Original Network : tvN
Ji A datang menemui Dokter Psikiater kenalannya. Dia ingin melakukan studi kasus tentang orang yang bisa mengingat tentang kehidupan lampau mereka. Dan si Psikiater pun memberikan beberapa dokumen kepada Ji A.
Judul
artikel didalam dokumen ‘Seorang anak
Suriah yang ingat kehidupan lampaunya’ . “Sejak berusia empat tahun, dia
menyatakan dia adalah pria bernama Mohammed di kehidupan lampau. Dia pergi ke
kota yang belum pernah dia kunjungi, dan menemukan rumah tempat tinggalnya di
kehidupan lampaunya. Dia bahkan mengidentifikasi tetangga yang telah
membunuhnya,” jelas si Psikiater.
“Sungguh
menarik,” kata Ji A dengan bersemangat. “Ini boleh kupinjam?” tanyanya. Dan si
Psikiater mengiyakan.
“Tapi kenapa
kehidupan lampau?” tanya si Psikiater, ingin tahu.
“Aku harus
memikirkan sesuatu jika ingin mencari nafkah. Kenapa?” jawab Ji A.
“Dia
menanyakan pertanyaan yang sama persis sambil duduk di sana. Ibumu.”
Mendengar
‘Ibunya’, Ji A merasa terkejut dan jadi penasaran, kenapa Ibunya tertarik
dengan kasus ini, kepadahal Ibunya adalah dokter bedah.
“Benarkah
kamu tidak ingat apa pun?” tanya si Psikiater. Dan Ji A merasa bingung. “Saat
usiamu sembilan tahun, kamu menjalani hipnoterapi atas permintaan ibumu.”
Dikantor.
Rekan Kim dan rekan Pyo membahas tentang kehidupan lampau. Lalu mereka membahas
tentang kehidupan selanjutnya, rekan Pyo bertanya, bagaimana dia menjadi nyamuk
di kehidupan berikutnya. Dan rekan Kim menjawab bahwa dia akan menjadi obat
nyamuk. Mendengar itu, rekan Pyo tersenyum jaim.
“Jangan
terobsesi padaku hanya karena kita pernah bergandengan,” kata rekan Pyo dengan
sikap malu- malu. Dan mendengar itu, rekan Kim menatapnya dengan aneh.
Ji A keluar
dari kantor si Psikiater sambil membawa sekeping disc yang bisa memberitahu
jawaban dari pertanyaan nya.
Shin Joo terus mengikuti Ji A secara diam- diam.
Sesampainya
dikantor. Ji A masuk ke dalam ruang penyuntingan video. Dan Shin Joo mengitip
dari luar. Lalu seseorang lewat dan menanyai, siapa Shin Joo. Dan dengan gugup,
Shin Joo pun pergi menjauh.
Didalam
ruangan penyuntingan video. Ji A menonton video sesi hinopterapi nya sewaktu
kecil dulu.
Si Psikiater
menyuruh Ji A untuk secara perlahan tidur dengan lelap. Dan lalu keluar,
kemudian Ji A akan melihat pintu. Dia ingin Ji A untuk membuka pintu tersebut.
Tapi Ji A menolak, karena dia merasa takut, dia merasa sesuatu yang menakutkan
akan melompat ke arahnya. Dan si Psikiater menyemangati Ji A untuk tidak perlu
takut dan buka saja pintu tersebut. Jadi Ji A pun membuka pintu itu. Kemudian
setelah itu, dia tertawa.
“Apa yang
kamu lihat?” tanya si Psikiater.
“Orang-orang.
Mereka memakai hanbok,” jawab Ji A. “Tapi… Mereka lucu sekali.”
“Apanya yang
lucu?” tanya si Psikiater, ingin tahu. “Apa yang dilakukan orang-orang itu?”
tanyanya, mengganti pertanyaan.
“Mereka
berbaring,” jawab Ji A. “Karena mereka dibunuh seperti binatang.”
Mendengar
jawaban itu, si Psikiater berusaha untuk membangunkan Ji A. Dan Ji A pun
bangun. Lalu dengan kasar dia memegang wajah si Psikiater. “Tenanglah. Kamu
terlalu berisik. Aku tidak bisa tidur. Kenapa kamu membangunkanku? Ini belum
waktunya,” katanya dengan tidak senang.
“Kamu Ji A,
bukan?” tanya si Psikiater, merasa ngeri.
“Aku anak
itu, dan bukan,” jawab Ji A. Lalu dia meminta air.
Dengan
patuh, si Psikiater pun memberikan segelas air kepada Ji A. Lalu setelah Ji A
selesai minum, dia merasa puas. “Aku lahir di gua pada tanggal 29 Februari.
