Original Network : tvN
Ji A mengunjungi dokter Gu Shin Joo, dan memperlihatkan bulu yang ditemukannya di pakaian si pengantin. Lalu ketika dia tahu bahwa itu adalah bulu rubah, dia merasa heran, karena setahunya rubah asli sudah punah. Dan Shin Joo tertawa serta menjelaskan bahwa pada tahun 2012, orang- orang mulai berusaha untuk meng-kembangbiakan rubah, juga ada cukup banyak rubah yang di temukan di tempat ramai.
“Jadi,
muncul di aula pernikahan di Gangnam bukan apa-apa,” gumam Ji A, menyimpulkan.
“Babi hutan
lapar mengamuk di toserba,” balas Shin Joo, memberikan contoh yang hampir
mirip.
“Semua rubah
Gunung Sobaek punya pelacak GPS. Belum ada yang datang ke Seoul,” keluh Ji A.
“Aku asisten sutradara untuk acara hewan selama dua tahun,” jelasnya. “Baiklah.
Jadi, dari mana asal ini?” tanyanya, ingin tahu.
Ketika Ji A
sudah pergi, Shin Joo bersikap panik dan segera menghubungi seseorang.
“Jawablah,” pintanya, berharap.
Lee Yeon
duduk di taman dan memperhatikan para pasangan dan keluarga yang sedang
berpinik dengan bahagia. Lalu dia teringat perkataan si pengantin tentang
cinta. Dan kemudian dia menatap tangannya, ada dua lingkaran hitam di jari
telunjuk dan jari tengahnya.
Seorang
gadis kecil tidak sengaja melepaskan balon yang dipegangnya, sehingga balon itu
terbang jauh ke atas langit. Lalu gadis kecil tersebut menangis. Melihat itu,
dengan berbaik hati, Lee Yeon menggunakan kekuatannya untuk menarik balon
tersebut kembali.
Seorang pria
kecil yang berdiri dibelakang Lee Yeon merasa terkejut serta kagum melihat itu.
Ketika menerima balonnya kembali, si gadis kecil mengucapkan terima kasih kepada Lee Yeon, lalu diapun pergi menuju ke orang tuanya. Dan kemudian si pria kecil mendekati Lee Yeon serta duduk di sebelahnya.
“Apa Anda
alien?” tanya si pria kecil dengan kagum. Dan Lee Yeon menjawab tidak. “Lalu
Anda apa?”
“Rubah
berekor sembilan,” jawab Lee Yeon, jujur.
“Usia Anda
lebih dari 100 tahun?” tanya si pria kecil, ingin tahu.
“Sebenarnya,
lebih dari 1.000 tahun,” jawab Lee Yeon.
“Tapi apa
yang Anda lakukan di sini?”
“Hanya
menunggu seseorang. Cinta pertamaku.”
“Kenapa?”
“Karena
rubah hanya bisa mencintai satu orang sampai mati.”
Mengetahui
itu, si pria kecil menawarkan diri untuk menemani Lee Yeon menunggu. Dan Lee
Yeon menolak. Lalu dia mulai menasehati si pria kecil. Hidup manusia itu
singkat, jadi berusahalah sebaik mungkin dalam hidup, tapi harus bisa merelakan
saat sesuatu tidak tertahankan, seperti orang, cinta, dan lain sebagainya.
“Mengerti?”
tanya Lee Yeon, serius.
“Ya!”
Setelah
mengatakan itu, Lee Yeon pun berjalan pergi meninggalkan si anak kecil tersebut
dengan sikap keren.
Lee Yeon
datang ke Kantor Imigrasi Akhirat. Dari luar, tempat itu tampak seperti rumah
tingkat satu biasa saja. Namun ketika masuk ke dalam, ternyata tempat itu
sangat luas dan tinggi sampai bertingkat- tingkat.
Ketika masuk
ke dalam sana, Lee Yeon mencabut brosur kasus yang sudah di selesaikannya. Dan
lalu dia mengeluh kepada Taluipa, karena tidak membaca pesan nya barusan. Dan
dengan cuek, Taluipa menjawab bahwa dia tidak punya waktu untuk mendengarkan
kisah sedih si pengantin, yang dia tahu adalah patuhi peraturan dan tangkap
orang yang diperintahkan.
