Sinopsis K- Drama : Tale of the Nine Tailed Episode 6 part 2

 



Original Network : tvN

Dengan takut- takut, Hyeonuiong mendekati Taluipa yang sedang bertelponan dengan emosi. Dan ketika Taluipa memukul meja, dia langsung meninggalkan kue beras pedas yang dibawanya dan berlari pergi.

Setelah selesai bertelponan, Taluipa memakan kue beras pedasnya. Tapi ternyata kue beras itu sama sekali tidak pedas. Dan diapun berteriak memanggil Hyenuiong. “Sayang! Sayang!” teriaknya. “Dia pergi ke mana? Kita sangat sibuk,” keluhnya.



Si Gurbenur menggunakan cermin bulan dalam melawan Lee Yeon. Cermin tersebut membuat pedang yang Lee Yeon lemparkan ke arahnya berbalik ke arah Ji A. Untungnya, Lee Yeon berhasil bereaksi dengan cepat, sehingga Ji A tidak terluka.


“Apa kamu mencoba membunuh orang dengan salah satu dari empat permata dari empat roh gunung yang bertujuan melindungi semua ciptaan?” protes Lee Yeon.

“Jadi, apakah butiran rubahmu melindungi semua ciptaan? Atau itu melindungi satu orang?” balas si Gurbenur.

“Bagaimana jika kita singkirkan semua dan bertarung dengan tangan kosong?” tanya Lee Yeon sambil menjatuhkan pedang yang di pegangnya.

“Baiklah,” jawab si Gurbenur, setuju.


Pertarungan dimulai. Si Gurbenur dan Lee Yeon sama- sama kuat. Dan sambil bertarung mereka masih sempat mengobrol dengan santai. Sedangkan Ji A yang menonton diatas, dia merasa sangat khawatir kepada Lee Yeon dan deg- degan.


Pada akhirnya, Lee Yeon berhasil menang. Dan Ji A langsung mendekatinya. “Coba kulihat. Sudah kubilang jangan terluka,” keluhnya melihat goresan di dekat leher Lee Yeon.

Mendengar itu, Lee Yeon baru tersadar kalau leher nya tergores sedikit. “Tidak apa-apa. Ini hanya goresan,” katanya, menenangkan. Lalu dia membantu si Gurbenur untuk berdiri.



Lee Yeon menawarkan diri untuk mentraktir segelas es Americano kepada si Gurbenur. Dan si Gurbenur menolak, karena dia tidak suka es Americano. Mendengar pembicaraan mereka berdua yang terdengar sangat akrab, Ji A merasa bingung.

“Biar kuperkenalkan secara resmi. Dia roh gunung yang kumaksud, dan sahabatku. Identitas sebenarnya adalah beruang bulan,” kata Lee Yeon, memperkenalkan si Gurbenur.


Direstoran. Hyeonuiong merasa takut, ketika Taluipa menelponnya. Dan dia tidak ingin menjawab telpon itu. Lalu dia bercerita kepada Hye Ja dengan perasaan frustasi. Dia selalu merasa jantungnya berdebar dengan kencang, saat memikirkan istrinya, sampai dia merasa ingin buang air kecil. Itu karena saking takutnya dia.

“Aku tidak mau mendengar tentang pria tua yang mengompol,” komentar Hye Ja, merasa jijik. “Wajar jika pasangan mengalami kejemuan setelah berabad-abad bersama. Jujur saja kepadanya,” jelasnya, menasehati.

“Tidak. Aku takut,” balas Hyeouniong. “Kemewahan abadi apa yang ingin aku kunikmati hingga aku menikahi adik Raja Hades?” keluhnya, menyesal.



Disisi lain. Ada Shin Joo dan Yoo Ri yang sedang makan bersama. Shin Joo menjelaskan kepada Yoo Ri bahwa sup ayam gingseng sangat bagus untuk Yoo Ri dan lezat. Dan alasannya mentraktir Yoo Ri, karena dia menyadari bahwa dia telah salah menilai Yoo Ri. Orang jahat tidak mengasihani hewan.

“Apa kamu tuli? Aku tidak menyukaimu,” kata Yoo Ri dengan ketus.

“Meskipun tidak menyukaiku, aku yakin kamu akan suka supnya. Cobalah,” kata Shin Joo dengan ramah.

“Kenapa tersenyum seperti orang bodoh saat kubilang tidak menyukaimu?” tanya Yoo Ri, heran. “Aku diberi tahu tidak apa-apa bersikap kejam kepada mereka yang tidak bisa mengeluh sakit meski kamu menggigitnya,” jelasnya.


“Kamu sangat mirip dengan hewan peliharaan yang kutemui,” komentar Shin Joo. “Mereka yang dianiaya dan ditelantarkan bahkan menggigit tangan yang memberi mereka makan,” jelasnya. Dan dengan kesal, Yoo Ri memukul tangannya menggunakan sendok. “Itu karena mereka tidak tahu cara dicintai.’

“Tutup mulutmu,” geram Yoo Ri.


Lee Rang masih memikirkan, apa yang paling berharga baginya. Dan kemudian, diapun menghubungi Lee Yeon.

Lee Yeon, Ji A, dan si Gurbenur. Mereka bertiga sedang makan bersama. Dan ketika Lee Rang menelpon, Lee Yeon pun langsung mematika telponnya.

“Kamu mengabaikan panggilanku?” gumam Lee Rang, kesal. Lalu dia mencoba menelpon lagi.

Lee Yeon dan si Gurbenur mengobrolkan hal- hal biasa, seperti gaji, rumah, dan keluarga. Kemudian setelah itu, Lee Yeon menunjukkan foto kedua orang tua Ji A, dan bertanya, pernahkah si Gurbenur melihat mereka berdua.