Kuburan orang-orang yang mati karena wabah. Tempat orang yang hidup dan orang
mati bercampur aduk. Dunia Bawah di bumi. Suatu hari, seekor hewan dalam bentuk
manusia keluar dari gua itu. Orang-orang menyebutnya apa?” katanya sambil
mengingat- ingat. “Benar. Imoogi,” katanya.
Setelah
mengatakan itu, Ji A melihat ke sekeliling nya. “Di mana roh gunung itu
sekarang? Aku harus mencarinya,” katanya. Lalu da menatap ke arah Ji
A"Jangan makan atau minum di sini. Tolong matikan alat penyuntingan jika
kamu orang terakhir yang meninggalkan ruangan"?”
Mendengar
itu, Ji A menatap ke belakang, dan terkejut saat menyadari bahwa ternyata Ji A
di dalam video sedang membaca kata- kata yang tertempel didekat pintu ruangan
penyiaran.
“Rupanya
kamu di sana,” kata Ji A didalam video sambil menatap Ji A.
Dengan
ngeri, Ji A langsung mematikan video tersebut. Dan tepat disaat itu, rekan Pyo
tiba- tiba saja datang. Dan dia langsung melompat terkejut.
Si wanita
hijau datang ke tempat Lee Rang dengan menyamar sebagai sales minuman. Dan Lee
Rang menolak minuman tersebut. Tapi si wanita hijau terus saja membujuk Lee
Rang untuk mencoba. Dan Lee Rang tetap menolak.
“Apa yang
paling kamu takuti, Anak Muda?” tanya si wanita hijau sambil menatap Lee Rang.
Tanpa
peduli, Lee Rang mendorong si wanita hijau dan lalu menutup pintu rumahnya. Dan
diluar, si wanita hijau tersenyum dengan puas. “Aku melihatnya,” gumamnya.
Didalam
rumah. Lee Rang tiba- tiba mendengar suara nyanyian anak- anak. Dan saat dia
masuk ke dalam kamarnya, suara nyanyian tersebut semakin jelas. Nyanyian
tersebut berasal dari dalam lemarinya.
Ketika Lee
Rang membuka pintu lemarinya. Dia sampai dirumah lamanya dulu. Dan disana para
warga desa memukuli nya. Sebab Lee Rang adalah anak rubah, dan mereka percaya
bahwa karena Lee Rang lah, maka semua hewan di desa mereka mati. Sebab Lee Rang
memakan hati mereka. Jadi mereka ingin membunuh Lee Rang.
Saat Lee
Rang dipukuli, dia melihat Ibunya mengintip dari dalam rumah. Dan dia merasa
terluka. Lalu ketika dia berniat untuk melawan para warga desa. Tiba- tiba saja
mereka semua sudah menghilang.
Lee Rang
kemudian masuk ke dalam rumah dan menemui Ibunya yang tampak ketakutan
kepadanya. “Sudah kuduga. Ibu melihat semuanya hari itu.”
“Kamu
seharusnya tidak pernah dilahirkan. Ibu mengusahakan segala cara untuk
menyingkirkanmu saat kamu masih di rahim ibu. Ibu minum seduhan tanaman
beracun, berguling ke bawah bukit, bahkan memukulkan perut ke batu. Sebagai
monster, kamu tidak bisa mati. Kamu bahkan selamat dari pukulan para pria bugar
itu. Kamu monster, Nak,” balas Ibu dengan kebencian. “Ayo. Ikutlah dengan ibu,”
ajaknya dengan paksa.
“Jangan
menyentuhku!” balas Lee Rang sambil menepis tangan Ibu.
Lee Rang
kemudian tiba- tiba merasakan kepalanya sakit. Dan saat dia menyentuh belakang
kepalanya, dia melihat ada darah. Lalu tiba- tiba saja dia sudah sampai di
hutan tempat Ibu meninggalkannya dulu.
Lee Rang : “Ini bukan
mimpi? Mungkinkah ini Hutan Orang Kelaparan? Aku mendengar arwah.”
Banyak
zombie tiba- tiba muncul untuk memakan Lee Rang.
Lee Rang : “Aku tidak akan
mati karena inilah saatnya …”
Lee Yeon : “Maaf. Karena menyelamatkanmu ketika kamu
ditelantarkan oleh ibu kandungmu saat itu.”
Lee Yeon :“Yeon tidak akan
datang menyelamatkanku lagi.”
Lee Rang
berusaha untuk bertahan hidup. Dia melawan para zombie yang ingin menyerang dan
memakannya.
Ji A
mengirimkan pesan kepada Lee Yeon.
"Aku membutuhkanmu, Yeon".
Tiba- tiba
saja si wanita hijau datang dan menawarkan minuman. Dan melihatnya, Ji A merasa
terkejut. Lalu sesudah itu, dengan ramah, dia menanyai, apakah si wanita hijau
adalah orang baru di kantor.
