Original Network : GMM 25
Darin mendatangi Supot yang berada di
kantor dengan membawa secangkir teh yang telah secara khusus disiapkannya. Dan
Supot mengucapkan terima kasih, lalu dia menciumi aroma teh tersebut, tapi dia
tidak langsung meminumnya.
“Kamu melakukan kerja bagus pada
pidato tadi,” puji Supot. “Tapi sejujurnya, aku tidak berpikir kamu ke sini
untuk meningkatkan sekolah. Mr. Pichet pasti mengirim mu ke sini untuk
melakukan sesuatu, yang tidak boleh aku ketahui,” katanya secara terang-
terangan. “Tidak peduli berapa tahun yang telah berlalu, Kementrian masih penuh
rahasia.”
“Rahasia adalah satu- satunya senjata
yang bisa dimiliki orang biasa seperti kami. Apa yang bisa aku lakukan sebagai
orang biasa untuk melawan potensi Anda?” balas Darin dengan sikap tenang.
Mendengar itu, Supot tertawa geli. Dia
telah memeriksa latar belakang Darin, dan dia tidak berpikir kalau Darin bisa
disebut sebagai orang biasa. Dan dengan tenang, Darin menanggapi Supot dengan
sikap santai dan sedikit bercanda.
“Sebenarnya, aku alergi pada jenis teh
tertentu. Jadi aku tidak terlalu yakin, apakah aku harus meminum teh mu,” kata
Supot, menolak dengan halus.
“Jika kamu berpikir itu tidak aman,
jangan minum,” balas Darin.
“Tapi aku tidak ingin melukai perasaan
mu,” balas Supot. Lalu dia meminum teh itu sedikit. Dan Darin memperhatikan itu
sambil masih tersenyum dengan sikap tenang.
Video call. Menteri Pichet mengomeli
Darin karena tidak bertindak sesuai perintah. Dan Darin menjelaskan bahwa
sebaiknya mereka tidak perlu buru- buru dalam hal ini. Karena masih ada banyak
hal yang harus di tangani terlebih dahulu. Dia tahu Pichet ingin menyingkirkan
Direktur Supot. Tapi dia ingin Pichet jangan melupakan tujuan utama, mengapa
mereka disini. Dan dia ingin Pichet mempercayainya.
“Aku beri kamu waktu 2 bulan. 2 bulan
dari sekarang, Direktur Supot harus sudah di urus,” kata Pichet dengan tegas.
“Baik, pak,” jawab Darin.
Guru Pom bertemu dengan Supot di
kantor. Dia menyarankan Supot untuk tidak mempercayai Darin, dan Supot
mengerti, jadi dia ingin Pom tidak mengkhawatirkan itu. Yang harus Pom lakukan
adalah mengurus para murid, bukan Darin. Dia ingin para murid Gifted tidak
menyebabkan masalah lagi.
Dikamar mandi. Beberapa murid mengeluh
kesal, karena Kelas Berbakat di buka kembali. Sebab mereka jadi terpaksa harus
belajar keras lagi dan bagi mereka Kelas Berbakat adalah beban.
Time mendengarkan itu dengan tenang sambil
mencuci tangannya. Lalu ketika dia memandang ke cermin, disana terdapat kata
umpatan. “F*ck you Gifted”. Melihat
tulisan itu, Time teringat kata- kata Third saat di kantin. Tahun lalu, Kelas Berbakat
di tutup, karena terjadi kekacauan.
Diperpustakaan. Time melihat daftar
para murid Gifted angkatan 2018. Dan ketika dia melihat itu, dia teringat
dengan orang- orang di dalam gudang yang di lihatnya. Dan dia merasa penasaran.
Malam hari. Time datang ke gudang
lagi. Dia memeriksa isi gudang dengan
penuh rasa penasaran, tapi dia tidak menemukan sesuatu yang aneh. Lalu ketika
dia mendengar suara langkah kaki, diapun langsung bersembunyi di belakang
lemari.
