Sinopsis K-Drama : Do You Like Brahms? Episode 23

 

Sinopsis K-Drama : Do You Like Brahms? Episode 23

Images by : SBS

Song Ah dan Joon Young tiba kembali di Seoul. Joon Young menawarkan untuk mengantarkan Song Ah pulang. Song Ah tentu menerimanya dan menyarankan agar mereka pulang dengan jalan kaki, hanya sekitar 30 menit.

Perjalanan ke Daejeon hari ini benar-benar menyenangkan. Begitu tiba di depan gedung apartemennya, Song Ah meminta Joon Young menunggu sebentar karna dia punya hadiah. Song Ah memberikan hadiah : sebuah payung.

Flashback

Ingat saat Song Ah berkunjung ke apartemen Joon Young dan waktu itu hujan. Saat itu, Song Ah meminjam payung Joon Young. Joon Young dengan canggung meminta maaf karna dia tidak punya payung. Selama bertahun-tahun dia tinggal di hotel, jadi dia tidak membutuhkan payung karna hotel selalu menyediakan payung.

End

Dan karna itu, Song Ah memberikan hadiah payung itu karna sekarang Joon Young kan sudah punya tempat tinggal.

“Terima kasih. Sungguh,” ujar Joon Young merasa tersentuh.

Eng ing eng. Kakak dan Ibu Song Ah pulang dan melihat mereka berdua. Joon Young memperkenalkan dirinya. Ibu Song Ah bersikap tegas namun masih dengan suara anggung, menyuruh Joon Young untuk pulang karna hari sudah larut.

--

Ibu Joon Young mengalami masalah begitu Joon Young pergi. Dia mendapat surat peringatan keterlambatan pembayaran utang. Dan nominalnya sangat besar. Kali ini, jika hutangnya tidak di bayar, restorannya bisa di sita. Dia tidak tahu harus bagaimana karna dia tidak mungkin meminta uang dari Joon Young lagi. Sekarang, dia harus bagaimana?

--

Begitu selesai mandi, Joon Young membuka hadiah payung dari Song Ah. Wajahnya menunjukkan kalau dia beneran senang bisa punya payung sendiri.

--

Song Ah juga tampak bahagia hingga tiket pulangnya bersama Joon Young tadi, di simpannya seperti barang berharga.


Episode 12

Da capo : Dari awal

Suasana hati Joon Young berubah buruk ketika sedang latihan di ruang latihan Universitas Seoryeong. Itu karna salah satu tuts piano rusak sehingga tidak mengeluarkan suara apapun. Tapi, sedetik kemudian suasana hatinya berubah baik karna Song Ah datang mengunjunginya.

Song Ah hanya mampir. Dia melihat berbagai buku musik dari berbagai zaman yang ada di atas piano Joon Young. Dan saat itulah, Joon Young baru memberitahunya kalah dia sedang bersiap untuk mengikuti Kompetisi Tchaikovsky.

Song Ah diam sejenak. Bingung mau bereaksi seperti apa, karna setaunya Joon Young membenci kompetisi. Walau begitu, dia berusaha memahaminya dan jadi merasa bersalah karna Joon Young menemainya ke Daejeon kemarin padahal Joon Young pasti sibuk berlatih.

Karna takut menganggu Joon Young, Song Ah pun pamit pergi. Dia masih harus mengerjakan PR Harmonics. Joon Young menyuruhnya untuk mengejarkan PR nya di sini, tapi Song Ah menolak karna beneran tidak mau mengganggu Joon Young.

--

Ji Won menemui Jung Kyung untuk meminta saran permainan violinnya. Jung Kyung mendengarkan dengan seksama dan memuji permainannya. Dia juga memberikan beberapa saran agar permainan Ji Won lebih baik. Ji Won juga tampak senang bisa di ajari oleh Jung Kyung.

