Sinopsis Lakorn- Fah Mee Tawan Episode 6/1

 

Original Network : Channel 7

Didalam mobil. Net mengeluh kesal kepada Paul. Sebab mereka baru saja keluar sebentar, tapi Paul sudah mau kembali ke perusahaan dan bekerja. Dia merasa seperti Paul sudah keturalan oleh Nai yang suka bekerja. Dan dengan lembut, Paul menjelaskan bahwa dia memiliki sesuatu yang ingin dia capai. Dia juga ingin membuktikan dirinya sehingga orang- orang tidak akan memarahi orang yang telah mendukung nya bekerja disini, yaitu Net.



“Itu… berarti kamu lebih ingin bekerja daripada bersama denganku?” tanya Net, mengambek dan berwajah cemberut.

“Pekerjaan dan kamu sama pentingnya  untukku,” jelas Paul sambil tersenyum menghibur Net. Lalu dia pamit.

“Tunggu,” kata Net sambil tersenyum.

Net memberikan tanda supaya Paul mendekat padanya. Lalu dia mencium pipi Paul. Dan Paul tersenyum kepadanya.


Ketika Paul keluar dari dalam mobil, ekspresi tersenyum nya berubah menjadi ekpresi jijik. Dan lalu dia menlap pipinya.


Ketika kantor sudah sepi, Gina masuk secara diam- diam dan mengacak- acak meja para karyawan untuk mencari sesuatu. Lalu tiba- tiba saja terdengar suara langkah orang berjalan mendekat. Dan dia merasa sangat terkejut serta panik.


Saat Paul masuk ke dalam kantor dan melihat meja- meja sangat berantakan, dia sangat terkejut dan heran.

Gina membongkar tas Nai yang berada didalam kamar. Dia mengambil dokumen- dokumen didalam tas Nai dan memotretnya. Lalu ketika dia mendengar suara Nai sudah pulang, dia langsung merapikan semuanya dan mencoba untuk bersikap biasa saja.


“Apa yang kamu lakukan didalam kamarku?” tanya Nai, curiga, ketika melihat Gina ada didalam kamarnya.

“Ng, aku salah masuk kamar. Aku tadi berniat untuk ke kamar Bibi Net,” balas Gina dengan gugup. Lalu dia berniat untuk segera pergi.


Nai menghentikan Gina untuk jangan pergi begitu saja. Karena barusan dia melihat Gina ada menyentuh tas nya. Dan dia ingin memeriksa ponsel Gina. Tapi Gina menolak. Dan Gina mencoba melepaskan tangannya yang di pegang kuat oleh Nai. Tapi Nai tidak mau melepaskannya. Lalu Ranee datang. Dan Gina langsung berlindung di belakang Ranee.


“Ma, P’Nai mencoba mencari gara- gara denganku. Dia bilang aku memegang barangnya. Kita tinggal dirumah yang sama. Tidak perlu seperti ini,” kata Gina, mengadu. “Ma, aku hanya salah masuk kamar saja. Bantu aku,” pintanya.


Nai sama sekali tidak percaya dengan perkataan Gina, karena kamar Net berada dilantai yang berbeda dengan kamarnya. Tapi walaupun begitu, Ranee memilih untuk membantu Gina, putrinya. Dia menyuruh Gina untuk pergi. Lalu dia mengomeli Nai. Setelah itu, dia juga pergi.


Dengan curiga, Nai langsung memerika isi tasnya. Tapi anehnya, tidak ada yang hilang. Dia dia merasa agak heran sendiri.

Patcharee menyewa detektif untuk mencari tahu lebih banyak tentang perusahaan ML Jewelry dari Hongkong. Dan kemudian dia berhasil mendapatkan informasi yang diinginkan nya.

Paul datang mengantarkan data kepada Nai yang sedang berada dirumah. Tapi Nai sama sekali sedang tidak fokus.

Nai kemudian membawa Paul untuk menemui Paramee yang berada didalam ruang kerja. Dia ingin membahas tentang project besar yang Paul sarankan. Tapi Paramee meminta mereka berdua untuk menunggu sebentar, karena Singkorn juga akan bergabung, jadi mereka harus menunggunya.



Tidak lama kemudian, Singkorn datang. “Aku mendengar President mengatakan bahwa kamu memiliki project baru?” tanyanya. “Kebetulan. Aku punya project pameran ruby di Singapura juga. Detailnya ada di sini,” jelasnya.

