Sinopsis K-Drama : Do You Like Brahms? Episode 12
Images by : SBS
Hari
ini adalah hari terakhir magang Song Ah dan Hae Na.
Dan
karna itu, dari pagi, Hae Na udah heboh karna mendapat buket bunga dari
pacarnya sebagai perayaan hari terakhirnya sebagai pemagang. Da Woon merasa itu
romantis, tapi Seung jae merasa itu alay.
Sementara Young In, hanya mengucapkan terimakasih atas kerja Song Ah dan Hae Na
selama magang ini.
Di
tengah kebahagiaan itu, Ibu Ji Won tiba-tiba datang dan protes karna Ji Won
gagal dalam audisi. Dia menuntut penjelasan dari Young In. Mereka bicara berdua
di ruang meeting. Ibu Ji Won terus
saja meminta di tunjukkan lembaran skor penilaian Ji Won.
Di
luar ruangan, Da Woon dan Seung Jae lagi-lagi bergosip. Da Woon merasa percuma
saja Ibu Ji Won protes mengenai skor Ji Won, karna penilaian itu kan di berikan
oleh juri. Tidak ada yang bisa mereka lakukan juga. Kenapa Ibu Ji Won sangat
picik sih?
Baru
juga di omongin, Ibu Ji Won mendadak keluar dari ruangan dan menanyakan
pendapat mereka semua. Mereka semua kan sudah pernah mendengar permainan Ji Won
di rumah Direktur Na waktu itu, jadi apa pendapat mereka mengenai penampilannya?
Semuanya hanya diam, tidak berani menjawab. Ibu Ji Won akhirnya menunjuk Song
Ah karna dia ingat Song Ah adalah page
turner waktu itu.
“Begini...
Begini...,” jawab Song Ah, merasa gugup. “Menurutku, Ji Won memiliki bakat yang
luar biasa.”
“Kamu
dengar itu? Katanya dia punya bakat luar biasa. Jadi, bagaimana mungkin dia
ditolak dari audisi?” marah Ibu Ji Won pada Young In.
“Karena
itulah... Kurasa tidak diterima atau ditolak dari audisi ini tidak penting bagi
Ji Won saat ini,” ujar Song Ah, mengalihkan fokus Ji Won dari Young In padanya.
“Apa?
Apa maksudmu? Maksudmu tidak apa-apa jika dia ditolak atau didiskualifikasi dari tiap audisi atau kompetisi?”
“Bukan
begitu. Kompetisi dan audisi sangatlah penting. Tapi kurasa jika Ji Won tidak
terobsesi dengan peringkat atau hasil, dan jika kamu memercayainya dan
mendukungnya dari belakang, dia akan menjadi pemain violin yang hebat kelak.”
“Kenapa
aku harus memercayaimu?”
“Aku
juga mengambil jurusan violin. Aku lebih tahu karena aku memainkan instrumen
yang sama. Tentang seberapa besar bakat yang dimiliki Ji Won. Dia sangat
menguasai dan berbakat di bidang itu. Mustahil jika dia tidak menyukainya.”
Jawaban
hangat Song Ah, menyentuh hati Ibu Ji Won sekaligus meredakan kemarahannya.
--
Joon
Young akhirnya menggunakan uang 20.000.000 wonn pemberian Ny. Na untuk operasi
Ibunya. Dan karna uang sudah ada, maka Ibu mulai di rawat di rumah sakit. Ibu
membahas mengenai Joon Young yang akan kembali melanjutkan kuliah. Dia merasa
bangga hanya memikirkan Joon Young akan lulus dari Universitas Seoryeong. Udah
bicara panjang lebar, Ibu baru menanyakan darimana Joon Young bisa mendapatkan
uang untuk operasinya?
Joon
Young tidak memberitahu dan menyuruh Ibunya untuk istirahat saja.
Baru
juga mau pulang ke rumah, Joon Young malah sudah mendapat SMS dari Prof. Yoo
yang menyruhunya untuk datang menemuinya di kampus.
