Sinopsis Lakorn : The Gifted Graduation Episode 1 - 2/4




 


Original Network : GMM 25

Dua teman sekamar Time juga tidak setuju bila Kelas Berbakat tidak ada, sebab Kelas Berbakat adalah alasan kenapa mereka masuk ke sekolah ini. Tapi selain mengeluh seperti ini, mereka tidak tahu harus melakukan apa. Mendengar itu, Time diam dan berpikir. Lalu setelah dia meminum sekotak susu coklat yang nikmat dan enak, dia langsung mendapatkan sebuah ide.


“Menggerakkan para murid,” kata Time dengan percaya diri. Lalu dia membuka website pendidikan dan memperlihat kan itu kepada kedua temannya. “Tahun lalu, Kementrian pendidikan menciptakan website ini, dimana para murid bisa mengajukan petisi, yang nanti nya akan di diskusi kan,” jelas nya. “Aku pikir kita harus menggunakan website ini untuk membuat suara kita di dengar oleh orang Dewasa. Jadi mereka akan tahu bahwa kita menginginkan Kelas Berbakat,” jelasnya. Dan mendengar itu, kedua teman sekamar Time setuju.


Keesokan harinya. Time dan kedua temannya membagikan selebaran kepada seluruh murid disekolah. Mereka meminta mereka untuk mengisi dan menanda tangani petisi itu supaya mereka bisa membawa kembali Kelas Berbakat.


Selain membagikan selebaran, Time juga menyerukan keinginan nya dengan keras ke seluruh sekolah. “Mengapa kita mengikuti ujian untuk masuk ke sekolah ini?” tanyanya kepada seluruh murid. “Karena kita ingin menjadi yang terbaik. Kita ingin mencapai mimpi kita, bukan?” tanyanya.

“Benar,” jawab sedikit murid.

“Kelas Berbakat adalah tujuan ku, inspirasi ku, mimpi ku. Apakah aku berhak menuntutnya kembali?” tanya Time. “Apa kita berhak?” teriaknya, bertanya.
“Ya,” jawab lebih banyak murid.

“Mari lakukan ini bersama- sama. Mari pastikan suara kita di dengar. Beritahu mereka apa yang kita inginkan. Beritahu mereka untuk tidak mengambil Kelas Berbakat dari kita,” teriak Time, mengajak semua murid untuk bersatu.

Mendengar itu, seluruh murid berseru dan bertepuk tangan dengan keras. Dan kedua teman Time menyebarkan kertas petisi kepada mereka.

Namun suasana itu tidak bertahan lama, karena Third menghentikan mereka dengan meniup peluit dengan keras sebagai tanda peringatan. Dia memberitahu Time bahwa dia tidak akan bertanya, kenapa kelas Berbakat begitu penting untuk Time. Tapi dia ingin, Time kembali ke kenyataan. Sebab Kelas Berbakat hanya menerima 10 orang murid saja setiap tahun nya. Jadi tidak semua orang disini bisa masuk ke dalam Kelas Berbakat. Sebab hanya ada 5% saja kesempatan untuk bisa masuk ke Kelas Berbakat.


“Aku tidak peduli, apa aku bisa melewati ujian penempatan atau tidak. Tapi kami memerlukan kesempatan untuk mengetahuinya,” kata Time, menjawab Third dengan serius.
“Benar,” jawab beberapa murid, setuju.

Mendengar itu, Third tertawa geli. “Apa kamu pikir bisa masuk kesana? Tahun lalu, ada banyak murid dengan nilai tinggi tidak bisa masuk. Tapi ada seorang murid dari kelas 8 yang berhasil masuk. Dimana standar nya?”




“Tapi itu bukan alasan. Jika ada masalah dengan proses seleksi, maka perbaiki prosesnya, bukan membatal kan program Kelas Berbakat,” protes Time dengan keras. “Dan bagian yang paling penting adalah orang Dewasa yang membuat keputusan tanpa menanyai pendapat dari Anak- anak seperti kita,” jelasnya. Kemudian dia berbicara kepada seluruh murid. “Ini waktunya mereka untuk mendengar kan kita. Orang Dewasa tidak selalu benar. Kita tidak bisa membiarkan mereka terus membuat keputusan untuk kita. Apa aku benar, semuanya?” serunya, bertanya.

