Sinopsis K- Drama : Train Episode 9 part 2


Original Network : OCN
“Drama ini fiksi. Nama, tempat, organisasi, insiden, entitas, dan pekerjaan tidak terkait kehidupan nyata”

Sesampainya Do Won A di Kantor Polisi Mukyeong. Detektif Woo dan Joon Young langsung membawa Do Won A untuk menemui supir tabrak lari Jae Chul dan Do Won B.


Ketika mereka bertiga masuk ke dalam ruangan, si Supir ingin melakukan bunuh diri dengan menancapkan gunting di lehernya sendiri. Dan dia mengancam para polisi di dekatnya untuk jangan mendekat dan pergi. Tindakan nya ini membuat para polisi merasa khawatir dan panik.

Melihat itu, Do Won A sama sekali tidak mau membujuk si Supir. Dia mendekati si Supir dari belakang, menjatuhkan gunting di tangan si Supir, lalu dia mendorong si Supir ke arah lemari. Sesudah itu, dia menahan nya dengan penuh emosi.


“Beraninya kamu berpikir untuk mati semudah itu?” geram Do Won A. Lalu dia tertegun ketika melihat wajah si Supir. Karena ternyata itu adalah Park Tae Kyung, pelaku pelecehan dan penyiksaan di Dunia A. (Baca Episode 1 Train).

Tae Kyung menangis dengan sedih, “Ji Young,” katanya.
“Bukankah dia pacar Lee Ji Young?” tanya Detektif Woo, saat dia mendengar nama Jin Young. Jin Young adalah korban pembunuhan berantai kelima.


Diantara barang Jin Young, Detektif Woo dan Joon Young menemukan kartu nama serta foto Jin Young dengan Tae Kyung. Mereka memberikan itu kepada Do Won A dan menjelaskan bahwa sebenarnya mereka sudah menemukan barang- barang ini beberapa hari yang lalu.
“Park Tae Kyung ternyata pacarnya Lee Ji Young. Kami tidak bisa menemukan alamatnya karena mereka tinggal bersama. Dia tidak melaporkannya hilang karena dia sering meninggalkan rumah setiap kali mereka bertengkar hebat,” kata Joon Young, menjelaskan.


“Pria yang menabrak ayahku adalah pacar Lee Ji Young, Park Tae Kyung?” gumam Do Won A, tidak menyangka. Lalu tiba- tiba saja, telinganya mulai berdenging dan kepalanya terasa sakit. “Mungkinkah semua ini sebuah kebetulan?” pikirnya.


Do Won A menghampiri polisi yang mengintrogasi Tae Kyung, dan dia menanyakan, bagaimana kejadian semalam terjadi. Dan si Polisi menjelaskan bahwa pada malam itu, Tae Kyung ada meminum obat penenang sebelum mengemudi. Lalu dia memberikan botol obat sebagai buktinya.
“Itu milik Ji Young.” Kata Tae Kyung, menjelaskan. “Saat polisi menelepon dan mengatakan Ji Young mungkin tewas…”
“Kamu pikir itu alasan? Tidak ada bekas tergelincir. Kamu bahkan tidak keluar dan memeriksa apa dia masih hidup,” komentar Do Won A dengan sinis.
“Aku sungguh tidak membunuh mereka berdua,” tegas Tae Kyung.
“Apa maksudmu "berdua"?”


Tae Kyung menceritakan kejadian pada malam itu. Saat dia keluar dari mobil untuk memeriksa Jae Chul dan Do Won B yang terbaring di jalanan. Dia melihat ada seseorang lagi disana, tapi dia tidak bisa melihat wajah orang tersebut dengan jelas. Namun dia melihat orang tersebut mencekik Do Won B.



Mendengar itu, Do Won A langsung pergi dari kantor polisi. Sedangkan Detektif Woo merasa bingung, bagaimana bisa ada dua korban. Kepadahal jelas- jelas hanya ada satu korban saja, yaitu Jae Chul.

Jung Min berdiri di depan ruang mayat Do Won B. Dia mengingat kembali saat- saat terakhir ketika dia bertemu dengan Do Won B.

“Bekas luka itu …” sebelum Jung Min sempat bertanya, Do Won B pergi. “Itu aneh. Kukira dia sudah menghapusnya,” gumam Jung Min, heran.


Kemudian tiba- tiba saja Do Won B kembali. “Aku akan berusaha untuk tidakmengecewakanmu lagi.Saat semua ini berakhir, mari mulai dari awal,” katanya.

Mengingat itu, Jung Min merasa sangat sedih dan menangis. Kemudian Do Won A datang, dan Jung Min pun langsung menghapus air matanya.



Do Won A mengeluarkan mayat Do Won B dari tempat mayat dan memeriksa leher Do Won B. Disana terdapat bekas cekikan. Melihat bekas itu, Jung Min terkejut, dan bertanya, apakah ini bukan kecelakaan.
“Seseorang mengejar ayahku.Itu sebabnya dia ada di jalan itu.Satu-satunya orang yang akan menyakitinya sekarang.Orang yang harus menutupi kasus 12 tahun lalu.Semua itu dia. Pembunuh yang sebenarnya,” kata Do Won A, menjelaskan semuanya.