Mendengar itu, Nai dan Paul sama- sama merasa terkejut, karena ini terlalu kebetulan sekali. Bahkan detail yang Singkorn tunjukkan kepada Paramee, sama dengan detail yang telah mereka buat untuk ditunjukkan.


Melihat Singkorn tersenyum, Gina bisa menebak bahwa informasi yang diberikannya pasti berguna. Dan Singkorn mengucapkan terima kasih kepada Gina.

“Jangan lupa janji mu,” kata Gina, mengingatkan.

“Aku tidak akan lupa. Aku akan menyuruh sekretarisku untuk mengirimkan barang yang kamu perlukan,” balas Singkorn, mengiyakan.


Ketika Ranee tidak sengaja melihat Gina dan Singkorn tampak sangat dekat. Dia langsung menarik Gina untuk masuk ke dalam rumah dengannya.


“Ayah tidak terkejut mengapa project Paman Singkorn dan aku sangat mirip?” tanya Nai.

“Pameran ruby di Singapura bukanlah hal yang rahasia Nai,” balas Paramee.

“Bahkan design untuk target baru kami terhadap kaum pria?” tanya Paul.

“Sudahlah. Jangan bicarakan lagi. Aku sudah membuat keputusanku untuk memilih Singkorn melakukan project ini. Yang lebih penting, budget yang Singkorn tawarkan lebih rendah daripada kamu Nai,” balas Paramee, tidak mau dipertanyakan lagi.


“Bagaimana kita bisa yakin kalau dia bisa melakukannya lebih baik?” tanya Paul.

“Setidaknya dia tidak pernah menyebabkan bahaya besar untuk perusahaan, dibandingkan kalian berdua,” balas Paramee.

Mendengar itu, Nai dan Paul sama- sama merasa kecewa. Kemudian Nai pergi duluan. Sedangkan Paul tetap berdiri ditempatnya.


Paul mengomentari kalau Paramee tampak tidak mempercayai pekerjaan Nai sama sekali sekarang. Dan Paramee membalas bahwa dia ingin Paul mengerti. Ini bukan soal kepercayaan, tapi ini soal siapa yang lebih cocok dalam project ini. Dia yakin jika Paul sudah memiliki banyak pengalaman sepertinya, maka Paul akan mengerti.

Mendengar itu, Paul diam dan tidak berkomentar lagi.



Ranee menarik Gina ke dalam kamar dan memarahinya. Dia tidak ingin Gina mendekati Singkorn, walaupun Singkorn masih belum menikah, tapi Singkorn bukanlah orang yang baik. Tapi Gina tidak mengerti, jadi dia tidak peduli.

“Intinya, jika kamu ingin tinggal dirumah ini dengan tenang, maka kamu tidak boleh mengacau dengan Singkorn, mengerti?” tegas Ranee, tidak mau terlalu menjelakan kenapa Gina tidak boleh dekat dengan Singkorn.

“Ini hanya tentang pekerjaan. Mengapa begitu serius?” keluh Gina.

“Pekerjaan apa? Kamu tidak bekerja dengan dia, kan?!” tanya Ranee, tidak mengerti.

“Alasan Khun Paramee menerima pekerjaannya, itu karena aku yang memberi Singkorn informai,” jawab Gina dengan bangga.

Tepat disaat itu, Nai lewat dan mendengar pembicaraan tersebut. Dengan kesal, dia menarik Gina untuk ikut dengannya menemui Paramee dan menjelaskan segalanya. Tapi Gina tidak mau. Dan Ranee melindungi Gina.


Kemudian Net datang. “Apa yang terjadi disini?” tanyanya. Tapi mereka bertiga sibuk saling tarik menarik. “Aku tanya apa yang terjadi disini?!” teriak Net. Dan mereka bertiga akhirnya pun berhenti.

“Hey, Net. Menurutku dia terlalu kerterlaluan!” keluh Ranee, melindungi putrinya.

“Aku hanya ingin Ayah mengetahui kebenaran. Project yang Paman Singkorn berikan, itu dicuri dari ku,” jelas Nai.


Mendengar itu, Net memilih untuk membela Ranee dan Gina. Karena Ranee mengetahui kelemahannya. Dan Net merasa sangat kecewa sekali.


Tangan Nai terluka, akibat barusan Net mencengkram tangannya dengan kuat dan menancapkan kuku ke tangannya. Tapi rasa sakit di tangannya tidak sebanding dengan rasa sakit di hatinya, karena Net lebih memilih untuk membela Ranee dan Gina, daripada dirinya. Dan dengan sedih, dia mulai menangis.


