Sinopsis C-Drama : The Little Nyonya E35

 

Sinopsis C-Drama : The Little Nyonya E35


di Singapore,

Tianbao datang mengunjungi Robert lagi. Dia benar-benar rajin menjilat Robert demi bisa kecipratan keuntungan. Dan betapa bahagianya hatinya saat Robert bilang kalau dia sedang menyiapkan perusahaan dan ingin Tianbao yang menjadi wakil manajer umum. Dia pun mulai membahas hubungan keluarga Huang dan Chen. Dia menanyakan alasan kenapa Tianbao tidak menjadi manager padahal dekat dengan keluarga Chen. Dengan ekspresi marah, dia pun mengatakan kalau keluarga Chen tidak sebaik keluarga Zhang. Saat ayahnya meminta posisi untuknya di perusahaan, keluarga Chen malah menjadikannya staff rendahan dan bilang dia harus mulai dari awal. Menurut Tianbao, itu adalah penghinaan.




Melihat ekspresi marah dan dendam Tianbao saat membicarakan keluarga Chen, Robert tentu melihat adanya celah baginya untuk memanfaatkan si BODOH TAMAK TIANBAO. Caranya? Dia memberitahu rencananya akan membuka bank dan jika bank itu berhasil disetujui untuk didirikan, Tianbao akan menjadi wakil manager umum dan akan mendapatkan banyak uang. Nah, masalahnya hanya akan ada satu lisensi bank. Dan yang ingin membuka bank bukan hanya keluarganya tapi juga keluarga Chen. Masalahnya, Chen Xi (Xi Er) mempunyai hubungan baik dengan orang Inggris. Ada kabar bahwa Xi Er sekarat tapi sudah lolos dari maut. Jika dia pulih dan membantu ayahnya, Gong, posisi Gong akan semakin kuat. Dan jika itu terjadi, posisi mereka akan menjadi kurang menguntungkan.

“Robert. Bagaimana aku bisa membantumu?”

“Apa kau benar-benar bersedia membantu kami?”

“Tentu saja.”


“Selama Chen Xi tetap di rumah sakit, semuanya akan beres,” ujar Robert.

Siapapun tentu bisa mengartikan maksud perkataannya tersebut.

--


Sheng menjenguk Xi Er di rumah sakit. Kondisinya sudah semakin baik. Dokter juga udah bilang kalau beberapa hari lagi Xi Er sudah bisa keluar rumah sakit. Sheng datang untuk menunjukkan Xi Er harta karun yang ditemukannya yaitu sebuah piring antik yang dibuat di era Daoguang. Piring itu didapatkanya dari sebuah keluarga Baba yang ingin merenovasi rumahnya dan membuat semua barang leluhur, tanpa menyadari bahwa yang dibuang adalah harta berharga. Mereka merasa sayang karna banyak orang yang sekarang ini ingin melakukan westernisasi dan tidak melestarikan peninggala yang ada.


Setelah pembicaraan sederhana tersebut, Sheng mulai memberitahu hal serius, yaitu : Yueniang tidak menikah dengan Liu Yidao. Kabar itu tentu membahagiakan Xi Er. Saking senangnya, dia sampai mau menemui dokter agar segera dipulangkan.



Eit, Zhenzhu yang baru datang dan mendengarkan pembicaraan mereka, langsung masuk dan memberitahu kalau Xi Er sudah punbya istri sekarang. Sheng berusaha menghentikan Zhenzhu untuk menceritakan hal itu, tapi Zhenzhu tidak peduli. Walaupun Sheng tidak menyukainya, tapi secara hukum, dia sudah menikah dengan Xi Er. Sekarang, dia adalah istri Xi Er dan bagian dari keluarga Chen.


Berita itu sangat mengejutkan Xi Er. Kondisinya yang belum terlalu pulih, membuat pikirannya menjadi sakit apalagi saat ingat Yueniang yang meninggalkannya waktu itu. Dia pun jatuh pingsan.

--


Begitu pulang ke rumah, Meiyu memarahi Zhenzhu karna sudah memberitahu identitasnya sehingga membuat Xi Er pingsan. Zhenzhu nggak terima disalahkan dan mulai menjelaskan dari awal. Dia bahkan berpikir kalau Xi Er pingsan karna bahagia tahu dia menjadi istrinya.


