Sinopsis K-Drama : Do You Like Brahms? Episode 03


Sinopsis K-Drama : Do You Like Brahms? Episode 03
Images by : SBS

 Musim panas tahun 2013,
Di saat makan malam bersama (Song Ah, Dong Yun dan Min Seong), secara bersamaan Song Ah dan Dong Yun memberitahu keputusan mereka pada Min Seong. Song Ah ingin mengambil jurusan violin, sementara Dong Yun ingin berhenti main violin. Min Seong jelas terkejut mendengar pengumuman tiba-tiba tersebut. Dia mengambil nafas sejenak dan menanyakan ulang keputusan mereka.
Jadi, Dong Yun begitu keluar dari militer akan berhenti bermain violin dan menjadi pembuat instrumen dawai? Dong Yun membenarkan. Okay, kalau begitu, Min Seong memberikannya semangat dan semoga berhasil.


Sementara Song Ah, di banding mencari kerja, ingin melanjutkan kuliah dengan mengambil jurusan musik? Song Ah membenarkan dan mengira Min Seong akan memberikannya semangat juga. Sayangnya tidak. Min Seong malah marah dan mengira Song Ah sudah gila.

Song Ah menyakinkan keputusannya karna dia ingin belajar musik dan memainkan violin. Dia meminta Min Seong juga mendo’a-kannnya. Min Seong tidak mau. Dia menyuruh Song Ah untuk bertanya kepada orang di jalan, jelaskan kalau dia belajar bisnis di Universitas Seoryeong dan sekarang ingin mempelajari violin. Pasti semua akan menolak keputusan itu. Orang bodoh mana yang akan menyetujuinya? Kalau dia, dia tidak bisa.
Hari sudah semakin larut dan Min Seong sudah tertidur karna mabuk.
“Aku setuju,” ujar Dong Yun, tiba-tiba.
“Kamu akan menjadi orang bodoh? Jangan katakan yang tidak ingin kamu katakan karena takut aku marah.”
“Itu keputusanmu. Keputusan Chae Song Ah dan bukan keputusan orang lain. Aku tahu betapa sulitnya kamu berpikir dan khawatir sebelum membuat keputusan. Aku selalu memihakmu. Masuklah ke departemen musik, belajar, dan karier masa depanmu... Itu tidak akan mudah. Tapi aku akan mendukungmu.”
“Terima kasih,” ujar Song Ah, tulus.

“Kamu sudah menemukan tutor violin?”
“Belum. Biayanya mahal, dan aku belum memberi tahu orang tuaku.”
“Bagaimana kalau aku?”
“Apa?” tanya Song Ah, bingung.
“Bagaimana kalau aku? Entah apakah aku bisa diandalkan. Tapi aku akan bekerja keras untuk mengajarimu. Kalau tidak keberatan belajar dari jurusan musik militer.”
“Aku percaya padamu. Kuharap kamu mengajariku dengan baik, Pak,” terima Song Ah dengan mata berbinar.

Episode 02
Poco a Poco : Perlahan, sedikit demi sedikit

Jung kyung juga di jemput oleh suruhan Neneknya di bandara. Dia ingin mengantarkan Hyun Ho pulang sekalian, tapi Hyun Ho sudah terlebih dahulu bilang akan pulang nanti karna dia bisa pulang naik bus. Jung Kyung mengerti dan tidak memaksa.

Tampaknya, Dong Yun juga mengenal mereka karna sebelum pergi dengan Song Ah, dia mengucapkan selamat tinggal pada mereka juga.

