Sinopsis K- Drama : Tale of the Nine Tailed Episode 8 part 3

 


Original Network : tvN

Ji A datang menemui Dokter Psikiater kenalannya. Dia ingin melakukan studi kasus tentang orang yang bisa mengingat tentang kehidupan lampau mereka. Dan si Psikiater pun memberikan beberapa dokumen kepada Ji A.

Judul artikel didalam dokumen ‘Seorang anak Suriah yang ingat kehidupan lampaunya’ . “Sejak berusia empat tahun, dia menyatakan dia adalah pria bernama Mohammed di kehidupan lampau. Dia pergi ke kota yang belum pernah dia kunjungi, dan menemukan rumah tempat tinggalnya di kehidupan lampaunya. Dia bahkan mengidentifikasi tetangga yang telah membunuhnya,” jelas si Psikiater.

“Sungguh menarik,” kata Ji A dengan bersemangat. “Ini boleh kupinjam?” tanyanya. Dan si Psikiater mengiyakan.



“Tapi kenapa kehidupan lampau?” tanya si Psikiater, ingin tahu.

“Aku harus memikirkan sesuatu jika ingin mencari nafkah. Kenapa?” jawab Ji A.

“Dia menanyakan pertanyaan yang sama persis sambil duduk di sana. Ibumu.”

Mendengar ‘Ibunya’, Ji A merasa terkejut dan jadi penasaran, kenapa Ibunya tertarik dengan kasus ini, kepadahal Ibunya adalah dokter bedah.

“Benarkah kamu tidak ingat apa pun?” tanya si Psikiater. Dan Ji A merasa bingung. “Saat usiamu sembilan tahun, kamu menjalani hipnoterapi atas permintaan ibumu.”



Dikantor. Rekan Kim dan rekan Pyo membahas tentang kehidupan lampau. Lalu mereka membahas tentang kehidupan selanjutnya, rekan Pyo bertanya, bagaimana dia menjadi nyamuk di kehidupan berikutnya. Dan rekan Kim menjawab bahwa dia akan menjadi obat nyamuk. Mendengar itu, rekan Pyo tersenyum jaim.

“Jangan terobsesi padaku hanya karena kita pernah bergandengan,” kata rekan Pyo dengan sikap malu- malu. Dan mendengar itu, rekan Kim menatapnya dengan aneh.

Ji A keluar dari kantor si Psikiater sambil membawa sekeping disc yang bisa memberitahu jawaban dari pertanyaan nya.

Shin Joo terus mengikuti Ji A secara diam- diam.


Sesampainya dikantor. Ji A masuk ke dalam ruang penyuntingan video. Dan Shin Joo mengitip dari luar. Lalu seseorang lewat dan menanyai, siapa Shin Joo. Dan dengan gugup, Shin Joo pun pergi menjauh.


Didalam ruangan penyuntingan video. Ji A menonton video sesi hinopterapi nya sewaktu kecil dulu.


Si Psikiater menyuruh Ji A untuk secara perlahan tidur dengan lelap. Dan lalu keluar, kemudian Ji A akan melihat pintu. Dia ingin Ji A untuk membuka pintu tersebut. Tapi Ji A menolak, karena dia merasa takut, dia merasa sesuatu yang menakutkan akan melompat ke arahnya. Dan si Psikiater menyemangati Ji A untuk tidak perlu takut dan buka saja pintu tersebut. Jadi Ji A pun membuka pintu itu. Kemudian setelah itu, dia tertawa.


“Apa yang kamu lihat?” tanya si Psikiater.

“Orang-orang. Mereka memakai hanbok,” jawab Ji A. “Tapi… Mereka lucu sekali.”

“Apanya yang lucu?” tanya si Psikiater, ingin tahu. “Apa yang dilakukan orang-orang itu?” tanyanya, mengganti pertanyaan.

“Mereka berbaring,” jawab Ji A. “Karena mereka dibunuh seperti binatang.”


Mendengar jawaban itu, si Psikiater berusaha untuk membangunkan Ji A. Dan Ji A pun bangun. Lalu dengan kasar dia memegang wajah si Psikiater. “Tenanglah. Kamu terlalu berisik. Aku tidak bisa tidur. Kenapa kamu membangunkanku? Ini belum waktunya,” katanya dengan tidak senang.

“Kamu Ji A, bukan?” tanya si Psikiater, merasa ngeri.

“Aku anak itu, dan bukan,” jawab Ji A. Lalu dia meminta air.


Dengan patuh, si Psikiater pun memberikan segelas air kepada Ji A. Lalu setelah Ji A selesai minum, dia merasa puas. “Aku lahir di gua pada tanggal 29 Februari. Kuburan orang-orang yang mati karena wabah. Tempat orang yang hidup dan orang mati bercampur aduk. Dunia Bawah di bumi. Suatu hari, seekor hewan dalam bentuk manusia keluar dari gua itu. Orang-orang menyebutnya apa?” katanya sambil mengingat- ingat. “Benar. Imoogi,” katanya.