Kege-erannya tersebut mendapat amukan dari Meiyu.



Selesai bicara dengan Zhenzhu, Meiyu bicara dengan Sheng. Dia menyalahkan Sheng dengan menyebutnya membebani Xi Er dengan menceritakan mengenai Yueniang. Yah intinya, dari semua omongan Meiyu, hanya berisi kedengkian! Dia juga menyebut Yueniang : “Gadis liar.” Belum cukup, dia menyebut Juxiang yang selingkuh dengan pria lain selagi suaminya hilang.

“KAU WANITA JAHAT!” teriak Sheng dan memilih pergi.


Meiyu tidak terima dan malah membanting piring antik yang Sheng bawa pulang barusan! Masih belum puas, dia menuduh Sheng begitu marah karna Sheng adalah selingkuhan Juxiang. Shit! Dia bahkan menuduh Sheng punya selir dan membelikan selir itu sebuah toko (yang dibicarakannya adalah Yanzi). Toko yang menjual sampah.


Emosi Sheng memuncak! Sangat memuncak hingga untuk menampar Meiyu saja dia sudah tidak bisa!

“Kau diam-diam menyelidikiku?! Aku dan Shi Yanzi hanya berteman. Tak ada apa-apa di antara kami! Jangan menghakimi kami dengan tatapan matamu itu!”


“Tak ada apa-apa? Apa kau pikir aku bodoh! Aku hanya tak mau membuat nenek kesal makanya aku terus bungkam soal itu. Kuberitahu, walau kau menghinaku atau meremehkanku, aku akan menerima semua itu. Tapi, aku tak bisa membiarkan Xi Er menjadi sepertimu. Aku tak akan membiarkan Zhenzhu mengikuti jejaku menjalani hidup yang lebih buruk daripada mati!”

--



Sementara itu, Yueniang sudah tiba di Singapura. Kembali ke kota itu, membuat Yueniang jadi teringat saat dulu dia membantu ibunya berjualan kue Nyonya di gang depan rumahnya. Dia merindukan ibunya.




Setelah berjalan-jalan sebentar, mereka pun pergi ke hotel. Mereka menyewa sebuah kamar sederhana dengan sebuah kasur. Setelah meletakkan barang bawaan mereka, Yueniang pun mulai ke toko-toko untuk menjual sarang burungnya. Sarang burung miliknya adalah sarang burung dengan kualitas terbaik, tapi harga yang ditawarkan para pedagang sangat rendah dengan alasan bahwa sarang burung itu masih harus mereka proses lagi.



Akhirnya, Yueniang pun pulang tanpa membawa hasil. Ah Tao yang menunggunya di kamar sampai ketiduran. Yueniang membangunkannya dengan lembut. Dia pun menanyakan kenapa Ah Tao tidak tidur di ranjang saja? kan lebih nyaman. Ah Tao menjawab kalau itu tidak pantas karna ranjang adalah tempat untuk Yueniang. Yueniang tidak suka mendengarnya karna menurutnya siapapun boleh tidur di ranjang.


Yueniang pun menceritakan harinya. Harga yang ditawarkan pedagang disini bahkan jauh lebih rendah dengan yang ditawarkan di Malaya. Sepertinya dia terlalu naif. Berbisnis tidaklah semudah itu. Ah Tao menyemangatinya karna masih ada hari esok. Yueniang pun menjadi bersemangat dan mengajak Ah Tao untuk pergi mencari makan malam. Karna mereka membawa sarang burung yang mahal dan berharga, Ah Toa jadi nggak berani meninggalkannya di kamar sehingga dia pun membawa sarang itu.


Ketika sedang makan, mereka mendengar pembicaraan beberapa pelanggan mengenai toko gadai yang saling mengenal, jadi mau kemanapun, harga yang ditawarkan akan sama. Obrolan mereka itu membuat Yueniang jadi tersadar kalau mau kemanapun dia menjual sarangnya, harganya akan tetap sama karna para pedagang itu sudah membuat kesepakatan sebelumnya! Ternyata kondisi disini sama saja seperti di Malaya. Dan karna itu, di akan mencari cara untuk menjual sarang burung yang dibawanya 3 kali lipat!