“Sampai
kapan aku harus melakukan ini?” bentak Lee Yeon, bertanya.
“Apa kamu
sudah gila? Apa mereka menyajikan racun tikus di upacara pernikahan?” balas
Taluipa dengan sinis.
“Bagaimana
bisa seseorang tidak gila setelah menaati perintah sebagai tentara selama 600
tahun?” keluh Lee Yeon.
“Sebagai
tentara? Tidak ada yang memaksamu untuk berhenti menjadi roh gunung dan hidup
seperti ini. Kamu yang memilih kehidupan ini sebagai imbalan untuk
membangkitkan gadis itu,” balas Taluipa. Lalu dia mengeluarkan kontrak
perjanjian antara mereka.
"Aku, Lee Yeon, mantan roh
gunung Baekdudaegan, akan menghukum mereka yang mengganggu ketenteraman antara
Dunia Hidup dan Akhirat sebagai imbalan untuk membangkitkan A Eum."
Setelah
membacakan ulang kontrak tersebut, Taluipa menanyakan keputusan Lee Yeon, mau
tetap lanjut kerja atau berhenti. Dan Lee Yeon hanya diam saja. Tidak menerima
tanggapan, Taluipa menyalakan api biru di tangan nya dan bersiap untuk membakar
kontrak tersebut. Melihat itu, dengan panik, Lee Yeon menghembus api ditangan
Taluipa dan berusaha untuk memadamkan nya. Tapi api tersebut tidak mau padam,
jika Taluipa tidak mau itu padam.
Puas dengan
keputusan Lee Yeon, maka Taluipa pun menyimpan kembali kontrak tersebut. Dan
dengan kesal, Lee Yeon mendoakan semoga Taluipa berakhir di neraka. Mendengar
itu, Taluipa bersiap untuk memukul Lee Yeon.
“Hati yang
baik adalah kunci sendi yang sehat,” kata Lee Yeon, menasehati. Lalu diapun
pergi.
Tepat disaat
itu, Hyeonuiong : Penjaga Sungai Samdo, datang. Dan dengan sikap akrab, dia
mengangkat tangannya untuk bertos dengan Lee Yeon. Tapi Lee Yeon mengabaikan
nya. Dan dengan malu, Hyeonuiong mengeluh.
“Sayang!”
teriak Hyeonuiong sambil mendekati Taluipa. “Makanlah tteokbokki ini.”
“Selera
makanku hilang karena si berengsek itu,” balas Taluipa, melanjutkan perkerjaan
nya.
Shin Joo
menelpon Lee Yeon dengan panik. Dia menanyai, dimana Lee Yeon sekarang. Karena
ini kode merah.
Ji A
memeriksa berita mengenai rubah dengan sangat serius. Lalu ketika Rekan Pyo
kembali, dia menanyai dengan bersemangat, “Kamu menemukan sesuatu?” tanyanya.
“Entahlah,”
jawab Rekan Pyo, tidak terlalu yakin.
Rekan Pyo
memperlihatkan rekaman CCTV yang berhasil didapatkannya. Pertama, rekaman
ketika Lee Yeon datang ke gedung pernikahan. Diantara beberapa orang yang
berlarian tanpa payung untuk menghindari hujan, ada satu orang yang berjalan
dengan santai menggunakan payung merah. Kedua, rekaman ketika Lee Yeon
meninggalkan gedung pernikahan. Hujan sudah berhenti, tapi Lee Yeon masih
memakai payung. Dan Ji A merasa ada yang aneh dengan itu.
“Wajahnya
benar-benar tersembunyi di bawah payung,” komentar Team Leader Choi.
“Aku
mengerti kenapa dia sendirian saat masuk, tapi kenapa juga sendirian saat
keluar?” tanya Ji A, heran.
“Dia tidak
bisa ditemukan. Aku memeriksa semua rekaman dari aula pernikahan,” jawab Rekan
Pyo.
Mengetahui
itu, Ji A merasa semakin heran. Lalu dia teringat akan Lee Yeon yang di lihatnya
di gedung pernikahan.
Direstoran.
Lee Yeon makan dengan santai dan lahap. Sementara Shin Joo sibuk menasehatinya,
supaya berhati- hati dan jangan sampai ketahuan.
