Sinopsis K-Drama : Do You Like Brahms? Episode 18
Images by : SBS
Hyun
Ho membahas kabar kalau Joon Young pacaran dengan Song Ah. Joon Young
membenarkan.
“Tapi,
apa yang kau lakukan sekarang? Mengapa kau bersama Jung Kyung?”
“Aku
bermain untuknya. Ini untuk resitalnya di Universitas Seoryeong,” jawab Joon
Young. “Jadi aku bertemu dengannya untuk menerima lembaran musiknya. Kau tahu,
yang terakhir kali…”
“Kau
bermain untuk Jung Kyung? Kau pikir itu masuk akal?”
“Aku
sudah bilang pada Song Ah. Dan Jung Kyung juga tahu.”
“Tahu
apa?”
“Kalau
aku pacaran dengan Song Ah. Aku… memberitahunya.”
Mendengar
jawaban itu, Hyun Ho malah merasa marah karna Joon Young bersikap seperti itu
pada Jung Kyung. Dia sudah merasa khawatir kalau Jung Kyung tahu Joon Young
pacaran dengan Song Ah. Dia khawatir kalau Jung Kyung akan kecewa. Itulah
kenapa dia menarik Joon Young untuk bicara seperti ini, Tapi, bagaimana bisa
Joon Young mengatakannya begitu mudah?
Jung
Kyung ternyata belum pergi. Dia mendengarkan semuanya dari luar dan akhirnya
memutuskan masuk. Hyun Ho mengusirnya pergi. Alasannya karna teman-teman mereka
ada di sini dan dia baru saja memberitahu mereka kalau mereka sudah putus.
Jadi, lebih baik Jung Kyung pergi sebelum di lihat mereka.
--
Seung
Jae menemui Prof. Yoo. Dia beneran nggak tahu malu padahal belum resmi menjadi
perwakilan Joon Young di Korea, tapi sudah membuat kartu nama dan
membagikannya. Kali ini, dia membagikan kartu namanya pada prof. Yoo. Dia
bahkan bilang kalau Prof. Yoo mau tahu mengenai Joon Young, bisa bertanya
padanya.
“Aku
mengerti. Tapi, bukankah lebih stabil bagimu bekerja di Kyunghoo?”
“Ya
itu, kita harus melihatnya. Jika aku beruntung, aku bisa merubah jalan hidupku
sepenuhnya berkat Park Joon Young,” jawabnya sambil tertawa senang.
--
Selesai
menemui Prof. Yoo, dalam perjalanan pulang, Seung Jae menelpon profesor
lainnya. Dia juga bilang para profesor itu sudah menemui prof. Yoo. Dan berbeda
dari rumor yang ada, prof. Yoo tidak kelihatan punya hubungan yang buruk dengan
Joon Young.
--
Kenyataannya,
Prof. Yoo memang punya hubungan yang buruk dengan Joon Young.
Flashback
Sewaktu muda, Prof. Yoo di panggil oleh Ny. Na
dan di tawari untuk mengajari Joon Young. Prof. Yoo waktu itu merasa heran
karna masih ada guru bertalenta lainnya, tapi kenapa dia yang di pilih?
“Memang kenapa denganmu?”
“Seperti yang Anda sudah ketahui, aku bukan
lulusan universitar terkenal dan tidak punya banyak pengalaman ataupun berasal
dari keluarga hebat. Dan aku bahkan bukan dari universitas Seoryeong, jadi
tidak ada satupun yang mendukungku di Korea. Jadi, kenapa Anda memilihku?”
“Aku sudah bertemu banyak orang demi
mendapatkan guru yang baik untuk Joon Young. Tapi, kau satu-satunya yang
tertarik dengan potensi Joon Young selain daripada Yayasan kami. Apa itu
menjawab pertanyaanmu?”
“Ya. Aku rasa… aku sangat beruntung,” jawab Prof.
Yoo, gugup.
“Sekarang, waktunya kami mempertaruhkan
keberuntungan Joon Young padamu,” ujar Ny. Na, tersenyum.
--
Dan dengan begitu, Prof. Yoo akhirnya menjadi
profesor di Universitas Seoryeong. Tapi, pencapaiannya mendapatkan banyak
gosip. Beberapa mahasiswa berkata kalau dia berhasil mencapai posisi ini karna
Park Joon Young menang di Kompetisi Chopin (sebagai Juara 2).