--

Song Ah mendapatkan kabar buruk. Prof. Lee memberitahu kalau Cecilia, pengiringnya, mengundurkan diri. Cecilia tidak mau lagi menjadi pengiring Song Ah. Dan yang menjengkelkan, bukannya mencari tahu alasan Cecilia, Prof. Lee malah menyalahkan Song Ah dan mengejeknya sebagai murid pertamanya yang di pecat oleh pengiring. Dengan cuek, prof. Lee menyuruh Song Ah menelpon Cecilian untuk meminta maaf atau cari pengiring lain saja.

Song Ah benar-benar kebingungan. Dia langsung menelpon Cecilia, tapi belum juga bilang apapun, Cecilia sudah langsung bilang tidak mau jadi pengiring Song Ah.

--

Jung Kyung sudah selesai mengajari Ji Won. Dia juga memberikan buku musik nya untuk Ji Won fotocopy dan boleh di kembalikan lain kali. Setelah siap berlatih, Ji Won baru jujur pada Jung Kyung kalau dia kemari tanpa memberitahu Ibunya.

Jung Kyung kaget dan dengan lembut menasehati Ji Won untuk memberitahu Ibunya.

--

Song Ah menelpon semua orang yang bisa menjadi pengiringnya. Tapi, tidak ada satupun yang bersedia. Benar-benar membuat frustasi.

--

Ibu Ji Won kaget saat melihat Ji Won bersama Jung Kyung.

“Nona Lee. Kamu memberinya pelajaran? Nona Lee. Kamu tahu seperti apa Profesor Song Jeong Hee. Teganya kamu melakukan ini tanpa sepengetahuanku?”

“Maafkan aku. Aku hanya...”

“Yang Ji Won. Apa ini alasanmu kamu pergi diam-diam dan bilang akan berlatih di sekolah? Beraninya kamu membohongi ibumu,” teriak Ibu Ji Won.

Teriakannya itu menarik perhatian para pengajar lain. Hyun Ho kebetulan lewat dan melihat keributan tersebut. Dia segera menghampiri mereka dan berusaha membujuk agar mereka bicara di luar, bukannya di sini. Untungnya, Ibu Ji Won masih tahu malu, jadi dia mendengarkan nasehat Hyun Ho.

--

Hyun Ho mengajak Jung Kyung bicara.

“Kamu mengajarinya tanpa izin profesornya? Kenapa melakukan sesuatu yang tidak bisa kamu tangani? Bagaimana jika orang selain ibunya melihat? Lama-lama, Profesor Song akan tahu dan kamu akan... Kamu tidak akan pernah bisa mengajar di Universitas Seoryeong,” omeli Hyun Ho karna khawatir.

“Kamu juga mengajar murid. Bukankah kamu juga pengajar?”

“Kamu dan aku berbeda.”

“Apa bedanya?”

“Kamu pernah berurusan dengan orang tua? Kamu tidak pernah belajar bahkan saat kuliah. Ini kali pertama seseorang mengeluh langsung kepadamu.”

“Ini masalahku. Aku akan mengurusnya,” balas Jung Kyung.

Hyun Ho tidak mengatakan apapun dan pergi begitu saja.

--

Ibu Ji Won masih terus mengomel di dalam mobil karna Jung Kyung mengajari Ji Won tanpa seizinnya. Ji Won hanya diam saja, padahal dia menyukai cara Jung Kyung mengajarinya.

--

Prof. Yoo benar-benar kesal dengan permainan musik Joon Young. Kalau seperti ini, Joon Young tidak akan bisa mengikuti kompetisi. Yang harus Joon Young lakukan hanyalah mengikuti apa katanya dalam permainan musik.

Dari raut wajahnya, tampak jelas kalau Joon Young merasa sangat tertekan.

--

Bukan hanya Joon Young, Song Ah pun demikian. Dia belum menemukan satupun pengiring.

--

Hari sudah sore,

Song Ah lewat di depan ruang latihan dan kebetulan Joon Young masih ada di sana. Jadi, dia masuk dan menyapa serta mengajak Joon Young makan malam bersama. Pas mau pergi, Soo Jung (teman Song Ah) kebetulan lewat dan mampir untuk menanyakan apakah Song Ah sudah menelepon pengiring rekomendasinya? Song Ah menjawab, kalau orangnya tidak punya waktu. Soo Jung dengan baik berkata akan membantu mencarikan pengiring lainnya.

