Original Network : tvN
“Kamu sudah
datang,” kata Ji A, menyambut kedatangan Lee Yeon. “Masuklah.”
“Tentu,” jawab Lee Yeon dengan sikap jaim. “Haruskah kututup gerbangnya?” tanyanya dengan sopan. Dan Ji A mengiyakan. Lalu setelah itu, mereka masuk bersama ke dalam rumah.
Dengan
bangga, Ji A menunjukkan masakkan buatannya. Dan ketika dia melihat Lee Yeon
seperti menyembunyikan sesuatu, dia mengulurkan tangannya dan meminta. Dan Lee
Yeon memberikan seikat mugwort yang di bawanya. Dia akan berutang jika menerima
makanan gratis, jadi dia membawakan itu.
“Woah… Ini
bukan hadiah selamatan rumah baru yang kuharapkan. Haruskah kumasukkan ini ke
air atau kusiapkan untuk makan?” tanya Ji A, berpikir.
“Saat tidak
ada kehidupan di wilayah yang dihancurkan oleh nuklir, mugwort yang pertama
tumbuh. Itu sama sepertimu, bukan?” balas Lee Yeon, menjelaskan.
Mendengar
itu, Ji A tersenyum dan mengelus kepala Lee Yeon. “Ya, ini sesuai dengan
seleraku,” puji nya.
Lee Yeon
terkejut dan menghindari Ji A. Dan Ji A pun menjelaskan, biasanya hewan suka
dibelai. Mendengar itu, Lee Yeon teringat akan A Eum. Dan dia menatap Ji A
dengan tatapan penuh kerinduan.
Lee Yeon
mencoba makanan Ji A, dan memuji bahwa itu sangat enak. Dan Ji A merasa bangga.
Lalu dia menjelaskan bahwa manusia biasanya menawarkan makanan kepada orang
lain, saat ingin berterima kasih. Dan karena Lee Yeon telah menyelamatkan
nyawanya dua kali, maka diapun ingin membalas kebaikan Lee Yeon dengan cara
ini.
“Ini cukup
istimewa,” komentar Lee Yeon. “Setidaknya bagiku hari ini.”
Ji A
menceritakan alasannya masih tinggal dirumah besar ini sendirian. Biasanya
orang yang anggota keluarganya hilang, mereka tidak bisa pindah dengan mudah,
karena dengan tinggal dirumah yang sama, ada kemungkinan anggota keluarga yang
hilang bisa menemukan jalan kembali. Dan dia merasa, jika kedua orang tuanya
kejam sedikit saja dulu, maka mungkin dia bisa melupakan mereka dan melanjutkan
hidupnya. Namun mereka ada orang tua yang baik dan hebat. Mengingat kenangan
dulu, Ji A menjadi merasa sedih, dan dia menutup kedua telinga nya.
“Melakukan
ini menghalangi air mata mengalir. Aku 9 tahun saat tahu rahasia ini. Itu
setelah orang tuaku hilang,” kata Ji A, menjelaskan. Melihat sikapnya itu, Lee
Yeon jadi teringat akan A Eum.
“Kamu bisa
menemukan orang tuamu. Aku akan memastikannya. Jadi, nikmati sedikit hal normal
selama sisa hidupmu,” kata Lee Yeon, berjanji.
Ji A
kemudian ingin membahas tentang cinta pertama Lee Yeon. Tapi Lee Yeon tidak mau
membahas itu. Jadi diapun mengalihkan pembicaraan. Dan Ji A mengerti.
“Terima
kasih atas tindakanmu di Pulau Eohwa,” kata pria yang bertemu dengan Lee Rang,
ketika dipulau.
‘Sama-sama,”
balas Lee Rang sambil tertawa ramah. “Saat aku di ambang kematian setelah
disayat oleh Yeon, kamu menyelamatkanku.”
Dijari
tengah si Pria dan dijari tengah Lee Rang tiba- tiba terlihat ada lingkaran api
seperti cincin. Dan melihat itu, Lee Rang jadi teringat masa lalu, ketika si
Pria menyelamatkannya. (Aku ga tahu nama
si pria, jadi biar lebih mudah dikenali dan di ingat, aku sebut Pria Rang, ya
guys (^ . ^) .
