Original Network : GMM 25
Film ini dibuat untuk efek dramatis. Bukan film yang berniat untuk
mencela profesi apapun atau menyebabkan kesalahpahaman apapun terkait tugas,
sikap para remaja, murid, guru, atau lembaga pendidikan. Produser film ini
meminta maaf atas ketidak nyamanan yang di timbulkan.
Kalian ingat dengan Kepala Sekolah
atau Direktur SMA Ritdha? Sebelumnya, saat aku menulis sinopsis The Gifted, aku
selalu menulis nya dengan panggilan Kepala Sekolah atau Direktur. Tapi kali
ini, aku akan menulis menggunakan namanya supaya tidak bingung. Namanya Supot
Chueanmanee. Okay, guys? Happy Reading ya :D
***
Supot mengotak- atik letak- letak
kabel di mesin. Dan dia merasa bangga serta puas, ketika melakukan itu.
Kemudian dia mendekati seorang wanita yang duduk di kursi percobaan.
Supot berlutut di hadapan wanita itu
dan tersenyum lembut. “Jika aku punya cincin hari ini, aku akan melamar mu,”
katanya dengan sikap manis.
“Jika kamu mau melamar, cincin saja tidak
cukup,” balas si wanita sambil tersenyum juga.
“Bagaimana dengan seluruh dunia?”
tanya Supot.
Mendengar itu, si wanita tertawa
senang. “Itu lebih baik.”
Seorang pria berkacamata kemudian
datang. Dia membenarkan letak kabel yang sebelumnya Supot otak- atik. Melihat
itu, Supot pun menjauhi si wanita dan mendekatinya. “Apa sudah siap?”
Dengan tajam, si pria menatap Supot.
Lalu dia menyalakan mesin yang ada. Dan si wanita yang duduk di kursi percobaan
mulai berteriak histeris seolah kesakitan. Dan si pria merasa tidak tega. “Aku
berharap ini segera berakhir.”
“Tidak, ini bukan akhirnya. Ini
permulaan,” kata Supot dengan senang dan bangga.
The Gifted Graduation
Tahun Ajaran Baru. Time menemukan
lencana milik Kelas Berbakat di lapangan sekolah. Dan melihat lencana tersebut,
dia merasa sangat bersemangat.
“Setiap orang pasti tahu mengapa ini
adalah sekolah terbaik. Luar biasa dalam akademik, memenangkan banyak
kompentisi nasional, dan beberapa alumni menjadi tokoh penting. Namun satu hal
yang membuat tempat ini berbeda adalah sistem unik nya (kelas dibagi sesuai
peringkat, dimulai dari kelas 1 untuk murid dengan peringkat tertinggi, sampai
dengan kelas 8 untuk murid dengan peringkat terendah)” kata Time, berbicara di
atas podium sebagai perwakilan murid- murid baru.
“Beberapa mungkin melihat ini sebagai
ketidaksetaraan (Untuk murid peringkat tinggi, mereka bisa menikmati wifi
sekolah dengan nyaman di dalam kelas. Untuk murid peringkat rendah, mereka
harus susah payah mencari sinyal wifi, dan bahkan kadang mereka tidak bisa
menikmati wifi tersebut). Tapi untukku, ketidaksetaraan adalah ketika kita
hidup dan mati seperti ketika kita dilahirkan (Mungkin maksudnya, tidak punya
apa- apa). Namun sistem sekolah ini menstimulasi kita untuk terus berkembang.
Ini memberi kita kesempatan untuk berjuang menuju hal- hal yang lebih baik.
Jadi ini bukan ketidaksetaraan,” kata Time dengan penuh kepercayaan diri dan
kebanggaan.
Setelah acara penyambutan murid baru
selesai. Dua teman Time, memuji Time, karena Time berhasil mendapatkan
kesempatan untuk berbicara di depan seluruh sekolah dan juga mendapatkan
pujian. Tapi Time mengabaikan mereka berdua serta bersikap ketus juga. Mungkin
karena mereka berdua memiliki peringkat yang rendah.
Motto sekolah adalah Ad Astra
Sapientiam. Time percaya bahwa motto itu akan membantunya menemukan jalan
keluar untuk setiap rintangan yang di hadapi nya. Dan ketika melihat motto itu
di tulis di mading, dia merasa sangat bersemangat.
Didalam kelas. Grace datang dan duduk
disamping Time. Dengan ramah, Time menyapanya serta memperkenalkan diri nya.
Dan Grace merespon dengan sikap cuek sambil sibuk memakai lip balm di bibirnya.
“Omong- omong, siapa nama mu?” tanya
Time, ingin tahu.
“Grace. Aku Grace,” jawab Grace,
memperkenalkan dirinya.
Beberapa orang petugas Inspeksi datang
ke dalam kelas. Dengan tegas mereka menyuruh para murid laki- laki dan para
murid perempuan untuk duduk terpisah. Murid laki- laki duduk di sebelah kiri.