“Wahh, hidupnya berubah sepenuhnya berkat Park
Joon Young,” ujar mahasiswi yang bergosip itu. “Dia beruntung.”
Mereka tidak sadar kalau Prof. Yoo mendengar
ucapan tersebut. Dan dari raut wajahnya, dia tampak kecewa dan sedih karna
ucapan tersebut. Dia pun menghela nafas panjang.
End
Karna
itu, ucapan Seung Jae tadi membuka luka lama.
“Beruntung?
Semuanya itu karna bakat,” gumamnya memandangi foto dirinya bersama Joon Young
muda.
--
Joon
Young pergi ke Yayasan Kyunghoo untuk numpang latihan di ruangan geladi bersih.
Dan secara kebetulan dia berpas-pasan dengan Young In yang baru mau pulang.
Joon Young menyampaikan pada Young In kalau dia masih berdiskusi dengan Chris
mengenai masalah kontrak tersebut, dan dia akan memastikan kalau Chris tidak
akan membatalkan kerja sama dengan Kyunghoo. Young In berterimakasih atas
bantuannya.
Joon
Young kemudian dengan malu-malu, memberitahu Young In kalau hubungannya dengan
Song Ah berjalan baik. Dari wajah Joon Young terpancar kebahagiaan. Mendengar
itu, Young In dengan tulus berujar kalau dia ikut berbahagia untuk Joon Young.
“Aku
bahagia karena kau bertemu gadis yang baik dan aku bahagia karena gadis itu
adalah Song Ah,” ujar Young In. “Dan juga… aku bahagia karna kau memberitahuku
hal ini. Terkadang, aku merasa tidak beruntung. Setiap kali kau kesulitan, aku
ingin bilang hal ini : ‘Jangan khawatir,
semua akan baik-baik saja. Semua akan baik-baik saja.’ Tapi, seingin apapun
aku mengatakan hal itu, kau tidak pernah mengatakan apapun.”
“Ah…
itu… aku tidak mau orang yang ku sukai terluka atau menderita karena aku. Walau
aku mengatakan sesuatu, masalah juga tidak akan terselesaikan. Itu urusanku
sendiri, jadi aku ingin menanggungnya sendiri. Aku hanya… ingin mereka berpikir
kalau aku melakukannya dengan baik.”
“Tapi,
tetap saja, aku berharap kau berbeda dengan Song Ah. Jangan mencoba menunjukkan
sisi baik saja satu sama lain, tapi aku harap kau juga membagikan rasa sakit
dan kekuranganmu, jadi kau akan bisa bergantung dan merasa nyaman satu sama
lain. Aku harap kalian bisa seperti itu,” nasehat Young In.
Joon
Young tersenyum mendengar nasehat tersebut.
--
Song
Ah nongkrong dengan Min Seong. Mood-nya
sedang sangat bagus karna mendapat pujian dari profesor Lee tadi. Min Seong
juga ikut senang dengannya.
“Aku
rasa kerja kerasmu akhirnya terbayar,” ujar Min Seong.
Lagi
asyik berbincang, Min Seong malah mendapat pesan dari Eun Ji. Belakangan ini,
Eun Ji terus berusaha mengatur kencan buta untuknya. Tapi, dia tidak tahu harus
menerimanya atau tidak. Gimana menurut Song Ah?
“Terima
saja,” jawab Song Ah. “Lakukan saja (kencan buta) itu. Pergi dan temuilah pria
baik.”
“Apa
akan ada orang lain yang bisa ku sukai sebesar aku menyukai Dong Yun?”
“Ya.
Akan ada.”
“Okay!
Karna kau bilang begitu, aku akan datang ke kencan buta itu!” semangat Min
Seong dan langsung mengirim pesan pada Eun Ji.
--
Siap
bertemu dengan Min Seong, Song Ah menelpon Joon Young dan mengajaknya bertemu.
Begitu bertemu, keduanya tersenyum satu sama lain. Song Ah bahkan membelikan
Joon Young ice cream. Anehnya, Joon
Young tidak memakan ice creamnya sama
sekali. Dan setelah di tanya sama Song
Ah, Joon Young bilang kalau dia sebenarnya jarang makan ice cream. Song Ah makin heran karna dia mengira Joon Young suka ice cream hingga mengajaknya makan ice cream waktu itu.