Ketika sedang makan, malah terjadi asik kejar-kejaran polisi dengan pencopet. Sialnya, karna takut, Yueniang dan Ah Tao pergi terburu-buru sehingga koper mereka tertukar dengan koper yang dicuri (bentuknya mirip).




Saat sudah sampai di penginapan, Ah Tao baru sadar kalau kopernya lebih berat dari sebelumnya. Dan benar saja, isi koper sudah berubah. Ah Tao panik dan memukuli dirinya sendiri karna salah mengambil koper. Yueniang memintanya untuk tetap tenang. Dia pun memeriksa isi koper. Ada buku, baju jas pria, passport dan segepok uang dalam amplop. Sangat banyak.


Sementara koper milik Yueniang sekarang ada di kantor polisi. Polisi menyerahkan koper tersebut pada si pria bule yang kena copet. Waktu diperiksa, isinya adalah sarang burung walet. Pria bule itu tentu bingung dan tidak mengerti isi apaan itu. Dua orang polisi memberitahu kalau ini adalah ‘yan-wo.’ Dengan bahasa isyarat, mereka menjelaskan kalau yan-wo adalah sarang burung walet.

Nah, si pria bule hanya bisa bahasa Inggris, sementara dua polisi itu nggak bisa bahasa Inggris sama sekali. Jadi, obrolan keduanya nggak nyambung.



Ah Tao sangat bahagia melihat uang banyak itu karna artinya mereka nggak rugi. Tapi, Yueniang berpikir berbeda. Dia ingin mengembalikan semuanya ke kantor polisi karna pasti akan ada orang yang kehilangan. Ah Tao pun mengerti dan menemani Yueniang ke kantor polisi.



Kebetulan sekali, kantor polisi yang didatangi oleh Ah Tao dan Yueniang untuk menyerahkan koper yang tertukar tersebut (sebagai barang hilang) adalah kantor polisi yang sama seperti yang didatangi oleh si pria bule. Karna Ah Tao takut dengan yang namanya kantor polisi, maka dia pun menunggu di luar dengan koper tersebut.



Begitu masuk, Yueniang langsung melihat si pria bule yang frustasi karna kedua polisi tidak mengerti bahasa Inggris dan hanya terus menjawab : Okay! Yes! Dengan ramah, Yueniang pun menyapanya dengan bahasa Inggris dan menawarkan bantuan. Berkat bahasa Inggris yang Yuzhu ajarkan selama ini pada Yueniang, Yueniang jadi bisa melakukan percakapan sederhana dengan si pria bule. Pria bule itu sangat senang karna akhirnya ada yang mengerti apa yang diucapkannya.

Si pria bule pun menceritakan permasalahannya. Dia baru saja kembali dari Inggris dan kopernya dicuri orang yang dikiranya adalah seorang staff hotel. Pencuri itu berhasil ditangkap oleh kedua polisi tersebut tapi kopernya tidak ada. Yueniang paham semua cerita pria itu da langsung tahu kalau koper yang dicari pria itu adalah koper yang sekarang ada ditangannya.



Yueniang pun menyuruh Ah Tao masuk. Pria bule itu langsung mengenali koper itu sebagai miliknya karna di sudut koper tersebut, ada ukiran namanya : Paul Steven. Untuk lebih menyakinkan mereka kalau itu kopernya, dia pun menunjukkan passport-nya yang ada di dalam koper tersebut.


Kedua polisi itu hanya terus berkata ‘okay’ tapi tidak mengerti apapun. Yueniang lah yang menjelaskannya pada mereka. Karna kopernya sudah ketemu, Paul pun pergi dari kantor polisi tersebut. Sekarang, giliran Yueniang yang menanyakan kopernya kepada kedua polisi tersebut. Dia juga memberitahu kalau kopernya berisi sarang burung walet yang dibawanya dari Melaka.


Salah satu polisi sudah mau mengiyakan, tapi rekannya langsung menghalangi. Polisi itu pun jadi mengerti. Keduanya berbohong kalau tidak pernah menemukan koper seperti itu! Padahal, jelas-jelas koper itu adalah koper yang mereka tunjukkan pada Paul. Mereka hanya menyuruh Yueniang meninggalkan alamat dan akan menghubungi jika kopernya ketemu.