Setelah mengatakan itu, Ji A melihat ke sekeliling nya. “Di mana roh gunung itu sekarang? Aku harus mencarinya,” katanya. Lalu da menatap ke arah Ji A"Jangan makan atau minum di sini. Tolong matikan alat penyuntingan jika kamu orang terakhir yang meninggalkan ruangan"?”


Mendengar itu, Ji A menatap ke belakang, dan terkejut saat menyadari bahwa ternyata Ji A di dalam video sedang membaca kata- kata yang tertempel didekat pintu ruangan penyiaran.

“Rupanya kamu di sana,” kata Ji A didalam video sambil menatap Ji A.


Dengan ngeri, Ji A langsung mematikan video tersebut. Dan tepat disaat itu, rekan Pyo tiba- tiba saja datang. Dan dia langsung melompat terkejut.


Si wanita hijau datang ke tempat Lee Rang dengan menyamar sebagai sales minuman. Dan Lee Rang menolak minuman tersebut. Tapi si wanita hijau terus saja membujuk Lee Rang untuk mencoba. Dan Lee Rang tetap menolak.


“Apa yang paling kamu takuti, Anak Muda?” tanya si wanita hijau sambil menatap Lee Rang.

Tanpa peduli, Lee Rang mendorong si wanita hijau dan lalu menutup pintu rumahnya. Dan diluar, si wanita hijau tersenyum dengan puas. “Aku melihatnya,” gumamnya.


Didalam rumah. Lee Rang tiba- tiba mendengar suara nyanyian anak- anak. Dan saat dia masuk ke dalam kamarnya, suara nyanyian tersebut semakin jelas. Nyanyian tersebut berasal dari dalam lemarinya.





Ketika Lee Rang membuka pintu lemarinya. Dia sampai dirumah lamanya dulu. Dan disana para warga desa memukuli nya. Sebab Lee Rang adalah anak rubah, dan mereka percaya bahwa karena Lee Rang lah, maka semua hewan di desa mereka mati. Sebab Lee Rang memakan hati mereka. Jadi mereka ingin membunuh Lee Rang.


Saat Lee Rang dipukuli, dia melihat Ibunya mengintip dari dalam rumah. Dan dia merasa terluka. Lalu ketika dia berniat untuk melawan para warga desa. Tiba- tiba saja mereka semua sudah menghilang.



Lee Rang kemudian masuk ke dalam rumah dan menemui Ibunya yang tampak ketakutan kepadanya. “Sudah kuduga. Ibu melihat semuanya hari itu.”

“Kamu seharusnya tidak pernah dilahirkan. Ibu mengusahakan segala cara untuk menyingkirkanmu saat kamu masih di rahim ibu. Ibu minum seduhan tanaman beracun, berguling ke bawah bukit, bahkan memukulkan perut ke batu. Sebagai monster, kamu tidak bisa mati. Kamu bahkan selamat dari pukulan para pria bugar itu. Kamu monster, Nak,” balas Ibu dengan kebencian. “Ayo. Ikutlah dengan ibu,” ajaknya dengan paksa.


“Jangan menyentuhku!” balas Lee Rang sambil menepis tangan Ibu.


Lee Rang kemudian tiba- tiba merasakan kepalanya sakit. Dan saat dia menyentuh belakang kepalanya, dia melihat ada darah. Lalu tiba- tiba saja dia sudah sampai di hutan tempat Ibu meninggalkannya dulu.

Lee Rang : “Ini bukan mimpi? Mungkinkah ini Hutan Orang Kelaparan? Aku mendengar arwah.”



Banyak zombie tiba- tiba muncul untuk memakan Lee Rang.

Lee Rang : “Aku tidak akan mati karena inilah saatnya …”

Lee Yeon : “Maaf. Karena menyelamatkanmu ketika kamu ditelantarkan oleh ibu kandungmu saat itu.”

Lee Yeon :“Yeon tidak akan datang menyelamatkanku lagi.”

Lee Rang berusaha untuk bertahan hidup. Dia melawan para zombie yang ingin menyerang dan memakannya.

Ji A mengirimkan pesan kepada Lee Yeon. "Aku membutuhkanmu, Yeon".



Tiba- tiba saja si wanita hijau datang dan menawarkan minuman. Dan melihatnya, Ji A merasa terkejut. Lalu sesudah itu, dengan ramah, dia menanyai, apakah si wanita hijau adalah orang baru di kantor.

