Sinopsis C-Drama : Poisoned
Love Episode 02
Seolah takdir, langkah kaki Shi
Meng membawanya ke depan toko kaset Music Life. Saat itu hujan mulai turun.
Dari dalam toko kaset, Fang Yan melihatnya yang berdiri kehujanan, sehingga dia
keluar dan memayungi Shi Meng.
Dia tersenyum pada Shi Meng
sambil memegang payung. Shi Meng masih ingat padanya, termasuk ini adalah
ketiga kalinya dia melihat Fang Yan. Sayang, Fang Yan tidak tahu siapa dia (karna dua kali petemuan mereka, penyakit
Fang Yan sedang kambuh, jadi dia tidak ingat apapun) dan dengan santai
menawarkan Shi Meng untuk ke toko kaset nya berteduh dari hujan.
Begitu masuk, Fang Yan
mengizinkan Shi Meng untuk berkeliling melihat-lihat toko kasetnya tersebut.
Shi Meng pun mulai keliling melihat piringan hitam, tapi matanya terus saja
terpaku pada Fang Yan. Tampaknya, ada sedikit rasa tertarik dirinya pada Fang
Yan.
Fang Yan juga berkeliling
melihat kaset yang ingin di dengarnya. Saat dia mengulurkan tangan untuk
mengambil kaset di rak yang cukup tinggi, kaset di rak itu malah terjatuh dan
hampir mengenainya jika Shi Meng tidak muncul tiba-tiba menangkap kaset yang
terjatuh tersebut.
“Terimakasih,” ujar Fang Yan.
“Apakah kau membutuhkan rekomendasi?”
“Ya.”
Dengan sangat bersemangat, Fang
Yan langsung menawari album musik Shi Yi. Dia mulai berceloteh mengenai album
tersebut. Shi Meng segera menghentikannya dengan meminta rekomendasi selain Shi
Yi.
Fang Yan menyimpulkan kalau Shi
Meng tidak menyukai Shi Yi. Dia kembali melihat sekeliling mencari album musik
lain. Agar Fang Yan tidak bingung mencari yang cocok untuknya, Shi Meng meminta
rekomendasi musik yang di sertai narasi.
“Tentu saja ada,” jawab Fang
Yan, antusias.
“Yang mana yang kau sukai?”
“Album favoritku… yang ini.
Lagu hitnya ‘Destiny’ memiliki suara
nyanyian pria dan narasi wanita. Wanita itu memiliki suara yang indah. Saat di
cocokkan dengan suara nyanyian pria itu, itu sangat indah,” jelas Fang Yan
sembari memberikan sebuah piringan hitam.
Shi Meng tertawa sinis melihat
album yang di rekomendasi berjudul “Destiny”
dan juga dengan ucapan Fang Yan. Itu karna dia nggak percaya dengan yang
namanya takdir. Baginya, segala sesuatu yang kita lakukan (penyebab) itulah
yang menentuhkan hasil. Pilihan yang kita buat, itu yang menentukan masa depan
mereka.
Fang Yan tidak menerima
pendapat itu. Dia dan Shi Meng mulai adu pendapat mengenai takdir itu ada atau
tidak. Fang Yang mengklaim kalau Shi
Meng bisa datang ke toko kaset ini pasti karna takdir padahal ada banyak toko
kaset lain di sekitar sini. Shi Meng membalas argumen itu dengan statistik. Di
sini ada sekitar 5 toko kaset. Dalam perjalanan pulang dari kantor, jika dia
ingin membeli atau mendengarkan rekaman, dia akan datang ke toko kaset
rata-rata sekali setiap dua bulan. Jadi, ada 20 persen kemungkinan dia akan
mengunjungi toko ini sekali setiap dua bulan. Dalam dua tahun, akan ada 94
persen kemungkinan baginya untuk datang ke toko ini. Bukankah itu artinya ini bukan
takdir?
