinopsis K-Drama : Do You Like Brahms? Episode 06

Sinopsis K-Drama : Do You Like Brahms? Episode 06

Images by : SBS

Young In menemui Ny. Na untuk menyerahkan list nama para juri untuk kompetisi (aku juga nggak tahu kompetisi apa). Di antara nama para juri tersebut, ada nama Jung Kyung. Dan Ny. Na meminta Young In untuk mengeluarkan Jung Kyung dari daftar para juri, karna dia sadar betul kalau cucunya itu belum memenuhi syarat untuk menjadi juri denga pengalaman yang ada. Ny. Na mengakui kalau cucunya pernah di sebut sebagai anak ajaib, tapi semua itu sudah berlalu. Dan dia yakin kalau Young In pun menyadari itu.

“Tapi kamu masih menuliskan nama Jung Kyung dan menunjukkannya kepadaku seperti ini. Itu artinya kamu ingin aku menyelesaikan masalah seperti ini,” simpulkan Ny. Na. “Karena Jung Kyung telah kembali, kamu ingin mendengar pendapatku tentang bagaimana yayasan kita harus menanganinya mulai sekarang.”

“Maafkan aku.”

“Nona Cha. Kamu bekerja denganku 15 tahun. Kamu masih belum mengenalku? Jika kamu ingin tahu pendapatku, tanyakan langsung saja kepadaku. Jangan bertele-tele,” tegas Ny. Na.

“Maafkan aku.”

--

Hae Na, Song Ah, Da Woon dan Sung Jae lagi kumpul bersama. Dan seperti yang sudah di tebak, kalau lagi kumpul, pasti ada aja orang yang ngajak gosip. Nah, Da Woon lah yang mulai mengajak gosip membahas hubungan Jung Kyung dan Hyun Ho, apakah mereka akan menikah? Sung Jae menanggapi kalau hal itu akan di putuskan dalam waktu satu tahun. Menurut Sung Jae, dalam setahun Jung Kyung dan Hyun Ho akan putus karna menurutnya hubungan mereka selama ini hanya bersenang-senang karna masih kuliah. Tapi, sekarang mereka sudah selesai belajar dan saatnya untuk serius, jadi pasti akan putus.

“Tapi itu tidak penting. meski mereka putus, aku sama sekali tidak peduli asalkan mereka putus setelah konser akhir tahun,” tambahkan Sung Jae.

“Kamu sangat kejam,” komentar Da Woon.

“Apa? Hei, dengarkan aku. Jika mereka putus sebelum tampil, bagaimana nasib kita?”

“Meski itu terjadi, Pak Han bisa mundur dari panggung,” tanggapi Hae Na.

“Kamu keliru. Dengarkan baik-baik. Joon Young harus bermain dalam konser itu. Karena mereka bersahabat, jika mereka berdua putus, Joon Young harus bermain dengan salah satu dari sahabat... Tunggu, ada apa ini? Dia harus bermain dengan salah satu sahabatnya, tapi apa dia akan merasa nyaman? Itu akan memengaruhi seluruh hubungan mereka. Bagaimanapun, kita tidak boleh berpacaran di kantor,” tegas Sung Jae.

--

Joon Young berada di ruang geladi bersih. Dia akan berlatih piano, tapi pikirannya terus saja mengingat pertanyaan Ny. Na yang menanyakan apakah dia ada pacar atau tidak.

Fokusnya terganggu karna Sung Jae menemuinya. Sung Jae beneran mengabaikan perintah Young In, padahal Young In sudah tegas menyuruh Sung Jae menolak konser gelar wicara yang di adakan Kyunghoo Credit Card. Tapi, dia sekarang malah menemui Joon Young dan membujuknya untuk menerima acara itu. Dia memojokkan Joon Young agar menerima dengan dalih demi kepentingan Yayasan dan Ny. Na. Jadi, yayasan itu kekurangan anggaran dan Kyunghoo Credit Card bisa membantu mereka mendapatkan anggaran lebih. (Ny. Na memang dulunya adalah pemilik Kyunghoo group, tapi sekarang dia hanyalah pemilik Yayasan Kyunghoo, jadi dia tidak bisa mengatur anggaran untuk yayasan sekehendak hati).

