Sinopsis Lakorn : The Gifted Graduation Episode 2 - 2/4




Original Network : GMM 25

Time sama sekali tidak mengerti dengan maksud Pang. Jadi Ohm pun menunjukkan nya melalui tindakan. Dia mendorong Time ke belakang. Dan ketika Time merasa terkejut, tiba- tiba saja ada sofa muncul dibelakang nya. Sehingga dia tidak terjatuh ke lantai.

Melihat ekspresi Time yang tampak terkejut dan bingung, semua orang tersenyum.


“Kemampuan ku menyembunyikan dan mengambil objek. Memang benar sebuah benda tidak bisa hilang, tapi kita bisa menyembunyikan nya,” jelas Ohm sambil menyentuh sofa yang Time duduki. Dan sofa itupun menghilang. Sehingga kali ini Time langsung terjatuh ke lantai.


Claire kemudian dengan ramah mengulurkan tangannya untuk membantu Time berdiri, dan Time merasa ragu serta gugup. “Perasaan mu merah. Artinya penasaran. Namun pada saat yang sama, warna nya kuning, yang merupakan warna rasa puas. Artinya semua ini tidak di luar ekspetasi mu,” jelas nya.


“Inilah rahasia Program Kelas Berbakat. Kamu telah diaktifkan diluar kelas, jadi kamu adalah siswa Gifted informal. Masalahnya, jika sel Berbakatmu telah diaktifkan tapi tidak di kembangkan lebih lanjut, kemampuanmu mungkin belum terbangun sepenuhnya. Itulah mengapa kamu harus membiarkan kami membantumu berlatih,” jelas Pang.

“Apa yang harus aku lakukan?” tanya Time, ingin tahu.

Dengan bangga, Ohm menyuruh Time untuk tidak perlu khawatir, dan panggil dia Guru P’Ohm. Karena dia akan membantu dan mengajari Time. Mendengar itu, semuanya tertawa.


Ketika kelas telah selesai, Time langsung keluar dari kelas dan pergi ke gudang. Disana Punn mengajarinya. “Hal pertama yang harus dilakukan adalah melatih otak agar terbiasa dengan pekerjaan berat. Bayangkan seseorang berlatih untuk memperkuat ototnya. Ini sama saja,” jelas nya sambil memberikan setumpuk tugas ujian.

“Mulai!” kata Ohm, mengawasi waktu untuk Time.


Diruang olahraga, Mon mengajari Time. “Tubuhmu juga penting. Kemampuanmu dapat terwujud secara fisik. Lihatlah,” jelas nya sambil menendang sandbag boxing. Dan sandbag itupun langsung hancur.

“Wow!” gumam Time, terkejut.


Digudang. Time ditugaskan untuk mengisi buku TTS. Dan Jack serta Joe mengawasi nya dengan ketat. Sementara anggota yang lain sibuk membahas rencana mereka.

Waktu terus berlalu. Dan hari terus berlalu juga. Setiap waktu, setiap hari, Time terus belajar dan berlatih dengan giat untuk mengeluarkan kemampuannya. Sampai dia merasa kelelahan. Tapi walaupun begitu, dia terus berusaha yang terbaik.



Third menangkap murid yang ketahuan bermain Judi. Dan diapun menegurnya. Lalu tepat disaat itu, dia tidak sengaja melihat Time yang sedang bersama dengan para anggota The Gifted. Dan diapun merasa penasaran.

Digudang. Dengan ssantai, Ohm memasak mie untuk semua orang. Dan dengan ramah, dia menawari Time untuk makan bersama. Dan Time pun makan bersama mereka.


“Aku telah melakukan apa yang kamu suruh selama hampir seminggu,” kata Time, memberitahukan permasalahannya. Dan Ohm menenangkannya untuk tidak perlu terburu- buru. “Kamu bisa membuat segalanya menghilang. P’Claire bisa melihat warna- warna perasaan. Kalian berdua memiliki telepati kembar. P’Mon memiliki kekuatan yang besar. Aku tahu apa potensi P’Korn dan P’Punn,” jelas nya. Dan Ohm mendengarkan itu dengan serius. “Yang tersisa hanyalah P’Wave dan P’Pang,” katanya, ingin tahu.

