Sinopsis K-Drama : Do You Like Brahms? Episode 25
Images by : SBS
Beberapa jam sebelum jam pertemuan makan malam
anggota musik kamar Prof. Lee
Prof.
Lee menghadiri rapat rutin ke-38 Asosiasi Korea para Profesor Violin. Begitu
rapat selesai, Prof. Lee di ajak para profesor lain untuk ikut makan malam
bersama. Prof. Lee memanfaatkan moment itu untuk menyombongkan diri kalau dia
baru saja membentuk musik kamar dan hari ini adalah pertemuan pertamanya dengan
para anggota, jadi dia tidak bisa ikut bergabung.
Para
profesor pun mulai memujinya. Pujian itu membuat Prof. Song tidak senang. Dan
seperti biasanya, dia mulai mengejek Prof. Lee. Dia menyindir Prof. Lee yang
menyuruh pada anggota musik kamar untuk membeli tiket konser sendiri, padahal
waktu dia pertama kali dia membentuk musik kamar, tiketnya habis di beli 80
masyarakat, jadi dia tidak perlu menyuruh muridnya membeli tiket sama sekali. Yah,
tapi seiringnya waktu nanti musik kamar Prof. Lee juga akan di kenal dan
mempunyai fans tersendiri.
Prof.
Lee tampak sangat kesal di ejek begitu. Karna itu, ketika para profesor lain
membahas Ji Won, murid Prof. Song memenangi kompetisi Harian Seongju, Prof. Lee
balas mengejeknya. Prof. Lee berpura-pura memberikan saran pada Prof. Song
untuk tidak menyuruh Jung Kyung yang mengajari Ji Won. Semua kebingungan dengan
maksud perkataan Prof. Lee.
“Asisten
pengajar untuk Ji Won adalah Jung Kyung, kan?” perjelas Prof. Lee. “Kau
memperlakukan Jung Kyung seperti putrimu. Kau pasti mengajarinya juga cara
mengajar para murid. Mereka kelihatan sangat dekat dan senang melihat mereka
begitu. Kau melakukan hal yang benar.”
Dan
untuk kali ini, Prof. Song kalah telak dari Prof. Lee.
--
Prof.
Lee pulang dari tempat tadi dengan wajah sangat bahagia. Dia sangat puas bisa mempermalukan
Prof. Song.
Flashback
Ketika sedang berada di sebuah café, Prof. Lee
tanpa sengaja melihat Ji Won yang menemui Jung Kyung dengan membawa violin. Dan
mereka berdua masuk ke dalam sebuah gedung, tempat untuk belajar musik : A
Studio.
--
Pada hari kompetisi,
Prof. Lee kebetulan adalah juri di sana. Dan
tanpa sengaja, dia mendengar Ji Won menelpon Jung Kyung dan dengan senang
memberitahu kalau dia peringkat pertama. Dia juga bilang pada Jung Kyung kalau
dia melakukan audisi tadi, seperti yang Jung Kyung ajarkan padanya waktu itu.
End
Mengingat
informasi yang berhasil di dapatkannya dan di gunakannya untuk membuat Prof.
Song malu tadi, sangat membuat Prof. Lee bahagia.
--
Dan
Prof. Lee benar-benar kelewatan. Dia datang ke tempat acara makan malam
terlambat dan kemudian memberitahu Song Ah, kalau Song Ah bukan anggota musik
kamarnya. Song Ah hanyalah asistennya. Dan juga, dia hanya menerima anggota yang
berbakat.
--
Joon
Young dan Jung Kyung berlatih begitu serius. Di tengah latihan, Prof. Song
mendapat telepon dari Prof. Song. Prof. Song sangat marah padanya.
“Kau
pasti mengira bisa masuk ke Universitas Seoryeong dengan caramu sendiri, hingga
kau menusukku dari belakang.”
“Apa
maksud Anda, Profesor? Itu tidak benar. Aku…,” belum Jung Kyung menjelaskan,
Prof. Song sudah mematikan teleponnya.
