Sinopsis Lakorn- Fah Mee Tawan Episode 5/3

 


Original Network : Channel 7

Paramee menulis surat. Dia menunjuk Nai untuk menggantikan tempatnya selama sementara sebagai President. Dan para direksi banyak yang menentang hal tersebut serta mempertanyakan kerja Nai. Tapi karena Singkorn membela Nai, maka dengan terpaksa mereka pun menerima Nai. Dan Nai merasa berterima kasih kepada Singkorn, tanpa sadar bahwa Singkorn sudah menyiapkan jebakan untuknya.

“Aku percaya jika ada apapun yang terjadi kepada perusahaan, Khun Nai akan bertanggung jawab penuh untuk itu,” kata Singkorn. Dan Nai menganggukkan kepalanya.

“Sejak ini yang Ayah inginkan, untuk aku menggantikan tempatnya selama sementara sampai dia sembuh, maka aku akan melakukan yang terbaik,” kata Nai kepada semuanya.



Malam hari. Nai menemani Paramee dirumah sakit. Tapi Paramee tidak mau ditemani. Dia menyarankan Nai untuk menyewa perawat saja untuk menjaganya. Dan Nai bisa pulang ke rumah serta beristirahat, sebab Nai pasti capek setelah bekerja seharian. Lalu dia juga agak merasa kecewa, karena Net sama sekali tidak tampak khawatir kepadanya.

“Aku tidak capek. Dan Khun Net juga khawatir padamu, tidak kurang daripadaku,” kata Nai, melindungi Net seperti biasa.

“Jenis khawatir yang seperti apa? Dia bahkan tidak muncul sama sekali,” balas Paramee sambil mendengus tidak percaya.

Flash back

Didalam mobil. Net merengek- rengek mengajak Paramee untuk pergi ke pesta bersamanya. Tapi Paramee menolak. Dan Net kemudian mengganggu Paramee yang sedang menyetir dan  menyuruh Paramee untuk menghentikan mobilnya.

Ketika mobil telah berhenti, Net keluar dan berjalan dengan agak sempoyongan, karena dia agak mabuk. Dan melihat itu, Paramee membentak serta memarahinya.


“Jangan urus aku! Sebelumnya, kamu mencintai ku dan memanjakanku. Sekarang kamu berubah!” kata Net, ngambek dan kesal.

“Siapa yang berubah, Net? Aku tidak pernah berpikir bahwa suatu hari kamu akan menjadi seperti ini. Cinta yang aku milliki untukmu, semakin berkurang setiap harinya. Setiap harinya,” kata Paramee, penuh penekanan.

“Berkurang? Kemudian jangan cintai aku sama sekali!” balas Net, bersikap keras. “Pergi dan cari mantan istrimu serta anakmu!”


“Aku sedang mencari mereka. Aku selalu mencari mereka. Suatu hari jika aku menemukan mereka, aku akan membawa mereka pulang,” balas Paramee. “Untukmu. Kamu tetaplah mabuk- mabukkan seperti sekaranga. Menurutku, kamu lebih cocok begini,” katanya dengan ketus. Lalu dia pergi meninggalkan Net.

“Khun Paramee! Khun Paramee! Khun Paramee!” teriak Net terus. Tapi Paramee mengabaikannya dan terus menyetir pergi.

Flash back end

Mengingat itu, mood Paramee semakin bertambah buruk kepada Net. Dan menyadari hal tersebut, Nai sengaja berbicara hal baik untuk Net.

“Khun Net ada datang menjengukmu. Tapi kamu sedang tidur, jadi dia tidak ingin mengganggumu. Selain itu, dia juga pergi ke perusahaan untuk membantu,” kata  Nai.

“Cukup Nai. Aku ingin istirahat,” balas Paramee, tidak percaya sama sekali.

Pagi hari. Ketika Net mendapatkan telpon dari Nai yang mengingatkannya untuk jangan lupa datang ke rumah sakit nanti, dia merasa sangat kesal dan malas sekali.


Lalu ketika Net turun dari melihat Singkorn sudah ada diruang tamu nya, dia semakin bertambah bad mood.