Dengan bangga, Ohn menjelaskan bahwa kemampuan Wave dan Pang adalah yang paling keren diantara semuanya. Wave mampu mengontrol semua benda elektronik. Karena itulah, sekolah takut dan ingin menghentikan Wave, sekolah mengurangin kecepatan internet hingga seminimal mungkin. Lalu Wave pun beralih ke mainan analog sebagai hobi nya. Kemudian sebelum Ohm sempat menjelaskan tentang kemampuan Pang, disaat itu Wave datang dan menghentikan nya.




“Time, kamu bisa pergi. Kami akan rapat sekarang. Pergilah,” usir Ohm. Dan Time pun mengiyakan, lalu pergi.

Setelah Time keluar dari gudang. Pintu gudang pun di tutup.


Third menghampiri Time yang sedang makan sendirian dikantin. Dia mengembalikan rencana The Gifted yang pernah Time punggut, karena Program Kelas Berbakat telah dibuka kembali. Dan Time pun mengucapkan terima kasih.

“Kamu dekat dengan mereka (The Gifted) ?” tanya Third, ingin tahu.

“Tidak, aku tidak dekat dengan mereka,” jawab Time, singkat.


“Bagus. Orang- orang itu pembuat onar,” kata Third, berkomentar. Dan Time langsung membela para murid The Gifted, menurutnya, mereka bukanlah orang jahat.


Third tertawa. Dia menjelaskan kepada Time keburukan para murid The Gifted. Para murid The Gifted pernah meledakkan bom diruang konferensi dan membuat beberapa orang terluka. Bahkan salah satu murid The Gifted, yaitu Namtarn, dia juga terluka. Dan para murid The Gifted melakukan itu untuk membatalkan Program Kelas Berbakat. Mendengar itu, Time merasa terkejut dan ragu.


“Apa kamu yakin mereka tidak merencanakan sesuatu?” tanya Third. Dan Time mengingat tindakan aneh dan penuh rahasia yang di lakukan oleh para murid The Gifted. Mengingat itu, dia merasa semakin tidak tenang dan tidak nyaman.

“Kita tidak bisa gagal malam ini. Kita hanya memiliki satu kesempatan, dan itu hanya berlangsung 15 menit,” jelas Pang dengan serius.

Lalu kemudian disaat itu, Time datang. “Apa yang kalian lakukan?” tanyanya dengan marah. “Aku tahu tentang kekacauan yang kalian buat tahun lalu. Dan kalian akan melakukan nya lagi kan. Mengapa kalian menentang Program Kelas Berbakat? Kalian sendiri murif Gifted,” protes nya.



“Tidak ada gunanya menjelaskan nya padamu,” balas Pang. “Kamu akan segera tahu. Tapi ketahuilah apa yang kita lakukan adalah untuk membuat sekolah menjadi tempat yang lebih baik.”

Time tidak percaya dengan Pang. Menurutnya Pang dan yang lainnya hanya membuat sekolah menjadi tempat yang kacau dan berbahaya. Dan yang mereka lakukan adalah membunuh mimpi nya dan mimpi para murid yang lainnya.


“Apa yang kamu katakan?” tanya Pang, tegas.

“Aku ingin sekolah melanjutkan Program Kelas Berbakat. Aku berhak berada di kelas itu,” balas Time dengan ekpresi keras kepala.

Mendengar itu, Pang merasa emosi. Dia mengangkat tangan nya untuk menyentuh bahu Time. Dan semua orang memperhatikan itu dengan sikap tegang.



Pada akhirnya, Pang tidak jadi menyentuh Time. “Anggap saja aku bisa menyakinkamu kalau apa yang kami lakukan disini tidak akan membahayakan impianmu. Tapi kamu harus bertanya pada dirimu sendiri, apakah mimpimu membahayakan orang lain atau tidak,” jelas nya, menasehati.

“Aku akan memberitahu guru apa yang kamu lakukan,” balas Time. Lalu diapun pergi.

“Kamu bisa memberitahu guru,” kata Pang, tidak peduli. “Tapi tidak ada yang akan mempercayaimu. Kamu tidak punya bukti. Mengerti?”

Post a Comment

Previous Post Next Post