Yueniang dan Ah Tao pun pergi dari kantor polisi dengan perasaan kecewa. Dan mereka berpas-pasan dengan Paul yang kembali untuk mengucapkan terimakasihnya dengan memberikan beberapa lembar uang. Ah Tao tentu senang menerimnya, tapi Yueniang tidak mau dan mengembalikan uang itu pada Paul. Melihat wajah Ah Tao dan Yueniang yang tampak kecewa, dia pun menanyakan, apakah ada masalah? Yueniang menjawab kalau koper miliknya hilang.



Ah Tao yang ada diantara mereka kebingungan karna tidak mengerti satupun yang dikatakan Paul dan Yueniang yang berbicara bahasa Inggris. Yueniang menerjemahkan kalau Paul menanyakan isi koper mereka. Dengan semangat, Ah Tao menjawab ‘yan-wo’ sembari mempraktekan burung yang terbang. Paul tentu langsung tahu karna itu koper yang ditunjukkan kepadanya.


Sementara itu, kedua polisi itu saling membicarakan mengenai sarang burung walet milik Yueniang yang mereka curi. Sarang burung walet itu kualitas baik dan harganya sangat mahal. Jika dijual, uangnya akan cukup untuk mereka nikmati kurang lebih 1 tahun.



Eh, lagi asyik berbincang, Yueniang datang lagi tapi kali ini bersama Paul. Yueniang menuntut kopernya karna dia dengar dari Paul kopernya ada di sana. Kedua polisi itu terus saja berbohong kalau koper itu tidak ada padanya. Padahal Yueniang sudah memohon, tapi kedua polisi itu malah mengeraskan suara dan malah ingin mengurung Yueniang di sel! Ah Tao ketakutan dan meminta Yueniang mundur saja. Yueniang tidak mau dan bersikeras agar sarang burungnya di kembalikan.


Dasar polisi jahat! Mereka malah ingin memborgol tangan Yueniang. Paul segera menghentikan. Paul pun memberitahu Yueniang kalau dia mempunyai cara lain untuk menyelesaikan masalah ini. Ternyata, Paul adalah seorang pengacara. Dia memberikan kartu namanya pada Yueniang dan menyuruhnya memberikan pada kedua polisi tersebut. Jadi, Paul akan menjadi saksi dan membela Yueniang untuk perkara ini.



Kedua polisi itu tentu takut dan akhirnya mengembalikan koper Yueniang. Ah Tao dan Yueniang langsung memeriksa isinya untuk memastikan kalau semua sarang burung walet masih lengkap. Yueniang benar-benar berterimakasih atas bantuan Paul. Paul pun memberikan kartu namanya pada Yueniang dan menyuruh Yueniang untuk menghubunginya jika terjadi masalah karna dia akan membantu.

--



Yueniang dan Ah Tao kembali ke hotel. Mereka membeli makan malam diluar dan memakannya di kamar hotel. Sambil makan, Ah Tao memuji kemampuan bahasa Inggris Yueniang. Yueniang merendah kalau dia sangat gagap tadi dan dari 10 kata yang diucapkannya, pasti 9 kata salah. Ah Tao merasa itu tidak masalah karna toh Paul mengerti apa yang Yueniang katakan. Dulu, dia merasa aneh saat Yuzhu mengajarkan Yueniang bahasa Inggris, tapi tidak di sangka , sekarang hal itu sangat berguna.


Membahas nama Yuzhu, Yueniang jadi sedih. Dia merasa khawatir dengan nasib Yuzhu hari ini.

--


Di kediaman Zhang,

Robert yang mabuk, memeluk Yuzhu dan berbisik kalau dia bergembira dengan wanita lain hari ini dan sudah kehilangan minat pada Yuzhu.

“Enyahlah! Enyahlah!” perintahnya pada Yuzhu.


Harga diri Yuzhu benar-benar diinjak-injak. Saat dia beranjak pergi, Robert malah marah. Dia mencengkeram mulut Yuzhu dengan kasar dan menyuruhnya untuk bicara. Dia bahkan membicarakan Yuzhu yang awalnya mau menikah dengan Xi Er, tapi saat tahu Xi Er sakit parah, Yuzhu mengincarnya. Dasar tak berotak! Dia berbicara seolah keluarga Huang menjebaknya dan membuatnya meniduri Yuzhu agar bisa masuk ke keluarganya.