“Acara
khusus diadakan hari ini,” jawab si wanita hijau dengan sikap misterius. “Kamu
akan segera tahu apa itu,” jelasnya. Lalu dia bertanya, “Nona, apa yang paling
kamu takuti?” tanyanya. “Pasti Yeou Gogae.”
Mendengar
itu, Ji A merasa heran dan mengejar si wanita hijau. Tepat disaat itu,
terdengar suara nyanyian anak- anak. Dan saat Ji A membuka pintu, dia sampai
didalam mobil kedua orang tuanya.
Ji A merasa
terkejut ketika melihat kedua orang tuanya. Dan lalu dia melihat jalanan yang
mereka lewati. Dan ternyata itu adalah jalanan yang dulu mereka bertiga lewati
pada malam itu. Jalan Yeou Gogae.
Lee Rang
terus bertarung dan melawan para zombie yang ada. Kemudian dengan kelelahan
diapun berlari kabur dan bersembunyi. Tepat disaat itu, si wanita hijau muncul.
Dan Lee Rang merasa terkejut melihatnya.
“Dari semua
tempat, ternyata harus Hutan Orang Kelaparan. Kusampaikan belasungkawa lebih
awal,” kata si wanita hijau dengan nada datar tanpa rasa belasungkawa
sedikitpun.
“Apa ini
ciptaanmu?” tanya Lee Rang.
“Asal kamu
tahu, mati di sini benar-benar akan mengakhiri hidupmu.”
“Aku akan
mencabik-cabik dirimu,” balas Lee Rang, marah.
“Bagaimana
jika begini saja? Aku akan segera memberi tahu kakakmu apa yang terjadi
kepadamu. Tapi jangan terlalu bersemangat karena pacarnya menghadapi keadaan
berbahaya serupa,” kata si wanita hijau dengan senang.
Para zombie
tiba- tiba muncul kembali dan mereka semua mengejar Lee Rang. Dan dengan
frustasi, Lee Rang berlari menghindari mereka semua.
Ji A
memanggil- manggil ‘Ayah’ untuk menyadarkannya supaya menghentikan mobilnya.
Tapi Ayah tidak merespon. Dan lalu Ji A pun memanggil- manggil ‘Ibu’. Tapi Ibu
juga tidak merespon. Mereka berdua seperti patung. Dan lebih parahnya, dia sama
sekali tidak bisa melepaskan sabuk pengaman yang menahan nya di kursi.
“Ayah,
hentikan mobilnya!” pinta Ji A dengan putus asa. Lalu tiba- tiba semua lampu
dijalanan mati dan mobil mereka masuk ke dalam kegelapan yang pekat seperti
dulu.
“Seperti
yang bisa kamu lihat, ada dua pintu. Satunya menuju adikmu, sementara yang lain
menuju pacarmu. Mana yang akan kamu pilih?” kata si wanita hijau, memberikan
dua pilihan kepada Lee Yeon.
“Pintu nomor
tiga. Aku lebih suka mematahkan lehermu,” jawab Lee Yeon sambil mencengkram si
wanita hijau. Dan si wanita hijau sama sekali tidak takut.
“Langgar
peraturan dan mereka akan terjebak di sana selamanya.”
“Imoogi yang
mengirimmu, bukan?” tanya Lee Yeon, kesal.
“Anggap saja
kami rekan,” balas si wanita hijau. Lalu diapun berjalan pergi.
“Bu. Tunggu
saja. Aku akan segera membalas perbuatanmu.”
“Sebaiknya
kamu bergegas. Mereka berdua kehabisan waktu,” balas si wanita hijau sambil
tertawa.
Lee Yeon
menatap dua pintu yang berada di hadapannya. Dan dia merasa sangat bimbang
sekali.
Lee Rang
terus bertarung melawan para zombie dengan perasaan kelelahan dan putus asa.
Ji A terus
berusaha menyadarkan Ayah dan Ibu supaya menghentikan mobilnya dengan perasaan
frustasi dan sedih.
Lee Yeon
berdiri diluar pintu dan berpikir dengan keras. Lalu setelah cukup berpikir,
dia melangkah menuju ke arah pintu yang berada dihadapannya. Siapa yang Lee
Yeon pilih?
“Sudah
kuduga. Bedebah itu hanya memedulikan pacarnya,” gumam Lee Rang yang sudah
pasrah menerima takdirnya untuk di makan oleh para zombie.
Tepat disaat
itu, Lee Yeon datang. Dan dia menyelamatkan Lee Rang. “Aku mendengar omonganmu
barusan tentangku,” keluhnya. Lalu dia menarik Lee Rang untuk berdiri.
“Aku tidak
butuh bantuanmu,” balas Lee Rang, bersikap keras kepala.
“Sekarang
bukan saatnya bersikap arogan,” kata Lee Yeon dengan tegas dan serius.
Kak boleh request drama china yang judul nya go ahead
ReplyDelete