Original
Network : Channel 7
Didalam mobil. Net mengeluh kesal kepada
Paul. Sebab mereka baru saja keluar sebentar, tapi Paul sudah mau kembali ke
perusahaan dan bekerja. Dia merasa seperti Paul sudah keturalan oleh Nai yang
suka bekerja. Dan dengan lembut, Paul menjelaskan bahwa dia memiliki sesuatu
yang ingin dia capai. Dia juga ingin membuktikan dirinya sehingga orang- orang
tidak akan memarahi orang yang telah mendukung nya bekerja disini, yaitu Net.
“Itu… berarti kamu lebih ingin bekerja
daripada bersama denganku?” tanya Net, mengambek dan berwajah cemberut.
“Pekerjaan dan kamu sama pentingnya untukku,” jelas Paul sambil tersenyum
menghibur Net. Lalu dia pamit.
“Tunggu,” kata Net sambil tersenyum.
Net memberikan tanda supaya Paul mendekat
padanya. Lalu dia mencium pipi Paul. Dan Paul tersenyum kepadanya.
Ketika Paul keluar dari dalam mobil, ekspresi
tersenyum nya berubah menjadi ekpresi jijik. Dan lalu dia menlap pipinya.
Ketika kantor sudah sepi, Gina masuk secara
diam- diam dan mengacak- acak meja para karyawan untuk mencari sesuatu. Lalu
tiba- tiba saja terdengar suara langkah orang berjalan mendekat. Dan dia merasa
sangat terkejut serta panik.
Saat Paul masuk ke dalam kantor dan melihat
meja- meja sangat berantakan, dia sangat terkejut dan heran.
Gina membongkar tas Nai yang berada didalam
kamar. Dia mengambil dokumen- dokumen didalam tas Nai dan memotretnya. Lalu
ketika dia mendengar suara Nai sudah pulang, dia langsung merapikan semuanya
dan mencoba untuk bersikap biasa saja.
“Apa yang kamu lakukan didalam kamarku?”
tanya Nai, curiga, ketika melihat Gina ada didalam kamarnya.
“Ng, aku salah masuk kamar. Aku tadi berniat
untuk ke kamar Bibi Net,” balas Gina dengan gugup. Lalu dia berniat untuk
segera pergi.
Nai menghentikan Gina untuk jangan pergi
begitu saja. Karena barusan dia melihat Gina ada menyentuh tas nya. Dan dia
ingin memeriksa ponsel Gina. Tapi Gina menolak. Dan Gina mencoba melepaskan
tangannya yang di pegang kuat oleh Nai. Tapi Nai tidak mau melepaskannya. Lalu
Ranee datang. Dan Gina langsung berlindung di belakang Ranee.
“Ma, P’Nai mencoba mencari gara- gara
denganku. Dia bilang aku memegang barangnya. Kita tinggal dirumah yang sama.
Tidak perlu seperti ini,” kata Gina, mengadu. “Ma, aku hanya salah masuk kamar
saja. Bantu aku,” pintanya.
Nai sama sekali tidak percaya dengan
perkataan Gina, karena kamar Net berada dilantai yang berbeda dengan kamarnya.
Tapi walaupun begitu, Ranee memilih untuk membantu Gina, putrinya. Dia menyuruh
Gina untuk pergi. Lalu dia mengomeli Nai. Setelah itu, dia juga pergi.
Dengan curiga, Nai langsung memerika isi
tasnya. Tapi anehnya, tidak ada yang hilang. Dia dia merasa agak heran sendiri.
Patcharee menyewa detektif untuk mencari tahu
lebih banyak tentang perusahaan ML Jewelry dari Hongkong. Dan kemudian dia
berhasil mendapatkan informasi yang diinginkan nya.
Paul datang mengantarkan data kepada Nai yang
sedang berada dirumah. Tapi Nai sama sekali sedang tidak fokus.
Nai kemudian membawa Paul untuk menemui
Paramee yang berada didalam ruang kerja. Dia ingin membahas tentang project
besar yang Paul sarankan. Tapi Paramee meminta mereka berdua untuk menunggu
sebentar, karena Singkorn juga akan bergabung, jadi mereka harus menunggunya.
Tidak lama kemudian, Singkorn datang. “Aku
mendengar President mengatakan bahwa kamu memiliki project baru?” tanyanya.