Fang Yan sama sekali tidak
mengerti dengan penjelasan rumit Shi Meng. Baginya, Shi Meng ada di depannya
sekarang dan mereka bertemu, itu pasti karena takdir.
“Kenapa kau ingin membuatku
percaya pada takdir?” tanya Shi Meng.
“Itu karna, saat kau tidak
bahagia dan tahu bahwa semuanya sudah di takdirkan, kau tidak akan merasa
terlalu kesal. Tapi ketika kau tahu bahwa sesuatu yang baik akan terjadi, kau
akan merasa bahagia,” jelas Fang Yan, menggebu-gebu.
Shi Meng hanya diam, tidak
menanggapi. Fang Yan sadar kalau Shi Meng masih belum setuju dengannya, jadi
dia menyuruh Shi Meng untuk mengikutinya. Dia berdiri di depan jendela besar
yang menghadap ke jalan besar.
“Mari kita hitung orang yang
lewat. Jika ada pasangan yang lewat sebelum kita bisa menghitung sampai
sepuluh, kau harus percaya pada takdir. Bagaimana?” ajak Fang Yan.
“Kenapa aku harus melakukan
permainan ini denganmu?”
“Karna jika kau menang, kau
dapat memiliki album ini secara gratis.”
Tanpa menunggu persetujuan Shi
Meng, Fang Yan mulai menghitung orang yang lewat. Sudah sampai hitungan ke sembilan,
tapi belum ada juga pasangan yang lewat. Dia mulai cemas. Ada satu pejalan kaki
yang lewat, tapi Fang Yang tidak melihatnya dan Shi Meng tiba-tiba menutup mata
Fang Yan.
Fang Yan tentu heran. Shi Meng
menjawab kalau peraturan permainannya adalah ‘orang kesepuluh yang Fang Yan
lihat’. Shi Meng tidak ingin menghancurkan keyakinan Fang Yan mengenai takdir.
Jadi dia menutupi mata Fang Yan ketika orang kesepuluh yang jalan sendirian
lewat. Fang yan tampak terkejut dan gugup juga.
Orang yang ke sebelas lewat
adalah sepasang pasangan. Shi Meng menyingkirkan tangannya dari depan mata Fang
Yan sambil berujar : “Sepuluh.” Fang Yan tidak tahu kalau sudah ada orang yang
lewat sebelumnya, jadi dia beneran heran karena menang. Dia bersorak kegirangan
dan tanpa sadar mengajak Shi Meng untuk high-five.
Walau menang, Fang Yan tetap
memberikan album itu secara gratis pada Shi Meng. Shi Meng menolaknya karna
sesuai peraturan, dia kalah. Dia akan membeli album itu. Fang Yan pun bergegas
membungkus album itu karena Shi Meng bilang album itu untuk hadiah. Di saat
itu, saat mengambil ponselnya, Shi Meng tanpa sengaja menjatuhkan kunci
mobilnya yang ada gantungan angsa. Fang Yan membantu mengambilkannya. Saat Shi
Meng memasukkan kunci itu ke sakunya kembali, gantungan angsanya terlepas dan
jatuh ke tanah tanpa di sadarinya.
Shi Meng membayar terlebih
dahulu dengan menscan barcode. Dia
masih mau menunggu Fang Yan kembali dari mengambil bungkusan, tapi tanpa
sengaja dia melihat buku yang ada di atas meja. Niatnya jadi berubah dan dia
langsung pergi. Fang Yan tentu saja kecewa karna saat kembali, Shi Meng sudah
tidak ada.
Yang di lihat oleh Shi Meng
adalah buku yang ada tulisan : “Bagaimana cara tidur dengan Shi Yi?”
--
Shi Meng membawa album tadi ke
tempat Shi Yi. Begitu masuk, dia mengomentari banyaknya hadiah yang Shi Yi
terima dari para fans. Shi Yi tidak suka mendengarnya dan menyuruhnya untuk
tidak menilai orang lain.
