Sinopsis K- Drama : Tale of the Nine Tailed Episode 6 part 1

 





Original Network : tvN

Lee Yeon dan Ji A bertemu di atas jembatan. Sambil tersenyum, Ji A menanyai, kemana saja Lee Yeon barusan. Dan tanpa mengatakan apapun, Lee Yeon menuju ke arah Ji A dan menciumnya.


Ji A menutup matanya dan menikmati ciuman tersebut. Tapi kemudian dia tersadar dan mendorong Lee Yeon menjauh darinya. “Apa itu aku?Ataumendiang cinta pertamamu?” tanya nya. Dan Lee Yeon tidak bisa menjawab. “Tampaknya yang terakhir.”

“Aku …”


“Aku bukan bayangan orang yang kamu cari.Jadi, putuskan sekarang juga.Entah kamu mempertahankan masa lalumu yang sudah kedaluwarsa, atau … “ kata Ji A, memberikan pilihan.

“Atau apa?”

“Lihat aku sebagaimana adanya,” tegas Ji A sambil menyentuh pipi Lee Yeon dengan lembut. “Aku tahu wajahku tidak buruk untuk dilihat,” candanya sedikit.

Mendengar itu, Lee Yeon tersenyum. Dan Ji A pun ikut tersenyum juga.

"Bab 6: Empat Pilar Takdir"

Rekan Kim merasa sangat penasaran, ada hubungan apa antara Ji A dan pria keren seperti Lee Yeon. Jadi diapun mengirimkan banyak pesan kepada Ji A.

“Nona Kim, beri tahu hatimu agar sadar,” komentara rekan Pyo, menasehati.


Untuk menghilangkan rasa canggung yang dirasakannya, Ji A pun membahas tentang cuaca panas sekarang. Dan Lee Yeon kemudian menceritakan tentang dirinya. Dia sangat menyukai musim panas, karena ini adalah musim saat hutan paling ramai. Setiap bunga dan pohon mendapatkan cukup sinar matahari, hujan, dan angin. Kecuali tanaman- tanaman yang berada di kota, karena sinar matahari yang dinikmati tergantung pada lantai tempat tinggal mereka.

“Sama halnya dengan manusia dan tanaman. Menerima lebih banyak sinar matahari menjadikan kita lebih sehat,” komentar Ji A. Dan Lee Yeon memujinya, karena cukup jeli juga.



“Kenapa kamu menghindari kontak mata denganku?” tanya Lee Yeon, memperhatikan Ji A. Dan Ji A berpura- pura tidak ada melakukan itu. “Sekarang pun kamu melihat melewati bahuku.”

“Lihat, aku melihat ikan karper di air,” kata Ji A, mengalihkan pembicaraan.


“Manis sekali,” puji Lee Yeon sambil menatap Ji A. Tapi Ji A tidak menyadari itu.

Ji A kemudian akhirnya menyadari kalau Lee Yeon terus menatap nya. Dan Lee Yeon menjawab bahwa dia menatap Ji A, karena Ji A yang menyuruhnya barusan.


“Cukup. Berhentilah melihatku,” kata Ji A, merasa malu. Lalu dia memegang pipinya yang terasa panas. Dan kemudian dengan gugup, diapun berjalan pergi duluan. “Sial. Seharusnya aku tidak mengatakan itu tadi.”

“Tunggu aku,” panggil Lee Yeon sambil mengikuti Ji A.

Menyadari kalau Lee Yeon mengikutinya, Ji A tersenyum diam- diam dengan perasaan senang.


Rekan Pyo merasa seperti pernah melihat Lee Yeon ntah dimana, tapi dia tidak ingat. Lalu ketika Team Leader Choi datang, mereka kembali menggosipi, ada hubungan apa antara Ji A dan Lee Yeon.


“Kalau aku jujur, dia terlihat seperti gigolo,” komentar Team Leader Choi, merasa dirinya sendiri yang paling keren.

“Kamu ingin menyakini bahwa hidup ini tidak adil,” balas rekan Kim sambil memberikan cermin. Dan dengan kesal, Team Leader Choi membentak dan menyuruh mereka untuk lanjut bekerja.



Lee Yeon menceritakan tentang Gurbenur kepada Ji A. Gurbenur adalah salah satu dari empat roh gunung juga, dia memakai kulit manusia, tapi tidak ada orang di dalamnya, dan dia tahu dimana kedua orang tua Ji A berada. Dan mengetahui itu, Ji A merasa bersemangat serta terkesan dengan si Gurbenur.

“Jangan lupa kamu juga bersama roh gunung,” kata Lee Yeon, membanggakan dirinya.

“Ah, Benar. Mantan roh gunung. Kamu diusir, bukan?” balas Ji A.

“Aku merelakan posisiku atas keinginanku sendiri. Mungkin terdengar seperti pamer karena aku yang mengatakannya, tapi tiga lainnya adalah roh-roh kecil. Aku? Aku tuan Baekdudaegan,’ balas Lee Yeon.

