Sinopsis K- Drama : Tale of the Nine Tailed Episode 1 part 2

 


Original Network : tvN

Ji A mengunjungi dokter Gu Shin Joo, dan memperlihatkan bulu yang ditemukannya di pakaian si pengantin. Lalu ketika dia tahu bahwa itu adalah bulu rubah, dia merasa heran, karena setahunya rubah asli sudah punah. Dan Shin Joo tertawa serta menjelaskan bahwa pada tahun 2012, orang- orang mulai berusaha untuk meng-kembangbiakan rubah, juga ada cukup banyak rubah yang di temukan di tempat ramai.


“Jadi, muncul di aula pernikahan di Gangnam bukan apa-apa,” gumam Ji A, menyimpulkan.

“Babi hutan lapar mengamuk di toserba,” balas Shin Joo, memberikan contoh yang hampir mirip.


“Semua rubah Gunung Sobaek punya pelacak GPS. Belum ada yang datang ke Seoul,” keluh Ji A. “Aku asisten sutradara untuk acara hewan selama dua tahun,” jelasnya. “Baiklah. Jadi, dari mana asal ini?” tanyanya, ingin tahu.

Ketika Ji A sudah pergi, Shin Joo bersikap panik dan segera menghubungi seseorang. “Jawablah,” pintanya, berharap.



Lee Yeon duduk di taman dan memperhatikan para pasangan dan keluarga yang sedang berpinik dengan bahagia. Lalu dia teringat perkataan si pengantin tentang cinta. Dan kemudian dia menatap tangannya, ada dua lingkaran hitam di jari telunjuk dan jari tengahnya.


Seorang gadis kecil tidak sengaja melepaskan balon yang dipegangnya, sehingga balon itu terbang jauh ke atas langit. Lalu gadis kecil tersebut menangis. Melihat itu, dengan berbaik hati, Lee Yeon menggunakan kekuatannya untuk menarik balon tersebut kembali.



Seorang pria kecil yang berdiri dibelakang Lee Yeon merasa terkejut serta kagum melihat itu.


Ketika menerima balonnya kembali, si gadis kecil mengucapkan terima kasih kepada Lee Yeon, lalu diapun pergi menuju ke orang tuanya. Dan kemudian si pria kecil mendekati Lee Yeon serta duduk di sebelahnya.


“Apa Anda alien?” tanya si pria kecil dengan kagum. Dan Lee Yeon menjawab tidak. “Lalu Anda apa?”

“Rubah berekor sembilan,” jawab Lee Yeon, jujur.

“Usia Anda lebih dari 100 tahun?” tanya si pria kecil, ingin tahu.

“Sebenarnya, lebih dari 1.000 tahun,” jawab Lee Yeon.

“Tapi apa yang Anda lakukan di sini?”

“Hanya menunggu seseorang. Cinta pertamaku.”

“Kenapa?”

“Karena rubah hanya bisa mencintai satu orang sampai mati.”


Mengetahui itu, si pria kecil menawarkan diri untuk menemani Lee Yeon menunggu. Dan Lee Yeon menolak. Lalu dia mulai menasehati si pria kecil. Hidup manusia itu singkat, jadi berusahalah sebaik mungkin dalam hidup, tapi harus bisa merelakan saat sesuatu tidak tertahankan, seperti orang, cinta, dan lain sebagainya.

“Mengerti?” tanya Lee Yeon, serius.

“Ya!”

Setelah mengatakan itu, Lee Yeon pun berjalan pergi meninggalkan si anak kecil tersebut dengan sikap keren.


Lee Yeon datang ke Kantor Imigrasi Akhirat. Dari luar, tempat itu tampak seperti rumah tingkat satu biasa saja. Namun ketika masuk ke dalam, ternyata tempat itu sangat luas dan tinggi sampai bertingkat- tingkat.


Ketika masuk ke dalam sana, Lee Yeon mencabut brosur kasus yang sudah di selesaikannya. Dan lalu dia mengeluh kepada Taluipa, karena tidak membaca pesan nya barusan. Dan dengan cuek, Taluipa menjawab bahwa dia tidak punya waktu untuk mendengarkan kisah sedih si pengantin, yang dia tahu adalah patuhi peraturan dan tangkap orang yang diperintahkan.



