Sinopsis K-Drama : Do You Like Brahms? Episode 31


 Sinopsis K-Drama : Do You Like Brahms? Episode 31

Images by : SBS

“Saat bermain piano, aku tidak selalu bahagia. Aku mungkin berpikir aku tidak bahagia hampir sepanjang waktu. Tapi saat bersamamu, aku merasa sangat bahagia. Aku baru menyadarinya sekarang. Jadi, aku ingin bahagia lagi. Maaf karena aku sangat egois. Tapi jika aku tidak menyatakan perasaanku, aku mungkin tidak tahan dengan rasa sakitnya,” ungkap Joon Young.

“Kurasa aku butuh waktu. Aku terlalu sering menyakiti diriku. Selain rasa sakit yang kamu sebabkan kepadaku, aku juga menyakiti diriku. Jadi, aku butuh waktu. Tapi... Bisakah kamu menungguku?” tanya Song Ah.

Tentu saja, Joon Young bersedia menunggunya. Sama seperti dulu Joon Young meminta Song Ah menunggunya, kini, Joon Young pun mau menunggu Song Ah.

Episode 16

Crescendo : Perlahan semakin lantang

Joon Young pulang ke rumah dengan hati sangat lega usai mengungkapkan perasaannya kepada Song Ah. Hari itu, seolah menjadi hari sedih sekaligus hari baik bagi Joon Young. Dia kehilangan Ny. Na, tapi di hari itu pula, dia berani mengungkapkan perasaannya pada Song Ah. Bukan hanya itu, Hyun Ho pun datang ke apartemennya dengan membawa sebungkus tteokbokki instan. Mereka berbaikan dan kembali berteman,

--

Konser Peringatan untuk Mendiang Na Moon Sook,

Hari ini di adakan konser untuk mengenang Ny. Na di aula Yayasan Kyunghoo. Dan yang bermain adalah Joon Young, Jung Kyung dan Hyun Ho. Tidak hanya mereka, tapi Song Ah juga ikut berpatisipasi di sana. Dia menjadi page turner Joon Young. Joon Young tampaknya tidak tahu karna saat Song Ah tiba-tiba berdiri di sampingnya, wajahnya tampak terkejut.

Diluar aula, Young In, Da Woon dan Yoo Jin melihat pertunjukkan tersebut melalui TV yang terpasang di koridor. Da Woon memuji penampilan musik mereka yang indah. Awalnya, mereka bertiga di rencanakan bermain di hari ulang tahun yayasan, dan jika itu terjadi sesuai rencana awal, maka Ny. Na pasti akan menonton dan menikmatinya. Siapa sangka mereka bertiga jadinya malah bermain untuk hari peringatan mendiang Ny. Na.

Setelah melihat dengan seksama, Da Woon baru menyadari kalau Song Ah menjadi page turner Joon Young. Bukankah kemarin Young In bilang Song Ah tidak bisa datang hari ini? Young In tidak menjawab pertanyaannya tersebut dan hanya tersenyum penuh arti.

Penampilan ketiganya begitu memukau dan mendapatkan tepuk tangan meriah dari para audiens. Setelah pertunjukkan selesai, di belakang panggung, Joon Young mengungkapkan rasa terkejutnya karna awalnya dia mengira Song Ah tidak akan datang. Song Ah langsung meminta maaf karena sudah datang terlambat. Joon Young langsung membalas dengan mengucapkan terimakasih karna Song Ah sudah datang.

Suasana menjadi hening karna tidak tahu mau mengatakan apa lagi. Jadi, Song Ah memecahkan kesunyian dengan memberikan partitur musik yang tadi di baliknya, kembali pada Joon Young. Di ujung atas partitur itu ada tulisan nama Jung Kyung (hadiah dari Jung Kyung saat mereka masih SMP). Walau Song Ah tidak mengatakan atau bertanya apapun, Joon Young memberitaunya kalau dia akan mengembalikan partitur itu hari ini pada Jung Kyung.

--

Tidak hanya Joon Young yang mengembalikan pemberian Jung Kyung, tapi juga Hyun Ho. Dia mengembalikan partitur yang dulu pernah Jung Kyung coret, kenangan lama mereka. Setelah mengembalikan partitur dan mengucapkan terimakasih, Hyun Ho pun pamit pergi.

Jung Kyung hanya terdiam menatap punggung Hyun Ho yang menghilang dari pandangannya. Dan sedetik kemudian, dia berlari mengejar Hyun Ho.

“Hyun Ho, kapan kau akan kembali?”