Shi Meng mengubah topik dengan
membahas kabar kalau Shi Yi kesulitan membuat lagu baru. Dia meletakkan album
“Destiny” di atas meja dan menyuruh Shi Yi untuk mendengarnya. Hubungan mereka
tidak baik karna mereka tidak bicara seperti adik kakak tapi seperti orang
luar.
Shi Yi memutar piringan hitam
yang Shi Meng putarkan. Yang pertama di dengar adalah suara narasi wanita yang
merdu kemudian di lanjutkan dengan suara nyanyian. Shi Yi menyukai lagu itu.
Shi Meng menyadari hal tersebut.
Shi Meng lanjut dengan memutar
suara Yin Jiang. Dia menyebutkan kualitas suara Yin Jiang setara dengan Shi Yi.
Tanpa basa-basi lagi, Shi Meng bilang akan menjadikan Yin Jiang sebagai pengisi
suara Dewi Danau dan juga orang yang akan membacakan narasinya. Dia sudah
mengontrak Yin Jiang dan sekarang, studio Yin Jiang sekarang ada di bawah
perusahaannya. Jadi, Shi Yi akan membutuhkan izinnya jika ingin berkolaborasi
dengan Yin Jiang.
“Apa yang kau inginkan sebagai
imbalannya?” tanya Shi Yi, bisa mengerti maksud Shi Meng.
“Jadilah pemeran utama pria
dalam ‘Kisah Dunia Air.’,” ujar Shi Meng.
Usai mengatakan keinginannya,
Shi Meng beranjak pergi. Sebelum Shi Meng pergi, Shi Yi mengingatkan kalau
besok adalah hari ulang tahun ibu mereka, jadi jangan mengungkit apapun
mengenai ayah.
--
Fang Yan membersihkan toko
sambil memikirkan Shi Meng yang tiba-tiba menghilang. Saat itulah dia menemukan
gantungan angsa milik Shi Meng.
Tidak lama, Yao Yao dan Wei Lin
datang. Yao Yao membawa kabar baik kalau Shi Yi akan berperan dalam “Kisah
Dunia Air”. Dan Wei Lin sudah membujuk sutradara pemilih perannya untuk
memperkenalkan Fang Yan kepada produser eksekutif film. Jadi, Fang Yan harus
bisa melakukan yang terbaik besok agar bisa menyakinkan produser eksekutif
film. Jika Fang Yan berhasil mendapatkan peran di film itu, artinya Fang Yan
sudah selangkah lebih dekat dengan Shi Yi! Bukan hanya bisa sembuh, Fang Yan
mungkin akan bisa membangun karir nya dengan bergabung dalam film itu!!
Mendengarnya saja sudah membuat
Fang Yan merasa antusias.
--
Shi Yi masih mendengarkan album
yang Shi Meng bawakan tadi. Hal itu membuatnya teringat akan kenangan masa
kecilnya. Shi Yi juga memiliki gantungan angsa seperti Shi Yi, tapi dia
menyimpannya di dalam kaleng kecil.
Flashback
Shi
Yi dan Shi Meng bertengkar karna sebuah telur angsa yang pecah. Mereka saling
menyalahkan satu sama lain sebagai penyebab pecahnya telur tersebut. Saat ayah
keluar, mereka saling mengadukan satu sama lain.
“Sudah,
jangan bertengkar lagi. Ayah akan memberikan kalian angsa lagi. Kalian berdua harus
menikmati berkat dan menanggung kemalangan bersama. Jangan pernah bertengkar
lagi, mengerti?” nasehat ayah.
“Baik,”
jawab Shi Yi dan Shi Meng.
End
Tapi berbeda dengan nasehat
ayahnya, kini hubungan Shi Yi dan Shi Meng tidak baik.
--
Saat sampai di rumah, Shi Meng
baru menyadari gantungan angsa-nya hilang.