--
Di
ruangan Prof. Yoo tampak ada fotonya bersama Joon Young yang memegang
sertifikat. Tampaknya, Joon Young adalah murid kebanggaannya. Tanpa basa basi,
Prof. Yoo langsung menanyakan, Joon Young bisa hari apa? Tampaknya, dia akan
menjadi pengajar Joon Young lagi saat Joon Young kembali kuliah.
--
Malam
hari,
Young
In mengadakan pesta untuk perpisahan Song Ah dan Hae Na. Da Woon menanyakan
rencana Hae Na, apa dia jadi akan melanjutkan kuliah keluar negeri setelah
lulus? Hae Na menjawab dengan gugup kalau dia belum membuat keputusan. Da Woon
juga menanyakan Song Ah mengenai rencananya.
“Sudah,”
jawab Song Ah, tersenyum lebar. “Aku berpikir untuk mengambil S2 di Universitas
Seoryeong.”
“Song
Ah, kamu harus membahasnya dengan profesor dahulu,” ujar Hae Na, seolah
mengejeknya.
“Sudah.
Dan aku memutuskan untuk mengikuti ujian.”
Jawaban
Song Ah membuat senyum di wajah Hae Na menghilang. Suasan jadi canggung. Young
In sadar hal itu sehingga dia memecahkan kesunyian dengan mengajak semuanya
untuk bersulang agar Song Ah di terima di sekolah pascasarjana.
--
Jung
Kyung minum sendirian di bar. Dia memikirkan ucapan Joon Young waktu itu. Dia sangat
ingin tau apa yang Joon Young pikirkan tiap kali melihatnya.
--
Hyun
Ho masih bekerja di minimarket. Dan Joon Young mengunjunginya dengan membawa
sekotak tteokbokki instan. Keduanya duduk diluar minimarket dan berbincang
ngalor ngidul membahas mengenai perbedaan tteokbokki instan dan tteokbokki biasa.
“Ibuku
ada di rumah sakit,” ujar Joon Young, akhirnya mulai bercerita.
“Kenapa?
Apa dia sakit?”
“Ada
yang salah dengan pembuluh darah di otaknya. Jadi, dia dioperasi.”
“Apa
dia sudah baik-baik saja?” tanya Hyun Ho, menunjukkan kepeduliannya.
“Itu
kata dokter. Tapi aku tidak baik-baik saja.”
“Kenapa?”
“Aku
meminjam uang untuk operasi dari Direktur Na. Kamu tahu, selama hampir tujuh
tahun, aku tampil lebih dari 100 atau 120 kali tiap tahunnya, tapi aku hanya
punya 3.000.000 won di rekeningku.”
“Bagaimana
dengan ayahmu?”
“Dia
tidak punya uang. Meskipun ibuku sakit, dia tidak mau membantu,” jawabnya. “Tapi
tetap saja, menyenangkan berada di Korea bersamamu. Aku bisa datang menemuimu
kapan pun aku mau,” lanjut Joon Young.
--
Young
In bilang pada Hae Na dan Song Ah untuk datang ke acara mereka sesekali
walaupun sibuk sekolah. Hae Na dan Song Ah kompak mengiyakan. Karna lagi
membahas acara Yayasan, Da Woon mengungkapkan rasa tidak sabarnya untuk
menghadiri pesta hari jadi Yayasan. Dia ingin melihat penampilan Park Joon
Young, Lee Jung Kyung dan Han Hyun Ho. Itu akan menjadi pertama kalinya dia
melihat penampilan trio piano, jadi dia sangat menantikannya. Young In terdiam,
tidak berani juga memberitahu kalau tidak akan ada penampilan trio piano.
Da
Woon kemudian kepikiran sesuatu dan meminta tolong Young In untuk mengundang
Joon Young datang kemari. Dia ingin menggunakan kesempatan makan malam ini
untuk bertemu Joon Young sebagai penggemar beratnya. Dengan senang hati, Young
In dengan senang hati, bersedia mengundang Joon Young, tapi jangan terlalu
berharap dulu.