“Kaulah yang merayuku! Kau pela**!” teriaknya dan menampar Yuzhu dengan sangat keras.

Hati Yuzhu seperti tercabik-cabik. Robert masih belum puas dan mengatai keluarga Huang menikahkan Zhenzhu ke Xi Er karna kondisi Xi Er sudah membaik. Dia menuduh keluarga Huang ingin menjadi bagian dari 2 keluarga besar. Tidak tahu malu!


“Chen Xi akan mati ditangan saudaramu. Mari kita lihat lagi bagaimana kau akan bertarung denganku,” ujar Robert yang mabuk sebelum tertidur.


Ucapannya itu tentu membuat Yuzhu terkejut.

--


Esok hari,

Meiyu datang ke rumah sakit menjenguk Xi Er. Dan yah tahulah, dia memuja muji Zhenzhu dan membuat berbagai alasan. Dia berbohong kalau Xi Er waktu itu sakit parah dan pengobatan barat tidak berhasil (Yah gimana mau berhasil, kalau obatnya saja tidak diberikan dan diganti menjadi air yang dicampur dengan dedaunan kering yang jelas2 bukan obat!), sehingga mereka melakukan itu. Xi Er tidak mau mendengarkan alasan apapun karna dia tetap tidak akan menerima pernikahan ini.



Wajah Meiyu berubah dari yang lembut menjadi lebih keras. Dia sadar kalau Xi Er tidak mungkin jatuh dalam ucapan manisnya lagi. Dia pun menggunakan alasan dengan kedua keluarga yang sudah menyetujui pernikahan, jika Xi Er tidak menerimanya, apa yang akan terjadi pada Zhenzhu? Dia bahkan berbohong dengan keji kalau Yuzhu menolak menikahi Xi Er karna Xi Er sakit dan malah setuju menikahi putra Charlie Zhang, Robert Zhang (BIBI MACAM APA KAU INI! KAU YANG MERENCANAKAN SEMUANYA!! DAN KAU MALAH MEMFITNAH KEPONAKANMU YANG ADALAH KORBAN DARI KESERAKAHAN KELUARGA KALIAN!!)

“Bibi, jika Yuzhu menolaknya, aku tidak akan menyalahkannya. Aku pergi ke keluarga Huang untuk melamar Yueniang, bukan Yuzhu. Tidak ada pertunangan di antara kami. Selain itu, aku tak percaya Yuzhu bersedia menikahi Robert Zhang. Pasti ada alasan lain. Tapi, bibi tak mau aku mengetahuinya. Setelah keluar (rumah sakit), aku akan mencaritahu masalahnya.”



“Apapun itu, Zhenzhu tahu kau sakit dan dia setuju menikahimu tanpa bertanya untuk mengalahkan kesialanmu. Itu kenyataan (Cih! Itu kebohongan. Jelas-jelas Zhenzhu menolak. Dia menerimanya karna perkataan Xiujuan. Zhenzhu mengincar harta keluarga Chen). Xi Er, dengarkan bibi. Mengingat kondisimu saat itu, dokter meminta kami untuk siap secara mental. Siapa yang mau bersedia menjadi janda seperti yang Zhenzhu lakukan? Tapi saat tahu kebenarannya, kau sangat dingin kepadanya dan bahkan menolak berbicara dengannya. Apa dia tak akan kesal dan kesulitan?”

Huft. Ucapannya itu membuat Xi Er jadi merasa bersalah.

--


Begitu pulang ke rumah, Meiyu dan Zhenzhu bicara. Meiyu menyuruhnya untuk ke rumah sakit menemui Xi Er besok, tapi Zhenzhu menolak karna untuk apa dia ke sana kalau Xi Er saja tidak mau melihatnya. Meiyu tetap memaksanya pergi karna dia tidak mau Zhenzhu bernasib sepertinya : sendirian padahal bersuami.