Dengan
malu, Joon Young jujur kalau itu hanya alasan yang muncul tiba-tiba di
kepalanya agar bisa mengajak Song Ah kencan. Song Ah tersenyum senang dan
bahagia mendengarnya. Saking bahagianya, Song Ah mengecup bibir Joon Young
sesaat. Joon Young kaget dan membalas kecupan tersebut dengan ciuman panjang. Ice cream yang mencair, seolah menjadi
saksi ciuman tersebut.
Uwu
so sweet. Melihat mereka seperti ini
saja, sudah membuat senyum-senyum sendiri.
--
Esok hari,
Song
Ah melihat Joon Young yang sedang berlatih di Ruang Latihan. Saking fokusnya
berlatih, Joon Young sampai tidak sadar kalau Song Ah memperhatikannya sedari
tadi. Begitu Joon Young selesai bermain, Song Ah baru berani masuk dan menyapa.
Saat Joon Young menanyakan pendapatn Song Ah mengenai permainannya, Song Ah
menjawab kalau permainan Joon Young sangat bagus.
“Pujian
itu harus detail,” ujar Joon Young.
“Hah?
Harus detail? Aku beneran nggak tahu harus gimana bilangnya. Hanya… rasanya
seperti… “Woah, jadi ini kemampuan
seorang yang menang kompetisi musik.”,” jelas Song Ah, bingung menjelaskan.
“Apa
itu pujian?”
“Ya,
tentu saja.”
“Kedengarannya
tidak begitu.”
Mereka
berdua malah saling tertawa. Song Ah kemudian teringat sesuatu, barusan dia
melihat Profesor Yoo. Dia jadi ingin tahu bagaimana pengajaran yang prof. Yoo
berikan? Pasti berbeda dari pelajaran profesor lainnya mengingat para muridnya
sangat hebat.
Joon
Young menjawab kalau dia nggak tahu. Prof. Yoo sudah mengajarnya sejak kelas 8,
jadi dia tidak tahu perbedaannya (cara mengajarnya dengan profesor lainnya).
Tapi, prof. Yoo adalah orang yang baik.
“Eiy,
kau tidak terpancing,” komentar Song Ah. “Kalau kau mengatakan hal buruk
mengenai Prof. Yoo, aku akan cerita mengenai Profesor Lee juga,” jelas Song Ah.
“Kalau di pikir-pikir, Dong Yun juga guru yang baik. Mengajariku pasti membuat
kesal, tapi dia tidak pernah tampak jengkel sekalipun.”
Mendengar
Song Ah menyebut nama Dong Yun, Joon Young secara blak-blakan menunjukkan
kecemburuannya. Reaksinya itu malah membuat Song Ah tertawa. Ah, iya, dia
datang juga untuk memberitahu tidak bisa makan malam dengan Joon Young hari
ini.
“Kenapa?”
“Hari
ini adalah ulang tahun salah satu temanku,” jawab Song Ah. “Yoon Dong Yun
sedang dalam perjalanan bisnis dan tidak akan ada hari ini. Jangan cemburu,”
lanjutnya saat melihat ekspresi Joon Young.
Joon
Young tertawa dan menyuruh Song Ah untuk bersenang-senang saja. Song Ah juga akhirnya
pamit karna dia ada kelas.
Setelah
Song Ah keluar, Joon Young memikirkan pertanyaan Song Ah tadi. Mengenai
bagaimana pengajaran prof. Yoo?
Flashback
Dulu, Joon Young sudah pernah berhenti belajar
dari Prof. Yoo, tapi kemudian dia kembali lagi.
“Kenapa kau kembali? Bukankah kau menolak
pelajaranku dan merasa bisa belajar sendiri untuk persiapan mengikuti Kompetisi
Chopin? Kenapa? Setelah gagal di kompetisi di Australia, kau jadi kembali ke
akal sehatmu?” tanya Prof. Yoo, sinis. “Young In tidak tahu masalah ini. Kau
tidak mempercayainya juga karena aku dekat dengannya? Atau… kau takut direktur
Na akan tahu?”
Joon Young hanya tetap diam.
“Joon Young. Kau tidak bisa melakukan apapun
tanpaku. Dan di masa depan pun, demikian. Kau harus membalas budi pada direktur
Na, tapi kau benci belajar dariku. Baiklah. Hanya ada satu pilihan. Menangkan
Kompetisi Chopin. Lalu, kau bisa berhenti kompetisi dan tidak harus melihatku
lagi. Aku akan membiarkannya kali ini. Lupakan hal lain dan hanya bermain
seperti yang ku katakan. Mengerti?”