“Baiklah,” balas Ji A, mengerti.


Lee Yeon kemudian menjelaskan kepada Ji A bahwa di tempat wisata ini banyak berkumpul makhluk- makhluk mistis. Mereka berbaur dengan para turis. Jadi mereka hanya perlu bersenang- senang saja, nanti si Gurbenur akan ketemu dengan sendirinya.

“Peramal ada di sana. Ayo,” ajak Lee Yeon.


Ditempat peramal. Lee Yeon dan Ji A membayar biaya 20 dolar, mereka ingin melihat kehidupan mereka di masa lampau. Walaupun Lee Yeon tidak percaya dengan si peramal, tapi karena Ji A tampak tertarik, maka diapun membiarkannya.

Si peramal menggunakan aplikasi di ponsel untuk menramal. Dengan cara mengambil foto Lee Yeon serta Ji A. “Di kehidupanmu lampau, kamu anggota keluarga kerajaan. Kamu seorang putri,” katanya kepada Ji A.


“Itu memberitahumu hal itu? Lalu bagaimana denganku?” tanya Lee Yeon dengan bersemangat dan rasa kagum.

“Kamu … Mari kita lihat. Astaga, kamu buruh dalam kehidupan lampau. Kamu tewas saat membangun Jembatan Hangang,” jawab si peramal. Dan Lee Yeon merasa kesal, karena jelas sekali si peramal berbohong.


Ketika Lee Yeon dan Ji A ingin pergi, si peramal menghentikan mereka berdua. “Sebaiknya kalian tidak bersama. Jika kalian bersama, salah satu dari kalian akan mati. Kalian berdua seharusnya tidak bertemu,” katanya dengan serius.


Lee Rang berada ditempat wisata juga. Sambil membeli jajanan, dia menanyai si penjual dimana tempat untuk meramal. Dan si penjual pun menunjukkan jalannya kepada Lee Rang.

“Apa tidak ada taksi di sini?” tanya Lee Rang, merasa kepanasan.

“Tidak, tapi ada itu di sana,” jawab si penjual sambil menunjuk ke arah taksi zaman dahulu yang menggunakan tenaga manusia untuk mengangkat tempat duduk.


Dengan santai, Lee Rang menaiki taksi itu. Dan dia bersikap seperti seorang bangsawan kelas atas.



Lee Yeon mengakui bahwa dia merasa terganggu dengan perkataan si peramal. Dan Ji A lalu menceritakan tentang kisah temannya. Temannya dan pasangannya, mereka berdua pergi meramal, dan dikatakan bahwa mereka berdua akan hidup bahagia selamanya, tapi pada akhirnya, kurang dari setahun, mereka sudah bercerai. Mendengar cerita itu, Lee Yeon jadi merasa agak lega.

“Lagi pula, aku tidak percaya hal-hal seperti itu,” aku Ji A.


Tepat disaat itu, sebuah anak panah tiba- tiba melesat ke arah mereka berdua. Untungnya Lee Yeon bisa bereaksi dengan cepat, sehingga panah itu tidak mengenai mereka.

Dipanah tersebut terdapat sebuah surat. “Temui aku di kantor pemerintahan.” Ternyata itu adalah surat dari Gurbenur, dan Lee Yeon mengajak Ji A untuk segera ke sana.


Tepat ketika Lee Yeon dan Ji A pergi, Lee Rang sampai di tempat si peramal.



Lee Rang menyapa si peramal. Ternyata si peramal bukanlah orang biasa ataupun penipu, melainkan dia adalah makhluk yang luar biasa, dan dia memiliki mata berwarna putih tanpa pupil mata. Ketika si peramal menyebutkan bahwa barusan ada rubah lain yang datang, Lee Rang mencium bau di udara dan mengetahui kalau yang datang barusan pasti adalah Lee Yeon. Kemudian dia mulai memberitahukan maksud kedatangan nya kepada si peramal. Dia menginginkan sebuah benda yang bisa membantu melihat kehidupan lampau, yaitu Alis Macan.





Mendengar permintaan itu, si peramal mulai mencari barang yang Lee Rang inginkan didalam sebuah tas ajaib miliknya. Dan dia berhasil menemukan alis macan yang Lee Rang inginkan. Tapi barang itu tidak gratis.

Lee Rang mengerti. Dan dia memberikan sekoper uang sebagai bayaran untuk Alis Macan. Menghirup aroma uang banyak tersebut, si peramal merasa bersemangat. Tapi kemudian dia mengejek Lee Rang. “Astaga, dasar bodoh. Menurutmu kenapa barang-barang ini menghilang?” jelas nya. Lalu barang yang di pegangnya menghilang lagi.

Mendengar itu, Lee Rang merasa bingung harus bagaimana untuk mendapatkan Alis Macan.


Lee Yeon dan Ji A sampai ditempat si Gurbenur. Ketika mereka bertemu si Gurbenur, Lee Yeon langsung membicarakan tujuan kedatangannya. “Aku datang untuk mencari seseorang. Yeou Gogae berada di bawah yurisdiksimu, bukan?”