Jung
Kyung beneran panik. Melihat wajah Jung Kyung yang memucat, membuat Joon Young
khawatir dan bertanya apa yang terjadi? Jung Kyung memberitahunya kalau dia
mengajari Ji Won dan Prof. Song tahu. Saking paniknya, Jung Kyung langsung
menyudahi latihan dan bergegas mau menemui Prof. Song.
--
Karna
merasa khawatir, maka Joon Young menemaninya. Dan saat itulah, Song Ah melihat
mereka berdua di dalam taksi.
Suasana
hati Song Ah sedang sangat buruk dan melihat Joon Young bersama Jung Kyung, membuat
hatinya merasa semakin terluka.
Episode 13
Arpeggio : Akor
yang dipecah
Jung
Kyung dengan di temani Joon Young, tiba di rumah prof. Song. Joon Young hanya
menunggu di luar rumah prof. Song, sementara Jung Kyung masuk sendirian.
Sembari
menunggu, Joon Young berniat untuk menghubungi Song Ah. Dan kemudian, dia baru
tersadar kalau dia mencharge hp-nya di rumah Jung Kyung tadi.
--
Song
Ah berada di halte bus seorang diri. Hujan turun dengan begitu deras. Dan Song
Ah hanya melindungi violinnya.
--
Prof.
Song mengungkapkan rasa kecewanya pada Jung Kyung. Dia sudah mengenal Jung
Kyung dari Jung Kyung masih sangat muda sehingga dia mengira kalau Jung Kyung
bergantung padanya dan Jung Kyung adalah orang yang akan berada di pihaknya. Sekarang,
Jung Kyung tampaknya bisa mengurus semuanya tanpa bantuanya. Walau begitu,
bagaimana bisa Jung Kyung mencuri muridnya?
“Bukan
begitu, profesor. Bukan sepeti itu. Aku hanya… aku hanya teringat ketika aku
masih sangat muda dulu. Aku ingin membantunya. Aku merasa sangat kesulitan,”
ujar Jung Kyung, berusaha menjelaskan. Dia bahkan sampai menangis.
“Ketika
kau muda? Ji Won tidak sepertimu. Kau kira dia akan gagal sepertimu?” balas
Prof. Song. Ucapannya begitu tajam layaknya pisau dan pisau itu di arahkannya
pada Jung Kyung.
--
Ny.
Na baru saja tiba di rumah. Begitu tiba, PRT memberitahu kalau Jung Kyung
tiba-tiba pergi ketika sedang latihan. Jung Kyung begitu terburu-buru hingga
tidak membereskan violinnya.
--
Joon
Young menunggu hingga Jung Kyung keluar. Begitu Jung Kyung keluar, Joon Young
langsung mengajaknya pulang.
--
Song
Ah tiba di rumah dalam keadaan basah kuyup. Dia tidak langsung bertukar baju
ataupun mandi, melainkan membaringkan kepala di kasur. Hari ini, sangat
melelahkan baginya.
--
Joon
Young mengantar Jung Kyung pulang sekaligus mengambil tas serta hp-nya yang
tertinggal. Jung Kyung masih terpukul dengan ucapan Prof. Song sehingga dia
bicara pada Joon Young, menjelaskan alasannya mengajari Ji Won. Dia
melakukannya karna teringat akan saat-saat sulit yang di alaminya karna ibunya.
Tapi, tetap saja dia tidak melakukannya (mengajari Ji Won). Dia bersikap
impulsif saat itu.
“Cobalah
beristirahat sekarang,” ujar Joon Young.
“Aku
seharusnya tidak melakukan yang kulakukan padamu di New York,” sesal Jung Kyung,
mengingat saat dia mencium Joon Young waktu itu. “Joon Young. Apa kau beneran …
tidak mempunyai perasaan apapun padaku lagi? Lalu, apa aku bagimu sekarang? Kau
merasa kasihan padaku? Kenapa? Karna aku tidak punya Ibu? Atau karna aku
kehilangan bakatku dan menjadi biasa?”
“Jung
Kyung.”