--
Joon
Young masih bersama Hyun Ho. Dia merasa lega karna sudah bercerita padanya.
Berbeda dari Joon Young yang sudah merasa lega, Hyun Ho bilang kalau dia merasa
seperti ingin mati. Joon Young mau tahu apa yang terjadi, tapi di saat itu,
seorang pengunjung minimarket datang berbelanja.
Joon
Young juga mendapat telepon dari Young In yang mengundangnya untuk makan malam.
Joon Young memberitahu kalau dia sedang di toserba Hyun Ho.
“Aku
menelepon untuk menanyakan sesuatu. Pesta hari jadi tempat kamu bermain bersama
trio. Kamu sudah membicarakannya dengan yang lain? Akan terlalu canggung untuk
melanjutkannya, bukan?”
“Noona. Aku tidak mengerti...”
“Yang
lain belum memberitahumu. Kalau begitu, aku akan membagikan faktanya saja,”
ujar Young In.
Pas
sekali saat telepon dengan Young In berakhir, Hyun Ho juga sudah kembali usai
melayani pengunjung.
--
Jung
Kyung masih berada di bar. Dia terus menerus memikirkan Joon Young. Saat dia
ingat Joon Young bilang bahwa "Träumerei" hanyalah salah satu dari
lagu piano, Jung Kyung menangis.
--
Saat
Young In lagi teleponan dengan Joon Young, Seung Jae malah membahas mengenai
pacar Hae Na. Hae Na sangat senang membicarakan pacarnya. Dia pamer kalau dia
sudah tahu dari awal bahwa pacarnya menyukainya, karena jika kita menyukai
seseorang, jangan membuat orang itu bingung.
Da
Woon tidak sependapat karna menurutnya cinta itu membingungkan. Komentarnya itu
langsung mendapatkan tatapan dari Seung Jae, Hae Na dan Song Ah. Da Woon jadi
gelagapan menyangkal kalau dia bukannya sedang membicarakan dirinya. Dia hanya
sedang membicarakan kisah temannya. Temannya itu sedang dalam tahap saling
menggoda, tapi dia tidak yakin apa itu hanya dia atau hubungan dua arah.
Wkwkwk, semua juga tahu kalau itu masalah cinta Da Woon.
Seung
Jae menyarankan agar Da Woon menyuruh ‘temannya’ itu untuk bertanya langsung
kepada pria tersebut. Da Woon langsung menolak saran itu karna akan memalukan
jika ternyata itu cinta tak terbalas. Seung Jae tetap pada nasehat pertamanya,
dia harus menanyakana pada pria itu, agar tidak membuang-buang emosi.
“Untuk
apa menyia-nyiakan emosimu jika tidak mau mencoba? Semua orang sibuk belakangan
ini,” ujar Seung Jae.
Karna
lagi membahas hubungan cinta, Song Ah jadi ingin meminta nasehat mereka juga.
“Salah
satu temanku..,” ujarnya bercerita, tapi karna semua menatapnya begitu intens,
Song Ah jadi mengurungkan niatnya.
Seung
Jae udah keburu kepo dan meminta Song Ah untuk membicarakan masalah temannya
itu. Song Ah dengan malu, menolak. Pas pula Young In kembali. Dia memberitahu
kalau Joon Young nggak bisa datang karna sedang bersama seseorang.
“Kalian
sedang membicarakan apa?” tanya Young In.
“Kehidupan
cinta Song Ah,” jawab Hae Na, semangat.
“Bukan,”
sangkal Song Ah, dengan cepat. “Bukan aku. Itu temanku.”
“Tentu
saja. Temanmu, bukan kamu. Ada apa dengan temanmu itu?” goda Young In dan
mendapat dukungan dari yang lain.
Karna
semuanya begitu ingin mendengar ceritanya, Song Ah jadi menceritakannya.