“Kamu melakukan hal itu untuk manusia?” tanya si Gurbenur sambil memperhatikan Ji A.

“Aku bahkan bersedia melakukan lebih,” jawab Lee Yeon dengan serius sambil menatap Ji A.


Si Gurbenur menolak untuk membantu Lee Yeon. Sebab Lee Yeon ada membunuh saudari rubahnya, tepat di hari saudari rubah nya akan menikah. Dan Lee Yeon membalas bahwa dialah yang telah membantu si saudari untuk bersembunyi sebelumnya, bahkan setelah si saudari memakan banyak hati. Namun si Gurbenur tetap tidak merasa senang terhadap perbuatan Lee Yeon.

“Aku hanya memburu mereka yang menimbulkan kekacauan di dunia ini dan tidak layak hidup di antara manusia,” jelas Lee Yeon dengan tegas. “Kamu dan aku memilih jalan yang berbeda.”

“Kalau begitu, tidak ada yang bisa kukatakan kepadamu,” balas si Gurbenur.

“Aku datang untuk mendapatkan keinginanku,” kata Lee Yeon, tidak peduli.


Si Gurbenur memanggil para bawahannya. Dan para bawahan si Gurbenur datang serta menggelilingi Lee Yeon serta Ji A. Juga mereka menutup pintu gerbang. Sementara si Gurbenur, dia duduk dengan santai di tahkta nya.


“Sekarang, kamu harus fokus untuk bertahan hidup,” jelas si Gurbenur dengan serius. Dan Lee Yeon mengerti.


Lee Rang berniat untuk merebut Alis Macan secara paksa. Dan si peramal sama sekali tidak takut, karena jika Lee Rang melakukan itu, maka Lee Rang akan terhisap masuk ke dalam tas ajaibnya.

“Lalu apa yang kamu inginkan?” tanya Lee Rang.

“Mari bertukar. Beri aku sesuatu yang paling berarti bagimu sebagai gantinya,” jawab si peramal.

“Sesuatu yang paling berarti bagiku?” gumam Lee Rang, berpikir keras.

Lee Yeon membawa Ji A ke posisi yang aman dan menyuruh Ji A untuk menunggu nya. Dan Ji A mengerti, lalu dia mengingatkan Lee Yeon untuk jangan sampai terluka. Dan Lee Yeon memberikan tanda oke.


Dengan sikap keren dan hebat, Lee Yeon menjatuhkan satu persatu bawahan si Gurbenur. Tapi kemudian salah satu bawahan malah menggunakan Ji A sebagai sandera. Jadi diapun menyerang si bawahan. Dan si Gurbenur langsung melindungi bawahan nya tersebut.

“Tidak boleh ada kematian,” kata si Gurbenur, memperingatkan. Lalu dia menegur bawahannya. “Jangan merendahkan pertarungan. Silakan ke sana.”


Si Gurbenur kemudian mengajak Ji A untuk duduk bersamanya supaya lebih aman. Dan Ji A merasa ragu. Tapi karena Lee Yeon menyarankan juga, maka diapun mengikuti si Gurbenur dan duduk di sebelahnya untuk menonton pertarungan.


Pertarungan di lanjutkan, menggunakan pedang api nya, Lee Yeon bertarung melawan para bawahan si Gurbenur. Dan melihat itu, Ji A berdiri karena merasa khawatir.


“Apa kamu menyukai rubah itu? Atau kamu terpesona?” tanya si Gurbenur, ingin tahu. Dan Ji A sama sekali tidak bisa menjawab, dia merasa bingung.

Ji A : “Apa arti Yeon bagiku?”



Setelah berpikir, Ji A menjawab pertanyaan si Gurbenur. Dia memanfaatkan Lee Yeon. Dia membuat kontrak dengan Lee Yeon demi menemukan keluarganya. Dan Lee Yeon membahayakan dirinya sendiri demi mendapatakan informasi dari si Gurbenur. Mendengar jawaban itu, si Gurbenur memuji kejujuran Ji A.





“Tapi aku tidak membutuhkan itu sekarang. Aku ingin segera membunuh mereka dan kamu lalu pulang. Dia terluka ke mana pun dia pergi karena aku,” kata Ji A, merasa khawatir ketika melihat Lee Yeon terluka sedikit.

“Tampaknya hidupmu juga tidak akan mudah,” balas si Gurbenur, berkomentar.

“Aku tidak peduli. Jika jalan ini bau, aku akan menanam bunga di sepanjang jalan,” balas Ji A.

“Kamu menarik. Seperti yang kudengar. Namun, kamu akan menyesal datang menemuiku.”



Lee Yeon berhasil mengalahkan semua bawahan si Gurbenur. Dan si Gurbenur pun kemudian berjalan mendekati Lee Yeon. Mereka berdua saling berhadapan.

Post a Comment

Previous Post Next Post