Original Network : tvN
Pagi hari. Saat datang ke kantor, Ji A menatap ke arah tempat Lee Yeon biasa nya duduk dan menunggu nya. Dan mengingat kenangan saat itu, dia merasa sangat sedih. Lalu dia memeriksa ke sekeliling nya, tapi Lee Yeon sama sekali tidak datang. Dan dia merasa agak kecewa.
Sebenarnya
Lee Yeon ada datang, tapi dia bersembunyi di balik dinding supaya Ji A tidak
bisa melihat dan menemukannya.
Pria Rang
merasakan dada nya sangat sakit sekali. Dan diapun mengambil satu buah ceplukan
dan menghirup udara hitam yang ada di dalamnya. Barulah setelah itu, dia merasa
tenang.
“Astaga,
hidupmu bahkan akan lebih lama dariku,” komentar Lee Rang, melihat hal itu.
“Kamu mau
satu? Tampaknya ini bisa berguna untukmu,” balas Pria Rang.
“Akan
kutolak hari ini. Jiwa manusia meninggalkan bau menyengat tiap kali dimakan,”
balas Lee Rang, merasa jijik.
“Tapi aku
tetap hidup karena mengisap hidup mereka. Kamu juga, Pak Lee,” balas Pria Rang
dengan senang.
“Tapi kenapa
ceplukan? Itu menyeramkan.”
“Aku diberi
tahu bahwa ini yang paling mirip dengan jiwa manusia,” jawab Pria Rang sambil
mengkagumi buah ceplukan yang ada di pohon.
Lee Rang
kemudian membahas tentang Imoogi. Dan Pria Rang menjawab bahwa ini belum
waktunya, dan ini demi kebaikan Lee Rang sendiri, karena dia tidak ingin
melihat Lee Rang terluka. Mendengar itu, Lee Rang merasa kesal dan menarik
kerah baju Pria Rang.
“Hanya
karena aku membiarkanmu bersenang-senang bukan berarti aku penurut,” geram Lee
Rang, emosi. Dan Pria Rang tertawa. Lalu tepat disaat itu, Imoogi datang.
Dengan
ramah, Imoogi menyapa Lee Rang. “Senang bertemu denganmu. Aku juga sudah
menantikan ini.”
Yoo Ri
terkejut ketika melihat wajah Shin Joo yang penuh dengan lebam. Dan Shin Joo
menolak untuk membahas tentang lukanya, serta dia langsung mengalihkan
pembicaraan dengan membahas tentang Anjing peliharaan mereka. Dia ingin Yoo Ri
membantunya untuk memikirkan nama yang tepat bagi si Anjing. Sebab Yoo Ri
adalah Ibu si Anjing. Mendengar kata ‘Ibu’, Yoo Ri merasa agak malu serta
gugup, lalu diapun bantu memikirkan nama untuk si Anjing.
“Panggil dia
Anastasia,” kata Yoo Ri.
“Nama yang
indah. Itu bahkan cocok untuk anjing jantan,” puji Shin Joo. Dan Yoo Ri merasa
bangga.
Shin Joo
kemudian dengan serius mengatakan bahwa dia tidak peduli dengan kehidupan Yoo
Ri selama ini, tentang tujuan Yoo Ri mendekatinya, dan dia akan memperlihatkan
bahwa di dunia tidak semuanya jahat. Dan Yoo Ri membalas bahwa dia akan
memastikan Shin Joo menyesal pernah mengatakan ini. Dan Shin Joo tidak peduli.
Kemudian dia melihat keluar dan berteriak seperti terkejut. Dan tanpa sadar,
Yoo Ri ikut melihat keluar. Lalu disaat itu, dengan cepat Shin Joo bertindak
dan mencium pipi Yoo Ri.
“Aku akan
membunuhmu!” teriak Yoo Ri, kesal.
“Sampai
jumpa,” balas Shin Joo sambil tertawa dan keluar dari dalam mobil.
Imoogi
menyuruh Pria Rang untuk meninggalkannya berdua dengan Lee Rang. Dan Pria Rang
pun menurut. Lalu ketika mereka hanya tinggal berdua, Imoogi menanyai bagaimana
Lee Yeon, karena dia bisa melihat bahwa jiwa Lee Rang tersiksa. Dan Lee Rang
merasa kesal padanya.
“Bukankah
kita mirip?” tanya Imoogi.
“Aku sendiri
membenci mereka yang berganti kulit,” balas Lee Rang dengan ketus. “Sebaiknya
kamu dengarkan. Apa pun tujuanmu, aku akan beroperasi dengan tempoku sendiri.
Aku tidak bisa menunggu lebih lama.”