Flashback
Rajutan
angsa mini itu adalah hadiah dari ayah untuknya Shi Yi dan Shi Meng. Shi Meng
begitu menyukainya sehingga mulai memainkannya. Shi Yi menegurnya untuk
berhati-hati memainkannya karna bisa rusak.
“Tidak
akan rusak. Itu akan selalu bersamamu,” ujar Ayah.
“Itu
akan selalu ada di sisiku, seperti ayah dan kakak?” tanya Shi Meng.
“Ayah
dan kakak akan selalu bersamamu.”
End
Tentu saja, wajah Shi Meng
tampak sedih karna sudah kehilangan gantungan angsa-nya.
--
Esok hari,
Yao Yao dengan Fang Yan pergi
ke kantor Concept Picture. Yao Yao
menenangkan Fang Yan untuk tidak mengkhawatirkan apapun karna Wei Lin sudah
bicara dengan sutradara sulih suara akan memperkenalkan mereka kepada
prosedurnya. Jadi, yang harus Fang Yan lakukan hanyalah menunjukkan bakatnya
kepada mereka.
Fang Yan khawatir akan gagal seperti
terakhir kali. Tapi, di sisi lain, dia yakin kalau dia akan berhasil karna
tidak ada Nina yang akan mengganggunya seperti kali terakhir. Karna terlalu
gugup, Fang Yan pamit ke toilet dulu untuk mempersiapkan diri.
Selagi menunggu Fang Yan, Yao
Yao duduk di kursi yang di sediakan. Di belakangnya ada beberapa pria berjas
yang sedang berbincang. Yao Yao merasa tidak asing dengan suara salah satu
pria, jadi dia melirik dan ternyata itu suara Hao Ying Jun.
Ying Jun lagi pamer pada rekan
kerjanya kalau Kisah Dunia Air mirip dengan kisahnya dengan cinta pertamanya.
Ying Jun bilang kalau dia mencampakkan cinta pertamanya dan walaupun pacarnya
itu memohon, dia dengan tegas menolak dan bilang kalau hubungan mereka
berakhir.
Yao Yao yang mendengarkan
ceritanya, beneran kesal. Kenapa? Karna dialah cinta pertama Ying Jun. Tidak
terima di bicarakan jelek, Yao Yao langsung menghampiri mereka. Ying Jun panik,
apalagi Yao Yao malah membahas bagaimana Ying Jun dulu memohon padanya untuk
tidak meninggalkannya.
Ying Jun benar-benar nggak bisa
berkutik di hadapan Yao Yao. Dia hanya bisa diam bahkan saat Yao Yao
memperkenalkan diri sebagai cinta pertama Ying Jun. Para rekan Ying Jun kaget
dan hanya ikutan diam.
Ying Jun mengajak Yao Yao
bicara berdua. Dia memarahi Yao Yao karna tidak berubah walau sudah
bertahun-tahun. Tapi, Ying Jun langsung diam saat Yao Yao meninggikan suaranya.
Yao Yao memarahinya karna masih tidak berubah walau sudah bertahun-tahun. Masih
tidak tahu malu. Dan setelah di marahi, Ying Jun akhirnya ngaku kalau dia yang
di campakkan Yao Yao waktu itu.
Tampaknya, Ying Jun masih
menyukai Yao Yao. Dia bahkan bertekad akan membuat Yao Yao mengemis padanya.
--
Yao Yao dan Fang Yan menemui
sutradara. Sutradara melihat resume milik
Fang Yan. Wei Lin sudah bicara dengannya, jadi dia berharap saat produser
datang, Fang Yan akan melakukan yang terbaik.
Produser eksekutif yang akan
meng-cast Fang Yan adalah Hao Ying
Jun. Dia udah jalan gagah berani mau masuk ke dalam ruangan, tapi nyalinya
langsung ciut saat melihat Yao Yao. Dia berubah pikiran dan tidak mau menemui
mereka dengan alasan sibuk. Sutradara berusaha membujuknya untuk memberikan
waktu 5 menit saja, tapi Ying Jun tetap tidak mau.