Ucapan Sung Jae, tentu saja membuat Joon Young tertekan. Dia kan merasa berhutang budi pada Ny. Na yang sudah memberikan beasiswa padanya, jadi dia selalu berusaha untuk melakukan apapun untuk bisa membantunya dalam rangka membalas budi.

--

 

Young In mengajak Hyun Ho bertemu untuk makan malam.

“Omong-omong, jika kamu diterima di orkestra di AS dan Jung Kyung menjadi profesor di sini, apa yang akan kamu lakukan?” tanya Young In, membuka topik pembicaraan.

“Aku akan naik pesawat tiap kali aku bisa melihatnya,” jawab Hyun Ho, santai.

“Astaga. Apa itu artinya kamu akan menghabiskan uang dengan gegabah karena pacarmu kaya?” ejek Young In.

“Tidak,” balas Hyun Ho.

“Tentu saja aku tahu.”

Noona, kamu tahu keluargaku menghabiskan semua uang demi aku bermain selo, bukan? Aku harus menghasilkan banyak uang. Bayaran orkestra AS cukup besar,” jelas Hyun Ho.

Young In bisa mengerti hal itu dan berharap Hyun Ho bisa sukses sehingga bisa bolak balik AS – Korea demi bertemu pacar. Hyun Ho tertawa mendengar ucapan Young In yang di rasanya jenaka. Lagi membahas pesawat. Hyun Ho jadi teringat saat dia ketinggalan pesawat dosmetik di AS dan tidak bisa menghadiri resital Joon Young.

Young In sudah tahu hal itu. Tapi, untungnya Jung Kyung bisa datang. Hyun Ho shock karna setahunya Jung Kyung sakit migrain hari itu hingga tidak bisa datang.

--

Seung Jae akhirnya berhasil ‘memaksa’ Joon Young untuk menerima konser gelar wicara itu. Begitu berhasil, dia segera menelpon koleganya di Kyunghoo Credit Card dan mengingatinya untuk membalas budi karna dia sudah membantu (ih, kesel!).

--

 

 

Hyun Ho menanyakan untuk memastikan, apa benar Jung Kyung datang ke resital Joon Young waktu itu? Young In mengiyakan karna dia mendengarnya sendiri dari Joon Young kalau dia melihat Jung Kyung datang.

Hyun Ho teringat saat dia pertama kali tiba di Korea dan membahas hal itu dengan Joon Young, Joon Young tidak ada bilang kalau Jung Kyung datang. Tapi, saat dia mengatakannya pada Jung Kyung, Jung Kyung memang tampak terkejut.

Hyun Ho sebenarnya merasa gelisah saa tahu hal itu, tapi di hadapan Young In, dia tetap memaksakan diri tersenyum seolah sudah tahu hal itu.

--

 

Sebelum tidur, Song Ah mendengarkan radio. Dan secara kebetulan, radio malah memutarkan lagi “Violin Sonata No. 1” 2nd movement oleh Brahms. Lagu itu langsung membuat Song Ah teringat akan Joon Young, dan karna  itu, dia mulai mencari informasi mengenai Joon Young di internet.

Salah satu artikel wawancara Joon Young, memuat judul : “Meskipun Masa Kecilnya Sulit, ‘Musik Selalu Menghiburku.”

--

Hyun Ho di rumahnya, memegang alat musik cello, tapi tidak memainkannya. Tampaknya, perasaannya yang gundah membuatnya tidak bisa fokus bermain.

--

Jung Kyung juga memutar sebuah kaset, dan perasaannya juga tampak gundah

--

Joon Young pun demikian. Sama seperti sahabat-sahabatnya, perasaannya merasa gundah. Terlalu gundah hingga mengurungkan niatnya berlatih piano.

--

Song Ah berusaha tidur. Kalimat di wawancara Joon Young, dimana dia mengatakan kalau musik menghiburnya di saat sulit, begitu mengganggunya.

