Sinopsis K- Drama : Train Episode 10 part 1


Original Network : OCN
“Drama ini fiksi. Nama, tempat, organisasi, insiden, entitas, dan pekerjaan tidak terkait kehidupan nyata”



"8 April 2008"

Dokter Seok menemani Sung Wook untuk mencuri perhiasan Ibu Seo Kyung yang berada di dalam kamar. Kemudian disaat itu, Ayah Seo Kyung pulang. Dan Sung Wook pun merasa panik serta bersembunyi. Sedangkan Dokter Seok, tanpa rasa takut, dia tetap berdiri di tempatnya.


“Di mana kamu?” tanya Ayah kepada Seo Kyung di telpon. “Hujan. Kamu mau ayah menjemputmu? Kamu tidak membawa payungmu. Ayah khawatir kamu akan terkena hujan.”

Mendengar pembicaraan itu, dan melihat foto Seo Kyung dengan Ayah. Dia diam dan berpikir. Lalu petir menyambar dengan keras. Dan tanpa sengaja, Sung Wook pun menjatuhkan perhiasan yang di pegang nya serta membuat suara ribut.



Setelah selesai mengobrol dengan Seo Kyung, Ayah menuju ke kamar Seo Kyung yang pintu nya terbuka. Dan ketika Ayah masuk, Dokter Seok yang bersembunyi dibelakang pintu, dia keluar dan mencekik Ayah. Dia menarik Ayah ke ruang tamu. Lalu saat Ayah mati. Dia mengambil palu dan memukul kepalanya dengan keras secara berkali- kali.

Melihat itu, Sung Wook bersikap pengecut. Dia hanya melihat dan tetap meringkuk di tempat persembunyian nya tanpa melakukan apapun untuk membantu Ayah.


“Sekarang kamu sama sepertiku,” kata Dokter Seok merasa puas, setelah membunuh Ayah. Lalu disaat itu, terdengar suara pintu pagar yang terbuka.


Train Episode 10

“Mulai sekarang, aku berencana memainkan satu permainan terakhir. Itu menyelamatkan nyawamu lagi,” kata Dokter Seok secara misterius. Dan Seo Kyung menatap nya dengan heran.


Do Won A menghubungi Seo Kyung dan memberitahu bahwa Dokter Seok lah pelaku sebenarnya. Tapi ternyata, orang yang menjawab telpon Seo Kyung adalah Dokter Seok. Dengan panik, diapun berteriak, dimana Seo Kyung.

“Cari baik-baik. Seperti kamu menemukanku,” tantang Dokter Seok. “Di mana dia?” katanya. Lalu dia mematikan telpon nya.

Do Won A segera menghubungi Detektif Woo. Dia memerintahkan Detektif Woo untuk melacak ponsel Dokter Seok dan cari Dokter Seok.


Detektif Woo pun melakukannya. Dia bersama dengan Joon Young datang ke tempat praktek Dokter Seok. Namun ternyata Dokter Seok tidak berada disana.


Do Won A mengikuti arahan GPS dan sampai di gedung pameran seni. Dokter Seok yang sudah menunggu nya disana sedari tadi, dia memancing Do Won A untuk mengikutinya. Lalu ketika Do Won A berhasil menemukan nya, dia tertawa.


“Di mana Seo Kyung?” tanya Do Won A, serius.

“Aku akan menyerahkan diri. Aku membunuh orang. Banyak orang,” kata Dokter Seok, mengakui kejahatan nya tanpa rasa bersalah sedikit pun.

“Di mana dia? Apa yang kamu lakukan kepadanya, Berengsek?” bentak Do Won A.

Dokter Seok tidak menjawab pertanyaan Do Won A, dan hanya tersenyum saja. Lalu dia mengeluarkan ponsel nya dana menghubungi nomor ponsel Seo Kyung.



Seo Kyung menjawab telpon Dokter Seok. Dan mendengar suaranya, Do Won A merasa lega. Jadi diapun menurunkan pistol yang di pegangnya.
Kemudian tanpa mematikan telponnya dengan Seo Kyung, Dokter Seok mengakui segala kejahatannya. Mendengar  pengakuan itu, Seo Kyung merasa sangat terkejut.

*** 


Dengan buru- buru, Joon Young berlari ke ruangan Mi Sook. Dan dia melaporkan bahwa Pelaku sebenarnya telah menyerahkan diri. Pelaku nya adalah Dokter Seok, dan sekarang Dokter Seok sedang berada diruang introgasi. Mendengar itu, Mi Sook merasa terkejut dan berdiri.
Seo Kyung merasa sangat berkecamuk. Dengan cepat, dia berjalan menuju ke ruangan introgasi.



