Original Network : OCN
“Drama ini fiksi. Nama, tempat, organisasi, insiden, entitas, dan
pekerjaan tidak terkait kehidupan nyata”
Sesampainya
Do Won A di Kantor Polisi Mukyeong. Detektif Woo dan Joon Young langsung
membawa Do Won A untuk menemui supir tabrak lari Jae Chul dan Do Won B.
Ketika
mereka bertiga masuk ke dalam ruangan, si Supir ingin melakukan bunuh diri
dengan menancapkan gunting di lehernya sendiri. Dan dia mengancam para polisi
di dekatnya untuk jangan mendekat dan pergi. Tindakan nya ini membuat para
polisi merasa khawatir dan panik.
Melihat
itu, Do Won A sama sekali tidak mau membujuk si Supir. Dia mendekati si Supir
dari belakang, menjatuhkan gunting di tangan si Supir, lalu dia mendorong si
Supir ke arah lemari. Sesudah itu, dia menahan nya dengan penuh emosi.
“Beraninya
kamu berpikir untuk mati semudah itu?” geram Do Won A. Lalu dia tertegun ketika
melihat wajah si Supir. Karena ternyata itu adalah Park Tae Kyung, pelaku
pelecehan dan penyiksaan di Dunia A. (Baca Episode 1 Train).
Tae
Kyung menangis dengan sedih, “Ji Young,” katanya.
“Bukankah
dia pacar Lee Ji Young?” tanya Detektif Woo, saat dia mendengar nama Jin Young.
Jin Young adalah korban pembunuhan berantai kelima.
Diantara
barang Jin Young, Detektif Woo dan Joon Young menemukan kartu nama serta foto
Jin Young dengan Tae Kyung. Mereka memberikan itu kepada Do Won A dan
menjelaskan bahwa sebenarnya mereka sudah menemukan barang- barang ini beberapa
hari yang lalu.
“Park
Tae Kyung ternyata pacarnya Lee Ji Young. Kami tidak bisa menemukan alamatnya
karena mereka tinggal bersama. Dia tidak melaporkannya hilang karena dia sering
meninggalkan rumah setiap kali mereka bertengkar hebat,” kata Joon Young,
menjelaskan.
“Pria yang menabrak ayahku adalah pacar Lee Ji Young, Park Tae Kyung?” gumam Do Won A, tidak menyangka. Lalu tiba- tiba saja, telinganya mulai berdenging dan kepalanya terasa sakit. “Mungkinkah semua ini sebuah kebetulan?” pikirnya.
Do
Won A menghampiri polisi yang mengintrogasi Tae Kyung, dan dia menanyakan,
bagaimana kejadian semalam terjadi. Dan si Polisi menjelaskan bahwa pada malam
itu, Tae Kyung ada meminum obat penenang sebelum mengemudi. Lalu dia memberikan
botol obat sebagai buktinya.
“Itu
milik Ji Young.” Kata Tae Kyung, menjelaskan. “Saat polisi menelepon dan
mengatakan Ji Young mungkin tewas…”
“Kamu
pikir itu alasan? Tidak ada bekas tergelincir. Kamu bahkan tidak keluar dan
memeriksa apa dia masih hidup,” komentar Do Won A dengan sinis.
“Aku
sungguh tidak membunuh mereka berdua,” tegas Tae Kyung.
“Apa
maksudmu "berdua"?”
Tae
Kyung menceritakan kejadian pada malam itu. Saat dia keluar dari mobil untuk
memeriksa Jae Chul dan Do Won B yang terbaring di jalanan. Dia melihat ada seseorang
lagi disana, tapi dia tidak bisa melihat wajah orang tersebut dengan jelas.
Namun dia melihat orang tersebut mencekik Do Won B.
Mendengar
itu, Do Won A langsung pergi dari kantor polisi. Sedangkan Detektif Woo merasa
bingung, bagaimana bisa ada dua korban. Kepadahal jelas- jelas hanya ada satu
korban saja, yaitu Jae Chul.