“Acara khusus diadakan hari ini,” jawab si wanita hijau dengan sikap misterius. “Kamu akan segera tahu apa itu,” jelasnya. Lalu dia bertanya, “Nona, apa yang paling kamu takuti?” tanyanya. “Pasti Yeou Gogae.”


Mendengar itu, Ji A merasa heran dan mengejar si wanita hijau. Tepat disaat itu, terdengar suara nyanyian anak- anak. Dan saat Ji A membuka pintu, dia sampai didalam mobil kedua orang tuanya.


Ji A merasa terkejut ketika melihat kedua orang tuanya. Dan lalu dia melihat jalanan yang mereka lewati. Dan ternyata itu adalah jalanan yang dulu mereka bertiga lewati pada malam itu. Jalan Yeou Gogae.


Lee Rang terus bertarung dan melawan para zombie yang ada. Kemudian dengan kelelahan diapun berlari kabur dan bersembunyi. Tepat disaat itu, si wanita hijau muncul. Dan Lee Rang merasa terkejut melihatnya.


“Dari semua tempat, ternyata harus Hutan Orang Kelaparan. Kusampaikan belasungkawa lebih awal,” kata si wanita hijau dengan nada datar tanpa rasa belasungkawa sedikitpun.

“Apa ini ciptaanmu?” tanya Lee Rang.

“Asal kamu tahu, mati di sini benar-benar akan mengakhiri hidupmu.”

“Aku akan mencabik-cabik dirimu,” balas Lee Rang, marah.


“Bagaimana jika begini saja? Aku akan segera memberi tahu kakakmu apa yang terjadi kepadamu. Tapi jangan terlalu bersemangat karena pacarnya menghadapi keadaan berbahaya serupa,” kata si wanita hijau dengan senang.

Para zombie tiba- tiba muncul kembali dan mereka semua mengejar Lee Rang. Dan dengan frustasi, Lee Rang berlari menghindari mereka semua.


Ji A memanggil- manggil ‘Ayah’ untuk menyadarkannya supaya menghentikan mobilnya. Tapi Ayah tidak merespon. Dan lalu Ji A pun memanggil- manggil ‘Ibu’. Tapi Ibu juga tidak merespon. Mereka berdua seperti patung. Dan lebih parahnya, dia sama sekali tidak bisa melepaskan sabuk pengaman yang menahan nya di kursi.

“Ayah, hentikan mobilnya!” pinta Ji A dengan putus asa. Lalu tiba- tiba semua lampu dijalanan mati dan mobil mereka masuk ke dalam kegelapan yang pekat seperti dulu.


“Seperti yang bisa kamu lihat, ada dua pintu. Satunya menuju adikmu, sementara yang lain menuju pacarmu. Mana yang akan kamu pilih?” kata si wanita hijau, memberikan dua pilihan kepada Lee Yeon.

“Pintu nomor tiga. Aku lebih suka mematahkan lehermu,” jawab Lee Yeon sambil mencengkram si wanita hijau. Dan si wanita hijau sama sekali tidak takut.

“Langgar peraturan dan mereka akan terjebak di sana selamanya.”

“Imoogi yang mengirimmu, bukan?” tanya Lee Yeon, kesal.

“Anggap saja kami rekan,” balas si wanita hijau. Lalu diapun berjalan pergi.



“Bu. Tunggu saja. Aku akan segera membalas perbuatanmu.”

“Sebaiknya kamu bergegas. Mereka berdua kehabisan waktu,” balas si wanita hijau sambil tertawa.


Lee Yeon menatap dua pintu yang berada di hadapannya. Dan dia merasa sangat bimbang sekali.


Lee Rang terus bertarung melawan para zombie dengan perasaan kelelahan dan putus asa.


Ji A terus berusaha menyadarkan Ayah dan Ibu supaya menghentikan mobilnya dengan perasaan frustasi dan sedih.


Lee Yeon berdiri diluar pintu dan berpikir dengan keras. Lalu setelah cukup berpikir, dia melangkah menuju ke arah pintu yang berada dihadapannya. Siapa yang Lee Yeon pilih?


“Sudah kuduga. Bedebah itu hanya memedulikan pacarnya,” gumam Lee Rang yang sudah pasrah menerima takdirnya untuk di makan oleh para zombie.



Tepat disaat itu, Lee Yeon datang. Dan dia menyelamatkan Lee Rang. “Aku mendengar omonganmu barusan tentangku,” keluhnya. Lalu dia menarik Lee Rang untuk berdiri.

“Aku tidak butuh bantuanmu,” balas Lee Rang, bersikap keras kepala.

“Sekarang bukan saatnya bersikap arogan,” kata Lee Yeon dengan tegas dan serius.

1 Comments

  1. Kak boleh request drama china yang judul nya go ahead

    ReplyDelete
Previous Post Next Post