Bisakah kita dihibur oleh musik? Aku bilang kita harus percaya itu. Tapi aku tidak ingat kapan aku merasa dihibur oleh musik. Satu-satunya yang kuingat... adalah momen saat aku patah hati.

 

 

 

 

Moment yang di ingat oleh Song Ah, adalah saat dia melihat pengumuman pendaftaran Universitas Seoryeong untuk jurusan musik, angkatan 2014, dimana dia tidak di terima. Dia selalu berusaha, tapi hingga tahun 2016 dia selalu saja gagal. Kenangan itulah yang membekas di hatinya.

--

 

Esok hari, 15 Juli 2020,

Pagi-pagi, Ny. Na bersama Jung Kyung sudah pergi ke makam Ibu Jung Kyung, Jung Kyung Seon. Penjaga makam memberitahu kalau pagi-pagi buta, sudah ada seorang pemuda yang datang dan membawa bunga ke makam itu.

 

Walau pemilik lupa menanyakan siapa nama pemuda itu, Ny. Na dan Jung Kyung bisa menduga kalau itu adalah Joon Young. Dia yakin kalau Joon Young tidak akan memberitahu akan datang kemari, karna Joon Young adalah tipe orang yang lebih nyaman dengan musik, bukan kata-kata.

--

Hari Song Ah di mulai dengan riang karna dia mendapat pesan dari Dong Yun yang bilang akan menjemputnya nanti malam. Dia makin senang karna ternyata teman-teman kantornya sudah menyiapkan kejutan ulang tahun untuknya.

--

 

Yang ulang tahun hari ini bukan hanya Song Ah, tapi juga Jung Kyung. Joon Young ingin mengirimi Jung Kyung ucapan selamat ulang tahun, tapi dia merasa ragu. Dan akhirnya, dia mengurungkan niatnya mengirim pesan.

--

 

Jung Kyung sudah pulang dari pemakaman. Dia duduk di depan piano milik ibunya. Dia teringat ucapan Ny. Na yang memberitahu kalau dia ingin mengirim piano itu ke Berlin untuk Joon Young, tapi Joon Young menolak, dan akhirnya, dia membawa pulang piano itu kembali.

 

Flashback

Jung Kyung pindah kembali ke Korea setelah ibunya meninggal. Dulunya, dia kuliah di Juilliard (karna bakatnya, baca episode 03/04 saat Hae Na menceritakan mengenai Jung Kyung) dan baru – baru ini kembali ke Korea. Jung Kyung sudah tinggal di AS sejak usia 6 tahun, jadi guru berharap agar teman-teman sekelas Jung Kyung bisa membantunya beradaptasi.

Di saat guru memperkenalkan Jung Kyung di depan kelas, pandangan Jung Kyung hanya terfokus pada Joon Young. Mata Jung Kyung tampak dingin. Joon Young juga hanya terus menatapnya karna dia tahu Jung Kyung adalah anak dari Jung Kyung Seon, yang piano-nya sekarang di mainkan olehnya.

--

 

Saat jam istirahat, Jung Kyung tanpa sengaja mendengar permainan piano Joon Young. Lagu yang di mainkan oleh Joon Young adalah lagu Brahms. Jung Kyung menghampirinya dan meminta Joon Young untuk memainkan lagu lain, apa saja.

 

Karna itu, Joon Young memainkan lagu ‘Traumerei”.

“Kenapa lagu ini? Namaku berasal dari koleksi ini, "Kinderszenen". Ini lagu kesukaan ibuku. Dia sering memainkannya untukku,” tanya Jung Kyung, berusaha keras menahan tangisnya. Namun, pada akhirnya, tangisnya pecah.

Joon Young terkejut melihatnya menangis, “Lain kali, aku akan memainkannya lagi untukmu. Jadi, jangan menangis,” janji Joon Young.

End

Di dalam kamarnya, Jung Kyung melihat album musik yang di terimanya selama ini dari Joon Young. Setiap tahunnya, di hari ulang tahunnya, Joon Young akan mengirimkan kaset saat dia memainkan Traumerei untuk Jung Kyung (ini lagu yang di dengar Jung Kyung kemarin malam). Tapi, tahun ini, Jung Kyung belum menerima kasetnya.