Perdebatan mereka terlihat oleh
Shi Meng. Dia ingin tahu apa yang terjadi, jadi Ying Jun menjelaskan kalau ada
agensi sulih suara yang ingin mengikuti audisi untuk “Dewi Danau.” Mereka sudah
gagal di tahap pertama, tapi kenapa malah tetap mau di audisi ulang? Sutradara
menjawab kalau waktu itu, Fang Yan sedang merasa tidak enak badan.
Shi Meng tidak mau terlibat
dalam urusan cast, jadi dia menyuruh mereka menyelesaikan masalah itu sendiri.
Pikirannya langsung berubah saat melihat Fang Yan. Jadinya, dia yang mengaudisi
mereka.
Fang Yan beneran senang melihat
Shi Meng dan ingin mengembalikan gantungan angsa Shi Meng yang tertinggal di
toko. Tapi, belum juga dia selesai bicara, Shi Meng sudah menghentikan
ucapannya dan menanyakan kenapa menginginkan peran ini?
Fang Yan menjawab pertanyaan
itu dengan baik. Yao Yao ikutan bicara dan mengira Shi Meng adalah produser
eksekutif yang di bicarakan Wei Lin. Dari apa yang Yao Yao bicarakan, ternyata
Yao Yao dan sutradara sudah bekerja sama untuk menyuap. Dia menenangkan Shi
Meng kalau dia akan menutup mulutnya.
Shi Meng tidak menduga kalau
Fang Yan ingin lolos audisi dengan menyuap. Fang Yan beneran nggak tahu
soal masalah ini. Yao Yao masih tidak mengerti situasi, teru saja bicara kalau
bilang mau bergabung karna bisa bertemu Shi Yi. Padahal, bukan itu alasan utama
Fang Yan. Dia beneran menyukai peran Dewi Danau. Tapi, ucapan Yao Yao membuat
Shi Meng semakin salah paham kalau Fang Yan mau bergabung hanya demi Shi Yi.
“Ini bukan tempat untuk jumpa
fans atau tempat untuk bersenang-senang. Mengerti?”
“Apa salahnya dengan fans? Fans
juga bisa menjadi pengisi suara profesional.”
“Apakah pengisi suara
profesional perlu menyuap?!” tanya Shi Meng dengan nada meninggi.
Yao Yao panik menyadari kalau
ucapannya sudah salah. Dia meluruskan kalau Fang Yan beneran tidak tahu
mengenai suap menyuap dan Fang Yan datang kemari karna sangat menyukai peran
itu. Fang Yan dengan serius meminta Shi Meng memberikan kesempatan dan
mendengarkan sulih suaranya. Jika tidak memenuhi harapan, dia akan menyerah.
Shi Meng sudah tidak mau
mendengar apapun dan dengan tegas menolak. Fang Yan beneran kesal karena Shi
Meng sudah mempunyai prasangka buruk darinya sedari awal. Dia juga tidak mau
bekerja sama dengan Shi Meng. Fang Yan juga menunjukkan gantungan angsa Shi
Meng.
“Awalnya aku ingin
mengembalikannya, tapi sekarang… angsa kecil, apa kau mau pulang dengannya? Tidak. Jika aku bisa bergerak, aku tidak
pernah ingin menghadapi iblis berhati dingin dan keras kepala seperti dia. Dia
merusak pemandangan,” ujar Fang Yan, emosi sambil melakukan monolog.
Usai meluapkan semua kekesalannya,
Fang Yan langsung pergi. Shi Meng beneran kesal.
--
Walau sudah meluapkan
kekesalannya, Fang Yan tetap saja masih mengomel. Dia sadar kalau menyuap
salah, tapi kenapa dia malah di rendahkan karna jadi fans Shi Yi. Dia memang
menyukai lagu-lagu Shi Yi, apa salahnya!
