Sinopsis K-Drama : Do You Like Brahms? Episode 30


Sinopsis K-Drama : Do You Like Brahms? Episode 30

Images by : SBS


Seung Jae panik karna Joon Young mau berhenti bermain piano. Kalau Joon Young berhenti, artinya, dia juga kehilangan pekerjaannya. Karna rasa paniknya itu, akhirnya, dia menemui Young In untuk meminta bantuan. Dia meminta Young In untuk membujuk Joon Young karna Joon Young kan paling mendengarkan Young In.

Young In juga terkejut, tapi dia juga tidak tahu harus gimana. Dia hanya meminta Seung Jae untuk tidak memberitahu masalah ini sementara pada Ibu Joon Young.

Karna merasa sudah di ujung tanduk, Seung Jae malah memberi kode gitu, berharap bisa di perkerjakan kembali. Tentu saja, kodenya di tanggapi dingin sama Young In. Lah iya sih, Seung Jae sudah menusuknya dari belakang waktu itu dan sekarang malah mau kembali.

--

Merasa buntu dengan Young In, maka Seung Jae menemui Jung Kyung. Dia meminta tolong Jung Kyung untuk membujuk Joon Young agar tidak berhenti bermain piano. Jung Kyung tentu kaget tahu Joon Young mau berhenti bermain piano.

Karna itu, dia langsung menemui Joon Young.

“Kudengar kamu ingin berhenti bermain piano. Jangan berhenti. Kamu tidak tahu betapa berharganya bakatmu itu. Aku terus memikirkan perasaanku terhadapmu. Penghiburan? Kamu benar. Aku sudah terbiasa dihibur olehmu. Tapi Joon-Young, aku iri padamu dan bakatmu. Itu sebabnya aku mungkin keliru bahwa aku mencintaimu.”

“Jung-Kyung. Aku juga ingin bahagia. Walaupun sudah terlambat. Aku tidak merasa bahagia bermain piano. Itu sebabnya aku ingin berhenti.”

--

Setelah pembicaraannya dengan Joon Young, begitu pulang, Jung Kyung langsung melihat foto-fotonya dengan Hyun Ho.

Tadi, saat di café, Joon Young berkata ini padanya : “Ada ekspresi wajah yang kamu buat hanya saat bersama Hyun-Ho. Kamu tampak berbeda saat tersenyum di depannya. Kurasa aku tidak bisa membuatmu tersenyum seperti itu. Meski kamu mungkin tidak tahu seperti apa ekspresimu.”

Dan kini, melihat foto-fotonya bersama Hyun Ho, Jung Kyung menyadari kebenaran perkataan Joon Young. Di foto-fotonya bersama Hyun Ho, dia tampak sangat bahagia.

--

Jung Kyung akhirnya membuat keptuusan. Dia mengirim pesan ke pihak HRD Universitas Seoryeong, meminta maaf karna dia akan menarik kembali berkas lamarannya. Dia tidak jadi melamar menjadi dosen.

Di saat dia sedang mengirim emailnya, tiba-tiba saja, senar violinnya putus.

--

Hari ini adalah hari kelulusan Song Ah. Dan di hari baik ini, dia malah mendengar kabar dari pengiring pianonya kalau Ny. Na meninggal pagi ini.

--

Jung Kyung benar-benar sedih dengan kematian Ny. Na. Walau mereka sering berdebat, tapi dia sangat menyanyangi Ny. Na. Dan pemakaman ini, mengingatkannya akan dirinya saat berada di pemakaman Ibunya dulu.

Joon Young langsung datang ke pemakaman ketika mendapatkan kabar. Tidak hanya Joon Young, tapi juga Hyun Ho. Hyun Ho langsung naik pesawat ketika mendengar kematian Ny. Na. Mereka datang untuk memberikan penghormatan terakhir pada Ny Na.

“Terimakasih sudah datang,” ujar Jung Kyung, pada mereka.

“Kuatkan dirimu,” nasehat Joon Young.

“Ya. Terimakasih.”

Karna tidak tahu harus berkata apa lagi, maka Joon Young pergi dan memberikan waktu berdua bagi Jung Kyung dan Hyun Ho.

Jung Kyung mengucapkan selamat karna Hyun Ho sudah di terima di orkestra. Hyun Ho tahu kesedihan Jung Kyung dan yang bisa di lakukannya hanya menggenggam tanganya, menghangatkannya, sama seperti kebiasaannya dulu saat menghibur Jung Kyung yang bersedih.

Tidak hanya Joon Young dan Hyun Ho yang datang, tapi juga Song Ah. Dan Joon Young melihat kedatangannya tersebut.

Song Ah memberikan penghormatan terakhirnya pada Ny. Na. Dia juga menunjukkan bea sungkawanya pada Jung Kyung dan tn. Lee. Jung Kyung memberitahu ayahnya kalau Song Ah dulunya adalah intern di yayasan mereka.

Saat Song Ah mau pergi dari pemakaman, Joon Young menghampirinya. Akhirnya, mereka pun berbincang.