“Do Won dibunuholeh pelaku sebenarnya?” tanya Jung Min, tidak menyangka.


Diruang pemakaman Jae Chul. Do Won A mengingat kembali perkataan Do Won B dulu. “Aku mungkin sampah,tapi kamu kehilangan ayahmu selagi aku menyelamatkan ayahku.Kamu tidak menyelamatkan siapa pun.Tapi aku berbeda.”
“Kamu benar.Memang,aku tidak menyelamatkan siapa pun,” gumam Do Won A dengan sedih.


Seo Kyung datang ke tempat pemakaman Jae Chul. Dan melihat kedatangannya, Do Won A serasa ingin menangis. Dan diapun menangis.


Seo Kyung mendekati Do Won A dan ingin menghiburnya, tapi dia tidak berani untuk menyentuh Do Won A. Jadi diapun hanya duduk disamping nya dan menemaninya dalam keheningan.



Setelah menangis, Do Won A menjelaskan alasannya datang ke Dunia B. Dia datang karena Pelaku membunuh orang yang di cintainya. Orang itu adalah alasan nya untuk tetap hidup, tapi dia gagal untuk melindungi nya. Sama seperti Ayahnya yang di bunuh dua kali, pertama di Dunia A dan sekarang di Dunia B. Dan hal ini membuat nya sangat takut. Dia takut kehilangan segalanya lagi. Jadi tidak peduli apapun yang terjadi, dia akan menghentikan si Pelaku sebenarnya.

Mendengar itu, Seo Kyung diam dan mendengarkan. 

Dokter Seok merenungkan tentang Do Won. “Dia jelas sudah mati. Jadi, kenapa…” pikirnya, heran.


Kemudian tepat disaat itu, Do Won A datang. Dan Dokter Seok merasa sangat terkejut saat melihatnya.

Jung Min datang menemui Seo Kyung dan mengembalikan kalung Ibu Seo Kyung yang sudah mereka periksa. Lalu dia mengajak Seo Kyung untuk berbicara.


Diruang rapat yang sepi. Jung Min menanyai, apakah Seo Kyung percaya pada perkataan Do Won A tentang dunia lain. Dan Seo Kyung menjawab bahwa dia ingin mempercayai itu. Karena jika dunia lain memang ada, maka dia bisa bertemu dengan Ibu dan Ayahnya. Dia ingin bertemu dengan mereka, setidaknya sekali lagi saja. Dan Jung Min dengan sedih mengatakan bahwa dia tidak bisa menerima Do Won A semudah itu.

“Pak Seo tidak tahu tentang hubungan masa lalumu, bukan?” tanya Seo Kyung.



“Akulah yang tidak bisa bersama bersama Do Won karena dia terus berubah.Kami sering bertengkar. Aku juga sangat membencinya.Tapi terlepas dari semuanya, aku masih mencintainya,” kata Jung Min, bercerita dengan sedih. “Tapi dia tidak punya kenangan itu.Dia tidak bisa menjadi Do Won-ku.”

“Beberapa saat lalu, Pak Seo mengatakan hal seperti ini.Selama orang tercintanya masih hidup dalam bentuk apa pun… Itu sudah cukup baginya.Kurasa aku bisa mengerti alasannya,” jelas Seo Kyung.


Do Won A datang ke tempat Dokter Seok untuk menceritakan masalahnya. Dia yakin hanya satu orang yang ingin menyakiti Ayahnya, dan orang itu pasti tidak ingin ingatan Ayahnya kembali. Dan orang- orang yang tahu bahwa Ayahnya berusaha untuk mengingat kembali ingatan itu adalah, Inspektur Han Seo Kyung, Dokter Seok, dan juga dirinya sendiri.
“Artikel ini diterbitkan bahkan sebelum Nona Han memintaku untuk sesi hipnoterapi. Kurasa informasinya tidak bocor. Itu tidak pernah ditutupi sejak awal,” kata Dokter Seok sambil menunjukkan sebuah artikel di Internet. “Ada pertanyaan lain?”

“Tidak. Aku menyita waktumu. Terima kasih sudah datang kemarin,” kata Do Won A, pamit. Lalu diapun pergi darisana.

Tapi sebelum Do Won A sempat pergi, Dokter Seok tiba- tiba bertanya, apakah dia punya saudara. Dan mendengar itu, Do Won A tertegun serta menatap aneh Dokter Seok.


“Kenapa kamu bertanya?” tanya Do Won A, curiga.

“Lupakan saja. Kukira aku melihat orang yang mirip denganmu,” jawab Dokter Seok, beralasan. Dan ketika Do Won A menjawab bahwa dia tidak punya saudara. Dokter Seok berusaha untuk bersikap biasa saja.

“Dia melihat diriku yang lain,” pikir Do Won A, heran. Ketika dia sudah keluar dari ruangan Dokter Seok.

Do Won A pergi ke ruangan mayat dan memperhatikan mayat Do Won B.

Dokter Seok menghancurkan semua barang- barang dirumahnya sampai tangannya berdarah. Tapi dengan sikap biasa, dia masih bisa bertelponan dengan seseorang.