“Sampai kapan aku harus melakukan ini?” bentak Lee Yeon, bertanya.

“Apa kamu sudah gila? Apa mereka menyajikan racun tikus di upacara pernikahan?” balas Taluipa dengan sinis.

“Bagaimana bisa seseorang tidak gila setelah menaati perintah sebagai tentara selama 600 tahun?” keluh Lee Yeon.

“Sebagai tentara? Tidak ada yang memaksamu untuk berhenti menjadi roh gunung dan hidup seperti ini. Kamu yang memilih kehidupan ini sebagai imbalan untuk membangkitkan gadis itu,” balas Taluipa. Lalu dia mengeluarkan kontrak perjanjian antara mereka.



"Aku, Lee Yeon, mantan roh gunung Baekdudaegan, akan menghukum mereka yang mengganggu ketenteraman antara Dunia Hidup dan Akhirat sebagai imbalan untuk membangkitkan A Eum."

Setelah membacakan ulang kontrak tersebut, Taluipa menanyakan keputusan Lee Yeon, mau tetap lanjut kerja atau berhenti. Dan Lee Yeon hanya diam saja. Tidak menerima tanggapan, Taluipa menyalakan api biru di tangan nya dan bersiap untuk membakar kontrak tersebut. Melihat itu, dengan panik, Lee Yeon menghembus api ditangan Taluipa dan berusaha untuk memadamkan nya. Tapi api tersebut tidak mau padam, jika Taluipa tidak mau itu padam.



Puas dengan keputusan Lee Yeon, maka Taluipa pun menyimpan kembali kontrak tersebut. Dan dengan kesal, Lee Yeon mendoakan semoga Taluipa berakhir di neraka. Mendengar itu, Taluipa bersiap untuk memukul Lee Yeon.

“Hati yang baik adalah kunci sendi yang sehat,” kata Lee Yeon, menasehati. Lalu diapun pergi.


Tepat disaat itu, Hyeonuiong : Penjaga Sungai Samdo, datang. Dan dengan sikap akrab, dia mengangkat tangannya untuk bertos dengan Lee Yeon. Tapi Lee Yeon mengabaikan nya. Dan dengan malu, Hyeonuiong mengeluh.

“Sayang!” teriak Hyeonuiong sambil mendekati Taluipa. “Makanlah tteokbokki ini.”

“Selera makanku hilang karena si berengsek itu,” balas Taluipa, melanjutkan perkerjaan nya.


Shin Joo menelpon Lee Yeon dengan panik. Dia menanyai, dimana Lee Yeon sekarang. Karena ini kode merah.

Ji A memeriksa berita mengenai rubah dengan sangat serius. Lalu ketika Rekan Pyo kembali, dia menanyai dengan bersemangat, “Kamu menemukan sesuatu?” tanyanya.

“Entahlah,” jawab Rekan Pyo, tidak terlalu yakin.


Rekan Pyo memperlihatkan rekaman CCTV yang berhasil didapatkannya. Pertama, rekaman ketika Lee Yeon datang ke gedung pernikahan. Diantara beberapa orang yang berlarian tanpa payung untuk menghindari hujan, ada satu orang yang berjalan dengan santai menggunakan payung merah. Kedua, rekaman ketika Lee Yeon meninggalkan gedung pernikahan. Hujan sudah berhenti, tapi Lee Yeon masih memakai payung. Dan Ji A merasa ada yang aneh dengan itu.

“Wajahnya benar-benar tersembunyi di bawah payung,” komentar Team Leader Choi.

“Aku mengerti kenapa dia sendirian saat masuk, tapi kenapa juga sendirian saat keluar?” tanya Ji A, heran.

“Dia tidak bisa ditemukan. Aku memeriksa semua rekaman dari aula pernikahan,” jawab Rekan Pyo.


Mengetahui itu, Ji A merasa semakin heran. Lalu dia teringat akan Lee Yeon yang di lihatnya di gedung pernikahan.



Direstoran. Lee Yeon makan dengan santai dan lahap. Sementara Shin Joo sibuk menasehatinya, supaya berhati- hati dan jangan sampai ketahuan.


