Sinopsis K- Drama : Tale of the Nine Tailed Episode 4 part 2

 




Original Network : tvN

“Kamu sudah datang,” kata Ji A, menyambut kedatangan Lee Yeon. “Masuklah.”

“Tentu,” jawab Lee Yeon dengan sikap jaim. “Haruskah kututup gerbangnya?” tanyanya dengan sopan. Dan Ji A mengiyakan. Lalu setelah itu, mereka masuk bersama ke dalam rumah.

Dengan bangga, Ji A menunjukkan masakkan buatannya. Dan ketika dia melihat Lee Yeon seperti menyembunyikan sesuatu, dia mengulurkan tangannya dan meminta. Dan Lee Yeon memberikan seikat mugwort yang di bawanya. Dia akan berutang jika menerima makanan gratis, jadi dia membawakan itu.

“Woah… Ini bukan hadiah selamatan rumah baru yang kuharapkan. Haruskah kumasukkan ini ke air atau kusiapkan untuk makan?” tanya Ji A, berpikir.

“Saat tidak ada kehidupan di wilayah yang dihancurkan oleh nuklir, mugwort yang pertama tumbuh. Itu sama sepertimu, bukan?” balas Lee Yeon, menjelaskan.



Mendengar itu, Ji A tersenyum dan mengelus kepala Lee Yeon. “Ya, ini sesuai dengan seleraku,” puji nya.

Lee Yeon terkejut dan menghindari Ji A. Dan Ji A pun menjelaskan, biasanya hewan suka dibelai. Mendengar itu, Lee Yeon teringat akan A Eum. Dan dia menatap Ji A dengan tatapan penuh kerinduan.



Lee Yeon mencoba makanan Ji A, dan memuji bahwa itu sangat enak. Dan Ji A merasa bangga. Lalu dia menjelaskan bahwa manusia biasanya menawarkan makanan kepada orang lain, saat ingin berterima kasih. Dan karena Lee Yeon telah menyelamatkan nyawanya dua kali, maka diapun ingin membalas kebaikan Lee Yeon dengan cara ini.

“Ini cukup istimewa,” komentar Lee Yeon. “Setidaknya bagiku hari ini.”



Ji A menceritakan alasannya masih tinggal dirumah besar ini sendirian. Biasanya orang yang anggota keluarganya hilang, mereka tidak bisa pindah dengan mudah, karena dengan tinggal dirumah yang sama, ada kemungkinan anggota keluarga yang hilang bisa menemukan jalan kembali. Dan dia merasa, jika kedua orang tuanya kejam sedikit saja dulu, maka mungkin dia bisa melupakan mereka dan melanjutkan hidupnya. Namun mereka ada orang tua yang baik dan hebat. Mengingat kenangan dulu, Ji A menjadi merasa sedih, dan dia menutup kedua telinga nya.

“Melakukan ini menghalangi air mata mengalir. Aku 9 tahun saat tahu rahasia ini. Itu setelah orang tuaku hilang,” kata Ji A, menjelaskan. Melihat sikapnya itu, Lee Yeon jadi teringat akan A Eum.


“Kamu bisa menemukan orang tuamu. Aku akan memastikannya. Jadi, nikmati sedikit hal normal selama sisa hidupmu,” kata Lee Yeon, berjanji.

Ji A kemudian ingin membahas tentang cinta pertama Lee Yeon. Tapi Lee Yeon tidak mau membahas itu. Jadi diapun mengalihkan pembicaraan. Dan Ji A mengerti.

“Terima kasih atas tindakanmu di Pulau Eohwa,” kata pria yang bertemu dengan Lee Rang, ketika dipulau.

‘Sama-sama,” balas Lee Rang sambil tertawa ramah. “Saat aku di ambang kematian setelah disayat oleh Yeon, kamu menyelamatkanku.”



Dijari tengah si Pria dan dijari tengah Lee Rang tiba- tiba terlihat ada lingkaran api seperti cincin. Dan melihat itu, Lee Rang jadi teringat masa lalu, ketika si Pria  menyelamatkannya. (Aku ga tahu nama si pria, jadi biar lebih mudah dikenali dan di ingat, aku sebut Pria Rang, ya guys (^ . ^) .