“Kebetulan. Aku punya project pameran ruby di Singapura juga. Detailnya ada di
sini,” jelasnya.
Mendengar itu, Nai dan Paul sama- sama merasa
terkejut, karena ini terlalu kebetulan sekali. Bahkan detail yang Singkorn
tunjukkan kepada Paramee, sama dengan detail yang telah mereka buat untuk
ditunjukkan.
Melihat Singkorn tersenyum, Gina bisa menebak
bahwa informasi yang diberikannya pasti berguna. Dan Singkorn mengucapkan
terima kasih kepada Gina.
“Jangan lupa janji mu,” kata Gina,
mengingatkan.
“Aku tidak akan lupa. Aku akan menyuruh
sekretarisku untuk mengirimkan barang yang kamu perlukan,” balas Singkorn,
mengiyakan.
Ketika Ranee tidak sengaja melihat Gina dan
Singkorn tampak sangat dekat. Dia langsung menarik Gina untuk masuk ke dalam
rumah dengannya.
“Ayah tidak terkejut mengapa project Paman
Singkorn dan aku sangat mirip?” tanya Nai.
“Pameran ruby di Singapura bukanlah hal yang
rahasia Nai,” balas Paramee.
“Bahkan design untuk target baru kami
terhadap kaum pria?” tanya Paul.
“Sudahlah. Jangan bicarakan lagi. Aku sudah
membuat keputusanku untuk memilih Singkorn melakukan project ini. Yang lebih
penting, budget yang Singkorn tawarkan lebih rendah daripada kamu Nai,” balas
Paramee, tidak mau dipertanyakan lagi.
“Bagaimana kita bisa yakin kalau dia bisa
melakukannya lebih baik?” tanya Paul.
“Setidaknya dia tidak pernah menyebabkan
bahaya besar untuk perusahaan, dibandingkan kalian berdua,” balas Paramee.
Mendengar itu, Nai dan Paul sama- sama merasa
kecewa. Kemudian Nai pergi duluan. Sedangkan Paul tetap berdiri ditempatnya.
Paul mengomentari kalau Paramee tampak tidak
mempercayai pekerjaan Nai sama sekali sekarang. Dan Paramee membalas bahwa dia
ingin Paul mengerti. Ini bukan soal kepercayaan, tapi ini soal siapa yang lebih
cocok dalam project ini. Dia yakin jika Paul sudah memiliki banyak pengalaman
sepertinya, maka Paul akan mengerti.
Mendengar itu, Paul diam dan tidak
berkomentar lagi.
Ranee menarik Gina ke dalam kamar dan
memarahinya. Dia tidak ingin Gina mendekati Singkorn, walaupun Singkorn masih
belum menikah, tapi Singkorn bukanlah orang yang baik. Tapi Gina tidak
mengerti, jadi dia tidak peduli.
“Intinya, jika kamu ingin tinggal dirumah ini
dengan tenang, maka kamu tidak boleh mengacau dengan Singkorn, mengerti?” tegas
Ranee, tidak mau terlalu menjelakan kenapa Gina tidak boleh dekat dengan
Singkorn.
“Ini hanya tentang pekerjaan. Mengapa begitu
serius?” keluh Gina.
“Pekerjaan apa? Kamu tidak bekerja dengan
dia, kan?!” tanya Ranee, tidak mengerti.
“Alasan Khun Paramee menerima pekerjaannya,
itu karena aku yang memberi Singkorn informai,” jawab Gina dengan bangga.
Tepat disaat itu, Nai lewat dan mendengar
pembicaraan tersebut. Dengan kesal, dia menarik Gina untuk ikut dengannya
menemui Paramee dan menjelaskan segalanya. Tapi Gina tidak mau. Dan Ranee
melindungi Gina.
Kemudian Net datang. “Apa yang terjadi
disini?” tanyanya. Tapi mereka bertiga sibuk saling tarik menarik. “Aku tanya
apa yang terjadi disini?!” teriak Net. Dan mereka bertiga akhirnya pun
berhenti.
“Hey, Net. Menurutku dia terlalu kerterlaluan!”
keluh Ranee, melindungi putrinya.
“Aku hanya ingin Ayah mengetahui kebenaran.
Project yang Paman Singkorn berikan, itu dicuri dari ku,” jelas Nai.