Dua orang wanita datang ke rumah Net, dan melihat mereka, Net merasa sangat terkejut. Mereka berdua adalah Ranee, sepupu Net. Dan Gina, putri Ranee.


“Net, aku sangat merindukanmu!” kata Ranee sambil memeluk Net. Dan Net mencengkram tas ditangannya dengan kuat untuk menahan emosi di dalam dirinya. “Gina, katakan halo kepada Bibi Net.”



“Halo,” sapa Gina sambil tersenyum kepada Net.

“Kenapa kamu berdiri disana seperti orang bodoh. Bawa koper kami masuk!” perintah Ranee kepada pembantu rumah. Dan ketika si pembantu sama sekali tidak bergerak, dia menatap ke arah Net.

“Letakkan koper Khun Ranee di atas,” perintah Net dengan agak terpaksa.




Ketika Nai datang berkunjung ke toko cabang, dia mendapatkan banyak laporan mengenai pelanggan yang membatalkan pesanan mereka, dan hal ini terjadi sejak berita tentang perusahaan mereka keluar. Bahkan pelanggan lain dari luar negri juga ada yang membatalkan pesanan mereka. Mengetahui semua itu, Nai sangat stress sekali.


Gina bersantai didalam kamar. Dia sangat senang sekali bisa tinggal dirumah yang besar serta mewah.


Ranee pamer kepada temannya ditelpon bahwa sekarang dia tinggal dirumah saudaranya, rumah Paramee. Dan mendengar itu, Net merasa sangat kesal kepadanya, jadi dia berniat untuk berjalan mengabaikannya saja.

“Sudah berapa tahu kita tidak pernah berjumpa, Net?” tanya Ranee, menghentikan Net. “Aku selalu merindukanmu.”

“Mengapa kamu kembali?” balas Net, bertanya dengan tajam.

“Oh. Kamu tidak akan menanyai keadaanku?” tanya Ranee, berpura- pura terluka.

“Untuk apa bertanya, sejak aku sudah tahu. Jika kamu baik- baik saja, maka kamu dan putrimu tidak akan ke sini,” balas Net, kesal.

Ranee dan Net berhenti saling bersikap baik kepada satu sama lain. Dan mulai mengata- ngatai kejelekan satu sama lain yang masih tidak berubah dari 10 tahun yang lalu. Ranee masih suka berhutang. Net masih menjadi Simpanan Paramee.


“Aku bukan Simpanan Paramee,” geram Net, kesal.

“Tenang, Net. Menurutku, kita harus berhenti membawa… masa lalu,” kata Ranee, penuh arti. Sambil memegang pegangan tangga.

Flash back

“Khun Dara, aku tidak berbohong. Aku benar- benar hamil!” kata Net, berpura- pura bersikap takut kepada Dara.

“Aku tidak percaya!” balas Dara.



Net kemudian melihat kalau Paramee sudah datang. Jadi dengan sengaja, dia berjalan mundur. “Jangan dorong aku,” bisiknya.

“Huh?!” balas Dara, heran. Lalu dia mendekati Net supaya bisa mendengar lebih jelas. Dan disaat itu, Net menarik tangannya.

Net menahan tangan Dara didadanya dan membuat seolah- olah Dara sengaja mendorong nya dari atas tangga. Kemudian saat Paramee mendekatinya, dia mengeluh kesakitan.


“Apa yang kamu lakukan Dara?!” bentak Paramee dengan keras. Dan Net tersenyum penuh kemenangan kepada Dara.


Kemudian, Ranee dan Net bekerja sama untuk membuat laporan palsu dan membuat Paramee mempercayai kalau Net keguguran.

Flash back end


Ranee mengingatkan Net tentang kejadian itu. Dan dengan kesal, Net jadi harus menahan emosinya.

Dengan perhatian, Paul memberikan segelas kopi kepada Nai yang kelelahan. Dan lalu dia mengatakan bahwa setiap permasalahan pasti punya solusi. Jadi Nai tidak perlu merasa putus asa sekarang.



Mendengar itu, Nai diam dan meminum sedikit kopi yang Paul berikan. “Mengapa ini begitu pahit?” keluhnya. Dan Paul tertawa.