Setelah
selesai makan dan bersiap untuk membayar, Shin Joo menemukan sesuatu yang
mengejutkan. Foto Lee Yeon yang memakai payung merah di pasang dimedia dengan
judul 'Menyingkap Legenda Urban'.
“Mungkin
sebaiknya kamu tidak membawa payung itu untuk sementara,” kata Pemilik
restoran, menyarankan.
“Ini?
Tidak,” balas Lee Yeon, menolak. “Katakan pada manusia itu untuk menangkapku
jika dia bisa,” katanya dengan penuh percaya diri. Dan mendengar itu, Shin Joo
dan pemilik restoran merasa terkejut.
Ji A bertemu
dengan narasumber Lee Rang yang mengaku bahwa dia memiliki informasi mengenani
Lee Yeon. Dengan sikap culun serta polos Lee Rang memberitahu Ji A bahwa Lee
Yeon adalah monster yang tidak akan menua ataupun mati. Mendengar itu, Ji A
kurang bisa percaya dan dia mulai menanyai berbagai pertanyaan, seperti apa
pekerjaan Lee Rang, dimana kampung halaman Lee Rang, dan sebagainya. Dan dengan
mudah, Lee Rang menjawab semua pertanyaan itu.
“Latar
belakangmu tidak sesuai dengan sepatumu. Siswa macam apa yang mampu membeli
sepatu seharga 4.000 dolar?” tanya Ji A, menyadari kalau Lee Rang berbohong
padanya. “Kamu tidak punya aksen dari Yeongam, Provinsi Jeolla Selatan. Itu
memberitahuku bahwa sebaiknya aku tidak membuang-buang waktuku,” katanya. Lalu
diapun berniat untuk pergi saja.
“Yeou
Gogae,” kata Lee Rang, menghentikan Ji A. “Di sanalah aku melihatnya.”
“Bagaimana
aku bisa memercayai sesuatu dari orang tidak dikenal?” tanya Ji A, ragu.
“Kamu bisa
memeriksanya sendiri,” balas Lee Rang sambil tersenyum.
Ketika masuk
ke dalam tempat parkir, Lee Rang tersenyum semakin cermelang. Penuh dengan
kepercayaan diri. Dan pakaian culunnya berubah menjadi keren.
“Astaga, aku
salah memilih sepatu. Dia langsung menyadarinya,” kata Lee Rang, bercerita
kepada Ki Yoo Ri yang sedari tadi menunggu di dalam mobil.
“Tapi kenapa
kamu tersenyum?” tanya Yoo Ri, heran.
“Aku
menyukainya,” jawab Lee Rang. “Aku menyukainya dari kepala sampai kaki.”
“Kalau
begitu, haruskah kita memakannya dari kepala sampai kaki?” tanya Yoo Ri,
bersemangat.
“Jangan
sekarang.”
Lee Yeon
membeli semangkuk kecil ek rim cokelat mint. Dan karena Lee Yeon sering
berbelanja disana, maka pelayan café memberikan lebih banyak es krim untuk Lee
Yeon. Tapi Lee Yeon sama sekali tidak merasa senang, kaerna dia tidak suka
berhutang pada seseorang.
Lee Rang
yang parkir diluar café menelpon Lee Yeon dan mengajaknya untuk bertemu. Tapi
Lee Yeon menolak dengan alasan sibuk. Dan Lee Rang membalas bahwa dia tahu Lee
Yeon berbohong. Mendengar itu, Lee Yeon melihat ke sekelilingnya, tapi tidak
menemukan Lee Rang. Dan Lee Rang tertawa.
“Usiamu 600
tahun. Berhentilah bersikap seperti anak kecil,” kata Lee Yeon dengan malas.
“Kamu akan
menyesalinya,” balas Lee Rang. Dan Lee Yeon langsung menjawab tidak. “Kamu
masih menunggu pacarmu yang sudah mati? Aku mendengar rumor menarik. Haruskah
kuberi tahu apa itu?” tanyanya.
Mendengar
itu, Lee Yeon langsung bersikap serius. “Jangan macam-macam denganku.”
“Jika kamu
ingin tahu, temuilah aku.”
Lee Rang : “Malam ini, pergilah ke tempat
yang kuberi tahu dan naik bus. Tapi aku punya satu syarat. Kamu harus datang
sendirian.”