Jack dan Jo masuk duluan ke dalam
gudang. “Tidak ada seorang pun disini. Masuklah,” panggil mereka, memberitahu.
Lalu Ohm pun langsung muncul di belakang mereka berdua.
Melihat itu, Time merasa terkejut. Karena
sebelumnya Ohm tidak ada di belakang Jack dan Jo, tapi kemudian Ohm tiba- tiba
saja muncul ntah darimana.
“Akhirnya, kita kembali bersama- sama
lagi,” kata Ohm dengan senang.
Claire kemudian membuka pintu dan
masuk ke dalam. “Mengapa kamu membuatnya kendengaran seperti masalah besar,
Clown (Artinya Badut. Panggilan untuk Ohm)? Kita berjalan melewati satu sama
lain setiap hari di lorong.”
“Hei, Idol (Panggilan untuk Claire),
berjalan melewati satu sama lain tidak sama seperti kembali kumpul bersama,”
balas Ohm. Dan mendengar itu, Punn, Mon, dan Korn, yang masuk ke dalam gudang
tertawa.
“Ohm, munculkan kembali semuanya,”
perintah Punn. Dan Ohm pun melakukannya.
Ohm menggunakan kekuatannya didepan
papan tulis kosong untuk membawa benda yang telah dihilangkan kembali terlihat.
“Aku tidak bisa membayangkan apa yang akan kalian lakukan tanpaku,” katanya
dengan bangga. “Kekuatan ku datang dengan tanggung jawab yang besar.”
Melihat itu, Time merasa sangat bingung
dan heran. Karena dia tidak bisa melihat terlalu jelas, apa yang sebenarnya Ohm
lakukan dengan sikap bangga itu.
“Hidungmu berdarah. Mengapa kamu tidak
mengelapnya saja dulu?” kata Korn, mengingatkan. Mendengar itu, Ohm langsung
mengelap hidung nya.
Wave kemudian datang juga. “Sekarang
Ujian Penempatan telah kembali, kita harus tetap berpegang pada rencana awal
kita,” jelas nya.
“Bukankah murid kelas 8 (Panggilan Pang)
dengan mu?” tanya Mon, heran.
“Aku disini. Tidak perlu menanyai
orang lain,” balas Wave dengan sikap jaim. “Jangan lupa, aku orang yang paling
penting dalam rencana ini,” jelas nya sambil menunjukkan kaset yang dibawanya.
Kaset itu adalah senjata yang bisa
digunakan untuk melawan Direktur. Itu adalah kaset yang membuat para murid
terpilih masuk ke dalam Kelas Berbakat. Dan dengan bangga, Wave menyalakan
kaset tersebut. Tapi ketika dia menyalakan nya, dia terbalik menaruh nya,
sehingga suara yang keluar dari sana adalah musik biasa. Dan mendengar itu,
semua nya menertawai Wave. Dan dengan malu, Wave pun membalik kan kaset
tersebut dan menyalakan ulang.
Mendengar suara di kaset tersebut,
setiap murid Gifted merasa biasa saja. Tapi Time yang baru pertama kali mendengar
itu, dia merasa kepalanya sangat sakit.
Saking sakitnya, Time berteriak. Sehingga
diapun ketahuan oleh para murid Gitted. Melihat dia, Ohm langsung mengenali
nya. “Ini murid yang melakukan demo untuk membawa Kelas Berbakat dibuka
kembali. Apa yang dilakukan nya disini?”
“Apa kamu mendengar apa yang barusan
kami mainkan?” tanya Wave dengan serius. Dan Time diam.
Lalu disaat itu, Pang datang.
Pernakah kamu mendengar pepatah, ‘Waktu ada di pihakmu’?
Aku tahu ini sudah lama, tapi waktu
telah membawa kami kembali bersama. Hari ini, aku kembali.
“Apa kamu Gifted?” tanya Pang sambil
menatap Time.
Tags:
The Gifted