“Tanggal 3 Maret dalam kalender bulan?’ tanya si Gurbenur.

“Benar. Itu tanggal tepatnya kecelakaan mobil itu,” jawab Ji A dengan bersemangat.


“Pada awal Januari, seorang pria dengan setelan biru gelap datang menemuiku. Dia memberitahuku soal kecelakaan yang terjadi pada hari itu di Yeou Gogae,” jawab si Gurbenur, memberitahu. “Aku tidak terlibat dalam kejadian yang membahayakan manusia. Aku juga tidak meminjamkan anak buahku kepadanya,” jelas nya dengan lebih detail.

“Siapa pria ini?” tanya Ji A, ingin tahu.

“Awalnya, kupikir dia hanya memakai kulit manusia. Tapi tidak” jawab si Gurbenur. “Dia memang manusia. Itu yang kucium,” jelas nya.


Ji A menginginkan informasi yang lebih detail. Dan si Gurbenur pun memberitahu apa yang diketahuinya. Wajah orang yang datang kepadanya sangat samar dalam ingatannya, jadi mungkin dia tidak akan bisa mengenali orang tersebut. Namun di dahi orang itu ada tanda- tanda cap manusia, semacam cap yang diberikan kepada penjahat pada zaman dahulu. Huruf nya ‘Seo’ yaitu barat. Dan ‘Gyeong’ yaitu Seoul.

“Cap manusia menandakan dia lahir sebelum Dinasti Joseon berdiri,” gumam Ji A, menyimpulkan.


“Mungkin dia ada di suatu tempat yang dekat,” jelas si Gurbenur, memberitahukan pendapatnya. “Karena orang tuanya bukan target kecelakaan itu. Target awalnya adalah sang putri.”

Mendengar itu, Lee Yeon menatap ke arah Ji A. Dan Ji A merasa bingung.


Taluipa kembali menelpon Hyeonuiong, dan kali ini Hyeonuiong pun mengangkat telponnya. Lalu tiba- tiba saja Taluipa langsung meneriakinya, sehingga dia merasa terkejut.

“Sayang! Kembali ke sini dan bantu aku mengurus beban kerja ini,” perintah Taluipa.

“Ya, Sayang. Aku akan kembali sekarang,” jawab Hyeonuiong dengan sikap pengecut. Lalu setelah telpon mati, dia langsung berteriak dengan keras. “Aku akan bercerai!”


Mendengar teriakan itu, Yoo Ri merasa terganggu dan membentaki Hyeonuiong dengan kesal. “Aku tidak peduli tentang seorang pria tua yang akan bercerai padahal dia sudah cukup tua untuk mati kapan saja, jadi, diamlah. Di mana sopan santunmu?” keluhnnya.

“Biarkan saja. Dia dari luar negeri,” kata Hye Ja, menenangkan.

“Apa yang akan terjadi pada dunia ini?” keluh Hyeonuiong. “Di mana dia menemukan orang menjengkelkan itu?”


Dengan ngeri, Shin Joo langsung bersembunyi dibawah meja. Tapi kemudian Hyeonuiong malah mendekati mejanya, jadi diapun langsung keluar dari persembunyiannya dan membungkuk hormat kepada Hyeonuiong.

“Jangan repot-repot membungkuk!” keluh Hyeonuiong, marah. Lalu diapun pergi.


Setelah Hyeonuiong pergi, Shin Joo langsung menasehati Yoo Ri. Tapi Yoo Ri tidak peduli dengan status Hyeonuiong, karena dia tidak berniat mengakrabkan diri dengan Raja Hades. Dan mendengar itu, Shin Joo pun bersikap pasrah. Lalu dengan ramah, dia mempersilahkan Yoo Ri untuk makan saja.


Ketika Yoo Ri mau makan, tangannya tidak sengaja mengenai piring yang panas. Dan dengan segera, Shin Joo pun langsung membantu Yoo Ri. Lalu dia memberikan makanan dengan sikap perhatian.


“Rumah anjing dan makanan untuk anak anjing yang kamu bawa …”

“Kamu saja yang membesarkannya,” sela Yoo Ri. “Bunuh dia dan akan kupastikan kamu bernasib sama,” ancamnya kemudian.

“Apa keluargamu benci anjing?” tanya Shin Joo, heran.

“Aku tidak punya keluarga. Tapi ada yang menyelamatkanku dari kebun binatang,” jawab Yoo Ri, menceritakan kisah nya. “Dia mencabik-cabik penjaganya.”

“Dia membunuh seseorang? Siapa penyelamatmu ini?” tanya Shin Joo, penasaran.

“Seseorang yang akan segera kamu temui,” balas Yoo Ri, bersikap misterius.

Lee Rang terus mencoba menghubungi Lee Yeon sambil sekaligus berkeliling untuk mencarinya.



Sebelum pergi, si Gurbenur memberikan saran kepada Lee Yeon. Jangan biarkan Ji A berada disisi Lee Yeon. Karena menurut pria yang mencarinya, Ji A memiliki sisik Raja. Dan Roh Raja mendekam didalam Ji A.




Mengetahui itu, Lee Yeon merasa terkejut dan melirik ke arah Ji A.

Lee Yeon mengingat kejadian dihutan, ketika Ji A kerasukan. Ditubuh Ji A muncul sisik aneh. Dan juga perkataan aneh yang Ji A katakan pada saat itu.

Lee Yeon : “Mungkinkah itu pertanda atau…”



Ketika ada seekor burung kecil yang terluka, terjatuh ke tanah, Imoogi memungut burung tersebut. Dan menggunakan kekuatannya, dia menyembuhkan burung itu dan lalu melepaskan nya sambil tersenyum lembut.


Post a Comment

Previous Post Next Post