Dan murid perempuan duduk di sebelah kanan. Karena itu, Grace pun pindah dari
samping Time.
Ketika para murid sudah duduk sesuai
ketentuan. Ketua dari petugas Inspeksi menjelaskan beberapa peraturan sekolah.
Seperti bagaimana mereka harus berpakaian saat disekolah.
“Murid laki- laki harus menyelipkan
kemeja mereka . Murid perempuan harus memakai rok dibawah lutut. Gaya rambut
harus sederhana dan rapi. Tidak di warnai, tidak di keriting kan,” kata Ketua
Inspeksi sambil menatap Grace yang rambutnya keriting.
“Ini bukan dibuat. Ini rambut alami
ku,” jawab Grace, membela diri. Lalu ketika Ketua Inspeksi ingin menyentuh
rambut nya, dengan kesal, dia langsung mendorong nya.
Seketika suasana didalam kelas pun
menjadi tegang. Untungnya, petugas Inspeksi lain menghentikan Third (Si Ketua
Inspeksi) untuk jangan terlalu berlebihan. Karena ini adalah kelas 1.
Third kemudian memeriksa murid lain,
dan menemukan lip balm diatas meja si murid. Melihat itu, Grace ingin
menjelaskan bahwa itu adalah miliknya. Tapi sebelum dia sempat berbicara, Third
dengan sinis sudah mengejek si murid tersebut. Untung nya, kali ini Time
membantu nya berbicara.
“Lip balm itu untuk melembapkan bibir.
Aku tidak berpikir itu menentang peraturan,” kata Time. Dan Third pun berhenti
mengejek si murid.
Third kemudian memeriksa Time, dan
ketika dia melihat Time memegang lencana Kelas Berbakat, dia langsung merebut
lencana tersebut. “Kamu tidak berhak untuk mengenakan lencana ini,” komentar
nya.
“Aku tidak mengenakan itu. Aku hanya
menemukannya,” jawab Time, tanpa rasa takut.
“Tapi kamu tidak bisa menyimpan ini.
Peraturan mengatakan bahwa murid yang boleh memiliki lencana ini mesti menjadi
murid Berbakat,” balas Third, dengan ketus.
“Gimana jika aku bisa masuk ke dalam
Kelas Berbakat,” balas Time, tidak terima di remehkan. “Kamu akan mengembalikan
pin itu kepada ku?” tantang nya.
Mendengar itu, Third tertawa mengejek.
Sebab tahun ini, Kelas Berbakat sudah tidak ada lagi. Mengetahui hal tersebut,
Time merasa terkejut.
Dikantin. Time masih terus memikirkan
tentang Kelas Berbakat. Lalu diapun menghampiri Third dan bertanya, apa maksud
perkataan nya saat di kelas barusan. Dan Third pun memberitahunya.
“Tahun lalu, ada sekelompok murid yang
menentang Program Kelas Berbakat. Sekolah menjadi kacau. Dan kementrian
membatalkan Kelas Berbakat. Angkatan Kelas Berbakat yang terakhir adalah dari
tahun 2018,” kata Third, bercerita.
“Dan apa murid Gifted setuju dengan
pembatalan itu?” tanya Time, tidak bisa percaya.
“Mengapa tidak? Yang membuat kekacauan
adalah murid Gifted,” jawab Third. Dan Time merasa terkejut.
Tepat disaat itu, dua orang murid
Gifted datang ke kantin, mereka adalah si kembar Jack dan Jo. Dan Time
memperhatikan mereka dengan tatapan bingung.
Supot datang ke kementrian pendidikan.
Dia meminta izin kepada Menteri Pendidikan supaya Kelas Berbakat bisa di
izinkan untuk dibuka kembali, karena tahun lalu mereka sudah melewatkan
kesempatan itu sekali. Dan kekacauan yang pernah terjadi hanyalah permainan
anak- anak saja, jadi tidak ada yang perlu di takutkan. Namun Menteri
Pendidikan menolak untuk mengizinkan.
“Aku mohon padamu. Aku tahu kamu setuju
denganku, betapa penting nya Program Kelas Berbakat untuk negara kita.
Bagaimana bisa kamu membiarkan nya berakhir begitu mudah?” tanya Supot.
“Masalahnya para murid menentang mu.
Akui lah itu,. Aku melihat kamu menjalankan Program Kelas Berbakat seperti bom
waktu. Aku tidak mau mengambil resiko itu,” balas Menteri Pendidikan dengan
tegas dan serius. Lalu dia memanggil penjaga untuk membawa Supot keluar dari
ruangan nya.
Mendengar itu, Supot menatap Menteri
Pendidikan dengan tatapan memohon. Tapi Menteri Pendidikan tetapi tidak mau
mengizinkan. Dengan terpaksa, Supot pun pergi mengikuti penjaga untuk keluar
dari ruangan.
Tags:
The Gifted