“Kopi hitam tanpa gula. Bagaimana bisa manis?”

“Apa kamu mengerjaiku?” protes Nai.

“Tidak. Aku hanya ingin kamu merasakan rasa kopinya, itu saja. Ini mungkin pahit, tapi aromanya harum. Coba hirup,” balas Paul.

Dengan bingung, Nai menatap kopinya. Dan Paul mendekat serta mencontohkan caranya mencium aroma kopi. Saat Nai ikut mencium aroma kopi tersebut, dia merasa tenang dan kemudian dia tersenyum kepada Paul.


Kemudian Manajer tiba- tiba datang. Dan Paul serta Nai pun langsung menjauh dengan canggung sambil tersenyum malu- malu.

Paul menyarankan sebuah project kepada Nai. Project pameran perhiasan di Singapura. Dengan project ini, Paul yakin mereka bisa mendapatkan kembali reputasi mereka. Tapi pameran tersebut hanya menerima ruby berkualitas tinggi saja. Lebih penting, semua perusahaan perhiasan dari seluruh dunia juga akan menghadiri acara ini. Jika mereka berhasil, maka perusahaan mereka akan untung.


“Kita bisa mendapatkan kembali reputasi perusahaan kita,” gumam Nai, setuju dengan project tersebut.

“Jika kamu setuju, aku akan meringkaskan detailnya untukmu,” kata Paul. Dan mendengar itu, Nai menghela nafas nya. “Atau kamu tidak mempercayai ku?”

Paul mengikuti Nai dan menanyai, apakah project yang dia sarankan memiliki masalah, sehingga Nai ragu. Dan Nai membalas bahwa dia membutuhkan waktu untuk berpikir.


Paul kemudian memegang tangan Nai untuk menghentikannya. Dan Nai pun berbalik serta menatap ke arah Paul. Lalu dia menatap gugup ke arah tangan nya yang di pegang oleh Paul. “Apa kamu melupakan sesuatu?” tanyanya.

Mendengar itu, Paul melepaskan tangan Nai. “Aku hanya ingin kamu mengerti bahwa aku serius dalam bekerja,” tegasnya.

“Kemudian bisakah kamu mengkorfimasikan kepadaku bahwa kamu melakukan project ini untuk Crown Diamond, tanpa niat tersembunyi?” tanya Nai.

“Jika aku mengatakan iya, bagaimana kamu  yakin bahwa aku berbicara jujur dan tidak berbohong?” balas Paul, bertanya. “Atau… kamu akan menggunakan metode melihat ke dalam mataku seperti yang kamu lakukan sekarang?” tanyanya sambil menatap Nai secara dekat. Dan dengan gugup, Nai menghindari tatapan mata Paul.


Flash back

Patharee merasa bingung. Kenapa Nai setuju dengan project Paul, kepadal Nai tidak mempercayai Paul. Dan Nai menjelaskan bahwa jika project ini sukses, maka mereka akan mendapatkan kembali reputasi mereka, jadi dia tidak mau membuang kesempatan ini.

“Bagaimana dengan kemungkinan adanya hubungan antara ML Jewelry dan Paul?” tanya Patcharee, merasa agak khawatir.

“Kita belum yakin bahwa Paul dan ML Jewelry memang berkerjasama atau tidak. Selain itu, Paul memberikan banyak usaha untuk perusahaan kita,” balas Nai.

“Aku akan melanjutkan penyelidikannya,” kata Patcharee, mengerti. “Lalu bagaimana dengan pengkhianat yang kamu curigai, ketika Paul menyebutkannya? Apa yang kamu pikirkan tentang itu?” tanyanya, ingin tahu.

Flash back end


Paramee seharusnya masih harus dirawat dirumah sakit, tapi dia malah ingin keluar lebih cepat. Dan Singkorn membantunya. Mengetahui itu, Nai merasa tidak senang kepada Singkorn, karena Singkorn membuat keputusan tanpa memberitahunya, juga tindakan Singkorn secara tidak langsung akan melukai Paramee.

“Nai, tidak perlu memperbesar ini,” kata Paramee, melindungi Singkonr.