Setelah Soo Jung pergi, Joon Young langsung menanyakan pada Song Ah apa yang terjadi? Song Ah tidak bisa menutupinya lagi dan akhirnya jujur kalau pengiringnya mengundurkan diri, jadi dia harus mencari pengiring baru.

Seperti yang bisa di tebak, Joon Young langsung menawarkan diri. Dia seorang pianis dan bisa menjadi pengiring Song Ah. Awalnya, Song Ah terus menolak dengan berbagai alasan. Dan karna suasana hati keduanya sedang buruk, pembicaraan sederhana itu berujung pada pertengkaran. Hm, lebih tepatnya salah paham dan merasa tersinggung.

Song Ah sadar kalau ini bukan saat yang tepat baginya untuk bicara karna hatinya sedang merasa lelah, jadi dia pamit pulang sendiri.

Nah sialnya, malah turun hujan. Song Ah tidak membawa payung sama sekali.

Tapi, hujan ini malah menjadi berkah. Kenapa? karna Joon Young mengejar Song Ah dan mengajaknya berbagi payung. Dia selalu membawa payung hadiah dari Song Ah, setiap harinya. Hal sederhana itu membuat hati Song Ah yang awalnya merasa insecure perlahan menjadi tenang.

Kedua belah pihak, kembali berbaikan. Saling meminta maaf atas ucapan tadi. Dan Song Ah juga akhirnya mau menerima Joon Young menjadi pengiringnya.

--

Ji Won pergi ke kediaman Prof. Song untuk latihan. Saat bermain, dia mengikuti saran kecil yang Jung Kyung berikan tadi padanya. Dan prof. Song ternyata menyadari hal itu. Dia menanyakan alasan Ji Won memainkan bagian musik itu dengan cara berbeda dari yang di ajarkannya. Ji Won segera menjawab seperti yang Jung Kyung ajarkan.

Ibu Ji Won udah merasa tegang, tapi untung prof. Song tidak mengatakan apa-apa lagi.

--

Jung Kyung baru turun dari kamarnya dan melihat ayahnya sedang duduk di depan piano. Dia menghampiri ayahnya dan meminta maaf atas sikapnya tempo hari yang agak kasar. Ayah tidak mempermasalahkannya dan malah senang karna Jung Kyung banyak bicara.

“Ayah lebih suka melihatmu bicara. Ayah tidak pernah melihatmu seperti itu sebelumnya. Ayah selalu penasaran apa yang kamu pikirkan dan apa yang ada di benakmu,” ujar tn. Lee.

“Jika Ayah penasaran, kenapa tidak menanyaiku?”

“Benarkah? Seharusnya memang begitu,” jawab tn. Lee sambil terttawa kecil. “Jung Kyung. Kamu tidak merindukan Ibu?”

“Bagaimana dengan Ayah?”

“Andai tahu piano ini akan bertahan lama di sini, mungkin seharusnya ayah belajar bermain,” jawab ayah sambil memegang piano tersebut.

“Aku merindukannya. Aku tahu. Bahwa dia tidak akan kembali walau aku merindukannya. Tapi aku tidak bisa menahannya. Jadi, aku menahannya,” jawab Jung Kyung.

Jawabannya terdengar oleh Ny. Na yang ada di dalam kamar.

Flashback

Ny. Na menanyakan pada Jung Kyung, kapan dia akan mulai bekerja pada yayasan? Pertanyaan itu memicu pertengkaran.

“Sudah kubilang. Aku ingin terus bermain violin.”

“ Kariermu sebagai pemain violin sudah lama berakhir. Kenapa kamu tidak bisa menerimanya?”