“Ini aku. Aku punya pertanyaan. Bukankah kamu melakukan uji klinis untuk penyakit Huntington?” tanya Dokter Seok kepada orang ditelpon. “Baru tiga tahun sejak gejalanya mulai muncul. Bisakah pasien mengalami demensia?” tanyanya. “Tidak, pasiennya masih muda. Pasien tahu itu penyakit keturunan.”

“Makin muda pasiennya, makin cepat penyakitnya berkembang. Itu tidak sepenuhnya mustahil. Biasanya, pasien mengalami demensia di usia 40-an,” jawab orang di Telpon. “Bagaimana gejalanya?”


“Pasien melihat seorang pria tewas di depannya, tapi pasien melihat pria yang sama hidup keesokan harinya. Saat dia menyelidikinya, tidak ada catatan kematiannya. Pasien bahkan tidak bisa yakin jika ingatannya hilang atau mendapatkan benda kembali itu nyata atau tidak. Pasiennya penasaran berapa lama lagi waktunya jika dia sudah mengalami demensia,” jelas Dokter Seok dengan jujur. Sambil memperhatikan kalung yang di ambilnya dari Do Won B.


Seo Kyung memeriksa perhiasan Ibunya dan berpikir. Lalu dia membaca kembali file kasus pembunuhan Ayahnya. Disana tercatat ada 13 perhiasan, tapi jumlah yang dimilikinya tidak cocok.

Do Won A menelpon Seo Kyung, dan dengan perhatian, dia menanyai apakah Seo Kyung baik- baik saja. Dan Seo Kyung merasa heran, ada apa. Lalu dia bertanya kepada Do Won A, apakah di dunia Do Won A memang hanya ada enam mayat dan enam perhiasan saja. Karena ada satu perhiasan yang hilang.
“Inspektur Han. Kamu tidak bisa bertindak sendiri mulai sekarang. Ke mana pun kamu pergi, kamu harus melapor padaku dahulu. Jika sesuatu terjadi padamu, segera hubungi aku. Di mana pun kamu berada atau apa pun itu. Berjanjilah kamu akan melakukannya,” kata Do Won A dengan khawatir.
“Baiklah,” jawab Seo Kyung.



Seo Kyung kemudian mengajukan pertanyaan, di Dunia A, apakah Do Won A ada bertemu dengan dirinya yang lain. Dia ingin tahu, sebab Do Won A pernah mengatakan bahwa di Dunia A ada yang menjaga dirinya yang lain, dan dia berharap itu benar, karena akan menyenangkan bila dia bisa tinggal di Dunia A dan menjalani hidup yang bahagia. Dan dengan sedih, Do Won A mengiyakan sambil menatap fotonya dengan Seo Kyung di Dunia A.

“Jadi, pelakunya menyimpan satu perhiasan,” gumam Do Won A, berpikir.


Dalam perjalanan pulang, seorang wanita merasa dirinya di ikuti, jadi diapun berlari dengan cepat. Tapi itu percuma, karena pada akhirnya dia tetap tertangkap oleh Dokter Seok.


Dokter Seok membawa wanita itu ke sebuah gudang tua untuk membunuhnya. Sebelum dia membunuh, dia merekam suara si wanita dan bertanya, bagaimana rasanya mati. Dan dengan ngeri, si wanita terus menjerit meminta pertolongan. Serta dia juga meminta Dokter Seok untuk mengampuni nya.

“Itu yang kurasakan seumur hidupku. Aku sudah melihat akhiranku,” kata Dokter Seok, bercerita sambil mencekik leher si wanita.


Flash back

Sewaktu kecil, Dokter Seok melihat Neneknya yang menderita penyakit yang sama seperti dirinya berubah menjadi menakutkan.

Kemudian seseorang datang dan memakaikan nya sebuah kalung liontin. Orang itu menutup pintu kamar, sehingga dia tidak bisa melihat Nenek nya lagi. Lalu orang itu memeluknya dengan hangat.

Flash back end


Setelah si wanita meninggal, Dokter Seok melanjutkan ceritanya sambil tersenyum. “Jangan sedih. Kamu bukan yang pertama. Kamu tidak akan menjadi yang terakhir. Ada satu orang lagi. Seseorang yang seharusnya kubunuh lebih dahulu. Tapi orang itu akan menjadi yang terakhir bagiku,” katanya. Lalu dia mengambil palu dan memukul kepala si wanita.

Setelah melakukan itu, Dokter Seok mengelap darah yang terciprat ke wajahnya. Lalu dia mengirimkan pesan kepada seseorang. “Aku akan membiarkanmu memilih lagi”.



“Tidak. Yang terakhir seharusnya agak berbeda,” gumam Dokter Seok, tidak jadi mengirimkan pesan tersebut. Lalu dia mengambil satu perhiasan yang ada dilacinya, yaitu sebuah cincin perak. Dan kemudian dia melepaskan sapu tangan yang di pakainya, dan menggunakan ponsel lain untuk menelpon.


“Seo Kyung, ini aku,” kata Dokter Seok sambil tersenyum.

Post a Comment

Previous Post Next Post