“Tapi kesehatanmu penting,” balas Nai dengan sikap lebih lembut.



“Aku minta maaf jika aku melewati batas dan menyebabkan mu menjadi tidak senang,” kata Singkorn, meminta maaf. Dan membuat Nai semakin tampak berlebihan.

“Singkorn hanya mengikuti perintahku. Dia tidak membutuhkan izin mu Nai,” kata Paramee, semakin melindungi Singkorn.

Akhirnya, Paramee pulang juga ke rumah. Dan dia berterima kasih kepada Singkorn yang sudah membantunya. Lalu setelah Singkorn pergi, Net masuk ke dalam kamar bersama Ranee, orang yang akan di pekerjakannya sebagai perawat untuk Paramee, dan juga putri Ranee, yaitu Gina.


Ranee dan Gina bersikap sangat baik sekali kepada Paramee. Namun kepada Nai, mereka besikap agak sinis, karena mereka tahu kalau Nai hanyalah anak angkat. Tapi Paramee tidak menyadari hal tersebut sama sekali.

“Saling mengenal satu sama lain,” perintah Net. Dan Nai mengiyakan dengan patuh.



Dr. Kashane menceritakan tentang kondisi Paramee kepada Paul. Dia menceritakan bahwa seharusnya Paramee tidak boleh keluar dari rumah sakit dulu, tapi orang- orang Paramee malah membawa Paramee keluar dari rumah sakit hari ini. Dr. Kashane kemudian memperhatikan sikap Paul, dan menyadari kalau Paul tampak sangat peduli tentang Paramee.

“Iya. Aku sangat peduli. Karena aku ingin CEO Crown Diamond segera sehat kembali. Jadi dia bisa menyadari apa yang akan datang,” kata Paul, penuh arti.

“Kamu berbicara seperti jika akan ada masalah besar saja,” balas Dr. Kashane, heran.


Net memberikan kertas yang bertuliskan jumlah uang dan nomor rekening kepada Nai. Dia menyuruh Nai untuk mentransferkan uang ke sana setiap bulannya. Dan melihat angka uang yang harus di transfer, Nai merasa terkejut, karena jumlah nya cukup besar, dan dia ingin tahu apakah Paramee sudah mengetahui tentang ini. Namun Net tidak mau di bantah serta di pertanyakan.

“Khun Ranee dan putrinya pindah ke sini, ditambah dibayar sebanyak ini, aku hanya ingin memastikan Ayah mengetahui tentang ini,” jelas Nai.

“P’Ranee adalah sepupuku dan mantan perawat. Khun Parmee tahu itu. Memiliki seseorang yang bisa kita percayai untuk menjaga dia, apa masalah mu huh?!” balas Net dengan ketus.



Ketika pembantu ingin mengantarkan makanan untuk Paramee, Ranee menghentikannya. Dan disaat itu,  Nai kebetulan lewat. Tanpa rasa takut, Ranee membuang makanan untuk Paramee tersebut tepat didepan mata Nai.

“Net menyuruhku memperhatikan makanan Paramee. Makanan yang kamu buat buruk untuk kesehatannya. Tidak tepat untuk orang sakit. Dari sekarang aku yang akan mengatur menu untuk Khun Paramee,” jelas Ranee sambil tersenyum sinis. “Buang itu,” perintahnya. Dan si pembantu pun melakukannya.

“Bisakah aku melihat menu yang kamu buat untuk Ayah? Jadi aku bisa merekomendasikan apa yang dia sukai dan tidak,” tanya Nai, ingin tahu.


“Menurutku tidak perlu. Ketika itu tentang Khun Paramee, aku bisa bertanya pada Net. Tidak perlu melalui anak kecil sepertimu,” balas Ranee, tanpa rasa sopan sama sekali.


Ranee merebut ponselnya yang di pegang oleh Gina. Dan dia mengingatkan Gina untuk tidak perlu memperdulikan Nai, karena Nai hanyalah anak angkat saja.

“Tapi kelihatannya Paman Paramee menyanyangi dia seperti anak aslinya,” komentar Gina.

“Hanya kelihatannya saja. Tapi dia tetap bukan putri kandungnya,” tegas Ranee.