Lee Rang
mengomentari bahwa dia merasa kagum, karena Pria Rang begitu setia mengabdikan
hidup selama 600 tahun untuk melayani Imoogi. Dan Pria Rang menjelaskan bahwa
dia hanyalah seorang manusia biasa yang sangat ingin mencari cara untuk dapat
bertahan hidup.
“Aku tidak
pernah bertemu orang dengan akhir yang indah setelah mengambil kekuatan dari
alamku untuk bertahan hidup. Jadi, apa tindakanmu setelah ini?” tanya Lee Rang,
ingin tahu.
“Aku akan
memberi makan, menidurkan, dan menunggunya bertumbuh,” jawab Pria Rang.
“Aku akan
menantikannya,” balas Lee Rang. “Saat protagonisnya jatuh cinta dengan cinta
lamanya yang hilang, kisah tragis mereka akan terulang kembali,” katanya dengan
senang.
Lee Yeon
menemani Ji A untuk pergi ke rumah duka. Tapi dia merasa khawatir, karena Ji A
sudah masuk ke dalam dunia nya. Jadi bisa saja roh- roh di rumah duka akan
menempeli Ji A. Sebab apa yang Ji A bisa lihat, maka mereka juga bisa melihat
Ji A. Namun Ji A sama sekali tidak merasa khawatir.
“Aku akan
meninggalkan Seoul selama beberapa hari,” kata Lee Yeon, memberitahu.
“Kamu akan
berwisata?” tanya Ji A.
“Kurasa bisa
dibilang seperti itu. Jadi …”
“Aku tidak
mau menghindarinya. Terutama jika aku akan hidup di dunia itu mulai sekarang,”
kata Ji A dengan tegas dan serius. Mendengar itu, Lee Yeon merasa pasrah.
Lee Yeon
membelikan sesuatu disupermarket dan memberikannya kepada Ji A. Dia membeli
kantong kecil dan mengisinya dengan kacang merah dengan jumlah yang sama dengan
usia Ji A. Dia mengingatkan Ji A untuk jangan sampai kantong itu hilang dan
simpalah itu selalu. Bisa dibilang itu adalah jimat. Dan Jimat buatan nya ini
bisa bertahan satu atau dua hari. Mengetahui itu, Ji A mengucapkan terima
kasih.
“Aku akan
pergi. Semoga wisatamu menyenangkan,” kata Ji A, pamit. Lalu dia pergi sambil
tersenyum senang.
Lee Yeon : “Anehnya, aku tidak bisa pergi. Aku penasaran tidak
apa-apakah meninggalkannya sendirian.”
Lee Yeon
memperhatikan kepergiaan Ji A dengan perasaan gundah.
Ji A
mengirimkan pesan kepada Lee Yeon. Dia menanyakan, apa film kesukaan Lee Yeon.
Karena dia ingin tahu lebih banyak tentang Lee Yeon. Kemudian disaat itu, Ji A
kembali dan melambaikan tangannya dari jauh.
“Kamu
membawa kantong kacang merahnya?” tanya Lee Yeon sambil melambaikan tangannya
juga. Mendengar itu, Ji A melambaikan kantong nya. Dan melihat itu, Lee Yeon
tersenyum.
Dirumah
duka. Ji A meminta maaf kepada rekan Kim, karena datang terlambat. Lalu dia
memberikan pelukan kepada rekan Kim sebagai bentuk kepeduliaan nya.
Ditaman.
Rekan Kim bercerita kepada Ji A. Ibunya selalu memintanya untuk membawa dirinya
ke toko hanbok, karena mereka bilang Ia akan berumur panjang, jika membeli
kafan lebih awal ditahun kabisat. Namun setiap kali Ibunya menelpon, dia selalu
menutup telponnya dan mengatakan bahwa dia sibuk. Pekan lalu, Ibunya membuatkan
dongchimi kesukaannya, tapi dia tidak pergi karena ketiduran. Dan sekarang, dia
menyadari bahwa dia putri yang benar- benar buruk.
“Menangislah
sepuasmu. Jika kamu menahannya sekarang, itu akan meninggalkan bekas,” kata Ji
A, menghibur rekan Kim dengan perhatian.
Lee Yeon
meminta Taluipa untuk mengirimkannya ke tempat yang hangat, karena dia sangat
mudah kedinginan. Dan Taluipa mengabaikan permintaannya serta membacakan pesan
dari pada hakim akhirat.