“Kulihat kamu ingin membunuhnya. Tapi sayangnya kamu tidak boleh melakukannya,” balas Imoogi dengan sikap tenang. “Karena awalnya dia dikorbankan untukku. Jadi, dia akan menjadi istriku."
Rekan Kim
dan rekan Pyo mengadakan perayaan untuk Team Leader Choi dipromosikan menjadi
kepala depatermen. Mengetahui itu, Ji A merasa agak kurang percaya.
“Kamu tampak
sedih hari ini,” komentar rekan Kim, melihat sikap Ji A. “Aku sudah
bertahun-tahun mengenalmu. Apa kamu dan pacarmu bertengkar?” tebaknya.
“Berdamai sajalah dengannya. Jika tidak, dia akan menjadi pria terakhir yang
kamu kencani,” katanya, menasehati.
“Sadarlah,
Ji A. Selain lebih muda, kamu tidak setara dengannya,” kata Team Leader Choi,
menghancurkan kepercayaan diri Ji A. Dan rekan Kim serta rekan Pyo langsung
membela Ji A.
Melihat
sikap rekan Kim dan rekan Pyo, Ji A jadi teringat akan kejadian dikehidupan
lampau yang dilihatnya kemarin. Lalu akhirnya dia mendapatkan sebuah ide yang
bagus.
“Jadi, kamu
punya cerita baru?” tanya Team Leader Choi.
“Ya. Cerita
kehidupan masa lampau,” jawab Ji A dengan bersemangat.
Shin Joo
mengantarkan makanan untuk Lee Yeon yang sedang duduk menunggu Ji A didepan
gedung. Dan Lee Yeon menolak untuk makan.
“Satu saja.
Sedikit cuka sangat enak,” bujuk Shin Joo dengan lembut.
“Aku bukan
anak TK,” balas Lee Yeon, kesal. Dan Shin Joo pun diam.
“Lihat!”
teriak Shin Joo kemudian sambil menunjuk ke arah langit. Dan ketika perhatian
Lee Yeon teralihkan, dia langsung memasukkan nasi kepal yang dibuatnya ke dalam
mulut Lee Yeon. “Makanlah. Kamu butuh energi untuk melindungi dan melayani,”
katanya, menasehati.
Shin Joo
kemudian menanyai, kenapa Lee Yeon tidak memberitahu cerita yang sebenarnya
kepada Ji A. Dan Lee Yeon menjawab bahwa semuanya sudah di mulai lagi. Jika
sejarah terulang, maka itu sudah lebih dari cukup baginya untuk tetap menjadi
sosok jahat bagi Ji A.
“Kamu takut, bukan?” tebak Shin Joo. “Kamu takut dia mengorbankan dirinya untuk menyelamatkanmu sama seperti A Eum. Yakinkah kamu tidak akan menyesalinya?” tanyanya, memastikan.
“Tidak,” jawab Lee Yeon dengan serius. “Aku sudah memutuskannya.”
Lee Yeon
kemudian menyuruh Shin Joo untuk mengawasi Ji A. Sesudah itu diapun pergi.
Secara diam-
diam, Shin Joo mengikuti Ji A. Dan mengawasinya.
Ketika Lee
Rang berjalan pulang melewati taman, Geomdoong ada disana dan sedang duduk
menunggunya. Dengan malas, dia ingin mengabaikan Geomdoong. Tapi Geomdoong
malah mengikutinya.
“Untuk apa
kamu menungguku?” tanya Lee Rang.
“Aku
memikirkan cita-citaku di masa depan,” jawab Geomdoong. “Saat usiaku enam
tahun, aku ingin menjadi Triceratops. Tapi saat usiaku tujuh tahun, kupikir
akan keren menjadi pemilik warnet. Dan saat usiaku delapan tahun…”
“Langsung ke
intinya saja,” sela Lee Rang dengan tegas.
“Saat dewasa
nanti, aku ingin menjadi seperti Paman. Paman tampan, pemberani, dan punya
kekuatan super,” jawab Geomdoong. Dan Lee Rang tidak setuju.
“Kita
berbeda dalam setiap aspek. Karena aku memukul orang dahulu,” balas Lee Rang.
“Dilihat dari wajahmu, seseorang pasti menghajarmu. Apa itu terjadi di sekolah?
Atau rumahmu?”
“Aku… Aku
tidak dihajar,” jawab Geomdoong sambil menutup luka diwajahnya.
“Itu
pilihanmu untuk menghajar orang atau malah dihajar. Tapi tampaknya, tidak ada
penyelamatan bagi mereka yang enggan menyelamatkan dirinya,” balas Lee Rang,
menasehati. Lalu diapun berjalan duluan. Dan Geomdoong langsung berlari
mengikutinya.