Dia jadi teringat ucapan Joon Young di malam saat dia memainkan Traumerei dan berkata tidak akan pernah memainkannya lagi, jadi dengarkan baik-baik (episode 04).

--

Malam hari,

Semua koleganya sudah pulang kerja, hanya Song Ah yang belum karna masih ada yang harus di kerjakannya. Sebelum Young In pergi, Song Ah meminta izin padanya untuk latihan sebentar di ruang geladi bersih sebelum pergi. Dan dengan senang hati, Young In mengizinkan.

Karna itu, setelah menyelesaikan pekerjaannya, Song Ah segera ke ruang geladi bersih. Dia berkata pada dirinya sendiri kalau dia hanya akan berlatih 10 menit saja. Song Ah sudah siap bermain, tapi dia malah menerima panggilan telepon dari Min Seong. Min Seong ada di depan kantor Song Ah dan memintanya bertemu sekarang juga. Jadi, Song Ah meninggalkan violinnya di atas piano dan keluar menemui Min Seong.

--

 

Min Seong mengucapkan selamat ulang tahun pada Song Ah sekaligus meminta maaf karna dia tidak bisa menghadiri perayaan ulang tahun Song Ah nanti. Song Ah kecewa dan ingin tahu apa alasannya. Min Seong hanya meminta maaf dan memberikan hadiah yang sudah di siapkannya. Dia sudah tampak ingin menangis, tapi berusaha keras untuk tidak meneteskan air mata.

Song Ah adalah sahabatnya dan dia bisa merasakan ada yang aneh dengan Min Seong. Min Seong akhirnya tidak bisa menahan tangisnya lagi.  Dia merasa tertekan dan tidak bisa menyembunyikan rahasianya dengan Dong Yun selamanya dari Song Ah.

“Sebenarnya, aku dan Dong Yun mabuk dan bertindak kelewat batas. Itu kecelakaan. Hanya kecelakaan. Mau bagaimana lagi? Aku tidak mau melakukan apa pun. Dong Yun menyebut itu bencana. Mengencaniku, lalu tidur denganku, semuanya,” cerita Min Seong, sambil menangis.

“Aku yakin itu ocehan orang mabuk. Jangan diambil hati,” ujar Song Ah, berusaha menghibur. Padahal, jauh di dalam hatinya, dia merasa sedih karna Dong Yun dan Min Seong tidur bersama.

“Tidak. Kami tidak minum di hari dia mengatakan itu. Pada hari kami tidur bersama, kami berpisah karena kami khilaf. Saat kamu mengundangku ke konser filharmoni itu, aku pergi ke lokakarya Dong Yun di malam harinya. Aku ingin membicarakannya dengan Dong Yun. Aku tahu kamu akan berada di Pusat Kesenian Seoul. Jadi, aku berniat menghampirimu untuk memberitahumu semuanya. Tapi saat Dong Yun bilang kami harus bersikap seolah-olah tidak terjadi apa-apa, pikiranku kosong. Jadi, aku tidak bisa memberitahumu apa pun. Yoon Dong Yun, dasar berengsek!” tangis Min Seong, terisak-isak.

 

Tidak hanya Min Seong yang kecewa dan marah, tapi juga Song Ah. Dia frustasi dan ingin berteriak marah, tapi dia tidak bisa menunjukkannya di hadapan Min Seong. Dia tidak ingin Min Seong tahu perasaannya pada Min Seong. Dia marah dan kecewa, tapi semua hanya bisa di pendamnya sendiri.

Dari jauh, Joon Young mendengar semuanya. Matanya dan Song Ah saling bertatapan.

--

 

Usai pertemuan dengan Min Seong, kebahagiaan yang Song Ah rasakan selama seharian ini, langsung menguap begitu saja. Teman-temannya dan Dong Yun mengirim pesan padanya terkait acara mereka malam ini, tapi Song Ah tidak sanggup membacanya. Hatinya merasa tidak siap bertemu Dong Yun ataupun merayakan ulang tahunnya.