“Lee Yeon, mantan roh gunung
Baekdudaegan. Berdasarkan hukum pidana Pasal 24, kamu layak dikirim ke Neraka
Pertama karena telah membunuh manusia. Namun, kami mempertimbangkan semua nyawa
yang kamu selamatkan, jadi, kamu akan menjalani masa percobaan selama sepekan.
Namun, selama pekan itu, kamu akan hidup dalam tubuh manusia dan merasakan
penderitaan hidup, usia tua, sakit, dan kematian.”
Mengetahui
itu, Lee Yeon mengeluh. Tapi keluhannya sia- sia. Pintu hukuman terbuka, dan
pintu itu mengarah ke tempat yang sangat dingin sekali.
Yoo Ri
datang ke tempat Shin Joo. Dan melihat kedatangannya, Shin Joo merasa terkejut
serta ngeri. Tapi Yoo Ri tidak peduli dan bersikap dengan santai.
“Tenanglah.
Aku tidak membawa senjata hari ini,” kata Yoo Ri sambil berjalan mendekati Shin
Joo. Dan dengan ngeri, Shin Joo berjalan mundur hingga menabrak meja. “Mari
bersenang-senang,” ajak Yoo Ri sambil membuka jaket nya dan menunjukkan pakaian
seksi yang di kenakan nya.
Melihat itu,
dengan malu Shin Joo menutup matanya. Tapi kemudian, dia membuka matanya dan
menatap Yoo Ri. Melihat reaksi manis tersebut, Yoo Ri tersenyum puas.
Ji A
mengingatkan rekan Pyo untuk memastikan bahwa rekan Kim makan dengan baik.
Karena barusan rekan Kim menangis. Dan rekan Pyo mengiyakan. Lalu dia pergi
untuk mengantarkan makanan kepada rekan Kim.
Tepat disaat
itu, Lee Rang muncul. Dan dengan waspada, Ji A menanyakan, bagaimana Lee Rang
bisa ada disini. Dengan santai, Lee Rang menyuruh Ji A untuk jangan bersikap
berlebihan dan duduk bersamanya. Karena dia telah memberi rekan Kim banyak uang
untuk menghibur nya. Mendengar itu, Ji A merasa malas dan mengabaikan Lee Rang.
“Duduklah
jika kamu tidak mau temanmu mati sama seperti ibunya,” ancam Lee Rang.
Ji A pun
duduk dihadapan Lee Rang. Dan dia langsung menanyai, apa yang Lee Rang
inginkan. Tapi Lee Rang tidak menjawab, malahan dia menanyai bagaimana hubungan
antara Ji A dengan Lee Yeon.
“Hubungan
kami sangat lancar menilik adik tunggalnya terus mengunjungiku seperti ini,”
kata Ji A dengan tenang.
“Tidakkah
kamu takut padaku?” tanya Lee Rang.
“Aku takut.
Kudengar seorang pria yang merasa rendah diri mirip seperti bom waktu,” jawab
Ji A. Dan Lee Rang membenarkan. “Kenapa kamu sangat membenci kakakmu?”
“Aku hanya
bosan,” jawab Lee Rang dengan sikap acuh.
“Kamu
bohong. Aku yakin kamu sangat menyukai kakakmu,” balas Ji A.
Shin Joo
menyadari ada bekas luka ditubuh Yoo Ri. Bekas luka itu mirip dengan luka pada
hewan yang dikurung dikebun binatang, jadi perkataan Yoo Ri benar. Dan dia
merasa bersimpati kepada Yoo Ri.
“Jangan
menatapku seperti itu. Itu menyebalkan,” keluh Yoo Ri. Mendengar itu, Shin Joo memakai
kembali jaket ke Yoo Ri. Lalu dia meminta maaf. “Jangan minta maaf. Aku tidak
akan pernah mengembalikan kalungmu.”
“Itu sangat
berharga bagiku,” pinta Shin Joo. “Siapa itu? Siapa yang menyuruhmu melakukan
ini?”
“Coba ambil kembali kalungmu sendiri. Lalu akan kuberi tahu,” balas Yoo Ri. Kemudian diapun pergi.
This comment has been removed by a blog administrator.
ReplyDelete