Setelah tinggal berdua, Hyun Ho memeluk Joon Young dengan erat, melepas rindu.
--

Dong Yun membawa Song Ah ke restorannya. Lantai satu di jadikan resto, sementara lantai duanya di jadikan Dong Yun sebagai tempat dia memperbaiki dan membuat alat musik dawai. Mungkin karna itulah, teman-temannya memanggilnya CEO Yoon.
Song Ah menanyakan alasan Dong Yun menyuruhnya menjemput ke bandara, jika pada akhirnya mereka akan ke sini juga. Dong Yun tertawa karna tidak tahu mau jawab apa. Perutnya tiba-tiba berbunyi karna lapar. Jadi, Dong Yun mengajaknya makan dulu. Mereka bisa mengambil makanan dari lantai bawah.

Belum juga Song Ah ke bawah mengambil makanan, Dong Yun sudah duluan mendapat telepon dari Min Seong. Dia mengajak bertemu.
“Apa? Kamu dimana?” tanya Dong Yun, kaget.
--

Min Seong dan teman-teman lain ternyata sudah ada di lantai bawah untuk berpesta menyambut kepulangan Dong Yun. Song Ah tampaknya tidak mau mereka tahu kalau dia menjemput Dong Yun di bandara karna dia malah masuk dari pintu depan (sepertinya, dia keluar dari pintu belakang sebelumnya) dan berpura-pura terlambat.
“Kenapa aku tidak bisa menghubungimu? Aku terus menelepon,” tanya Min Seong.
“Maaf,” jawab Song Ah, singkat. “CEO Yoon, selamat,” ujarnya berpura-pura seolah baru bertemu Dong Yun.
Min Seong curhat meminta Song Ah memarahi Dong Yun karna sudah mengabaikan semua SMS ucapan selamatnya dan baru membalas setelah mendarat di Incheon. Dong Yun meminta maaf dan beralasan kalau dia sibuk.
“Aku tahu kamu akan langsung kemari dari bandara, dan menghubungi yang lain,” ujar Min Seong, riang.
Teman yang lain mulai menggodai Min Seong dengan menyebutnya mantan pacar yang hebat. Mereka juga menanyakan, apakah mereka akan rujuk lagi?
Dong Yun tampaknya tidak mau ada gosip aneh. Dia membalas dengan berkata kalau dia kan tinggal di gedung ini, jadi kalau tidak pulang kemari, kemana lagi? Semua tertawa karna yang di katakan Dong Yun itu ya benar.
--

Sebelum pulang ke rumah, Hyun Ho mengajak Joon Young untuk bersantai di tepi sungai Han. Sambil minum bir, Hyun Ho berteriak kalau dia merindukan sungai Han, Seoul dan Korea. Dia sangat senang bisa kembali. Dia sudah selesai belajar dan pulang bersama Jung Kyung dan Joon Young juga ada di Korea. Akhirnya, mereka bertiga bisa berkumpul bersama lagi.
Setelah tujuh tahun, akhirnya Joon Young kembali ke Korea. Joon Young memberitahu kalau dia pulang untuk istirahat dan tidak tampil dimanapun. Tempat tinggalnya di Berlin juga dia sewakan karna dia akan kembali suatu hari nanti. Toh perabotannya di sana juga sedikit.
“Bagaimana dengan pianonya?” tanya Hyun Ho. “Ah benar. Kamu mengembalikan piano Jung Kyung sebelum pindah ke Berlin. Bukankah aneh membiarkan orang lain tinggal di rumahmu?”
“Itu bukan rumahku. Aku juga menyewanya.”
“Di mana rumahmu? Kamu pindah ke Seoul sendirian di kelas tujuh. Rumah orang tuamu tidak akan terasa seperti rumah lagi.”
“Entahlah. Saat tur, aku tidur di tempat baru tiap malam.”

