Original Network : tvN
Ji A dan tim nya datang berkunjung ke rumah Pria Rang. Ketika mereka masuk ke dalam rumah, Ji A merasa seperti ada yang memperhatikannya. Tapi karena rekan Pyo kemudian memanggilnya, jadi diapun tidak terlalu memikirkan perasaan aneh tersebut.
Didalam
rumah Pria Rang ada sebuah pohon ceplukan berwarna merah seperti lentera. Dan
Team Leader Choi merasa tertarik, karena dia belum pernah melihat ceplukan di
Seoul. Ceplukan bisa di makan dan di tiup seperti seruling. Juga ceplukan
katanya bisa membawa kesialan dan menggiring ular keluar. Dan Team Leader Choi
pun ingin menyentuh Ceplukan tersebut.
“Jangan
sentuh itu,” kata Pria Rang, menghentikan Team Leader Choi. “Aku hanya punya
dua peraturan di rumah ini. Satu. Jangan menyentuh ceplukan. Kedua. Kamu tidak
boleh naik ke lantai dua,” jelas nya dengan tegas. Dan semuanya pun mengerti.
“Apa ada
orang di sana?” tanya Ji A, ingin tahu.
“Tidak, aku
tinggal sendirian. Pokoknya, dia melarang naik ke sana, jadi, jangan.”
Shin Joo
bersikap manja karena sedang terluka. Jadi Lee Yeon pun melayani nya. Dia
menyuapkan air kepada Shin Joo yang kehausan. Dan juga memesankan ayam
untuknya.
“Beri makan
anjingnya sebelum ayamnya datang,” perintah Shin Joo.
“Baiklah,”
jawab Lee Yeon dengan patuh, tapi kemudian dia merasa ragu. “Omong-omong…
Benarkah kamu kesakitan? Apakah kamu bereaksi berlebihan agar bisa
memerintahku?”
“Aku terluka
secara fisik dan emosional,” jawab Shin Joo dengan sedih.
“Lihat? Apa
kataku? Aku bilang pencuri kalung itu mencurigakan.”
“Berhentilah
menyebut dia pencuri. Dia punya nama yang bagus. Yoo Ri,” kata Shin Joo,
membela Yoo Ri. “Awal kami buruk, itu saja. Kami mendapat 99,” jelasnya sambil
menunjukkan perhitungan nya.
Lee Yeon
melihat buku catatan Shin Joo. Dan disana ada hasil perhitungannya dengan Ji A,
tingkat kecocokan mereka hanya 25 saja. Dan mengetahui itu, dia merasa agak
kesal. Dan Shin Joo pun langsung berpura- pura kesakitan untuk menghindar.
Pria Rang
mengobrol dengan Ji A dan para rekan Ji A dengan sikap yang sangat ramah dan
bersahabat. Dia menceritakan kisahnya kepada mereka semua. Dahulu, dia pernah
hampir mati. Tapi kemudian dia selamat, dan itu adalah sebuah keajaiban. Namun
yang dia temui setiap harinya bukanlah manusia.
“Lalu apa?”
tanya Ji A, ingin tahu.
“Kubilang
keajaiban,” jawab Pria Rang.
Mendengar
jawaban itu, semua orang tertawa, karena mereka mengira Pria Rang sedang
menceritakan sebuah lelucon saja. Kecuali Ji A, dia hanya diam dan tersenyum
saja.
Ji A
kemudian pamit untuk pergi ke kamar mandi.
Saat keluar
dari kamar mandi, Ji A merasa seperti mendengar sesuatu. “Apa ada orang di
atas?” gumamnya, berpikir. Lalu dia melihat para chef yang sedang sibuk.
“Mungkin aku salah dengar.”
Tiba- tiba
suara aneh itu kembali terdengar dilantai dua rumah. Seperti suara ketukan. Dan
Ji A pun merasa heran ada apa.
Didalam
kamar. Imoogi menggunakan tangan mayat untuk mengetuk pintu. Dia melakukan itu
untuk menarik perhatian Ji A.
Ji A naik ke
lantai dua untuk mencari tahu suara apa itu. Tapi kemudian dia tersadar dan
berhenti mendekati kamar Imoogi. “Aku tidak boleh berkeliaran di rumah orang
lain,” gumam nya. Lalu dia berniat untuk turun ke lantai bawah lagi.
Tepat ketika
Ji A berbalik, dia tidak sengaja menginjak sesuatu. Dan itu adalah kuku palsu milik
si pengasuh yang telah mati. Kemudian suara ketukan kembali terdengar. Dan
dengan rasa penasaran, Ji A pun berjalan mendekati kamar Imoogi.
Menyadari
kalau Ji A telah pergi terlalu lama, Pria Rang pun pergi untuk memeriksa.
Ji A
menempelkan telinga nya ke pintu kamar.
“Selamat
datang,” kata Imoogi, mengetahui keberadaan Ji A.
Pria Rang
memerika kamar mandi, dan tidak menemukan Ji A. Lalu dia melihat ke arah lantai
dua.
Ji A berniat
untuk membuka pintu kamar. Dan Imoogi yang berada didalam kamar tersenyum
menunggu nya untuk membuka pintu. Kemudian tepat disaat itu, Lee Yeon menelpon,
jadi Ji A pun tidak jadi membuka pintu tersebut.