“Jadi,
begini... Dia mengenal seorang pria, dan pria itu hanya meneleponnya saat
kesepian dan stres. Katanya dia merindukan temanku dan ingin bertemu dengannya.
Tapi saat mereka bertemu, pria itu tidak mau mengatakan apa yang membuatnya
kesulitan, atau apa yang terjadi. Temanku tidak pernah mendengar cerita apa
pun.”
“Pria
itu kejam sekali,” komentar Da Woon.
“Kurasa
mereka bahkan tidak saling menggoda, bukan?”
“Tidak.
Itu artinya dia menyukai temanmu. Pikirkanlah. Dia memedulikan temanmu. Jadi,
dia terus memikirkannya, dan dia terus menghubunginya. Dia ingin bersandar pada
temanmu. Begitulah situasinya,” pendapat Seung Jae.
--
Begitu
Hyun Ho kembali, Joon Young langsung menanyakan kebenaran kabar apa Hyun Ho
putus dengan Jung Kyung? Hyun Ho berbohong kalau dia dan Jung Kyung hanya
bertengkar dan itu bukan hal yang serius.
Joon
Young tidak percaya begitu saja dan ingin mendengar ceritanya dari Hyun Ho.
Hyun Ho tampaknya tidak suka dan menyuruh Joon Young untuk pulang saja karna
dia sibuk.
--
Dalam
perjalanan pulang, Joon Young menelpon Jung Kyung untuk menanyakan kebenaran
putus mereka. Baru juga dia menyebutkan nama Hyun Ho, Jung Kyung udah langsung
bilang kalau dia putus dengan Hyun Ho.
“Bagaimana
perasaanmu tiap kali bertemu denganku? Katakan. Bagaimana perasaanmu?” tanya
Jung Kyung sambil menangis.
Di
tengah jalan, beberapa orang mabuk lewat di dekat Jung Kyung dan suara mereka
terdengar oleh Joon Young. Joon Young jadi khawatir terjadi sesuatu dan
menanyakan apakah Jung Kyung mabuk? Ada dimana sekarang?
“Aku
ada di depan rumahmu.”
“Aku
akan datang. Tunggu di dalam, janagn di luar. Akan ku kirimkan password-nya,” katakan Joon Young.
Dengan
menghela nafas panjang, Joon Young mengirimkan nomor kamar apartemennya dan password : Kamar suite 1203. Password 0715.
--
Acara
makan malam sudah selesai. Sebelum pulang, Young In bicara dengan Song Ah,
memuji kinerjanya selama ini yang sangat bagus dan berharap mereka bisa terus
berjumpa ke depannya. Song Ah tersenyum mendengar pujian tulus tersebut.
--
Jung
Kyung sudah masuk ke dalam apartemen Joon Young. Dan begitu masuk, bukannya
duduk diam menunggu, Jung Kyung malah melihat-lihat semua barang yang ada di
lemari dan meja Joon Young. Dia bahkan memeriksa tong sampah Joon Young, ada
beberapa lembar kertas.
--
Dalam
perjalanan pulang menuju halte bus, Song Ah melewati apartemen Joon Young.
Di
dalam apartemen Joon Young, Jung Kyung melihat tiga buah kertas post it yang
Joon Young buah ke tong sampah. Di ketiga kertas tersebut, bertuliskan : “To :
Song Ah.”
Song
Ah berhenti di depan apartemen. Dia berniat mengirimkan pesan pada Joon Young,
menanyakan apakah dia sudah pulang. Tapi, tepat di saat itu, dia melihat Jung
Kyung yang berjalan keluar dari apartemen tersebut. Song Ah jadi teringat kalau
Young In tadi bilang Joon Young sedang bersama seseorang. Dan itu membuat Song
Ah berpikir kalau Joon Young bersama dengan Jung Kyung.
Tepat
di saat Song Ah berbalik pergi, Joon Young tiba. Keduanya tidak saling
berjumpa.
Joon
Young tiba di apartemennya tapi Jung Kyung sudah tidak ada lagi.