“Pasti berat bagimu. Beristirahatlah sepuasnya sampai tahun depan. Bersenang-senanglah di universitas. Berkencanlah dengan seseorang. Jujurlah pada identitasmu sebagai mahasiswa yang sempat rehat,” hibur Hyun Ho sambil menasehati.
--

Jung Kyung memberitahu pada ayahnya, tn. Lee Sung Geun, kalau dia akan bekerja di Universitas Seoryeong sebagai profesor. Universitas hanya memperkerjakan satu profesor untuk satu instrumen gesek.
 tn. Lee tampak tidak senang dengan kabar itu. Dengan serius, dia menanyakan, apakah semua aplikasi AS-nya (lamaran kerja gitu) gagal? Jung Kyung mencoba tenang dan menjawab ya.
Neneknya, Ny. Na Moon Sook, berusaha memecahkan ketegangan yang terjadi dengan berujar lega karna Jung Kyung kembali ke Korea. Baginya, Jung Kyung sudah belajar cukup lama jadi bisa membantu Yayasan juga. tn. Lee tampaknya tidak tahu harus membahas apa lagi, jadi dia pamit kembali ke kamar duluan.
--

Hyun Ho memberitahu Joon Young kalau Jung Kyung mendaftarkan diri untuk mengajar di Universitas Seoryeong. Joon Young kaget, apa Jung Kyung tidak akan mengajar di AS?
“Bukannya tidak mau, dia tidak mendapat tawaran apa pun. Kami pikir dia akan mendapat setidaknya satu. Universitas Seoryeong juga tidak akan mudah. Tapi tetap saja, aku sangat bersyukur dia kembali ke Korea bersamaku. Sudah lama kami tidak berada di bawah langit yang sama,” cerita Hyun Ho.
“Bukankah kalian berada di bawah langit yang sama di AS?”
“New York dan Indiana? Jarak tempuhnya 1.100 km. Jarak dari Seoul dan Tokyo,” ujar Hyun Ho.
--

Pesta sudah selesai. Dong Yun dan Song Ah membantu memanggilkan taksi untuk teman-temannya. Teman yang pulang paling terakhir, memberitahu perasaannya. Dulu, waktu Song Ah mau kuliah jurusan musik, mereka semua menentangnya, tapi Song Ah melakukan yang terbaik. Dia merasa iri karna Song Ah bisa melakukan yang di inginkannya. Dia berharap juga begitu karna sekarang ii, setiap kali bekerja dia merasa … hah.
Dong Yun menghiburnya dengan berkata kalau pekerjaannya sebagai PNS mempunyai masa depan lebih terjamin hingga pensiun. Hiburannya cukup menghibur. Taksinya datang tidak lama kemudian.
“Dia tidak tahu bagaimana perasaanku. Aku tidak baik-baik saja,” ini yang Song Ah pikirkan di dalam hatinya. 
Karna semua teman sudah pulang, Dong Yun mengajak Song Ah kembali untuk memperbaiki violinnya (violinnya Song Ah tinggalkan di lantai 2, jadi waktu ketemu teman, dia seolah tidak membawa violin).
--

Hyun Ho masih mengobrol dengan Joon Young. Kali ini, dia meminta maaf karena tidak bisa datang ke resital Joon Young di New York bulan lalu. Pesawatnya waktu itu di tunda. Jung Kyung juga bilang padanya kalau dia tidak datang.
“Kau pasti kesal karna kami tidak datang kan?” tanya Hyun Ho. “Maafkan Jung Kyung karna waktu itu dia sangat sakit.”
Joon Young hanya diam. Dia tidak berani bilang kalau Jung Kyung datang ke resitalnya dan bahkan menciumnya hari itu. Hyun Ho tidak tahu hal itu dan tetap salah paham kalau Jung Kyung tidak datang. Dia bahkan cerita waktu tiba, Jung Kyung sangat pucat karna sakit migrain-nya.
Hyun Ho kemudian membahas topik lain. Dia yakin kalau Joon Young pasti tidak tahu kalau dia pulang bersama Jung Kyung kan? Jung Kyung pun tidak tahu kalau Joon Young datang menjemput di bandara. Rasanya menyenangkan bisa memberikan kejutan.
--

Dong Yun meminta Song Ah untuk memainkan violinnya agar dia bisa tahu apa yang rusak. Tapi, Song Ah ragu memainkannya. Dong Yun mengira Song Ah gugup di depannya dan dia menyuruhnya untuk tidak gugup. Bukankah dia sudah pernah bilang akan mendukung Song Ah sepenuhnya. Jadi, tenang dan mainkan saja.