Ketika Dr. Kashane datang, Nai langsung menlap air matanya. Tapi Dr. Kashane tetap bisa melihat kalau Nai baru saja menangis. Lalu Dr. Kashane melihat tangan Nai juga ada terluka, dan dia merasa sangat khawatir kepadanya, jadi diapun bertanya. Tapi Nai tidak mau menjawab itu.


Net datang menemui Gina dikamar dan mencengkram lehernya dengan kuat. “Alasan aku tidak membantu Nai, bukan berarti aku mempercayaimu dan Ibumu! Kali ini, aku akan berpura- pura tidak tahu. Tapi kamu lebih baik menjauh dari Singkorn. Jika ada lain kali lagi, aku tidak bisa menjamin apa yang aku lakukan kepadamu!” ancamnya, memperingatkan Gina. Setelah itu, dia melepaskan Gina dan pergi sambil membanting pintu.

Dengan kesal, Gina menjerit kesal dan merasa menyesal juga. “Aku tidak akan mengacau dengannya! Seseorang seperti ku memiliki banyak pilihan pria yang bisa kupilih!” gumamnya.


Dengan perhatian, Dr. Kashane mengobati luka ditangan Nai. “Ini mungkin hanya goresan saja, tapi jika kita biarkan terlalu lama, itu bisa terkena infeksi dan menjadi bengkak.”

“Terima kasih Dokter,” kata Nai dengan tulus.

“Ini tugasku. Tapi jika kamu ingin aku menjagamu seumur hidup mu, aku bersedia untuk melakukannya,” balas Dr. Kashane sambil menatap ke dalam mata Nai.



Tepat disaat itu, Dan datang. Dia menyeret Dr. Kashane, lalu mendorongnya dengan kasar. Dia menuduh Dr. Kashane ingin melakukan sesuatu kepada pacarnya, Nai.

Dr. Kashane berusaha menjelaskan kalau dia hanya ingin mengobati luka ditangan Nai saja. Tapi Dan tidak percaya. Karena menurutnya, itu hanyalah luka kecil saja, jadi tidak perlu Dr. Kashane sampai mengobati Nai. Mendengar itu, Nai merasa kesal dan membela Dr. Kashane. Tapi Dan tetap tidak percaya.



Patcharee kemudian datang dan memegang tangan Dr. Kashane dengan mesra. “Pertama nya aku tidak berencana untuk datang ke sini, tapi kamu membuatku menunggu dimobil terlalu lama,” jelasnya sambil bersikap manja kepada Dr. Kashane.

Melihat itu, Dan pun baru tenang dan percaya bahwa Dr. Kashane tidak ada melakukan apa- apa kepada Nai.

Setelah Dr. Kashane mentraktirnya segelas minuman, Patcharee meminta Dr. Kashane untuk sekalian mengantarkannya pulang juga. karena dia telah membantu Dr. Kashane barusan sehingga Dr. Kashane tidak di hajar oleh Dan.


“Aku hanya mengobati luka Nai aja,” kata Dr. Kashane, membela dirinya.

“Aku bisa melihat bahwa kamu tidak berpikir begitu,” gumam Patcharee, tidak percaya sama sekali.


“Oh ya, apa yang kamu lakukan di kediaman Suriyakan?” tanya Dr. Kashane.

“Aku membawa sebuah dokumen penting untuk Khun Nai,” jawab Patcharee dengan miterius. “Dokumen penting tentang sesuatu yang bisa membuat apa yang seseorang sembunyikan mungkin bisa terungkap,” jelanya.


Paul bertelponan dengan Wang. Dia menceritakan bahwa project nya telah dicuri oleh Singkorn. Dia yakin kalau Singkorn pasti akan memberikan tawaran harga yang tinggi nantinya untuk mencapai tujuannya.

“Aku juga akan memberikan tawaran harga yang tinggi, lebih daripada yang seharusnya. Aku akan membuat Crown Diamond kehilangan banyak uang dalam lelang ini seperti yang kamu inginkan,” kata Wang, mengerti keinginan Paul.

Mendengar itu, Paul merasa sangat puas.


Nai membaca data yang Patcharee berikan. Lalu dia menghubungi Patcharee untuk mengetahui lebih jelas dan lebih lanjut.


“Dari informasi yang aku dapatkan. Khun Wang adalah partner dari ML Jewelry. Kelihatannya semuanya berhubungan. Termaksud Paul yang dekat dengan Khun Wang, dia terlalu mencurigakan. Khun Nai, menurutku alasan kita kehilangan kesempatan dengan Amat, Paul pasti ada terlibat ntah bagaimana,” jelas Patcharee.

