Original Network : tvN
Dengan
takut- takut, Hyeonuiong mendekati Taluipa yang sedang bertelponan dengan
emosi. Dan ketika Taluipa memukul meja, dia langsung meninggalkan kue beras
pedas yang dibawanya dan berlari pergi.
Setelah selesai bertelponan, Taluipa memakan kue beras pedasnya. Tapi ternyata kue beras itu sama sekali tidak pedas. Dan diapun berteriak memanggil Hyenuiong. “Sayang! Sayang!” teriaknya. “Dia pergi ke mana? Kita sangat sibuk,” keluhnya.
Si
Gurbenur menggunakan cermin bulan dalam melawan Lee Yeon. Cermin tersebut
membuat pedang yang Lee Yeon lemparkan ke arahnya berbalik ke arah Ji A.
Untungnya, Lee Yeon berhasil bereaksi dengan cepat, sehingga Ji A tidak
terluka.
“Apa
kamu mencoba membunuh orang dengan salah satu dari empat permata dari empat roh
gunung yang bertujuan melindungi semua ciptaan?” protes Lee Yeon.
“Jadi,
apakah butiran rubahmu melindungi semua ciptaan? Atau itu melindungi satu
orang?” balas si Gurbenur.
“Bagaimana
jika kita singkirkan semua dan bertarung dengan tangan kosong?” tanya Lee Yeon
sambil menjatuhkan pedang yang di pegangnya.
“Baiklah,”
jawab si Gurbenur, setuju.
Pertarungan
dimulai. Si Gurbenur dan Lee Yeon sama- sama kuat. Dan sambil bertarung mereka
masih sempat mengobrol dengan santai. Sedangkan Ji A yang menonton diatas, dia
merasa sangat khawatir kepada Lee Yeon dan deg- degan.
Pada
akhirnya, Lee Yeon berhasil menang. Dan Ji A langsung mendekatinya. “Coba kulihat.
Sudah kubilang jangan terluka,” keluhnya melihat goresan di dekat leher Lee
Yeon.
Mendengar
itu, Lee Yeon baru tersadar kalau leher nya tergores sedikit. “Tidak apa-apa.
Ini hanya goresan,” katanya, menenangkan. Lalu dia membantu si Gurbenur untuk
berdiri.
Lee
Yeon menawarkan diri untuk mentraktir segelas es Americano kepada si Gurbenur.
Dan si Gurbenur menolak, karena dia tidak suka es Americano. Mendengar
pembicaraan mereka berdua yang terdengar sangat akrab, Ji A merasa bingung.
“Biar
kuperkenalkan secara resmi. Dia roh gunung yang kumaksud, dan sahabatku.
Identitas sebenarnya adalah beruang bulan,” kata Lee Yeon, memperkenalkan si
Gurbenur.
Direstoran.
Hyeonuiong merasa takut, ketika Taluipa menelponnya. Dan dia tidak ingin
menjawab telpon itu. Lalu dia bercerita kepada Hye Ja dengan perasaan frustasi.
Dia selalu merasa jantungnya berdebar dengan kencang, saat memikirkan istrinya,
sampai dia merasa ingin buang air kecil. Itu karena saking takutnya dia.
“Aku
tidak mau mendengar tentang pria tua yang mengompol,” komentar Hye Ja, merasa
jijik. “Wajar jika pasangan mengalami kejemuan setelah berabad-abad bersama.
Jujur saja kepadanya,” jelasnya, menasehati.
“Tidak.
Aku takut,” balas Hyeouniong. “Kemewahan abadi apa yang ingin aku kunikmati
hingga aku menikahi adik Raja Hades?” keluhnya, menyesal.
Disisi
lain. Ada Shin Joo dan Yoo Ri yang sedang makan bersama. Shin Joo menjelaskan
kepada Yoo Ri bahwa sup ayam gingseng sangat bagus untuk Yoo Ri dan lezat. Dan
alasannya mentraktir Yoo Ri, karena dia menyadari bahwa dia telah salah menilai
Yoo Ri. Orang jahat tidak mengasihani hewan.