Eh, Yao Yao malah mengira kalau
uang menyuap yang di berikan kurang besar. Fang Yan menghela nafas kesal
mendengarnya.
--
Shi Meng memanggil Ying Jun ke
ruangannya terkait masalah ini. Ying Jun sangat ketakutan sambil bersumpah
kalau dia tidak pernah ingin mencari uang menggunakan wewenangnya. Sutradara
itu sudah salah paham dengan niatnya. Dia tidak pernah menerima uang suap.
“Seperti biasa, pecat dia,”
perintah Shi Meng.
Selesai meluruskan
kesalahpahaman, Ying Jun melaporkan kalau dia sudah mendapatkan alamat Yin
Jiang dan akan menemuinya hari ini. Laporannya sudah selesai, jadi Ying Jun
pamit untuk lanjut kerja.
“Tunggu. Apakah menurutmu… aku
menyebalkan? Atau penampilanku merusak pemandangan?” tanya Shi Meng.
Ying Jun lebih memilih
berpura-pura sakit telinga sehingga tidak mendengar pertanyaan Shi Meng, dan
langsung bergegas keluar ruangan.
--
Wei Lin menelpon Yao Yao untuk
mengabari kabar kalau Shi Yi akan pergi ke Amerika minggu depan, jadi mereka
harus bergegas agar Fang Yan bisa segera bertemu dengan Shi Yi. Yao Yao cemas.
Sementara Fang Yan tetap santai
dan malah bermain dengan gantungan angsa Shi Meng yang di letakkannya di dalam
akuarium ikan. Yao Yao sampai kesal karna Fang Yan begitu santai padahal ini
kan penyakit Fang Yan, tapi kenapa malah dia dan Wei Lin yang sibuk. Fang Yan
tidak terima di bilang santai karna dia juga sudah berusaha. Dia menunjukkan
ponselnya yang berisi jadwal Shi Yi.
Yao Yao dengan sabar
menjelaskan pada Fang Yan kalau Shi Yi itu suka mengisolasi diri setiap hari
untuk berlatih dan membuat musik. Artinya, kesempatan Fang Yan bertemu Shi Yi
sangatlah kecil. Jadi, mereka harus memikirkan cara agar Fang Yan bisa bertemu
dengan Shi Yi. Fang Yan panik sesaat dan kemudian malah santai lagi bermain
angsa di akuarium ikan.
--
Ying Jun pergi sendirian ke
alamat studio sulih Ying Jian. Sebelum masuk, dia menelpon anak buahnya untuk
memastikan kalau dia sudah mengirimkan kontrak kerja sama lewat email ke Ying
Jian. Setelah di pastikan, Ying Jun menekan bel pintu.
Jrenggg!!
Yang membuka pintu adalah
Yao Yao. Ying Jun langsung sadar tidak bisa menangani masalah ini sendiri.
Dan orang yang datang membantu
adalah Shi Meng. Suasana sangat canggung. Shi Meng tidak bisa mengalihkan
matanya dari akuarium yang di letak di samping meja karna ada gantungan
angsa-nya yang mengapung di akuarium.
Dengan sangat sopan, Ying Jun
memperkenalkan Shi Meng yang adalah presdir Concept Picture dan juga Kepala
Produser “Kisah Dunia Air.” Fang Yan masih kesal sehingga dia bersikap ketus.
Dia juga menolak tanda tangan kontra. Ying Jun mulai membahas kalau dalam
industri ini, apa mereka tahu ada berapa banyak studio sulih suara? Ada sekitar
80 persen. Jadi, jika tidak mampu bersaing, rata-rata studio sulih suara akan
tutup dalam lima tahun. Dan sekarang, sudah tahu ketiga mereka bukan?