“Kenapa kamu tiba-tiba memutuskan untuk menyerahkan diri?” tanya Do Won A, heran.

“Kamu tahu aku pelakunya.  Itu membuatku gugup, takut, dan gelisah. Jadi, aku harus menemukan kedamaian pikiran,” jawab Dokter Seok dengan sikap tenang dan santai. Dan Do Won A tidak percaya dengan alasan itu. Dan Dokter Seok tidak peduli, apakah Do Won A percaya padanya atau tidak.


Seo Kyung kemudian datang. “Kamu sungguh melakukannya?” tanyanya, memastikan.

“Bagaimana rasanya kali ini? Kamu ingin membunuhku sekarang? Seperti kamu ingin membunuh ayahnya?” tanya Dokter Seok, menyindir Seo Kyung sambil melirik ke arah Do Won A.
Mendengar sindiran itu, Seo Kyung merasa sangat emosi. Dan Do Won A menyuruh Dokter Seok untuk diam. Namun tanpa rasa bersalah sama sekali, Dokter Seok terus saja berbicara sesukanya. Dia mengomentari bahwa dia kecewa pada Seo Kyung, sebab dia mengira kalau mereka memiliki banyak kesamaan, tapi tiba- tiba saja Seo Kyung malah bilang ingin melindungin orang lain.


“Apa itu menyenangkan? Aku datang kepadamu, menangis, dan menunjukkan rasa sakitku. Aku sudah bilang akan membalas dendam kepada pria tidak berdosa. Kamu senang menontonku?” tanya Seo Kyung sambil  menahan rasa amarah di dalam dirinya.

“Itu membuatku merasa lega tidak membunuhmu malam itu,” jawab Dokter Seok sambil tertawa. Dan Do Won A pun langsung memukulnya.


Dengan tegas, Seo Kyung menyuruh Do Won A untuk jangan memukul Dokter Seok lagi. Karena itu tidak layak. Dan mendengar itu, Dokter Seok tertawa.

Detektif Woo dan Joon Young, mereka membawa Mi Sook ke ruang pengawasan untuk melihat proses di dalam ruangan introgasi.


Dokter Seok berdiri dan berjalan menuju ke kaca yang menghubungkan ruangan pengawasan dan ruang introgasi. Dan melihat itu, semua orang merasa heran. Lalu kemudian Dokter Seok kembali ke tempat nya dan duduk dengan tenang sambil masih memandang ke arah  ruang pengawasan.


Proses introgasi dimulai. Dengan tenang, Dokter Seok menjawab semua pertanyaan yang di ajukan padanya. Dia membunuh Ayah Seo Kyung, karena melodi. Saat dia mendengar melodi dari kotak perhiasan milik Ibu Seo Kyung, dia merasa kesal. Karena itulah, dia membunuh Ayah Seo Kyung. Jadi itu tidak bisa dikatakan bahwa itu adalah pembunuhan yang ‘tidak di rencanakan’.


“Jung Kyung Hee, Lee Ji Young, Lee Sun Mi, Yoo Min Jung, Park Hye Jin, Choi Yeon Kyung. Kenapa kamu membunuh semua wanita ini?” tanya Do Won A, kesal.

“Untuk alasan yang sama kenapa melodinya membuatku kesal,” jawab Dokter Seok.


Dokter Seok kemudian menceritakan caranya membunuh setiap korbannya. Saat orang yang mengeluh menjadi depresi dan ingin mati. Lalu ketika mereka hampir mati, mereka malah ingin hidup. Jadi saat dia mencekik para korban nya dan lalu mereka semua berhenti bernafas dia memalu mereka sekitar tiga sampai empat kali, saat itulah tengkorak mereka retak. Lalu darah, cairan yang lengket, potongan tulang, dan otak mereka yang hancur, itu semua akan tercampur. Dan membunuh adalah hal yang menarik baginya.
“Kenapa kamu bertindak sejauh itu untuk membunuh mereka secara brutal?” tanya Do Won A, jijik.
“Di sini,” jawab Dokter Seok sambil menunjuk kepalanya. “Ini pembalasan karena menanam bom di kepalaku. Kalian tidak tahu soal kondisiku?”