Pria Rang
menceritakan tentang hubungan antara Lee Rang dan Lee Yeon. Mengetahui kisah
mereka, Imoogi merasa terharu dengan aroma harum dari jiwa Lee Rang yang
ternoda. Dan dia ingin menggunakan Lee Rang untuk menguji, apakah Lee Rang
adalah kelemahan Lee Yeon yang lain. Dan mendengar itu, Pria Rang tidak mengerti.
“Bagaimana
caranya?” tanya Pria Rang.
“Kita akan
kedatangan tamu.”
Ketika Hye
Ja sedang melayani Team Leader Choi, rekan Kim, dan rekan Pyo. Tiba- tiba
seorang karyawan nya datang dan berbisik kepadanya. Jadi diapun segera pergi ke
meja lain dengan terburu- buru.
Hye Ja
mengusir wanita hijau yang datang untuk makan ditempatnya, sebab si wanita
hijau adalah orang yang telah membunuh suaminya dulu. Dan si wanita hijau
menanyai, apakah Hye Ja masih belum bisa melupakan si petani bodoh itu.
Mendengar itu, Hye Ja semakin merasa kesal.
“Aku hanya
mengingatkan trauma suamimu seperti biasanya. Tapi dia yang memilih untuk hidup
dalam gelembung itu. Seharusnya kamu menyalahkannya karena jiwanya terlalu
lemah,” ejek si wanita hijau.
“Kenapa?
Kenapa harus dia?” tanya Hye Ja, marah.
“Lebih
tepatnya, kamu harus bertanya kenapa harus kamu,” balas si wanita hijau.
“Begini, aku sangat membenci orang sepertimu. Tokoh utama dongeng tradisional
terkenal. Tidak sepertimu, tidak ada yang ingat namaku.”
Mendengar
pertengkaran mereka berdua, Team Leader Choi mendekat dan melindungi Hye Ja.
Dan dengan malas, si wanita hijau menatap Team Leader Choi. “Apa yang paling
kamu takutkan?” tanyanya. “Kamu takut naik pesawat,” katanya menjawab sendiri
sambil menyentuh tangan Team Leadar Choi. Dan Team Leader Choi merasa ngeri
serta bingung. “Tunggu sebentar. Apa yang kamu lakukan di sini?”
“Aku ingin
kamu pergi sekarang,” usir Hye Ja dengan tegas sambil melindungi Team Leader
Choi.
Dengan
senang, si wanita hijau tersenyum dan berbisik di telinga Hye Ja. “Sampai
nanti,” katanya. Lalu diapun pergi.
“Apa dia
dukun?” tanya Team Leader Choi, penasaran. “Apakah tertulis di wajahku bahwa
aku takut terbang?” tanyanya. Dan Hye Ja hanya diam saja.
Lee Yeon
datang menemui Hyeonuiong sambil membawakannya makanan dan arak beras untuknya.
Dia datang, karena hari ini adalah hari peringatan kematian putra Hyeonuiong.
“Di mana
Nenek?” tanya Lee Yeon.
“Dia mungkin
sedang histeris di suatu tempat,” jawab Hyeonuiong.
“Aku tahu
kalian sangat menderita setelah kejadian yang menimpa putra kalian,” komentar
Lee Yeon.
“Mungkin
karena itulah dia sangat keras padamu.”
“Ya, aku
sudah sering mendengarnya. "Cinta akhirnya mati dan hilang. Aku tidak
mengerti kenapa kamu mengorbankan hidupmu demi cinta”,” kata Lee Yeon, mengulangi
perkataan Taluipa.
“Dia selalu
mengatakan itu karena jika kamu bunuh diri, kamu tidak akan berkesempatan untuk
bereinkarnasi. Sama seperti putra kami, Bok Gil,” balas Hyeonuiong dengan
perasaan sedih.
Dengan
perhatian, Lee Yeon mengelus punggung Hyeonuiong untuk menghiburnya. Kemudian
dia meminta Hyeonuiong untuk mau membantunya. Sekarang dia bersedia melakukan
apapun untuk menyelamatkan dirinya dan Ji A. Mendengar keseriusan tersebut,
Hyeonuiong menatap Lee Yeon.
Taluipa mengingat perkataan terakhir anaknya dulu. "Maafkan aku, Ibu."
“Jika
menyesal, kenapa kamu bunuh diri?” gumam Taluipa dengan sedih sambil memeluk
sepatu yang dulu dipakai oleh anaknya. Dan lalu dia menangis.