--
Jung
Kyung pulang dengan perasaan kacau. Sebelum pergi tadi, dia sudah menuliskan
sebuah memo untuk Joon Young.
Isi
pesannya adalah : Sulit sekali
menahannya. Jangan terlalu lama dan kembalilah padaku.
Joon
Young menghela nafas panjang membaca isi pesan tersebut.
Hyun
Ho pun sedang dalam perasaan dilema. Dia mencintai Jung Kyung, tapi Jung Kyung
menyukai Joon Young, sahabatnya.
Song
Ah pun demikian.
--
Perkuliahan
sudah di mulai kembali.
Baru
masuk kelas, teman sekelas Song Ah mengomentari Song Ah yang pasti berlatih
keras selama liburan kemarin, karna luka Song Ah terlihat lebih gelap. Dia
kagum juga sih, karna dia dengan Song Ah kerja magang, apa punya waktu latihan?
“Aku
hanya berlatih lebih banyak di akhir pekan dan terkadang saat makan siang di
kantor.”
“Saat
makan siang di kantor? Di mana?”
“Ada
ruang geladi bersih di kantor.”
“Begitu
rupanya.”
“Beberapa
musisi juga datang untuk berlatih.”
“Misalnya
siapa?”
“Misalnya,
Park Joon...,” ucapan Song Ah terhenti. “Park Joon Young.”
“Astaga,
itu luar biasa. Kamu bertemu dengan Park Joon Young saat itu?” puji Soo Jeong.
Song
Ah hanya menjawab dengan menganggukan kepala.
--
Song
Ah berada di toilet. Ketika mencuci tangannya, dia menyadari bahwa jari
tangannya mulai kapalan.
Saat
kapalan di jariku mengeras, kukira jantungku juga akan tegar.
Bukan
hanya Song Ah yang kembali ke kampus, tapi juga Joon Young. Song Ah melihatnya
yang di kerumuni begitu banyak mahasiswi untuk meminta tanda tangan. Dia
melihat Joon Young, tapi tidak berani menyapa dan hanya berjalan begitu saja
melewatinya.Joon Young sibuk memberikan tanda tangannya sehingga dia tidak
melihat Song Ah lewat.
Karena tidak ada hubungan istimewa di antara kami. Bahwa aku akan baik-baik
saja sekarang.
Begitu
Song Ah lewat, sekilas, hanya dengan sekilas pandangan tampak belakang, Joon
Young mengenali Song Ah.
Dia
segera mengejar Song Ah yang sudah berjalan keluar gedung kampus. Song Ah
berpura-pura tidak mendengar panggilannya dan terus berjalan, tapi Joon Young
berlari menghampirinya dan berdiri di hadapannya.
Aku
meyakinkan diriku tiap hari.
Joon
Young begitu terkejut saat melihat mata Song Ah yang memerah. Song Ah juga sama
terkejutnya sehingga dia berbalik dan menyembunyikan air matanya.
“Kau
baik-baik saja?”
“Ya,
aku baik-baik saja.”
Tidak.
Aku tidak baik-baik saja.
Song
Ah tidak bisa membohongi perasaannya.Dia berbalik menatap Joon Young.
Aku menyukai...
“Aku
menyukaimu,” ujar Song Ah.
Aku
tidak bisa menahannya.
Aku
sangat menyukaimu.
“Aku
menyukaimu, Joon Young,” ulangnya.
Rencana
besarku untuk kembali ke hatiku yang tegar gagal total.
D O Y O U
L I K E B R A H M S ?
Di tunggu kelanjutannya ya kak... Terimakasih
ReplyDeleteSbnrnya kaget sih kak pas tau jiwon gagal audisi, pas tau ini cuman drama doang jadi ga kaget lagi.
ReplyDeleteSoalnya ko sohyun tuh beneran bagus banget mainnya, kayak jenius gitu lah. Bisa cek di video twosetviolin
https://youtu.be/yq08X_8BI8c