“Nenek yang harus menerimanya. Nenek menganggap yayasan ini sebagai Ibu dan terobsesi dengan itu. Nenek sungguh membuat yayasan untuk mengingat Ibu? Tidak. Nenek hanya melakukannya untuk menghilangkan rasa bersalah Nenek. Rasa bersalah karena tidak dekat dengan Ibu sebelum dia meninggal. Nenek hanya terobsesi karena tidak bisa menghadapi kenyataan bahwa Ibu meninggal lebih dahulu.”

Ucapan Jung Kyung itu membuat tn. Lee menegurnya.

“Ayah juga sama. Apa yang paman-pamanku katakan tentang yayasan ini? Hanya obsesi sia-sia Nenek yang membuang uang. Ayah tahu itu benar. Tapi kenapa Ayah tidak bisa menyingkirkan yayasannya? Ayah bahkan tidak dekat dengan Ibu, dan sekarang dia sudah mati. Kenapa Ayah terus tinggal di rumah ini? Bagiku,  hanya melihat Ayah dan Nenek yang hidup dalam penyesalan dan terobsesi selama sisa hidup kalian membuatku lelah. Aku tidak mau hidup seperti itu,” ujar Jung Kyung, menangis.

End

Mengingat pertengkaran hari itu, membuat Ny. Na kembali menangis.

--

Ibu Joon Young akhirnya memberitahu Joon Young juga mengenai masalah yang ayah buat lagi. Dia tidak bisa mengatasinya sendirian. Dia sudah meminta tolong ke sana kemari, tapi tidak ada yang bisa membantu.

Joon Young tentu marah mendengarnya karna hanya restoran lah satu-satunya harta yang tersisa. Yang membuatnya makin marah lagi, jumlah pinjaman yang harus di bayar adalah 30.000 dollar dan kalau bisa secepatnya. Mau mencari dimana uang secepat itu?

Karna Joon Young mengangkat telepon pas mau ke ruang geladi bersih Yayasan Kyunghoo, Young In yang kebetulan lewat jadi mengetahui masalahnya.

Joon Young curhat pada Young In mengenai penyesalannya mengambil cuti dan kembali ke Korea. Jika dia tidak melakukannya dan terus berkeliling bermain piano, dia pasti akan mempunyai cukup uang untuk di kirimkan setiap bulan ke rumah dan tidak akan ada masalah seperti ini lagi.

Young In ingin membantu, tapi Joon Young tidak mau menerima bantuannya. Baginya, Young In sudah banyak membantu selama ini.

--

Min Seong dan Dong Yun datang ke pesta Eun Ji. Dan mau tidak mau mereka jadi bertemu. Pesta itu untuk mengumumkan bahwa Eun Ji pacaran dengan Min Su. Jadi, yang waktu itu Eun Ji bilang mau beli kue ulang tahun untuk pacarnya, yaitu Min Su.

Walau suasana hati Min Seong dan Dong Yun tidak baik karna bertemu, tapi mereka tetap bersikap ceria di hadapan teman-teman lainnya.

--

Pesta selesai dan Min Seong mabuk berat. Jadi, Dong Yun yang mengantarkannya pulang.

“Waktu yang kusia-siakan untukmu. Sakit hati dan alkohol. Semua sia-sia. Semuanya sia-sia. Tebak apa hal paling berharga yang hilang dariku. Song Ah. Saat Eun Ji dan Min Soo bilang mereka berpacaran, tahukah kamu apa hal pertama yang kupikirkan? "Jika mereka putus, grup kita berakhir. Habislah kita.", “ racau Min Seong.

“Maafkan aku. Aku jahat. Mengerti? Min Seong. Aku ingin kita semua... Tidak. Mungkin bukan aku, tapi aku ingin kamu dan Song Ah kembali berteman,” ujar Dong Yun.

--

Di rumahnya, Song Ah merasa galau dengan keputusannya menerima tawaran Joon Young untuk menjadi pengiringnya. Tampaknya, dia takut mengganggu latihan Joon Young.

--

Joon Young juga lagi bingung caranya mendapatkan uang sebanyak itu.   

 

D O    Y O U    L I K E    B R A H M S ?

 

 

Post a Comment

Previous Post Next Post