 

Ucapan dan cerita Min Seong tadi terngiang di telinganya. Dia jadi teringat di hari itu, Joon Young seolah menghalanginya bertemu Dong Yun. Song Ah sadar kalau Joon Young pasti tahu atau mendengar yang terjadi antara Min Seong dan Dong Yun.

--

Joon Young  berada di ruang geladi bersih. Dia akan latihan piano. Tapi, suara senar putus menggagetkanya. Di saat itu juga, Song Ah masuk dan meminta izin untuk mengambil violinnya yang tertinggal.

--

Jung Kyung dalam perjalanan ke gedung Yayasan.

--

 

Song Ah mengambil violinnya dan menyadari kalau senarnya putus. Joon Young langsung menjelaskan kalau senarnya putus tiba-tiba padahal dia tidak ada menyentuhnya. Song Ah mengerti, dia mengambil violinnya dan menyimpannya ke dalam bag case.

“Boleh aku bertanya? Malam itu, saat kita pergi ke Intermission seusai menghadiri konser filharmoni. Kamu sengaja tidak mengizinkanku masuk ke lorong, bukan?” tanya Song Ah, sebelum keluar ruangan. “Siapa tamu yang mengunjungi lokakarya Dong Yun?”

“Song Ah.”

“Kamu tidak perlu menjawab. Aku hanya merasa seperti orang bodoh saat ini. Aku bersikap seperti orang bodoh di depanmu.”

“Maafkan aku.”

“Kamu tidak perlu minta maaf atas kejadian hari itu. Tapi jangan lakukan itu lagi. Aku tidak pernah memintamu untuk menutup mataku. Lebih menyedihkan merasa seperti orang bodoh daripada merasa terluka. Jadi, jika ini terjadi lagi, biarkan saja,” pintanya dengan sangat serius.

 

 

Song Ah berbalik pergi, tapi Joon Young tiba-tiba saja memainkan pianonya. Dia memainkan musik “Moonlight Sonata”, lagu kesukaan Song Ah. Song Ah tidak ingin mendengar musik itu sekarang, dia memohon pada Joon Young untuk berhenti memainkannya. Tapi, Joon Young tidak mendengarkannya dan terus memainkan musik itu. Song Ah tahu kalau Joon Young berusaha menghiburnya melalui musik kesukaannya dan hal itu seolah menyentuhnya.

 Aku pernah bilang kita bisa dihibur oleh musik, tapi aku tidak ingat kapan aku merasa dihibur oleh musik.

Tanpa mereka sadari, diluar ruangan geladi bersih, ada Jung Kyung. Dia ada di sana dan mendengar semua pembicaraan Joon Young dan Song Ah.

 Sementara itu, Hyun Ho ada di depan pintu masuk gedung Yayasan. Dia hendak menemui Joon Young.

Tapi malam itu, aku sadar. Karena seseorang yang berbicara denganku dengan musik, alih-alih kata-kata.

Joon Young mengakhiri permainan pianonya, “Maukah kamu berteman denganku?”

 

Song Ah terdiam. Joon Young berdiri dan menghadap padanya, “Tidak. Kita harus berteman. Karena…,” dia berjalan mendekati Song Ah dan memeluknya dengan erat, “aku memelukmu sebagai teman sekarang.”

Kelak, jika aku butuh dihibur lagi,

Pelukan hangat Joon Young, menyentuh hati Song Ah. Itu yang di butuhkannya sekarang. Pelukan dan musik yang menghiburnya.

aku akan membayangkan momen ini.

 

 

Perlahan, Song Ah mulai menangis. Mengeluarkan perasaan yang sedari tadi di tahannya. Kesedihan yang di sembunyikannya.

Jadi, malam itu, aku menyadari bahwa aku akan terus mencintai meski terus terluka berulang kali.

 

 

 

 

 

  

D O    Y O U    L I K E    B R A H M S ?

 

1 Comments

  1. Ad yg sadar? Nada yg dimainkan joon Yong untuk Song Ah di akhir eps ini 'moonlight sonata' dan disambung happy birthday... Hm, terharu...

    ReplyDelete
Previous Post Next Post