“Kamu benar-benar sudah gila,” komentar Seo Kyung.
Dokter Seok kemudian tertawa. Karena walaupun dia mengakui kejahatannya, semua ini akan menjadi sia- sia, sebab mereka belum menemukan mayat para korban. Dan Do Won A merasa sangat kesal.

“Saat pengakuan tersangka satu-satunya bukti, itu tidak akan bisa diterima,” gumam Detektif Woo. Dia tahu bahwa perkataan Dokter Seok adalah benar.

“Seperti yang kalian tahu, aku punya kondisi mental yang serius. Membuktikan bahwa pengakuanku cerita karangan dari pasien dengan penyakit mental terserah kepada kalian sekarang,” kata Dokter Seok dengan sikap yang sangat santai.


“Lalu kenapa repot-repot menyerahkan diri?” tanya Seo Kyung, kesal.

“Dia menodongkan pistolnya kepadaku. Aku takut,” canda Dokter Seok. “Aku memberimu kesempatan. Jika kalian menemukan jasadnya, akulah pelakunya. Jika kamu tidak bisa menemukannya, aku tidak membunuh mereka. Bagaimana menurutmu?” tantang nya dengan percaya diri. “Bukankah ini menyenangkan?  Waktu kalian tinggal 43 jam lagi,” katanya sambil tertawa.



Setiap orang yang mendengar itu merasa sangat kesal. Namun mereka tidak bisa melakukan apapun.

Diruang rapat. Semua orang merasa stress, karena mereka hanya memiliki bukti tidak langsung, dan fakta bahwa semua korban adalah pasien Dokter Seok, itu tidak cukup untuk membuktikkan bahwa Dokter Seok adalah pelaku nya.
“Kenapa kita tidak menyelidiki kematian Jo Young Ran sedikit lagi? Kita punya jasadnya,” tanya Joon Young.

“Dia membunuh Jo Young Ran agar dia bisa menjebak Lee Sung Wook atas semua pembunuhan. Mustahil dia meninggalkan bukti,” jelas Do Won A.


“Temukan mayatnya. Hanya itu cara kita,” komentar Mi Sook. “Di mana tempat yang belum kita cari?” tanyanya. Dan Do Won A bingung harus menjawab bagaimana.

“Kita tidak akan bisa menemukan jasadnya sekeras apa pun kita mencarinya,” kata Seo Kyung, membantu Do Won A untuk menjawab. Lalu dia menyarankan agar mereka mencari cara lain. Dan Detektif Woo setuju dengan nya. Begitu juga dengan Do Won A.


Keesokan harinya. Detektif Woo dan tim datang ke klinik Dokter Seok. Mereka mengambil semua barang yang ada disana untuk di periksa. Yang paling mereka inginkan adalah buku harian atau catatan lain mengenai pembunuhan para korban, supaya itu bisa menjadi bukti.


Sementara Joon Young, dia pergi ke berbagai tempat dan memeriksa kamera CCTV disana. Untuk mencari sesuatu yang menghubungkan Sung Wook dan Dokter Seok. 


Waktu terus berjalan. Dan dengan santai, Dokter Seok duduk menunggu sambil dia merasa agak bosan berada sendirian di dalam ruangan introgasi.

Seo Kyung membawa palu yang menjadi senjata pembunuhan ke tim forensik, dan dia menyerahkan itu kepada Jung Min. Dia ingin Jung Min memeriksa benda itu sekali lagi dengan lebih teliti. Dan Jung Min mengerti.


“Sidik jarinya mungkin sekecil beberapa milimeter. Noda darah mungkin sekecil tetesan tenggorokan nyamuk. Tapi jika ada sesuatu di sini, aku bersumpah tidak melewatkannya,” kata Jung Min, bertekad keras. Karena Dokter Seok telah membunuh Do Won B.

“Maaf, Inspektur Lee. Maaf dia harus mati karena aku,” kata Seo Kyung, tulus.


Seseorang datang ke ruang pengawasan, dan mematikan semua kamera. Lalu dia masuk ke dalam ruangan introgasi dan menemui Dokter Seok.



“Ini semua sepadan. Aku ingin melihat ekspresi itu di wajahmu. Aku ingin melihatmu bingung dan tidak berdaya,” kata Dokter Seok kepada orang yang datang tersebut. “Kamu tahu kenapa aku melakukan ini?” tanyanya. “Karena aku hampir gila, berkat kamu,” jelas nya sambil menunjuk ke kepalanya sendiri dan tersenyum pahit.

Post a Comment

Previous Post Next Post