Song Ah pun mulai memainkan violinnya. Hanya dengan sedikit alunan, Dong Yun sudah tahu apa yang rusak. Suara violin yang di mainkan Song Ah bocor. Dia langsung memeriksa dan memperbaikinya.
Ada retakan di sudut violin Song Ah. Karna itu suaranya jadi bocor dan tidak beresonansi. Song Ah baru tahu.

“Aku tahu kamu belum berlatih, tapi apa kamu tidak merasa sedih karena tidak tahu ini retak?”
“Aku merasa sedih.”
“Siapa yang tahu soal instrumenmu kalau bukan kamu? Semua instrumen musik punya jiwa. Instrumen musik sudah ada selama berabad-abad. Jangan buat mereka berpikir telah bertemu pemilik yang buruk,” nasehat Dong Yun.
“Baiklah. Maaf.”
“Aku mencintaimu,” ujar Dong Yun, membuat Song Ah terkejut. “Katakan itu tiga kali. Nyatakan cintamu untuk violinmu. Katakan itu tiga kali. Katakan langsung ke dalam lubang bodinya. Agar dia bisa mendengar semuanya,” lanjut Dong Yun.


  
Song Ah merasa canggung harus mengatakan itu. Tapi, dia tetap melakukannya. Dia meletakkan violin itu ke dekat mulutnya. Setelah menatap punggung Dong Yun sesaat, Song Ah mulai bicara pada violin itu : “Aku mencintaimu,” sebanyak 3 kali.
--

 Joon Young sudah kembali ke apartemennya dan tampak memikirkan sesuatu. Dia melihat ke arah gedung Yayasan Budaya Kyunghoo yang terlihat jelas dari jendela apartemennya. Tampaknya, dia tidak ingin melihat gedung itu, karna dia langsung menutup rapat gorden jendelannya.
--

Hyun Ho sudah tiba di rumahnya dan tertidur lelap dengan kipas angin menyala.
--


Jung Kyung membuka bag case biolanya. Di dalam bag case itu ada fotonya bertiga bersama Joon Hyung dan Hyun Ho. Ada juga fotonya bersama Ibunya.
--

Song Ah sudah pulang ke rumah. Dia membaca sebuah kartu ucapan yang dulu di terimanya dari Dong Yun : “Song Ah, selamat sudah di terima di departemen musik. Ku harap kau menjadi violinis hebat dalam empat tahun. – NB : poco a poco! Perlahan dan sedikit demi sedikit. Semoga berhasil!”
--

Esok hari,
Yoo Jin yang sudah hamil besar tiba-tiba mengalami kontraksi. Tentu saja semua panik dan segera menelpon ambulans.
--
 Rapat di adakan.
Young In memberitahu kalau Yoo Jin harus di rawat di rumah sakit karna tenggat lahirnya di akhir bulan ini. Jadi, Yoo Jin mengambil cuti hamil. Mengenai tugas Yoo Jin nanti, dia akan mengatur siapa yang akan mengambil alih untuk sementara waktu.
--
Hae Na dan Song Ah menunggu Ny. Na di sebuah restoran mewah. Mereka menunggu di ruangan yang sudah di booking sebelumnya. Sambil menunggu Ny. Na datang, Song Ah menanyai Hae Na, apakah dia mengenal cucu Ny. Na, Jung Kyung?
Hae Na ternyata mengenalnya. Dia mulai bercerita kalau waktu kecil, Jung Kyung di juluki sebagai penerus dari Sarah Chang. Jung Kyung bahkan bermain di New York Philharmonic. Mereka juga sempat di ajari oleh tutor yang sama selagi Jung Kyung kembali ke Korea saat SMP. Jung Kyung terkenal karna cantik dan pintar.
“Kenapa kamu bertanya?” tanya Hae Na.
“Tidak apa-apa. Rupanya dia pemain violin hebat.”
“Dahulu begitu. Saat ini, sulit mengatakannya. Dia kembali setelah ibunya meninggal dalam kecelakaan. Sejak itu, dia masih bermain lebih baik daripada rekan-rekannya, tapi tidak sebaik yang diharapkan orang-orang. Tidak semua anak ajaib berhasil setelah dewasa. Banyak orang yang menjadi biasa, seperti Jung Kyung. Meskipun biasa saja, dia tetap violinis yang sangat baik.”
Pembicaraan mereka berakhir karna Ny. Na sudah tiba. Begitu tiba, Ny. Na memberikan kartu namanya sembari memperkenalkan diri. Dia sangat ramah.
--