“Aku tidak tahu,” jawab Hyun Ho. “Jung Kyung, jaga dirimu. Jangan sakit. Berbahagialah,” nasehat Hyun Ho dan kemudian masuk ke dalam lift. Mereka beneran berpisah.

--

Song Ah sudah menyusun kembali barangnya dan bersiap pulang. Di saat itulah, dia tanpa sengaja melihat Jung Kyung yang duduk sendirian di ruang tunggu yayasan. Dari belakanga, sosok Jung Kyung tampak sedih.


Flashback

Hae Na memberitau Song Ah kalau Jung Kyung sudah bukan murid dari profesor Song. Itu karna Prof. Song tahu kalau Jung Kyung diam-diam mengajari muridnya. Karna prof. Song sudah memutuskan hubungan dengannya, tampaknya sudah tidak mungkin Jung Kyung menjadi dosen di Universitas Seoryeong. Dan juga, akan sulit baginya menjadi pengajar di tempat lain.

Mendengar kabar itu, Song Ah tampak khawatir pada Jung Kyung.

End


Jung Kyung berdiri dan berbalik. Dan dia pun jadi menyadari kalau Song Ah ada di belakanganya dan memperhatikannya. Mereka pun akhirnya berbincang berdua. Dari hati ke hati.

“Terkadang, saat aku datang ke sini, aku akan merasa tidak nyaman. Setelah ibuku meninggal, kurasa aku sama sekali belum dewasa. Aku berpura-pura kuat, tapi aku tidak bisa mengatasi apa pun sendirian. Kurasa aku sangat lemah,” cerita Jung Kyung.

“Tidak. Kamu bukan orang yang lemah. Seseorang memberitahuku aku memainkan musikku. Jadi, aku harus memegang kendali. Kamulah orangnya,” ujar Song Ah. Mengingatkan akan apa yang Jung Kyung ajarkan padanya saat di kelas master.

Ucapan Song Ah itu, entah bagaimana menjadi kekuatan bagi Jung Kyung.

--


Joon Young menemui Jung Kyung dan mengembalikan buku Jung Kyung yang sudah sangat lama di simpannya. Dan Jung Kyung menerimanya dengan senyuman.

--

Begitu tiba di rumah, Jung Kyung melihat emailnya. Email pembatalan untuk lamaran ke Universitas Seoryeong waktu itu, ternyata belum di kirim oleh Jung Kyung. Email tersebut masih tersimpan di draft emailnya.

Jung Kyung ragu untuk mengirim email itu setelah mendengarkan ucapan Song Ah tadi. Jung Kyung benar-benar ingin menjadi seorang pengajar. Dia ingin melangkah maju.

--

Joon Young meletakkan semua barang yang berkaitan dengan Jung Kyung di atas mejanya. Dia sudah tidak lagi menghindari perasaannya karna dia sudah melepaskan perasaannya pada Jung Kyung. Kini, dia akan hidup untuk dirinya sendiri.

--

Hidup memang penuh dengan kejutan dan hal yang tidak di duga. Pagi ini, Song Ah melihat pengumuman seleksi masuk pascasarjana. Dan hasilnya, dia di terima.

Ternyata, walau Prof. Lee memberikan nilai rendah padanya, buktinya, penguji lain menyukai penampilannya.

--

Song Ah mengajak Joon Young bertemu. Dia memberitahu kalau dia di terima masuk sekolah pascasarjana. Mendengar kabar itu, Joon Young memberikannya ucapan selamat.

“Terima kasih. Tapi aku tidak akan mendaftar,” ujar Song Ah. Dia tetap pada keputusan awalnya, berhenti bermain violin.

“Song-Ah. Ambil ini,” ujar Joon Young sembari memberikan sebuah tiket. Itu adalah tiket untuk Resital Kelulusan Joon Young. “Aku tidak mau menekanmu.”

“Ya. Aku tahu.”

“Aku memutuskan untuk tidak mengikuti kompetisi Tchaikovsky. Berkat kamu, aku menyadari banyak hal. Jadi, aku ingin bebas memainkan musikku sendiri. Terima kasih,” beritahu Joon Young, mengenai keputusannya.

Mendengar keputusan Joon Young, Song Ah tersenyum padanya.

Mereka pulang bersama dengan berjalan kaki. Sepanjang jalan, Joon Young tampaknya ingin mengenggam tangan Song Ah, tapi dia berusaha menahan dirinya. Mungkin karna dia ingat kalau dia sudah berjanji akan menunggu Song Ah, jadi dia akan menunggu hingga Song Ah memberikan keputusannya mengenai hubungan mereka.