Zhenzhu tentu tidak mau seperti Meiyu. Dia pun tidak mengerti kenapa Meiyu bisa bertahan selama ini? Jika dia diposisi Meiyu, dia pasti akan bertengkar setiap hari dengan Sheng. Meiyu merasa kalau bertengkar tidak ada gunanya karna tentu tidak akan ada yang membelanya, terutama Ny Chen.

Meiyu menegur ucapannya. Zhenzhu menyuruh Meiyu untuk tenang karna dia akan bersikap seperti kucing di depan wanita tua itu. Meiyu yang memang sudah terbiasa licik, menyuruh Zhenzhu untuk menjaga sikap dan harus pura-pura menyedihkan untuk mendapatkan simpati mereka. Meiyu juga bilang kalau Xi Er berbeda dengan Sheng karna Xi Er memiliki hati yang lembut. Asalkan Zhenzhu bersikap dengan benar, Xi Er pasti akan mendengarkannya.

--



Yuzhu menghabiskan waktu dikamar dengan membordir. Tapi, ucapan Robert kemarin malam yang akan mencelakai Xi Er, membuatnya terus kepikiran.

--



Sesuai perkataan Meiyu, Zhenzhu pun ke rumah sakit menjenguk Xi Er. Dia bersikap perhatian dengan memberikan Xi Er beberapa buku yang dibawanya. Xi Er menerima buku itu, tapi dia tidak membacanya dan fokus membaca buku miliknya sendiri. Zhenzhu pun mengikuti saran Meiyu. Dia pura-pura menangis dan memberitahu perasaannya hingga bersedia menikahi Xi Er yang sakit parah. Dia pun sok mengerti kalau perasaan tidak bisa dipaksakan, jadi, daripada Xi Er membencinya, dia sebaiknya pergi. Dia tidak ingin menjadi beban Xi Er. Dia juga akan bilang pada kedua keluarga kalau dia yang ingin memutus pernikahan.

Yah, dan hati Xi Er pun menjadi bersalah. Dia tidak tega.


“Zhenzhu, itu benar. Aku sampai sekarang masih belum bisa menerima pernikahan ini. Aku tahu kau melakukan ini untukku. Aku tahu itu tak adil bagimu. Tolong berikan aku waktu sebelum kita memutuskan apapun. Setuju?”

“Hm. Terserah kau saja,” jawabnya senang.



Xi Er kemudian meminta Zhenzhu menjawab pertanyaannya dengan jujur. Dia ingin tahu alasan sebenarnya Yuzhu menikahi Robert. Setahunya, Yuzhu tidak mungkin menyetujui pernikahan tersebut. Zhenzhu kebingungan menjawab pertanyaan itu.

“Dia tak punya pilihan. Itu karna… dia diperkos* oleh Robert,” jujurnya.

“Apa yang kau bilang?!” terkejut Xi Er.

--


Yuzhu keluar dari kamarnya. Setelah memastikan tidak ada orang di lantai bawah, Yuzhu segera turun dan menggunakan telepon yang ada disana. Dia menelpon ke keluarga Chen.

Sial! Ternyata, walau Robert dan Charlie tidak ada dirumah, masih ada penghalang lain. Kepala pelayan mengawasinya. Tanpa sopan, dia mematikan telepon yang Yuzhu gunakan. Dia pun memberitahu kalau tuan muda (Robert) sudah memerintahkan agar Yuzhu tidak menelpon siapapun. Robert juga menyuruhnya untuk tetap diam karna tubuh Yuzhu lemah. Jadi, jika tidak perlu, diam saja dikamar. Jika butuh sesuatu, panggil saja mereka. Jangan mempersulit kami.

“Apa kau memperlakukanku sebagai tahanan?”


“Aku mana berani. Kau adalah Nyonya Muda. Aku hanya pelayan rumah tangga. Jika ada keluhan, kau bisa beritahu Tuan Muda. Nyonya Muda, silahkan kembali ke kamarmu.”

Saat Yuzhu sudah naik ke tangga, si kepala pelayan ini langsung bicara kasar kalau Yuzhu berani-beraninya mau menelpon!

 

 

1 Comments

  1. Harus penuh kesabaran dong nonton ni drama dg antagonis nya spt itu. Lanjut..... Semangat🔛🔥

    ReplyDelete
Previous Post Next Post