Jung
Min berdiri di depan ruang mayat Do Won B. Dia mengingat kembali saat- saat
terakhir ketika dia bertemu dengan Do Won B.
“Bekas
luka itu …” sebelum Jung Min sempat bertanya, Do Won B pergi. “Itu aneh. Kukira
dia sudah menghapusnya,” gumam Jung Min, heran.
Kemudian
tiba- tiba saja Do Won B kembali. “Aku akan berusaha untuk tidakmengecewakanmu
lagi.Saat semua ini berakhir, mari mulai dari awal,” katanya.
Mengingat
itu, Jung Min merasa sangat sedih dan menangis. Kemudian Do Won A datang, dan
Jung Min pun langsung menghapus air matanya.
Do
Won A mengeluarkan mayat Do Won B dari tempat mayat dan memeriksa leher Do Won
B. Disana terdapat bekas cekikan. Melihat bekas itu, Jung Min terkejut, dan
bertanya, apakah ini bukan kecelakaan.
“Seseorang
mengejar ayahku.Itu sebabnya dia ada di jalan itu.Satu-satunya orang yang akan
menyakitinya sekarang.Orang yang harus menutupi kasus 12 tahun lalu.Semua itu
dia. Pembunuh yang sebenarnya,” kata Do Won A, menjelaskan semuanya.
“Do
Won dibunuholeh pelaku sebenarnya?” tanya Jung Min, tidak menyangka.
Diruang
pemakaman Jae Chul. Do Won A mengingat kembali perkataan Do Won B dulu. “Aku mungkin sampah,tapi kamu kehilangan
ayahmu selagi aku menyelamatkan ayahku.Kamu tidak menyelamatkan siapa pun.Tapi
aku berbeda.”
“Kamu
benar.Memang,aku tidak menyelamatkan siapa pun,” gumam Do Won A dengan sedih.
Seo
Kyung datang ke tempat pemakaman Jae Chul. Dan melihat kedatangannya, Do Won A
serasa ingin menangis. Dan diapun menangis.
Seo
Kyung mendekati Do Won A dan ingin menghiburnya, tapi dia tidak berani untuk
menyentuh Do Won A. Jadi diapun hanya duduk disamping nya dan menemaninya dalam
keheningan.
Setelah
menangis, Do Won A menjelaskan alasannya datang ke Dunia B. Dia datang karena
Pelaku membunuh orang yang di cintainya. Orang itu adalah alasan nya untuk
tetap hidup, tapi dia gagal untuk melindungi nya. Sama seperti Ayahnya yang di
bunuh dua kali, pertama di Dunia A dan sekarang di Dunia B. Dan hal ini membuat
nya sangat takut. Dia takut kehilangan segalanya lagi. Jadi tidak peduli apapun
yang terjadi, dia akan menghentikan si Pelaku sebenarnya.
Mendengar
itu, Seo Kyung diam dan mendengarkan.
Dokter
Seok merenungkan tentang Do Won. “Dia
jelas sudah mati. Jadi, kenapa…” pikirnya, heran.
Kemudian
tepat disaat itu, Do Won A datang. Dan Dokter Seok merasa sangat terkejut saat
melihatnya.
Jung
Min datang menemui Seo Kyung dan mengembalikan kalung Ibu Seo Kyung yang sudah
mereka periksa. Lalu dia mengajak Seo Kyung untuk berbicara.
Diruang
rapat yang sepi. Jung Min menanyai, apakah Seo Kyung percaya pada perkataan Do
Won A tentang dunia lain. Dan Seo Kyung menjawab bahwa dia ingin mempercayai
itu. Karena jika dunia lain memang ada, maka dia bisa bertemu dengan Ibu dan
Ayahnya. Dia ingin bertemu dengan mereka, setidaknya sekali lagi saja. Dan Jung
Min dengan sedih mengatakan bahwa dia tidak bisa menerima Do Won A semudah itu.