Joon Young hanya diam. Tidak menjawab. Tapi,
dia sadar kalau dia harus menuruti Prof. Yoo.
--
Sejak hari itu, Joon Young mulai berlatih
seperti Prof. Yoo. Tampaknya, dia merasa frustasi hingga harus meminum
obat.
Tapi, akhirnya, dia menang dalam Kompetisi
Chopin, walaupun bukan juara pertama. Sama seperti yang Prof. Yoo katakan, dia
tidak harus bertemu dengannya lagi. Akan tetapi, karna kemenangannya tersebut,
dia menjadi terkenal sehingga menjadi lebih sibuk dan lebih banyak bermain.
Beberapa agency juga mengontak Young In untuk
membahas mengenai Joon Young. Young In memberitahu Joon Young dan menyuruhnya
memikirkannya dulu sebelum menandatangani kontrak.
“Aku akan tanda tangan kontraknya. Aku ingin
segera pergi,” ujar Joon Young, kala itu.
End
Dan
kini, dia harus kembali belajar pada Prof. Yoo.
--
Song
Ah menghadiri pesta ulang tahun temannya, Min Soo. Mereka juga bergosip
mengenai Dong Yun yang melakukan perjalanan bisnis. Lagi di gosipi, Dong Yun
mendadak muncul. Dia ternyata menyelesaikan pekerjaannya lebih cepat dan
kembali.
Eun
Ji yang hadir malah membahas mengenai kue ulang tahu yang Dong Yun siapkan
waktu itu untuk Song Ah. Kue itu harus di pesan seminggu sebelumnya dan Dong
Yun bahkan pergi ke Jamsil untuk menjemput kue itu. Dong Yun merasa tidak
nyaman dan hendak memotong, tapi Eun Ji terus menceritakannya.
Di
tengah perbincangan, Min Seong menelpon Song Ah. Karna tahu Min Seong yang
menelpon, Eun Ji langsung menyuruh Song Ah menyalakan speaker. Song Ah mau
ngasih tahu Min Seong kalau ponsel dalan keadaan speaker menyala. Eh, Min Seong
malah udah nyerocos duluan membahas Song Ah yang membuat mode dalam mode silent padahal sedang dalam masa
pacaran. Apa Park Joon Young tidak nelepon?
“Min
Seong. Aku lagi menyalakan speaker,” beritahu Song Ah dengan panik.
Min
Seong ikutan panik dan langsung meminta maaf dan mengalihkan dengan bilang
kalau dia sedang otw. Dan seperti
yang di khawatirkan, begitu Min Seong mematikan telepon, semua teman mulai
menginterogasi Song Ah yang pacaran dengan Song Ah. Pas Song Ah mengiyakan,
semua langsung heboh, kecuali Dong Yun.
--
Acara
sudah selesai. Hanya tinggal Dong Yun dan Song Ah yang masih di sana, menunggu
Min Seong yang belum datang juga. Suasana jelas canggung antara Song Ah dengan
Dong Yun. Untuk memecah kecanggungan, Song Ah mengajak Dong Yun untuk minum
(minum bir).
“Sudah
lama sejak kita minum bersama?”
“Benar.
Sudah lama.”
Song
Ah akhirnya bercerita kalau dia tidak kuat minum. Tapi, dulu ketika kuliah
mereka selalu duduk bersama teman-teman dan minum. Dan itu membahagiakan.
Hingga suatu saat, dia mulai menyimpan rahasia yang tidak ingin sampai di
ketahuinya oleh orang lain. Dia mulai takut kalau minum, dia akan mabuk dan
tanpa sadar mengatakan rahasianya itu. Jadi, sejak itu dia mulai sulit untuk
minum.
“Dong
Yun. Aku sangat menyukai Joon Young,” ujar Song Ah.
“Apa
itu jawabanmu? Apa itu jawaban untuk pengakuan cintaku?”
“Aku…
juga menyukaimu. Untuk waktu yang lama. Sangat suka,” akui Song Ah. “Itulah
rahasia yang aku tidak ingin orang-orang tahu. Tapi…”
Ucapan
Song Ah terhenti karna mendengar suara dentingan. Dan ketika dia membalikan
badan, di sana sudah ada Min Seong bersama Joon Young. Min Seong menatapnya
dengan tatapan kecewa dan menahan tangis.
Rahasia
yang sudah di simpan selama ini oleh Song Ah, terungkap!
D O Y O U
L I K E B R A H M S ?