Setelah selesai makan dan bersiap untuk membayar, Shin Joo menemukan sesuatu yang mengejutkan. Foto Lee Yeon yang memakai payung merah di pasang dimedia dengan judul 'Menyingkap Legenda Urban'.


“Mungkin sebaiknya kamu tidak membawa payung itu untuk sementara,” kata Pemilik restoran, menyarankan.

“Ini? Tidak,” balas Lee Yeon, menolak. “Katakan pada manusia itu untuk menangkapku jika dia bisa,” katanya dengan penuh percaya diri. Dan mendengar itu, Shin Joo dan pemilik restoran merasa terkejut.



Ji A bertemu dengan narasumber Lee Rang yang mengaku bahwa dia memiliki informasi mengenani Lee Yeon. Dengan sikap culun serta polos Lee Rang memberitahu Ji A bahwa Lee Yeon adalah monster yang tidak akan menua ataupun mati. Mendengar itu, Ji A kurang bisa percaya dan dia mulai menanyai berbagai pertanyaan, seperti apa pekerjaan Lee Rang, dimana kampung halaman Lee Rang, dan sebagainya. Dan dengan mudah, Lee Rang menjawab semua pertanyaan itu.

“Latar belakangmu tidak sesuai dengan sepatumu. Siswa macam apa yang mampu membeli sepatu seharga 4.000 dolar?” tanya Ji A, menyadari kalau Lee Rang berbohong padanya. “Kamu tidak punya aksen dari Yeongam, Provinsi Jeolla Selatan. Itu memberitahuku bahwa sebaiknya aku tidak membuang-buang waktuku,” katanya. Lalu diapun berniat untuk pergi saja.


“Yeou Gogae,” kata Lee Rang, menghentikan Ji A. “Di sanalah aku melihatnya.”

“Bagaimana aku bisa memercayai sesuatu dari orang tidak dikenal?” tanya Ji A, ragu.

“Kamu bisa memeriksanya sendiri,” balas Lee Rang sambil tersenyum.


Ketika masuk ke dalam tempat parkir, Lee Rang tersenyum semakin cermelang. Penuh dengan kepercayaan diri. Dan pakaian culunnya berubah menjadi keren.



“Astaga, aku salah memilih sepatu. Dia langsung menyadarinya,” kata Lee Rang, bercerita kepada Ki Yoo Ri yang sedari tadi menunggu di dalam mobil.

“Tapi kenapa kamu tersenyum?” tanya Yoo Ri, heran.

“Aku menyukainya,” jawab Lee Rang. “Aku menyukainya dari kepala sampai kaki.”

“Kalau begitu, haruskah kita memakannya dari kepala sampai kaki?” tanya Yoo Ri, bersemangat.

“Jangan sekarang.”


Lee Yeon membeli semangkuk kecil ek rim cokelat mint. Dan karena Lee Yeon sering berbelanja disana, maka pelayan café memberikan lebih banyak es krim untuk Lee Yeon. Tapi Lee Yeon sama sekali tidak merasa senang, kaerna dia tidak suka berhutang pada seseorang.


Lee Rang yang parkir diluar café menelpon Lee Yeon dan mengajaknya untuk bertemu. Tapi Lee Yeon menolak dengan alasan sibuk. Dan Lee Rang membalas bahwa dia tahu Lee Yeon berbohong. Mendengar itu, Lee Yeon melihat ke sekelilingnya, tapi tidak menemukan Lee Rang. Dan Lee Rang tertawa.


“Usiamu 600 tahun. Berhentilah bersikap seperti anak kecil,” kata Lee Yeon dengan malas.

“Kamu akan menyesalinya,” balas Lee Rang. Dan Lee Yeon langsung menjawab tidak. “Kamu masih menunggu pacarmu yang sudah mati? Aku mendengar rumor menarik. Haruskah kuberi tahu apa itu?” tanyanya.


Mendengar itu, Lee Yeon langsung bersikap serius. “Jangan macam-macam denganku.”

“Jika kamu ingin tahu, temuilah aku.”

Lee Rang : “Malam ini, pergilah ke tempat yang kuberi tahu dan naik bus. Tapi aku punya satu syarat. Kamu harus datang sendirian.”