“Apa
kamu tuli? Aku tidak menyukaimu,” kata Yoo Ri dengan ketus.
“Meskipun
tidak menyukaiku, aku yakin kamu akan suka supnya. Cobalah,” kata Shin Joo
dengan ramah.
“Kenapa
tersenyum seperti orang bodoh saat kubilang tidak menyukaimu?” tanya Yoo Ri,
heran. “Aku diberi tahu tidak apa-apa bersikap kejam kepada mereka yang tidak
bisa mengeluh sakit meski kamu menggigitnya,” jelasnya.
“Kamu
sangat mirip dengan hewan peliharaan yang kutemui,” komentar Shin Joo. “Mereka
yang dianiaya dan ditelantarkan bahkan menggigit tangan yang memberi mereka
makan,” jelasnya. Dan dengan kesal, Yoo Ri memukul tangannya menggunakan
sendok. “Itu karena mereka tidak tahu cara dicintai.’
“Tutup
mulutmu,” geram Yoo Ri.
Lee
Rang masih memikirkan, apa yang paling berharga baginya. Dan kemudian, diapun
menghubungi Lee Yeon.
Lee
Yeon, Ji A, dan si Gurbenur. Mereka bertiga sedang makan bersama. Dan ketika
Lee Rang menelpon, Lee Yeon pun langsung mematika telponnya.
“Kamu
mengabaikan panggilanku?” gumam Lee Rang, kesal. Lalu dia mencoba menelpon
lagi.
Lee
Yeon dan si Gurbenur mengobrolkan hal- hal biasa, seperti gaji, rumah, dan
keluarga. Kemudian setelah itu, Lee Yeon menunjukkan foto kedua orang tua Ji A,
dan bertanya, pernahkah si Gurbenur melihat mereka berdua.
“Tanggal
3 Maret dalam kalender bulan?’ tanya si Gurbenur.
“Benar.
Itu tanggal tepatnya kecelakaan mobil itu,” jawab Ji A dengan bersemangat.
“Pada
awal Januari, seorang pria dengan setelan biru gelap datang menemuiku. Dia
memberitahuku soal kecelakaan yang terjadi pada hari itu di Yeou Gogae,” jawab
si Gurbenur, memberitahu. “Aku tidak terlibat dalam kejadian yang membahayakan
manusia. Aku juga tidak meminjamkan anak buahku kepadanya,” jelas nya dengan lebih
detail.
“Siapa
pria ini?” tanya Ji A, ingin tahu.
“Awalnya,
kupikir dia hanya memakai kulit manusia. Tapi tidak” jawab si Gurbenur. “Dia
memang manusia. Itu yang kucium,” jelas nya.
Ji
A menginginkan informasi yang lebih detail. Dan si Gurbenur pun memberitahu apa
yang diketahuinya. Wajah orang yang datang kepadanya sangat samar dalam
ingatannya, jadi mungkin dia tidak akan bisa mengenali orang tersebut. Namun di
dahi orang itu ada tanda- tanda cap manusia, semacam cap yang diberikan kepada
penjahat pada zaman dahulu. Huruf nya ‘Seo’ yaitu barat. Dan ‘Gyeong’ yaitu
Seoul.
“Cap
manusia menandakan dia lahir sebelum Dinasti Joseon berdiri,” gumam Ji A,
menyimpulkan.
“Mungkin
dia ada di suatu tempat yang dekat,” jelas si Gurbenur, memberitahukan
pendapatnya. “Karena orang tuanya bukan target kecelakaan itu. Target awalnya
adalah sang putri.”
Mendengar
itu, Lee Yeon menatap ke arah Ji A. Dan Ji A merasa bingung.
Taluipa
kembali menelpon Hyeonuiong, dan kali ini Hyeonuiong pun mengangkat telponnya.