Lee Rang mengomentari bahwa dia merasa kagum, karena Pria Rang begitu setia mengabdikan hidup selama 600 tahun untuk melayani Imoogi. Dan Pria Rang menjelaskan bahwa dia hanyalah seorang manusia biasa yang sangat ingin mencari cara untuk dapat bertahan hidup.

“Aku tidak pernah bertemu orang dengan akhir yang indah setelah mengambil kekuatan dari alamku untuk bertahan hidup. Jadi, apa tindakanmu setelah ini?” tanya Lee Rang, ingin tahu.

“Aku akan memberi makan, menidurkan, dan menunggunya bertumbuh,” jawab Pria Rang.

“Aku akan menantikannya,” balas Lee Rang. “Saat protagonisnya jatuh cinta dengan cinta lamanya yang hilang, kisah tragis mereka akan terulang kembali,” katanya dengan senang.

Lee Yeon menemani Ji A untuk pergi ke rumah duka. Tapi dia merasa khawatir, karena Ji A sudah masuk ke dalam dunia nya. Jadi bisa saja roh- roh di rumah duka akan menempeli Ji A. Sebab apa yang Ji A bisa lihat, maka mereka juga bisa melihat Ji A. Namun Ji A sama sekali tidak merasa khawatir.

“Aku akan meninggalkan Seoul selama beberapa hari,” kata Lee Yeon, memberitahu.

“Kamu akan berwisata?” tanya Ji A.

“Kurasa bisa dibilang seperti itu. Jadi …”

“Aku tidak mau menghindarinya. Terutama jika aku akan hidup di dunia itu mulai sekarang,” kata Ji A dengan tegas dan serius. Mendengar itu, Lee Yeon merasa pasrah.


Lee Yeon membelikan sesuatu disupermarket dan memberikannya kepada Ji A. Dia membeli kantong kecil dan mengisinya dengan kacang merah dengan jumlah yang sama dengan usia Ji A. Dia mengingatkan Ji A untuk jangan sampai kantong itu hilang dan simpalah itu selalu. Bisa dibilang itu adalah jimat. Dan Jimat buatan nya ini bisa bertahan satu atau dua hari. Mengetahui itu, Ji A mengucapkan terima kasih.

“Aku akan pergi. Semoga wisatamu menyenangkan,” kata Ji A, pamit. Lalu dia pergi sambil tersenyum senang.


Lee Yeon : “Anehnya, aku tidak bisa pergi. Aku penasaran tidak apa-apakah meninggalkannya sendirian.”

Lee Yeon memperhatikan kepergiaan Ji A dengan perasaan gundah.


Ji A mengirimkan pesan kepada Lee Yeon. Dia menanyakan, apa film kesukaan Lee Yeon. Karena dia ingin tahu lebih banyak tentang Lee Yeon. Kemudian disaat itu, Ji A kembali dan melambaikan tangannya dari jauh.

“Kamu membawa kantong kacang merahnya?” tanya Lee Yeon sambil melambaikan tangannya juga. Mendengar itu, Ji A melambaikan kantong nya. Dan melihat itu, Lee Yeon tersenyum.

Dirumah duka. Ji A meminta maaf kepada rekan Kim, karena datang terlambat. Lalu dia memberikan pelukan kepada rekan Kim sebagai bentuk kepeduliaan nya.


Ditaman. Rekan Kim bercerita kepada Ji A. Ibunya selalu memintanya untuk membawa dirinya ke toko hanbok, karena mereka bilang Ia akan berumur panjang, jika membeli kafan lebih awal ditahun kabisat. Namun setiap kali Ibunya menelpon, dia selalu menutup telponnya dan mengatakan bahwa dia sibuk. Pekan lalu, Ibunya membuatkan dongchimi kesukaannya, tapi dia tidak pergi karena ketiduran. Dan sekarang, dia menyadari bahwa dia putri yang benar- benar buruk.

“Menangislah sepuasmu. Jika kamu menahannya sekarang, itu akan meninggalkan bekas,” kata Ji A, menghibur rekan Kim dengan perhatian.