“Terima kasih, Pat,” balas Nai. Lalu dia mematikan telponnya dan berpikir.


Dan serta Kat serta bersenang- senang bersama didalam club. Lalu disaat itu, Gina datang ke club yang sama seperti mereka. Tapi mereka bertiga tidak saling berjumpa.

Paul mendapatkan pesan dari Gina. Dan melihat itu, Dr. Kashane merebut ponsel Paul dan membaca pesan tersebut.

“Jika kamu tidak datang, aku tidak akan pergi. Gina,” kata Dr. Kashane, membaca. Lalu dia menggoda Paul untuk pergi saja menemui Gina. Tapi Paul menolak.


“Menurutku kamu harus membuka dirimu untuk mengenal wanita lain. Jangan hanya menempel pada Khun Net saja,” kata Dr. Kashane, menasehati. Dan mendengar itu, Paul pun berdiri. “Kamu  mau kemana?” tanyanya, bingung.


“Pergi dan temui Gina, seperti saran mu,” jawab Paul. Dan Dr. Kashane merasa senang untuknya. “Dia baru 18 tahun. Dia tidak seharusnya ke sana. Khususnya dia keponakan Khun Net, jadi aku harus pergi,” jelasnya. Dan Dr. Kashane merasa menyesal telah menasehati Paul seperti tadi.


Tiba- tiba polisi datang ke club untuk melakukan pemeriksaan dadakan. Gina yang masih dibawah umur merasa sangat gugup.


Kat juga merasa gugup. Dia memegang tasnya dengan erat. Melihat itu, Dan merasa agak heran serta bertanya. “Kat, ada apa?” tanyanya.

“Tidak apa,” jawab Kat sambil tersenyum.

Paul sampai diclub.


Ketika polisi mulai memerika, dengan jujur Gina mengakui bahwa dia masih dibawah umur. Lalu kemudian, sebungkus serbuk putih, jatuh dari dalam tasnya. Itu adalah narkoba. Melihat itu, Gina sangat terkejut, karena itu bukanlah barang miliknya.



Polisi membawa Gina untuk ikut dengannya ke kantor polisi. Melihat itu, Paul langsung ingin mengikuti Gina. Kebetulan disaat itu, Dan serta Kat lewat dari pintu belakang. Dan Paul melihat mereka berdua.



Ranee dan Nai datang ke kantor polisi untuk menebus Gina. Tapi polisi tidak mengizinkan. Dan dengan panik, Gina merengek kepada Ranee dan menjelakan bahwa dia benar- benar tidak ada memakai obat terlarang seperti narkoba dan narkoba yang ditemukan didalam tasnya itu bukanlah miliknya.

Paul lewat didekat sel Gina. Dan melihat itu, Nai merasa heran, bagaimana Paul bisa berada di kantor polisi juga.

“Jika kamu ingin membantu dia, kamu membutuhkan bukti bahwa obat terlarang itu bukan miliknya,” jelas petugas polisi.

Dengan sopan, Paul mengucapkan terima kasih. Lalu dia pamit.


Nai memanggil Paul dan mendekati Paul untuk mencari tahu apa yang sebenarnya terjadi dan apa benar Gina ada memakai obat terlarang. Dan Paul menjawab bahwa dia juga tidak tahu, karena ketika dia sampai disana, Gina sudah ditangkap.


Ranee kemudian datang. “Bisakah aku membawa putriku pergi sekarang?” tanyanya. Dan Nai menatap ke arah Paul. “Bukankah kamu bilang kamu akan mengenangani segalanya?” protes Ranee, marah.

“Petugas tidak mengizinkan Gina untuk ditebus,” jawab Nai dengan tenang.

Ranee pulang dan meminta bantuan Net. Tapi Net sama sekali tidak mau membantu, karena dia tidak bisa. Dan Ranee pun mengancamnya dengan rahasia di masa lalu.



Flash back

“Selamat Khun Paramee. Net sudah hamil satu bulan,” kata Ranee, membantu Net untuk berbohong. Sehingga Paramee tambah sayang kepada Net.

Flash back end



“Jika kamu tidak membantu Gina, aku akan membongkar semua yang kamu lakukan kepada Khun Paramee. Mari lihat, bila dia tahu, apa yang akan dia katakan?” ancam Ranee.

Mendengar itu, Net merasa sangat kesal sekali dengan Ranee.

2 Comments

Previous Post Next Post