“Pak
Seo tidak tahu tentang hubungan masa lalumu, bukan?” tanya Seo Kyung.
“Akulah
yang tidak bisa bersama bersama Do Won karena dia terus berubah.Kami sering
bertengkar. Aku juga sangat membencinya.Tapi terlepas dari semuanya, aku masih
mencintainya,” kata Jung Min, bercerita dengan sedih. “Tapi dia tidak punya
kenangan itu.Dia tidak bisa menjadi Do Won-ku.”
“Beberapa
saat lalu, Pak Seo mengatakan hal seperti ini.Selama orang tercintanya masih
hidup dalam bentuk apa pun… Itu sudah cukup baginya.Kurasa aku bisa mengerti
alasannya,” jelas Seo Kyung.
Do
Won A datang ke tempat Dokter Seok untuk menceritakan masalahnya. Dia yakin
hanya satu orang yang ingin menyakiti Ayahnya, dan orang itu pasti tidak ingin
ingatan Ayahnya kembali. Dan orang- orang yang tahu bahwa Ayahnya berusaha
untuk mengingat kembali ingatan itu adalah, Inspektur Han Seo Kyung, Dokter Seok,
dan juga dirinya sendiri.
“Artikel
ini diterbitkan bahkan sebelum Nona Han memintaku untuk sesi hipnoterapi.
Kurasa informasinya tidak bocor. Itu tidak pernah ditutupi sejak awal,” kata
Dokter Seok sambil menunjukkan sebuah artikel di Internet. “Ada pertanyaan
lain?”
“Tidak.
Aku menyita waktumu. Terima kasih sudah datang kemarin,” kata Do Won A, pamit.
Lalu diapun pergi darisana.
Tapi
sebelum Do Won A sempat pergi, Dokter Seok tiba- tiba bertanya, apakah dia
punya saudara. Dan mendengar itu, Do Won A tertegun serta menatap aneh Dokter
Seok.
“Kenapa
kamu bertanya?” tanya Do Won A, curiga.
“Lupakan
saja. Kukira aku melihat orang yang mirip denganmu,” jawab Dokter Seok,
beralasan. Dan ketika Do Won A menjawab bahwa dia tidak punya saudara. Dokter
Seok berusaha untuk bersikap biasa saja.
“Dia melihat diriku yang lain,” pikir Do Won A, heran. Ketika dia sudah
keluar dari ruangan Dokter Seok.
Do
Won A pergi ke ruangan mayat dan memperhatikan mayat Do Won B.
Dokter
Seok menghancurkan semua barang- barang dirumahnya sampai tangannya berdarah.
Tapi dengan sikap biasa, dia masih bisa bertelponan dengan seseorang.
“Ini
aku. Aku punya pertanyaan. Bukankah kamu melakukan uji klinis untuk penyakit
Huntington?” tanya Dokter Seok kepada orang ditelpon. “Baru tiga tahun sejak
gejalanya mulai muncul. Bisakah pasien mengalami demensia?” tanyanya. “Tidak,
pasiennya masih muda. Pasien tahu itu penyakit keturunan.”
“Makin
muda pasiennya, makin cepat penyakitnya berkembang. Itu tidak sepenuhnya
mustahil. Biasanya, pasien mengalami demensia di usia 40-an,” jawab orang di
Telpon. “Bagaimana gejalanya?”
“Pasien
melihat seorang pria tewas di depannya, tapi pasien melihat pria yang sama
hidup keesokan harinya. Saat dia menyelidikinya, tidak ada catatan kematiannya.
Pasien bahkan tidak bisa yakin jika ingatannya hilang atau mendapatkan benda
kembali itu nyata atau tidak. Pasiennya penasaran berapa lama lagi waktunya
jika dia sudah mengalami demensia,” jelas Dokter Seok dengan jujur. Sambil
memperhatikan kalung yang di ambilnya dari Do Won B.