Lee Yeon meminta Taluipa untuk mengirimkannya ke tempat yang hangat, karena dia sangat mudah kedinginan. Dan Taluipa mengabaikan permintaannya serta membacakan pesan dari pada hakim akhirat.

“Lee Yeon, mantan roh gunung Baekdudaegan. Berdasarkan hukum pidana Pasal 24, kamu layak dikirim ke Neraka Pertama karena telah membunuh manusia. Namun, kami mempertimbangkan semua nyawa yang kamu selamatkan, jadi, kamu akan menjalani masa percobaan selama sepekan. Namun, selama pekan itu, kamu akan hidup dalam tubuh manusia dan merasakan penderitaan hidup, usia tua, sakit, dan kematian.”


Mengetahui itu, Lee Yeon mengeluh. Tapi keluhannya sia- sia. Pintu hukuman terbuka, dan pintu itu mengarah ke tempat yang sangat dingin sekali.



Yoo Ri datang ke tempat Shin Joo. Dan melihat kedatangannya, Shin Joo merasa terkejut serta ngeri. Tapi Yoo Ri tidak peduli dan bersikap dengan santai.

“Tenanglah. Aku tidak membawa senjata hari ini,” kata Yoo Ri sambil berjalan mendekati Shin Joo. Dan dengan ngeri, Shin Joo berjalan mundur hingga menabrak meja. “Mari bersenang-senang,” ajak Yoo Ri sambil membuka jaket nya dan menunjukkan pakaian seksi yang di kenakan nya.

Melihat itu, dengan malu Shin Joo menutup matanya. Tapi kemudian, dia membuka matanya dan menatap Yoo Ri. Melihat reaksi manis tersebut, Yoo Ri tersenyum puas.

Ji A mengingatkan rekan Pyo untuk memastikan bahwa rekan Kim makan dengan baik. Karena barusan rekan Kim menangis. Dan rekan Pyo mengiyakan. Lalu dia pergi untuk mengantarkan makanan kepada rekan Kim.


Tepat disaat itu, Lee Rang muncul. Dan dengan waspada, Ji A menanyakan, bagaimana Lee Rang bisa ada disini. Dengan santai, Lee Rang menyuruh Ji A untuk jangan bersikap berlebihan dan duduk bersamanya. Karena dia telah memberi rekan Kim banyak uang untuk menghibur nya. Mendengar itu, Ji A merasa malas dan mengabaikan Lee Rang.

“Duduklah jika kamu tidak mau temanmu mati sama seperti ibunya,” ancam Lee Rang.

Ji A pun duduk dihadapan Lee Rang. Dan dia langsung menanyai, apa yang Lee Rang inginkan. Tapi Lee Rang tidak menjawab, malahan dia menanyai bagaimana hubungan antara Ji A dengan Lee Yeon.

“Hubungan kami sangat lancar menilik adik tunggalnya terus mengunjungiku seperti ini,” kata Ji A dengan tenang.

“Tidakkah kamu takut padaku?” tanya Lee Rang.


“Aku takut. Kudengar seorang pria yang merasa rendah diri mirip seperti bom waktu,” jawab Ji A. Dan Lee Rang membenarkan. “Kenapa kamu sangat membenci kakakmu?”

“Aku hanya bosan,” jawab Lee Rang dengan sikap acuh.

“Kamu bohong. Aku yakin kamu sangat menyukai kakakmu,” balas Ji A.


Shin Joo menyadari ada bekas luka ditubuh Yoo Ri. Bekas luka itu mirip dengan luka pada hewan yang dikurung dikebun binatang, jadi perkataan Yoo Ri benar. Dan dia merasa bersimpati kepada Yoo Ri.

“Jangan menatapku seperti itu. Itu menyebalkan,” keluh Yoo Ri. Mendengar itu, Shin Joo memakai kembali jaket ke Yoo Ri. Lalu dia meminta maaf. “Jangan minta maaf. Aku tidak akan pernah mengembalikan kalungmu.”


“Itu sangat berharga bagiku,” pinta Shin Joo. “Siapa itu? Siapa yang menyuruhmu melakukan ini?”

“Coba ambil kembali kalungmu sendiri. Lalu akan kuberi tahu,” balas Yoo Ri. Kemudian diapun pergi.

1 Comments

Previous Post Next Post