Mendengar itu, seluruh murid berseru dan mengiyakan dengan suara yang lebih keras daripada sebelum nya. Dan Third tidak bisa menghentikan mereka.


Dikantor. Saat Guru menonton video demo tentang Time, dia mengeluh kesal, kenapa anak- anak zaman sekarang suka membuat masalah. Lalu dia mengomeli Grace yang duduk di hadapan nya, dia menyuruh Grace untuk melurus kan rambut nya. Jika tidak, maka bukan hanya nilai Grace yang dia kurangi lain kali.
“Tapi aku tidak mengkritingkan nya. Ini rambut alami ku,” kata Grace, membela diri.

“Apa kamu pikir, aku bodoh?” balas Guru, marah.


“Aku mendengar murid Gifted dikecualikan dari peraturan mengenai gaya rambut dan gaya berpakaian,” tanya Grace. Dan Guru membenarkan. “Jika temanku bisa membawa Kelas Berbakat kembali, dan aku di terima disana, kepalaku akan menjadi milik ku, dan bukan milik mu, benarkan?” tanyanya, memastikan.

Mendengar itu, si Guru tertawa. Lalu dia merasa kesal kepada Grace.


Diruang komputer. Time dan para temannya ingin mengajukan petisi ke website kementerian pendidikan, tapi mereka tidak bisa membuka website itu, karena wifinya sangat lambat dan website nya terblocked. Rumornya dua tahun lalu, para murid Gifted menghack seluruh komputer dan ponsel di sekolah. Jadi karena itu sekolah hanya memakai satu jaringan saja.


Grace kemudian datang disaat itu. “Website nya terblocked? Oh, benar. Aku dengar Wisit membicarakan ini tadi siang. Aku tidak berpikir itu benar,” komentarnya.

“Apa yang harus kita lakukan? Kita tidak bisa menggunakan jaringan lain. Ini berarti tidak ada seorang pun murid disini yang bisa mengajukan petisi,” kata Teman di sebelah Time dengan gelisah. Dan Time sendiri juga tidak tahu harus melakukan apa.


Mendengar itu, Grace diam dan berpikir. Kemudian dia tersenyum dengan penuh percaya diri. “Jika kamu menyerah sekarang, itu akan terlalu mudah,” komentarnya.

Malam hari. Grace membawa Time ke ruangan guru. Dan Time merasa ngeri serta ragu, karena ada kamera CCTV di dalam ruangan. Namun Grace menyakinkan Time untuk tidak perlu takut, karena kamera CCTV itu tidak berfungsi. Sebab para guru tidak suka kantor mereka di perhatikan. Tapi mereka sengaja memasang itu untuk menakuti para murid saja.


Lalu Grace membuka laptop dimeja Guru dan memperlihatkan kemampuannya. “Guru ku sebelumnya mengatakan aku seperti bebek. Aku bisa melakukan banyak hal, tapi tidak ada yang menonjol,” jelas nya dengan bangga, ketika Time memuji nya. “Menghack komputer sekolah untuk membuka website adalah hal yang bisa ku tangani.”


“Okay, apa ini sudah selesai?” tanya Time, memperhatikan tindakan Grace. Lalu dia mengajak Grace untuk segera pergi, sebelum mereka ketahuan.
‘Time,” panggil Grace, menghentikan Time yang ingin pergi. “Untuk menanda tangani petisi, kamu memerlukan nama dan nomor ID. Dan setelah itu, di website hanya akan menunjukkan nomor siapa saja yang menanda tangani nya, tapi identitas nya tidak akan di ungkapkan. Apa itu benar?” tanya Grace.

“Benar. Kenapa?” tanya Time, heran.




“Admin komputer memiliki data para murid. Sekarang kita disini, daripada hanya membuka website yang terblokir, mengapa kita tidak sekalian mencuri data para murid untuk meningkatkan jumlah kita?” tanya Grace, menyarankan.
“Itu curang,” kata Time, tidak setuju.
“Kamu mau menang atau tidak?” balas Grace sambil tersenyum percaya diri. Dan Time merasa sangat bimbang harus bagaimana. Sehingga diapun terdiam dan berpikir.

Post a Comment

Previous Post Next Post