Seo
Kyung memeriksa perhiasan Ibunya dan berpikir. Lalu dia membaca kembali file
kasus pembunuhan Ayahnya. Disana tercatat ada 13 perhiasan, tapi jumlah yang
dimilikinya tidak cocok.
Do
Won A menelpon Seo Kyung, dan dengan perhatian, dia menanyai apakah Seo Kyung
baik- baik saja. Dan Seo Kyung merasa heran, ada apa. Lalu dia bertanya kepada
Do Won A, apakah di dunia Do Won A memang hanya ada enam mayat dan enam
perhiasan saja. Karena ada satu perhiasan yang hilang.
“Inspektur
Han. Kamu tidak bisa bertindak sendiri mulai sekarang. Ke mana pun kamu pergi,
kamu harus melapor padaku dahulu. Jika sesuatu terjadi padamu, segera hubungi
aku. Di mana pun kamu berada atau apa pun itu. Berjanjilah kamu akan
melakukannya,” kata Do Won A dengan khawatir.
“Baiklah,”
jawab Seo Kyung.
Seo
Kyung kemudian mengajukan pertanyaan, di Dunia A, apakah Do Won A ada bertemu
dengan dirinya yang lain. Dia ingin tahu, sebab Do Won A pernah mengatakan
bahwa di Dunia A ada yang menjaga dirinya yang lain, dan dia berharap itu
benar, karena akan menyenangkan bila dia bisa tinggal di Dunia A dan menjalani
hidup yang bahagia. Dan dengan sedih, Do Won A mengiyakan sambil menatap
fotonya dengan Seo Kyung di Dunia A.
“Jadi,
pelakunya menyimpan satu perhiasan,” gumam Do Won A, berpikir.
Dalam
perjalanan pulang, seorang wanita merasa dirinya di ikuti, jadi diapun berlari
dengan cepat. Tapi itu percuma, karena pada akhirnya dia tetap tertangkap oleh
Dokter Seok.
Dokter
Seok membawa wanita itu ke sebuah gudang tua untuk membunuhnya. Sebelum dia membunuh,
dia merekam suara si wanita dan bertanya, bagaimana rasanya mati. Dan dengan
ngeri, si wanita terus menjerit meminta pertolongan. Serta dia juga meminta
Dokter Seok untuk mengampuni nya.
“Itu
yang kurasakan seumur hidupku. Aku sudah melihat akhiranku,” kata Dokter Seok,
bercerita sambil mencekik leher si wanita.
Flash
back
Sewaktu kecil, Dokter Seok melihat Neneknya
yang menderita penyakit yang sama seperti dirinya berubah menjadi menakutkan.
Kemudian seseorang datang dan memakaikan nya
sebuah kalung liontin. Orang itu menutup pintu kamar, sehingga dia tidak bisa
melihat Nenek nya lagi. Lalu orang itu memeluknya dengan hangat.
Flash
back end
Setelah
si wanita meninggal, Dokter Seok melanjutkan ceritanya sambil tersenyum.
“Jangan sedih. Kamu bukan yang pertama. Kamu tidak akan menjadi yang terakhir.
Ada satu orang lagi. Seseorang yang seharusnya kubunuh lebih dahulu. Tapi orang
itu akan menjadi yang terakhir bagiku,” katanya. Lalu dia mengambil palu dan
memukul kepala si wanita.
Setelah
melakukan itu, Dokter Seok mengelap darah yang terciprat ke wajahnya. Lalu dia
mengirimkan pesan kepada seseorang. “Aku akan membiarkanmu memilih lagi”.
“Tidak.
Yang terakhir seharusnya agak berbeda,” gumam Dokter Seok, tidak jadi
mengirimkan pesan tersebut. Lalu dia mengambil satu perhiasan yang ada
dilacinya, yaitu sebuah cincin perak. Dan kemudian dia melepaskan sapu tangan
yang di pakainya, dan menggunakan ponsel lain untuk menelpon.
“Seo
Kyung, ini aku,” kata Dokter Seok sambil tersenyum.
Tags:
Train