Sekarang media sedang heboh memberitakan pianis Seung Ji Min yang terus menjulang karna berhasil menjual 200.000 album debutnya di Korea.
Da Woon yang membaca berita itu berseru kaget. Sung Jae pun ikutan berseru kaget. Mereka jadi ingat waktu Joon Young menang peringkat kedua dalam Kompetisi Chopin, orang-orang menjadi gila karna dia orang Korea pertama yang menang. Tapi, setelah Seung Ji Min memenangi kompetisi yang sama, hmmm… ngertilah ya.
“Jadi, sebelum Park Joon Young terlalu tua untuk berpartisipasi dalam lebih banyak kompetisi, dia harus berpartisipasi dalam kompetisi lain. Kompetisi Tchaikovsky tahun depan, atau...” pendapat Da Woon.
 “"Kompetisi Tchaikovsky"? Kenapa dia mengambil risiko yang gila? Bagaimana jika dia ikut serta dan malah mendapat peringkat ketiga, atau gagal memenangi penghargaan?” tentang Sung Jae.
“Aku hanya berpendapat, sebagai penggemar.”
“Daripada menunggunya memenangi Kompetisi Tchaikovsky, aku menyarankanmu menjadi penggemar Seung Ji Min.”
Perdebatan keduanya walau seolah tidak di dengar oleh Young In, tapi sebenarnya, dia memikirkannya.
--
Ny. Na memesan banyak sekali makanan untuk Hae Na dan Song Ah. Sambil makan, dia bercerita mengenai jalan karirnya. Dulu, dia hanyalah sekretaris ayahnya. Dan setelah ayahnya meninggal, perusahaan di wariskan padanya dan dia sudah bekrja sejak saat itu. Saat itu, dia juga belum begitu memahami musik. Setelah pensiun 15 tahun yang lalu, dia mendirikan yayasan budaya dan mencoba mempelajari musik. Dan wawasannya mengenai musik mungkin tidak seluas mereka.
“Aku hanya seseorang yang mentraktir kalian makan seperti hari ini. Untuk para musikus yang menciptakan musik bagus dan staf yang bekerja keras di belakang panggung. Aku orang yang ingin mentraktir kalian makanan enak. Jadi, tiap kali anggota baru bergabung dengan yayasan kami, aku selalu meluangkan waktu untuk makan bersama. Agar aku bisa meminta kalian bekerja keras untuk yayasan kami. Tolong bekerja keras demi Yayasan Budaya Kyunghoo,” ujarnya tulus.
--

Begitu tiba kembali di kantor, Young In mulai melihat-lihat artikel Seung Ji Min.
Tidak lama, Hae Na dan Song Ah tiba. Young In memanggil mereka untuk membahas mengenai penugasa mereka.