--

Song Ah ternyata tidak pulang ke rumah melainkan mampir ke Yayasan Kyunghoo. Kedatangannya mendapatkan sambutan hangat dari yang lain. Sambil menunggu Young In, Song Ah berbincang dengan Yoo Jin.

Eonni… sangat pandai memainkan instrumen. Kamu bahkan dapat peringkat pertama di Kompetisi Harian Daehan. Kenapa kamu memilihbekerja di sini?” tanya Song Ah.

“Kalau aku, daripada berjuang sendirian di ruang latihan, aku lebih suka terlibat dengan orang-orang di luar. Kurasa kamu bisa memanggilku orang yang suka orang. Tapi Song-Ah, jangan berhenti memainkan instrumen sekaligus. Meski belum bermain selama musikus lainnya, kamu tidak boleh berhenti begitu tiba-tiba. Perlahan kurangi waktu latihanmu dan berpamitan pelan-pelan,” jawab Yoo Jin sekaligus memberikannya nasehat.

Pembicaraan mereka berakhir karna Young In akhirnya tiba. Young In juga meminta maaf karna sudah terlambat dari jam janji mereka. Itu karna dia terjebak macet.

Young In meminta Song Ah datang karna mau menawarkan Song Ah untuk bekerja di Yayasan Kyunghoo.

“Itu sebabnya kami semua ingin bekerja denganmu. Tapi seperti yang baru saja kukatakan, pekerjaan paruh waktu tidak menghasilkan banyak uang, dan aku tidak yakin kapan mereka akan mempekerjakan seseorang untuk posisi tetap. Karena alasan yang praktis ini, bisakah kamu memikirkannya baik-baik dan mengabariku?” pinta Young In.

“Tapi entah apa aku bisa bekerja dengan baik,” jawab Song Ah, merasa tidak percaya diri layak untuk bekerja di Yayasan Kyunghoo.

“Song-Ah, pada malam penampilan Jo Su-An. Kamu langsung berpikir untuk melepas sepatumu dan bertahan dengan sikap kasarnya karena dia sensitif sebelum tampil. Ini semua karena kamu mengutamakan musikus yang akan tampil. Aku mengusulkan kita bekerja sama karena kamu selalu memikirkan orang lain lebih dahulu dan perhatian dengan tulus. Itu sebabnya aku yakin kamu cocok untuk pekerjaan ini.”

“Tapi tetap saja, memangnya tidak ada yang bisa melakukan itu? Aku…”

“Tidak. Jika ada yang bisa melakukan itu, kenapa kita berbeda? Ada istilah musik yang disebut "crescendo", yang artinya perlahan makin lantang. Jika kamu memikirkan makna itu dari sisi lain, itu artinya kamu berada di titik terkecil. Jadi, kamu bisa makin besar seiring berjalannya waktu,” nasehat Young In. “15 tahun lalu, saat aku diwawancarai untuk yayasan ini, aku sudah berhenti bermain seluncur indah, dan kepercayaan diriku hancur. Tapi Direktur Nah memberitahuku hal ini. Bahwa momen terkecil dalam hidupmu, dengan kata lain, adalah momen ketika crescendo-mu dimulai. Bisakah kamu memikirkan tawaranku baik-baik dan mengabariku?” cerita Young In, untuk membuat Song Ah menjadi lebih percaya diri.

“Ya, baiklah.”

--

Jung Kyung mengadakan resital sebagai bentuk penilaian untuk menjadi dosen di Universitas Seoryeong. Dan dia melakukannya tanpa pengiring piano. Dulu, dia sampai memohon pada Joon Young agar menjadi pengiringnya, tapi sekarang, dia memutuskan untuk tampil seorang diri selama 90 menit, tanpa pengiring. Beberapa mahasiswi yang hadir untuk menonton saja, tampak ragu kalau penampilan selama ini akan di lakukan tanpa pengiring.

Song Ah juga datang ke resital Jung Kyung untuk melihat penampilannya. Walau hanya tampil sendirian membawa violin, tanpa pengiring apapun, Jung Kyung dapat memberikan penampilan terbaiknya. Dia juga tidak terintimidasi melihat prof. Song yang datang untuk melihatnya.

Begitu penampilan Jung Kyung selesai, Song Ah pergi menemuinya di ruang rias. Dia memuji penampilan Jung Kyung malam ini dan dia menikmatinya. Jung Kyung tampak terkejut juga melihat Song Ah datang. Dia tidak menyangkanya.  

“Selama kelas mastermu waktu itu... (saat Song Ah menanyakan pada Jung Kyung, darimana asalnya keyakinan). Setelah mendengarmu bermain malam ini, kurasa kamu sudah menemukan jawabannya.”