Lalu setelah
dia selesai bertelponan, Pria Rang tiba- tiba muncul di belakangnya. Dan dia
merasa sangat terkejut serta langsung meminta maaf. Kemudian dia menjelaskan
bahwa barusan dia ada mendengar suara dari dalam kamar.
“Pasti
karena angin. Jendelanya dibiarkan terbuka. Ayo makan hidangan penutup,” ajak
Pria Rang. Dan Ji A mengiyakan serta berjalan pergi.
Ketika
mereka berdua telah pergi, Imoogi membuka pintu kamar sedikit dan mengintip
keluar dengan raut wajah muram.
Shin Joo
menangis, karena dia sudah lama tidak melihat Lee Yeon begitu bahagia. Dan Lee
Yeon mengiyakan sambil menlap air mata Shin Joo. “Nikmatilah selagi bisa dan
biarkan ini menjadi rupa yang kamu ingat dariku.”
“Kamu bicara
seperti orang yang akan pergi,” balas Shin Joo, berkomentar. “Semoga kamu
berumur panjang dan menikmati masa-masa paling bahagia selagi Nona Nam masih
hidup.”
Mendengar
itu, Lee Yeon hanya diam saja dan tersenyum kecil.
Ji A masih
terus kepikiran akan kuku di lantai dua rumah barusan. Karena dia melihat bahwa
setiap orang yang ada didalam rumah, tidak ada satupun yang memakai kuku palsu.
Dalam
perjalanan pulang. Ji A menceritakan tentang kuku palsu yang ditemukannya
barusan kepada para rekan nya. Dan rekan Kim serta rekan Pyo tidak berpikir
terlalu jauh mengenai kuku palsu tersebut.
Lee Yeon
merasa bangga karena berhasil memasak nasi putih dengan baik.
Ketika Ji A
pulang ke rumah, Lee Yeon langsung menyambutnya dengan bersemangat. “Ah. Jadi,
begini rasanya pulang setelah bekerja dengan aroma nasi yang baru matang,”
pujinya.
“Akan
kupastikan kamu merasakannya setiap hari aku di sini,” balas Lee Yeon sambil
merangkul bahu Ji A. Dan Ji A lalu memberikannya hadiah es krim.
Menerima es
krim tersebut, Lee Yeon merasa sangat senang sekali.
Karena
merasa canggung, tidak tahu harus melakukan apa. Maka Lee Yeon dan Ji A pun
memutuskan untuk menonton film bersama. Dan saat menonton film, secara perlahan
hubungan antara mereka berdua menjadi dekat dan sangat dekat. Ji A bersandar di
bahu Lee Yeon. Dan kemudian Lee Yeon memegang tangan Ji A dengan lembut dan
erat.
Dengan
bersemangat, Lee Yeon memasak nasi putih yang Ji A sukai. Lalu dia pergi untuk
membelikan sepatu kets baru yang Ji A inginkan.
Ketika Ji A
sampai dirumah, dia menemukan hadiah dari Lee Rang yang di tinggalkan didepan
pagar. “Pakai dan bercerminlah. Itu akan
menjawab pertanyaanmu.”
Ketika Lee
Yeon sedang sibuk memilih sepatu kets mana yang bagus, tiba- tiba saja Lee Rang
menelponnya.
“Aku
mengirim hadiah untuk pacarmu. Kamu pernah mendengar alis harimau?” kata Lee
Rang sambil tertawa.
Mendengar itu, Lee Yeon merasa sangat terkejut serta langsung berlari keluar dari toko. Dan sambil berlari Lee Yeon mencoba untuk menelpon Ji A. Tapi Ji A tidak sadar. Karena dia sedang sibuk memikirkan perkataan Lee Rang. Dia berdiri didepan cermin dan dengan ragu memakai kacamata Alis Macan.
Awalnya
tidak ada yang aneh terlihat. “Astaga, payah sekali,” gumam Ji A. Tapi kemudian
tiba- tiba saja, dia melihat sesuatu. Kejadian di masa lalu nya. Dan dia merasa
sangat terkejut.
Lee Yeon mengarahkan pedang kepada
A Eum. “Dia tidak berarti bagiku. Tidakkah kamu paham? Dia kujadikan umpan
untuk menangkapmu.”
“Yeon,” panggil A Eum dengan lemah.
Tanpa ragu, Lee Yeon menyerang A
Eum dan membunuhnya.
Ketika Lee
Yeon sampai dirumah, dia langsung menghampiri Ji A. “Apa kamu melihatnya? Beri
tahu aku. Apa kamu melihatnya?” tanyanya dengan gugup. Dan Ji A tidak menjawab.
Lee Yeon
meminta Ji A untuk melihat nya. Dan Ji A tidak merespon. “Apa yang kamu lihat?”
tanya Lee Yeon lagi, dengan lembut.
“Aku dibunuh
di kehidupan lampauku. Kamu membunuhku. Tujuan utamamu adalah menemukan Imoogi.
Yeon. Kamu memanfaatkanku untuk dikorbankan,” kata Ji A dengan perasaan terluka
dan sedih sambil menatap Lee Yeon.