Di luar ruangan, Seung Jae berharap Hae Na akan bekerja dengannya. Walau begitu, dia merasa khawatir pada Song Ah yang entah akan di tugaskan kemana. Dengan santai, Da Woon menyuruhnya untuk tenang saja.
--
Joon Young berada di café menunggu Jung Kyung datang. Sembari menunggu, dia tidak bisa mengeyahkan pikirannya saat Jung Kyung menciumnya di resitalnya di New York bulan lalu. Saat tiba, Jung Kyung malah tampak santai saja.
Joon Young akhirnya yang membuka suara membahas hal itu.

“Mengenai malam itu… malam… saat aku tampil di New York.”
“Ya. Kenapa?” tanya Jung Kyung, tetap tenang.
Joon Young malah terganggu melihat Jung Kyung yang tampak silau karna sinar matahari yang langsung mengenai wajahnya, karna itu, dia menyuruh agar mereka bertukar tempat duduk.
Di saat yang sama itu juga, Song Ah sedang ke café tersebut untuk membeli minuman. Tapi, dia tidak melihat mereka.

Jung Kyung menanyakan pertanyaan random pada Joon Young, “Haruskah dia menikah?”
Joon Young tentu bingung dengan pertanyaan itu. Jung Kyung dengan tenang malah berkata kalau dia sudah lama berpacaran dengan Hyun Ho, jadi haruskah dia menikah?
“Kau serius?”
“Tidak. Itu lelucon,” jawab Jung Kyung.
Joon Young menegurnya. Tapi, Jung Kyung malah berkata kalau dia mengira Joon Young akan menyemangatinya saat dia bilang akan menikah.
“Kenapa kamu melakukan itu malam itu?” tanya Joon Young, serius.
“Tidak ada alasan khusus. Aku senang bertemu denganmu. Itu saja. Kurasa aku terlalu lama tinggal di Amerika. Aku jadi berlebihan.”
“Baiklah. Tapi jangan bermain-main seperti itu lagi. Sama sekali tidak lucu,” peringatinya dan langsung pergi keluar café.
Dia menghela nafas, panjang.
--
 Song Ah tiba di kantor dengan membawa kantong berisi kopi yang di belinya di café tadi. Pas itu dia baru sadar kalau salah satu kopi ada yang tumpah karna tutupnya tidak rapat.
Dan Song Ah malah teringat dengan yang di lihatnya di café tadi.


Flashback
Dia baru saja selesai membeli kopi dan mau pergi. Saat itulah dia baru melihat Joon Young yang berbicara dengan Jung Kyung, pas di bagian Jung Kyung nanya apa dia harus menikah? Dan dia melihat sekilas tatapan dan raut wajah Joon Young saat mendengar pertanyaan tersebut.
 End
Entah apa yang di pikikrkan Song Ah, karna wajahnya tampak berbeda. Mungkinkah dia menyadari cinta bertepuk sebelah tangan Joon Young?
--

Jung Kyung masih belum pergi dari café. Dia mengingat saat mencium Joon Young di resital di New York bulan lalu.


Flashback
Jung Kyung datang ke sana dan melihat Joon Young di kelilingi banyak orang asing yang meminta tanda tangannya. Matanya bertemu sekilas dengan Joon Young dan dia tersenyum. Tapi, Joon Young terlalu sibuk memberikan tanda tangan hingga tidak bisa menghampiri Jung Kyung langsung


Berdiri sendirian di ruangan yang ramai, entah apa yang di pikirkan Jung Kyung. Seseorang pria asing mengira Jung Kyung hendak meminta tanda tangan Joon Young sehingga dia menawari untuk memintakan-nya. Jung Kyung tampaknya iri melihat Joon Young yang begitu di kenal, sementara dirinya tidak.
Jung Kyung pun memutuskan pergi. Tapi, Joon Young melihatnya pergi dan segera mengejarnya.
“Jung Kyung-ah,” panggil Joon Young.