Ji A mengikuti perkataan Lee Rang sebelumnya. Dia datang sendirian ke halte bus. Dia datang dengan membawa buku catatannya dan juga handycam. Dan sambil duduk menunggu bus datang, dia mengobrol dengan siswi sekolah yang duduk disebelah nya.


Kemudian ketika bus sudah datang, seorang pemabuk mengikuti Ji A dan berpura- pura jatuh. Dan Ji A pun segera membantunya. Namun dia terkejut ketika melihat satu mata pengemis tersebut tidak ada.


“Anda akan naik bus atau tidak?” teriak supir bus, bertanya.

“Aku akan naik. Tunggu sebentar,” jawab Ji A. “Berdirilah. Aku akan membawa Anda ke rumah sakit,” katanya sambil membantu si pemabuk untuk berdiri.

“Lepaskan aku!” bentak si pemabuk.




Tidak tahan menunggu Ji A, si supir bus pun bertanya lagi. Dan karena si pemabuk tidak mau dibantu, maka Ji A pun ingin meninggalkannya dan masuk ke dalam bus. Tapi si pemabuk malah memeluk kaki nya dan menahan kakinya. Sehingga bus tersebut pun berjalan pergi.

Tepat ketika bus telah pergi, Ji A baru menyadari kalau Lee Yeon juga ada didalam bus tersebut. “Itu dia.”



Bus memasuki wilayah Yeou Gogae. Lalu masuk ke dalam sebuah terowongan. Awalnya semua baik- baik saja, tapi tiba- tiba semua lampu didalam bus mati dan bus masuk ke dalam kegelapan.


Ji A mengendong si pemabuk untuk pulang. Dan dia merasa sangat kesulitan untuk mengendong si pemabuk yang ternyata sangat berat. “Aneh sekali. Dia berat sekali. Aku bahkan tidak bisa mendengarnya bernafas.”

Ji A mulai merasa ada sesuatu yang aneh. “Pak,” panggilnya dengan gugup. “Itu... Sakit. Tolong... Tangan Anda...” keluhnya dengan kelelahan.


Lee Yeon berdiri dari tempat nya dan berjalan ke arah si siswi sekolah yang duduk di bangku paling belakang. Dan melihat Lee Yeon, dia merasa sangat panik. Kemudian saat Lee Yeon ingin menyerang nya, dia menjerit.


Ketika sudah selesai mengantarkan si pemabuk, Ji A menasehati si pemabuk untuk mengurangi meminum alkohol. Karena si pemabuk sangat berat sekali.

“Jangan pikir aku akan memujimu untuk ini. Aku sudah membalasmu,” kata si pemabuk dengan sikap misterius. Dan Ji A tidak mengerti.

Bus berjalan tidak menentu dan kemudian menabrak pembatas jalan.


Ketika sebuah taksi lewat, Ji A langsung menghentikannya. “Tolong ikuti rute bus nomor 1002,” pintanya. Tapi kemudian dia merasa heran, kemana si pemabuk barusan itu pergi. “Pak, Anda melihat pria tua yang ada di belakangku tadi?” tanyanya kepada si supir taksi.

“Siapa maksudmu? Hanya kamu yang kulihat.”

Mendengar itu, Ji A merasa heran dan menatap pohon di dekatnya. Lalu dengan ngeri, dia segera masuk ke dalam taksi dan pergi darisana.


Didekat pohon ada satu gelas dan sebotol soju. Lalu ada sebuah patung kayu yang mata sebelahnya terluka. Itulah si pemabuk barusan.


Ji A merasa terkejut, ketika menemukan bus barusan mengalami kecelakaan. Lalu dia teringat akan kenangan nya dulu, kenangan saat dia dan orang tua nya juga mengalami kecelakaan di jalan yang sama seperti sekarang.


Mengingat kenangan tersebut, Ji A masuk ke dalam bus dan memeriksa setiap penumpang. Dia berusaha membangunkan setiap penumpang di dalam. Tapi ternyata hanya ada satu penumpang saja yang selamat dari kecelakaan ini. Yaitu si siswi sekolah yang di temuinya saat menunggu di halte bus.




Lee Yeon berjalan pulang di tengah hujan dengan langkah yang tidak tegap dan tangan berdarah.

Post a Comment

Previous Post Next Post