“Terima kasih, Song-Ah.”

“Berkat kamu, aku memikirkan kenapa aku menyukai violin sekali lagi. Karena kamu harus berdiri dengan dua kaki untuk memainkan violin. Aku akhirnya mengerti aku harus menjaga kestabilan dan tidak goyah saat bermain. Kurasa itulah yang kusukai,” ujar Song Ah.

--

Prof. Lee masih belum berubah. Dia masih sajat berusaha menyombongkan diri pada Prof. Song. Dia dengan sengaja memanggilnya dan memberikannya tiket untuk konser perdana musik kamarnya. Prof. Song menerimanya dengan santai tanpa menunjukkan rasa iri sedikitpun. Kenapa? Karna dia mempunyai kartu untuk mengejek Prof. Lee balik.

Dia menyindir asisten Prof. Lee yaitu Song Ah yang kabarnya mengundurkan diri. Prof. Lee tidak mau mengakui itu dan berbohong kalau dia yang memecat Song Ah. Tapi, yah mau apapun yang di katakannya, Prof. Song tentu tidak percaya padanya.

--

Hari Resital Kelulusan Joon Young,

Pagi-pagi, Joon Young sudah mau mengirim pesan pada Song Ah, tapi dia tidak berani dan akhirnya mengurungkan niatnya.

--

Song Ah makan malam bersama ibunya. Sambil makan, Ibu menanyakan kapan resital kelulusan Joon Young, pacar Song Ah?

“Ibu. Kami sudah putus.”

“Kenapa?”

“Itu terjadi begitu saja.”

“Apa maksudmu, "terjadi begitu saja"? Dia bahkan bermain untuk penampilan kelulusanmu.”

“Kami juga sudah putus saat itu. Dia hanya bermain untukku sebagai teman,” jawab Song Ah.

“Ibu merasa cukup bersyukur. Ibu tidak suka kamu mengambil jurusan musik, tapi ibu merasa bersalah di resital kelulusanmu. Kamu sangat ingin bermain. Itu bukan sesuatu yang bisa ibu lakukan untukmu. Tapi hari itu, melihatnya di sisimu, ibu merasa bersyukur. Kukira dia akan membuatmu merasa lebih baik,” ungkapkan Ibu.

Karna ucapan Ibu, Song Ah jadi memikirkan Joon Young. Dia melihat CD Joon Young yang di tandatangani dan di tuliskan : To Violinist : Chae Song Ah. Dia juga melihat tiket resital Joon Young yang di letaknya di atas meja.

--

Joon Young naik ke atas panggung. Saat berada di panggung, matanya menatap pada kursi kosong yang harusnya di tempati Song Ah. Song Ah tidak hadir di sana. Walau begitu, Joon Young tetap berharap Song Ah akan datang.

Song Ah datang terlambat. Dia datang saat Joon Young sudah memasuki lagu terakhir. Dan karna dia datang saat resital sudah di mulai, petugas tidak mengizinkannya masuk sehingga Song Ah hanya bisa menontonnya dari TV. Lagu yang di mainkan Joon Young adalah lagu – lagu Brahms.

Di antara para penonton yang hadir ada Ibu, Young In dan juga Prof. Yoo. Mereka tampak terharu mendengarkan permainan musik Joon Young. Penampilannya juga mendapatkan banyak tepuk tangan, bahkan ada yang memberikan standing applause. Prof. Yoo juga bertepuk tangan untuk penampilannya, tapi, dia tidak menonton sampai akhir penampilan Joon Young.

Setelah istirahat sejenak, Joon Young kembali memainkan lagu terakhir. Dia tampaknya masih berharap Song Ah datang. Tanpa dia tahu, Song Ah sudah datang dan melihatnya. Song Ah juga sudah di izinkan masuk ke aula saat sesi istirahat Joon Young tadi.

Malam sebelum pernikahan mereka,

Kepada Clara, Schumann mempresentasikan kumpulan lagu penuh cinta dan kebahagiaan.

"Widmung", lagu pertama dalam koleksinya  yang kemudian  diaransemen ulang menjadi lagu tanpa lirik oleh pianis sekaligus komposer Liszt.

Orang yang berbicara denganku dengan musik sebelum kata-kata,

saat ini, dengan lagu tanpa kata-kata, sedang berbicara sepenuh hati kepadaku.

Musik yang Joon Young mainkan, seolah dapat menyampaikan apa yang ingin di katakannya pada Song Ah, mengenai perasaannya. Dan Song Ah mampu merasakannya.

 

D O    Y O U    L I K E    B R A H M S ?

 

 

Post a Comment

Previous Post Next Post