Panggilan yang entah kenapa membuat Jung Kyung merasa ingin menangis. Dia berbalik dan mencium Joon Young kemudian berjalan pergi begitu saja, meninggalkan Joon Young yang masih shock dengan ciuman tersebut.
End
Kemudian dia bilang bahwa dia merasa iri. Dia tidak suka melihatnya di suatu tempat yang tidak bisa dia capai. Itu sebabnya dia ingin memastikan. Apakah dia masih menjadi orang penting baginya.
- Narasi Song Ah –

Jawabannya jelas. Karna Joon Young tidak pergi dari café tersebut, melainkan berdiri di depan jendela café, menghalangi sinar matahari mengenai Jung Kyung langsung.
--

Jung Kyung dan Joon Young menunggu lift bersama. Mereka akan menemui Young In. Tidak lama, Hyun Ho yang baru tiba, menyapa mereka berdua dengan riang.
--

Young In memberitahu mereka bertiga mengenai Yoo Jin yang sudah mengambil cuti hamil. Dan karna itu, liaison Joon Young untuk sementara ini akan di ambil alih oleh Song Ah. Karna itu, Song Ah yang mengambil alih rapat dan menjelaskan mengenai apa yang sudah di siapkan. Sebelum pergi, Young In memberitau kalau dia sudah memesan tempat untuk makan malam bersama, tapi mendadak dia ada urusan dan Song Ah yang akan menggantikannya makan dengan mereka. Mereka bertiga menerimanya tanpa masalah.

Sebelum memulai rapat, Song Ah membagikan kopi americano dingin yang di belinya tadi. Dan untuk kopi yang tumpah, Song Ah yang akan meminumnya. Joon Young ternyata menyadari kopi Song Ah dan langsung menukarnya dengan kopinya. Song Ah menolak, tapi Joon Young langsung meminum kopi yang tumpah itu, sehingga Song Ah tidak bisa protes lagi.


Hal itu tentu tidak luput dari perhatian Jung Kyung. Hyun Ho malah heran karna Joon Young meminum kopi karna Joon Young tidak bisa minum kopi. Jika minum kopi, jantung Joon Young bisa berdebar.
Song Ah langsung panik dan ingin membuatkan teh. Joon Young melarang dan berbohong kalau dia terkadang minum kopi. Hyun Ho masih bingung karna setaunya Joon Young sampai tidak mau makan cokelat karna mengandung kafein. Tapi, Joon Young terus berkata ‘tidak apa-apa’ dan meminum kopinya. Song Ah jadi merasa semakin tidak enak.
--

Malam hari,
Mereka berempat makan bersama di tempat yang sudah di pesan Young In. Hyun Ho dengan semangat menceritakan pertemuan pertama mereka bertiga pada Song Ah.
“Kami pertama bermain bersama di kelas delapan. Jung Kyung baru saja pindah dari AS. Aku jatuh cinta pada pandangan pertama dan menjadi sangat gugup. Aku tidak bisa bicara dengannya. Jadi, aku mengajak Joon Young meski dia tidak mau. Aku memakai musik sebagai alasan dan meminta Jung Kyung ikut kompetisi musik kamar bersama kami. Tapi Jung Kyung langsung menolak,” cerita Hyun Ho. “Kamu jahat sekali. Dia bilang jangan mengganggunya, dan katanya aku menyebalkan. Cinta pertamaku dirusak dengan luka. Tapi pada akhirnya, kami bermain bersama dalam kompetisi itu,” lanjutnya sambil mengenggam tangan Jung Kyung.
“Bagaimana kamu bisa membujuknya?” tanya Song Ah.
“Entahlah. Kenapa kamu tiba-tiba berubah pikiran?” tanya Hyun Ho balik pada Jung Kyung.


“Aku tidak ingat.”
“Begitu rupanya. Kamu ingat?” tanyanya pada Joon Young.
“Tidak, aku juga tidak ingat,” jawab Joon Young.
Hyun Ho tertawa ngakak karna tidak ada satupun dari mereka yang ingat alasan kenapa mereka jadi bermain bersama dalam kompetisi kamar itu.



Post a Comment

Previous Post Next Post