“Kau
lah yang ku kasihani. Kau tidak bisa mengekspresikan bagaimana perasaanmu,
jadi, stiap ulang tahu, kau mengirimkan permainan musikmu. Kau berpikir untuk
menahan diri karna seorang teman. Tapi, itu… apa karna Hyun Ho?”
“Baiklah.
Aku akan jujur. Aku menerima… begitu banyak hal dari keluargamu. Uang. Piano.
Karna semua itu, aku tidak pernah sekalipun menginginkanmu. Aku menerima begitu
banyak bahkan ketika aku tidak ingin melihatmu. Jadi, lepaskan aku. Tolong,
lepaskan aku. Aku tidak ingin mendapatkan apapun darimu lagi,” mohon Joon
Young, dengan sangat.
Sayangnya,
rasa tamak yang Jung Kyung miliki, begitu menguasai diri Jung Kyung. Dia tidak
ingin melepaskan Joon Young. Karna itu, dia memberitahu Joon Young kalau ayah
Joon Young menelponnya barusan.
“Kenapa…
ayahku menelponmu?” tanya Joon Young. “Apa kau mengiriminya uang?” lanjutnya.
Raut wajahnya menunjukkan perasaan marah sekaligus malu.
“Ya.
Aku mengiriminya. Joon Young, entah apapun yang kau katakan, kau membutuhkanku.
Dan aku membutuhkanmu juga.”
Joon
Young marah. Sangat sangat marah pada keluarganya. Dan rasa malu semakin
menghinggapinya saat mendapati kalau Ny. Na ada di sana dan mendengar semua
pembicaraan mereka. Joon Young tidak tahu harus bersikap dan berkata apa, karna
itu, dia membereskan barang-barangnya dan bergegas pergi.
Begitu
Joon Young pergi, Ny. Na memarahi Jung Kyung. Dia kecewa karna ternyata Jung
Kyung mempunyai tujuan membantu Joon Young selama ini. Jung Kyung tidak terima
di marahi, dan membalas balik ucapan Ny. Na, bahwa selama ini pun, Ny. Na
membantu Joon Young dengan tujuan. Apa yang di harapkannya?
“Aku
tidak mengharapkan apapun,” jawab Ny. Na. “Aku hanya ingin Joon Young bermain
piano dengan bahagia.”
“Maka,
kau sudah gagal. Karna Joon Young tidak pernah merasa bahagia ketika bermain
piano. Dia hanya menanggung beban karna uang yang kita berikan. Dan tidak punya
pilihan lain selain bermain untuk mu, aku dan Yayasan,” ungkap Jung Kyung. “Tapi,
aku sudah menjadi terbiasa dengan Joon Young yang bermain piano. Dia yang
menghiburku, bukan Nenek ataupun Ayah. Joon Young yang bermain piano yang
melakukannya. Aku sudah tidak mempunyai bakat lagi dan aku juga sudah putus
dari Hyun Ho. Aku tidak mau kehilangan Joon Young juga.”
Ucapan
Jung Kyung, membuat Ny. Na begitu merasa bersalah. Dia tidak pernah ingin Joon
Young merasa terbebani, tapi nyatanya, Joon Young terbebani. Dan Jung Kyung
memanfaatkan hal itu untuk mendapatkan Joon Young.
--
Begitu
keluar dari rumah Jung Kyung, Joon Young memeriksa ponselnya. Ada pesan masuk
dari Ibunya yang mengabari kalau ayah sudah mendapatkan uang untuk membayar
hutang itu. Jadi, jangan merasa khawatir lagi.
Pesan
itu membuat amarah Joo Young menjadi semakin memuncak.
--
Karna
itu, ketika tiba di rumah, Joon Young langsung menanyakan Ibunya perihal uang
tersebut. Darimana ayahnya mendapatkan uang itu? Ibu tampak kesulitan
menjawabnya.
“Jung
Kyung?” tanya Joon Young, langsung.
Ibu
terdiam. Dengan panik, Ibu berusaha menjelaskan kalau dia beneran tidak tahu awalnya.
Kelihatannya, ayah tidak punya pilihan sehingga menghubungi Jung Kyung.