Lalu tiba- tiba saja Taluipa langsung meneriakinya, sehingga dia merasa
terkejut.
“Sayang!
Kembali ke sini dan bantu aku mengurus beban kerja ini,” perintah Taluipa.
“Ya,
Sayang. Aku akan kembali sekarang,” jawab Hyeonuiong dengan sikap pengecut.
Lalu setelah telpon mati, dia langsung berteriak dengan keras. “Aku akan
bercerai!”
Mendengar
teriakan itu, Yoo Ri merasa terganggu dan membentaki Hyeonuiong dengan kesal.
“Aku tidak peduli tentang seorang pria tua yang akan bercerai padahal dia sudah
cukup tua untuk mati kapan saja, jadi, diamlah. Di mana sopan santunmu?”
keluhnnya.
“Biarkan
saja. Dia dari luar negeri,” kata Hye Ja, menenangkan.
“Apa
yang akan terjadi pada dunia ini?” keluh Hyeonuiong. “Di mana dia menemukan
orang menjengkelkan itu?”
Dengan
ngeri, Shin Joo langsung bersembunyi dibawah meja. Tapi kemudian Hyeonuiong
malah mendekati mejanya, jadi diapun langsung keluar dari persembunyiannya dan
membungkuk hormat kepada Hyeonuiong.
“Jangan
repot-repot membungkuk!” keluh Hyeonuiong, marah. Lalu diapun pergi.
Setelah
Hyeonuiong pergi, Shin Joo langsung menasehati Yoo Ri. Tapi Yoo Ri tidak peduli
dengan status Hyeonuiong, karena dia tidak berniat mengakrabkan diri dengan
Raja Hades. Dan mendengar itu, Shin Joo pun bersikap pasrah. Lalu dengan ramah,
dia mempersilahkan Yoo Ri untuk makan saja.
Ketika Yoo Ri mau makan, tangannya tidak sengaja mengenai piring yang panas. Dan dengan segera, Shin Joo pun langsung membantu Yoo Ri. Lalu dia memberikan makanan dengan sikap perhatian.
“Rumah
anjing dan makanan untuk anak anjing yang kamu bawa …”
“Kamu
saja yang membesarkannya,” sela Yoo Ri. “Bunuh dia dan akan kupastikan kamu
bernasib sama,” ancamnya kemudian.
“Apa
keluargamu benci anjing?” tanya Shin Joo, heran.
“Aku
tidak punya keluarga. Tapi ada yang menyelamatkanku dari kebun binatang,” jawab
Yoo Ri, menceritakan kisah nya. “Dia mencabik-cabik penjaganya.”
“Dia
membunuh seseorang? Siapa penyelamatmu ini?” tanya Shin Joo, penasaran.
“Seseorang
yang akan segera kamu temui,” balas Yoo Ri, bersikap misterius.
Lee
Rang terus mencoba menghubungi Lee Yeon sambil sekaligus berkeliling untuk
mencarinya.
Sebelum
pergi, si Gurbenur memberikan saran kepada Lee Yeon. Jangan biarkan Ji A berada
disisi Lee Yeon. Karena menurut pria yang mencarinya, Ji A memiliki sisik Raja.
Dan Roh Raja mendekam didalam Ji A.
Mengetahui
itu, Lee Yeon merasa terkejut dan melirik ke arah Ji A.
Lee
Yeon mengingat kejadian dihutan, ketika Ji A kerasukan. Ditubuh Ji A muncul
sisik aneh. Dan juga perkataan aneh yang Ji A katakan pada saat itu.
Lee
Yeon : “Mungkinkah
itu pertanda atau…”
Ketika
ada seekor burung kecil yang terluka, terjatuh ke tanah, Imoogi memungut burung
tersebut. Dan menggunakan kekuatannya, dia menyembuhkan burung itu dan lalu
melepaskan nya sambil tersenyum lembut.