Ranee kemudian memberitahu Gina bahwa dia sudah berbicara dengan Net, dia ingin Gina pergi ke kantor dan bekerja mulai besok. Mengetahui itu, Gina menolak, karena dia sangat malas.

“Pilih. Mau bekerja atau sekolah?” tanya Ranee, memberikan pilihan. “Aku tidak akan membiarkanmu hanya bermain- main dirumah dan tidak melakukan apapun.”


Keesokan harinya. Gina datang bekerja dan ditempatkan dibagian Nai. Tapi dia hanya sibuk bermain hp saja dan sering mengacaukan pekerjaan orang. Seperti dia di suruh membuat kopi, tapi setelah itu, dia malah membuatnya tumpah mengenai dokumen di meja.

Ting sangat marah kepada Gina. Tapi para pria malah membela Gina. Kecuali Paul, karena ketika kejadian itu terjadi, dia sedang tidak ada diruangan.



Ketika Gina bertemu dengan Paul. Dia merasa terpesona kepada Paul. Dan dengan malu- malu, dia memperkenalkan dirinya kepada Paul. Dan Paul menanggapi dengan sopan.

“Berapa lama kamu akan melihat nya?” tanya Ting dengan sinis. “Bukankah Khun Net mengirimmu ke sini untuk bekerja?” katanya, mengingatkan.

“Aku akan memperkenalkan diriku sendiri kepadamu lain kali ya P’Paul,” kata Gina dengan sikap agak genit. Lalu dia pun pergi dengan kesal.


Dengan kesal, Gina mengeluh. Dan kebetulan disaat itu, Patcharee serta Net lewat. Dengan baik, mereka menasehati Gina untuk mencoba beradaptasi dengan kerjaan terlebih dahulu, karena hari pertama memang agak sulit. Tapi Gina malah dengan sombongnya membalas bahwa dia bukanlah karyawan biasa, tapi karyawan dengan status, jadi seharusnya orang yang beradaptasi dengannya dan memperlakukannya dengan baik.


“Tidak peduli apapun status karyawan mu, jika  kamu bersikap baik dan melakukan pekerjaan dengan baik, kamu akan diperlakukan dengan baik Gina,” kata Nai, masih menasehati dengan sikap baik.

“Kamu mungkin masih muda. Tidak pernah bekerja sebelumnya. Jadi tidak ada seorang pun yang pernah mengajarimu ini,” tambah Patcharee.

“Mengenai itu, kamu harusnya pergi dan nasehati orang- orang mu saja P’Nai,” balas Gina tanpa rasa sopan sama sekali.

“Anak ini, anak itu! Kamu pikir aku tidak tahu bagaimana bekerja atau apa?!” keluh Gina dengan kesal.


“Siapa yang membuatmu kesal Gina?” tanya Singkorn, yang kebetulan lewat. “Kamu baru bekerja dan kamu sudah tampak tidak senang. Siapa yang membuatmu tidak senang?”

“Jangan buat aku mengatakannya. Aku hanya anak baru. Jika aku mengatakannya, itu tidak akan bagus,” balas Gina, berpura- pura bersikap seperti anak baik. “Aku tidak tahu mengapa Bibi Net tidak membiarkanku bekerja denganmu. Jadi aku bisa belajar bekerja,” keluhnya.


“Bahkan walaupun kamu tidak bekerja untuk, tapi kita bisa buat kesepakatan kerja yang lain. Biasanya, ketika aku menugaskan seseorang, aku tidak akan membiarkan mereka melakukannya secara cuma- cuma, apa kamu tertarik?” tanya Singkorn, menawarkan.

“Pekerjaan apa?” tanya Gina, tertarik.



Gina masuk ke dalam kamar Nai secara diam- diam dan mengambil serta memotret dokumen- dokumen yang ada didalam tas kerja Nai. Kemudian disaat itu, tiba- tiba terdengar suara Nai sudah pulang. Dan dengan panik, dia langsung merapikan kembali semua dokumen- dokumen tersebut.

Nai membuka pintu kamarnya.

1 Comments

Previous Post Next Post