Ji A
mengikuti perkataan Lee Rang sebelumnya. Dia datang sendirian ke halte bus. Dia
datang dengan membawa buku catatannya dan juga handycam. Dan sambil duduk
menunggu bus datang, dia mengobrol dengan siswi sekolah yang duduk disebelah
nya.
Kemudian
ketika bus sudah datang, seorang pemabuk mengikuti Ji A dan berpura- pura
jatuh. Dan Ji A pun segera membantunya. Namun dia terkejut ketika melihat satu
mata pengemis tersebut tidak ada.
“Anda akan
naik bus atau tidak?” teriak supir bus, bertanya.
“Aku akan
naik. Tunggu sebentar,” jawab Ji A. “Berdirilah. Aku akan membawa Anda ke rumah
sakit,” katanya sambil membantu si pemabuk untuk berdiri.
“Lepaskan
aku!” bentak si pemabuk.
Tidak tahan
menunggu Ji A, si supir bus pun bertanya lagi. Dan karena si pemabuk tidak mau
dibantu, maka Ji A pun ingin meninggalkannya dan masuk ke dalam bus. Tapi si
pemabuk malah memeluk kaki nya dan menahan kakinya. Sehingga bus tersebut pun
berjalan pergi.
Tepat ketika
bus telah pergi, Ji A baru menyadari kalau Lee Yeon juga ada didalam bus
tersebut. “Itu dia.”
Bus memasuki
wilayah Yeou Gogae. Lalu masuk ke dalam sebuah terowongan. Awalnya semua baik-
baik saja, tapi tiba- tiba semua lampu didalam bus mati dan bus masuk ke dalam
kegelapan.
Ji A
mengendong si pemabuk untuk pulang. Dan dia merasa sangat kesulitan untuk
mengendong si pemabuk yang ternyata sangat berat. “Aneh sekali. Dia berat sekali. Aku bahkan tidak bisa mendengarnya
bernafas.”
Ji A mulai
merasa ada sesuatu yang aneh. “Pak,” panggilnya dengan gugup. “Itu... Sakit.
Tolong... Tangan Anda...” keluhnya dengan kelelahan.
Lee Yeon
berdiri dari tempat nya dan berjalan ke arah si siswi sekolah yang duduk di
bangku paling belakang. Dan melihat Lee Yeon, dia merasa sangat panik. Kemudian
saat Lee Yeon ingin menyerang nya, dia menjerit.
Ketika sudah
selesai mengantarkan si pemabuk, Ji A menasehati si pemabuk untuk mengurangi
meminum alkohol. Karena si pemabuk sangat berat sekali.
“Jangan
pikir aku akan memujimu untuk ini. Aku sudah membalasmu,” kata si pemabuk
dengan sikap misterius. Dan Ji A tidak mengerti.
Bus berjalan
tidak menentu dan kemudian menabrak pembatas jalan.
Ketika
sebuah taksi lewat, Ji A langsung menghentikannya. “Tolong ikuti rute bus nomor
1002,” pintanya. Tapi kemudian dia merasa heran, kemana si pemabuk barusan itu
pergi. “Pak, Anda melihat pria tua yang ada di belakangku tadi?” tanyanya
kepada si supir taksi.
“Siapa
maksudmu? Hanya kamu yang kulihat.”
Mendengar
itu, Ji A merasa heran dan menatap pohon di dekatnya. Lalu dengan ngeri, dia
segera masuk ke dalam taksi dan pergi darisana.
Didekat pohon ada satu gelas dan sebotol soju. Lalu ada sebuah patung kayu yang mata
sebelahnya terluka. Itulah si pemabuk barusan.
Ji A merasa
terkejut, ketika menemukan bus barusan mengalami kecelakaan. Lalu dia teringat
akan kenangan nya dulu, kenangan saat dia dan orang tua nya juga mengalami
kecelakaan di jalan yang sama seperti sekarang.
Mengingat
kenangan tersebut, Ji A masuk ke dalam bus dan memeriksa setiap penumpang. Dia
berusaha membangunkan setiap penumpang di dalam. Tapi ternyata hanya ada satu
penumpang saja yang selamat dari kecelakaan ini. Yaitu si siswi sekolah yang di
temuinya saat menunggu di halte bus.
Lee Yeon
berjalan pulang di tengah hujan dengan langkah yang tidak tegap dan tangan
berdarah.