“Kabarmu baik?” tanya Song Ah, memulai pembicaraan.

“Ya. Bagaimana denganmu?”

“Kabarku juga baik. Hari ini penampilan kelulusanku. Aku akan memainkan lagu Brahms.”

“Kamu mengganti lagu?”

“Ya. Selain itu, aku akan berhenti bermain violin. Aku sudah memikirkannya, dan aku juga agak mirip Brahms. Aku jatuh cinta dengan hal yang tidak membalas cintaku. Cinta tidak berbalas itu harus berhenti sekarang. Tapi tidak apa-apa. Aku mencintai sendirian dan terluka sendirian, dan inilah akhirnya, tapi untuk sesaat, kurasa aku bahagia. Itu sudah cukup,” ujar Song Ah. “Kalau begitu, sampai jumpa. Jaga dirimu.”

“Song-Ah. Biarkan aku bermain untukmu,” pinta Joon Young, saat Song Ah mau pergi. “Di penampilan kelulusanmu. Biarkan aku bermain. Aku mau,” lanjutnya.  

“Brahms... Kamu tidak suka musiknya. Kamu tidak bisa memainkannya.”

“Aku bisa. Aku ingin bermain Brahms,” ujar Joon Young, serius.

--

Resital Wisuda Sekolah Sarjana Musik Instrumenal

Begitu dari pemakaman, Song Ah dan Joon Young segera ke Universitas Seoryong. Mereka bersiap untuk penampilan Song Ah. Joon Young yang akan menjadi pengiring pianonya.

Min Seong, Dong Yun dan keluarga Song Ah juga sudah datang ke sana.

Pada tahun 1853, Schumann, bersama muridnya, Albert Dietrich, dan Brahms muda, membuat sonata violin. Brahms yang mengarang Scherzo, birama sepertiga.

Lagu yang akan di bawakan Song Ah di hari kelulusannya ini adalah : “Scherzo oleh Brahms, dari Sonata F-A-E.”

Teman mereka, violinis, Joseph Joachim, kali pertama memainkan ini dengan pengiring Clara Schumann. Lagu itu diciptakan dengan frasa yang disukai Joachim, dan diberi judul : Sonata F-A-E.

Song Ah dan Joon Young memasuki panggung. Hae Na juga ikut masuk karena dia bertugas sebagai page turner Joon Young.

Song Ah memainkan musiknya dengan serius. (maaf, karna aku tidak begitu mengerti musik klasik, aku tidak berani menilai penampilannya bagus atau tidak).

Penampulan usai. Joon Young dan Song Ah bergenggaman tangan dan menundukkan kepala kepada pada hadirin yang bertepuk tangan.

Di ruang tunggu, Song Ah mengucapkan terimakasih pada Joon Young.

“Träumerei. Aku sudah memikirkannya. Kenapa Profesor Yoo mencuri rekamanmu? Kamu pasti memainkan banyak lagu di piano hari itu. Kenapa Profesor Yoo memilih Träumerei? Mungkin dari semua lagu yang kamu mainkan hari itu, "Träumerei" adalah lagu yang paling menyentuh hatinya. Karena kamu mengikuti hatimu saat memainkan "Träumerei". Jadi, mulai sekarang, kuharap kamu terus.. mengikuti hatimu.. saat bermain. Lagu yang kita mainkan hari ini. "Sonata F-A-E". (F-A-E . Frei Aber Einsam. Free But Lonely) Itu artinya "bebas tapi kesepian". Tapi kuharap… kamu bisa menjadi… bebas… dan bahagia. Terima kasih sudah bermain denganku hari ini. Jaga dirimu.” ujar Song Ah.

“Aku mencintaimu. Aku mencintaimu. Kamu menyuruhku mengikuti hatiku. Itu sebabnya aku mengatakan ini. Aku tahu aku tidak berhak mengatakan ini, dan aku tahu aku mungkin juga akan menyakitimu. Tapi ini terlalu sulit bagiku. Jika tidak kukatakan sekarang, aku mungkin akan menyesalinya seumur hidupku,” ujar Joon Young, menyatakan perasaannya. Dia bukannya mengatakan ‘chuahaeyo’ (menyukai) tapi ‘saranghaeyo’.

“Maafkan aku. Tapi sekarang, aku hanya ingin memikirkan diriku sendiri. Aku mencintaimu,” tegas Joon Young.

Song Ah menatapnya dengan mata berkaca-kaca.


Aku baru tahu bahwa meskipun lagu yang kami mainkan malam itu adalah sonata yang bebas, tapi kesepian, frasa yang disukai Brahms adalah "F-A-F".

"Frei Aber Froh . Free but Happy.”

Itu artinya "bebas, tapi bahagia".

Aku menyadarinya jauh setelah itu.

Entah apa jawaban Song Ah, tapi Song Ah kini berdiri di depan gedung, menengadahkan tangannya merasakan butiran salju yang turun.

D O    Y O U    L I K E    B R A H M S ?

Post a Comment

Previous Post Next Post