Masalahnya,
Joon Young tidak mau mendengar penjelasan apapun. Dia hanya tidak mengerti
kenapa ibu menerima uang Jung Kyung? Dia sudah sering memohon untuk tidak
meminta atau menerima uang dari Jung Kyung dan keluarganya. Dia sudah
mengatakannya juga kali terakhir.
“Aku
mohon jangan membuatku lebih menderita lagi. Aku sudah memohon waktu itu. Tapi,
Ibu mengambil uang Jung Kyung lagi?” ujar Joon Young, berusaha keras menahan
tangis. Dari wajahnya, tampak sekali dia merasa malu, marah dan kecewa. “Jika
Ayah tidak melakukan itu, jika dia tidak menerima uangnya… setidaknya… setidaknya
aku bisa… lebih bahagia daripada aku yang sekarang,” tangis Joon Young. “Ibu,
aku… tidak merasa bahagia sama sekali… ketika bermain piano sekarang.”
--
Ny.
Na berada di depan piano. Dia menatap ukiran nama ‘Jung Kyung Seon.’ Dan
wajahnya, menunjukkan rasa sedihnya.
--
Song
Ah melihat video pesta saat dia di terima di jurusan musik. Di video itu, saat
Min Seong bertanya apakah dia bahagia? Saat itu, dia tersenyum lebar dan
menjawab bahwa dia bahagia.
Kini,
kemana perasaan yang di rasakannya waktu itu?
--
Esok
hari,
Song
Ah berada di ruang latihan. Dia hanya memegangi violinnya tanpa memainkannya
sama sekali. Joon Youn yang lewat, masuk dan menyapanya. Dia juga menanyakan
pesta makan malam kemarin, apakah menyenangkan? Song Ah hanya menjawab ya.
Joon
Young juga meminta maaf karna tidak menghubungi Song Ah kemarin karna baterai
hp-nya habis.
“Tidak
apa-apa,”jawab Song Ah, memaksakan diri tersenyum.
Dan
sedetik kemudian, Song Ah meralat ucapannya, dia tidak baik-baik saja. Dia
dengan jujur memberitahu kalau kemarin malam melihat Joon Young dan Jung Kyung
di dalam taksi. Kemana mereka?
“Setelah
latihan kemarin, Jung Kyung harus menemui Prof. Song,” jawab Joon Young.
“Kenapa
kau harus ikut dengannya?”
“Sesuatu
tiba-tiba terjadi. Dan kemudian…,” ucapan Joon Young terhenti. Harga dirinya
menghalanginya untuk memberitahu Song Ah mengenai uang yang Jung Kyung berikan
pada ayahnya. “Aku pulang ke rumah. Dan ibuku ada di sana. Itu saja,”
lanjutnya. “Maafkan aku. Aku kira itu bukan masalah besar, jadi aku tidak
memberitahumu.”
“Itu
terus membuatku kepikiran. Mengenai kau yang bermain untuk Jung Kyung. Aku
mengira aku hanya sensitif dan mencoba untuk memercayaimu dan tidak
mengkhawatirkan hal itu. Aku mengira akan baik-baik saja, tapi tidak,” jujur
Song Ah.
“Maaf.
Dan, kau tidak perlu memikirkannya lagi. Aku tidak akan bermain untuk Jung
Kyung. Aku seharusnya tidak melakukannya sejak awal. Aku sudah membuat
kesalahan.”
--
Sedang
ada seminar yang di bawakan oleh Yayasan Kyunghoo di Universitas Seoryeong.
Dalam
perjalanan menuju aula seminar, Ny. Na berpas-pasan dengan Prof. Song. Tanpa
basa-basi, Prof. Song membahas masalahnya dengan Jung Kyung yang pasti sudah
Ny. Na dengar dari Jung Kyung. Ny. Na membenarkan kalau dia mendengar Jung
Kyung mengajarkan Ji Won sekali.
“Jung
Kyung sudah mengkhianatiku dengan kejam,” ujar Prof. Song.
Ny.