Yao Yao dan Fang Yan tetap
bersikap ketus dan menolak bekerja sama. Shi Meng angkat bicara membahas
keutungan yang akan mereka dapatkan jika mereka bekerja sama dengan Concept
Picture. Bagi pengisi suara, bisa bergabung dengan produksi film dan bertemu
dengan aktor lain adalah cara untuk mempelajari berbagai gaya pertunjukan.
Pengisi suara tidak akan bisa tumbuh jika hanya bekerja sendiri di rumah. Shi
Meng memberikan tanda pada Ying Jun dan Ying Jun langsung menunjukkan kontrak
kerja sama mereka. Shi Meng menambahkan kalau perusahaannya adalah platform yang dapat memberikan sumber
daya terbaik bagi mereka, membuat suara Yin Jiang mendapat pengakuan dan juga
akan melakukan yang terbaik agar Fang Yan bisa berkolaborasi dengan Shi Yi.
Yao Yao sangat tertarik
mendengarnya. Fang Yan juga awalnya tertarik, tapi begitu Shi Meng menyebut
nama Shi Yi, Fang Yan menganggap Shi Meng masih mengira dia adalah fans bodoh.
Dengan nada kesal dan jengkel, Fang Yan menolak bekerja sama. Yao Yao segera
menghentikan ucapannya dan meminta waktu Shi Meng agar dia bicara berdua dengan
Fang Yan.
Yao Yao berusaha keras membujuk
Fang Yan untuk menerima tawaran ini. Ini bisa menjadi cara Fang Yan bertemu
dengan Shi Yi dan menyembuhkan penyakitnya. Sekarang ini, Fang Yan harus
melupakan gengsinya. Fang Yan menolak walau dia menyadari menyembuhkan penyakitnya
itu penting, tapi yang lebih penting adalah harga dirinya!
“Apa yang kau inginkan?” tanya
Yao Yao.
Fang Yan berbisik padanya dan
Yao Yao memberikan tanda oke. Mereka kembali bicara dengan Shi Meng. Mereka mau
bekerja sama tapi dengan satu syarat. Dia ingin menguji profesionalitas Shi
Meng.
“Bukan masalah,” jawab Shi Meng
yakin.
Fang Yan dan Yao Yao membawa
mereka memasuki ruangan studio, tempat Fang Yan biasa berlatih. Di sana ada
sebuah monitor yang akan menunjukkan banyak istilah secara acak. Dia akan
berada di balik layar, menunggu Shi Meng memberi tanda untuk menekan spasi
untuk menghentikan apa yang tampil di layar monitor. Dan yang muncul di layar,
harus di sulih suara oleh Shi Meng ataupun Ying Jun sesuai dengan istilah.
Shi Meng dan Ying Jun percaya
diri melakukannya. Shi Meng memberi tanda dan Fang Yan segera menekan spasi.
Suara pertama yang harus di sulih adalah suara sida-sida berteriak : “Yang
Mulia tiba.” Shi Meng tentu tidak mau melakukannya dan Ying Jun yang melakukannya.
Test terus di lakukan, tapi Ying Jun yang harus selalu melakukan sulih.
Akhirnya tiba di test terakhir. Fang Yan masuk ke studio untuk memberitahu hal itu. Shi Meng memberi tanda dan Yao Yao menekan spasi. Apa yang tampil di layar membuat semuanya kaget. Fang Yan mengalihkan wajah dan menyuruh Ying Jun serta Shi Meng melakukannya. Ying Jun tidak bisa dan memilih pergi dengan alasan mau ke toilet.
Yang tersisa di ruangan hanya
Fang Yan dan Shi Meng. Shi Meng mulai mendekati Fang Yan dan hendak melakukan
apa yang tertulis di layar monitor.
Apa yang tertulis : French Kiss.
Lanjut... Semangat 45 ya min😃😃😃😃💞💞💞💞💞
ReplyDeleteNice one World news
ReplyDeleteSuka deh pas diupdate ep 3
ReplyDelete