Na tertawa ramah dan berusaha membela Jung Kyung dengan berkata kalau Jung
Kyung terbiasa melakukan hal yang di sukainya. Prof. Song tidak menanggapi ucapan
itu dan hanya pamit pergi.
--
Joon
Young tiba lebih awa di ruang Prof. Yoo untuk latihan. Anehnya, hatinya terasa
berat untuk membuka penutut tuts piano.
--
Song
Ah baru saja selesai kelas. Begitu selesai, Soo Jung mengajak Song Ah untuk
menghadiri seminar Yayasan Kyunghoo.
--
Joon
Young beneran tidak bermain piano sampai Prof. Yoo datang. Begitu tiba, Prof.
Yoo meminta maaf karna sudah terlambat. Dia kemudian menanyakan berita mengenai
Joon Young yang protes ke pada pengurus mengenai piano di ruang latihan. Piano
di sana memang mengerikan, jadi kalau Joon Young mau latihan, Joon Young bisa
datang ke ruangannya saja.
--
Ketika
Song Ah datang ke aula untuk mendengarkan seminar Yayasan Kyunghoo yang di
bawakan oleh Young In, seminar sudah hampir selesai. Seminaar di tutup dengan
pertanyaan terakhir seolah pemain flute.
Dia memberitahu ketertarikannya untuk bekerja di bagian event planning, tapi kebanyakan pekerja yang berasal dari jurusan
musik tidak bisa bekerja lama di bidang ini. Apa alasannya?
Young
In memberitahu pendapatnya. Alasan kenapa mereka yang berasal dari jurusan
musik tidak bisa di bertahan di bidang ini, mungkin karna mereka tidak dapat
mengendalikan atau menahan perasaan mereka sendiri, sehingga mereka memilih
berhenti. Karna bagi mereka yang bekerja di bidang ini, mereka harus mengenakan
pakaian hitam agar tidak terlalu mencolok dan harus melihat teman mereka yang
berasal dari jurusan sama, duduk di bawah sinar lampu dan bermain untuk orang
lain. Itu terasa sangat berat bagi mereka. Menyerah pada mimpi yang sangat
berarti, itu lebih mudah di katakan daripada di lakukan.
--
Seminar
sudah selesai. Dengan riang, Hae Na segera menghampiri Young In dan Da Woon.
Song Ah juga ingin menyapa mereka, tapi dia sudah keburu di panggil oleh Prof.
Lee yang sedang bercengkerama dengan Ny. Na. Ny. Na masih mengenali Song Ah dan
Hae Na sebagai pegawai magang mereka dulu.
Prof.
Lee benar-benar memuakkan!! Dia menyapa Young In dan membahas mengenai Young In
yang pernah memuji Song Ah waktu itu padanya, jadi dia menjadikan Song Ah
menjadi asistennya untuk musik kamarnya. Dia memuji tapi di saat yang sama menjelekan
Song Ah. Dia bicara kalau Joon Young dan Young In pandai menilai orang. Dia
mengatakan kalau Song Ah akan menjadi istri yang hebat bagi musisi profesional.
Kenapa? Karena para musisi profesional yang selalu mengadakan tour, membutuhkan
istri untuk mengemasi tas dan mengatur jadwal mereka. Dengan begitu, mereka
akan bisa bermain dengan fokus tanpa khawatir mengenai uang atau hal sepele
lainnya.
“Joon
Young bukan orang yang memikirkan hal seperti itu ketika berpacaran,” ujar Ny.
Na, tajam.
Ucapan
Ny. Na membuat Prof. Lee merasa malu. Bukan hanya Ny. Na yang marah tapi juga
Young In.
Tapi,
walau sudah ada yang menegur Prof. Lee, tetap saja perasaan Song Ah sudah
terluka. Di mata Prof. Lee dia bukanlah musisi, tapi hanya seorang pekerja atau
manager.
Joon
Young juga ke sana untuk menjemput Song Ah. Tapi, Ny. Na juga ada di sana dan
meminta waktu Joon Young untuk berbicara berdua.
D O Y O U
L I K E B R A H M S ?