Mendengar itu, Net memilih untuk membela
Ranee dan Gina. Karena Ranee mengetahui kelemahannya. Dan Net merasa sangat
kecewa sekali.
Tangan Nai terluka, akibat barusan Net
mencengkram tangannya dengan kuat dan menancapkan kuku ke tangannya. Tapi rasa
sakit di tangannya tidak sebanding dengan rasa sakit di hatinya, karena Net
lebih memilih untuk membela Ranee dan Gina, daripada dirinya. Dan dengan sedih,
dia mulai menangis.
Ketika Dr. Kashane datang, Nai langsung
menlap air matanya. Tapi Dr. Kashane tetap bisa melihat kalau Nai baru saja
menangis. Lalu Dr. Kashane melihat tangan Nai juga ada terluka, dan dia merasa
sangat khawatir kepadanya, jadi diapun bertanya. Tapi Nai tidak mau menjawab
itu.
Net datang menemui Gina dikamar dan
mencengkram lehernya dengan kuat. “Alasan aku tidak membantu Nai, bukan berarti
aku mempercayaimu dan Ibumu! Kali ini, aku akan berpura- pura tidak tahu. Tapi
kamu lebih baik menjauh dari Singkorn. Jika ada lain kali lagi, aku tidak bisa
menjamin apa yang aku lakukan kepadamu!” ancamnya, memperingatkan Gina. Setelah
itu, dia melepaskan Gina dan pergi sambil membanting pintu.
Dengan kesal, Gina menjerit kesal dan merasa
menyesal juga. “Aku tidak akan mengacau dengannya! Seseorang seperti ku
memiliki banyak pilihan pria yang bisa kupilih!” gumamnya.
Dengan perhatian, Dr. Kashane mengobati luka
ditangan Nai. “Ini mungkin hanya goresan saja, tapi jika kita biarkan terlalu
lama, itu bisa terkena infeksi dan menjadi bengkak.”
“Terima kasih Dokter,” kata Nai dengan tulus.
“Ini tugasku. Tapi jika kamu ingin aku
menjagamu seumur hidup mu, aku bersedia untuk melakukannya,” balas Dr. Kashane sambil
menatap ke dalam mata Nai.
Tepat disaat itu, Dan datang. Dia menyeret
Dr. Kashane, lalu mendorongnya dengan kasar. Dia menuduh Dr. Kashane ingin
melakukan sesuatu kepada pacarnya, Nai.
Dr. Kashane berusaha menjelaskan kalau dia
hanya ingin mengobati luka ditangan Nai saja. Tapi Dan tidak percaya. Karena
menurutnya, itu hanyalah luka kecil saja, jadi tidak perlu Dr. Kashane sampai
mengobati Nai. Mendengar itu, Nai merasa kesal dan membela Dr. Kashane. Tapi
Dan tetap tidak percaya.
Patcharee kemudian datang dan memegang tangan
Dr. Kashane dengan mesra. “Pertama nya aku tidak berencana untuk datang ke
sini, tapi kamu membuatku menunggu dimobil terlalu lama,” jelasnya sambil
bersikap manja kepada Dr. Kashane.
Melihat itu, Dan pun baru tenang dan percaya bahwa
Dr. Kashane tidak ada melakukan apa- apa kepada Nai.
Setelah Dr. Kashane mentraktirnya segelas
minuman, Patcharee meminta Dr. Kashane untuk sekalian mengantarkannya pulang
juga. karena dia telah membantu Dr. Kashane barusan sehingga Dr. Kashane tidak
di hajar oleh Dan.
“Aku hanya mengobati luka Nai aja,” kata Dr.
Kashane, membela dirinya.
“Aku bisa melihat bahwa kamu tidak berpikir
begitu,” gumam Patcharee, tidak percaya sama sekali.
“Oh ya, apa yang kamu lakukan di kediaman
Suriyakan?” tanya Dr. Kashane.
“Aku membawa sebuah dokumen penting untuk
Khun Nai,” jawab Patcharee dengan miterius. “Dokumen penting tentang sesuatu
yang bisa membuat apa yang seseorang sembunyikan mungkin bisa terungkap,”
jelanya.
Paul bertelponan dengan Wang. Dia
menceritakan bahwa project nya telah dicuri oleh Singkorn. Dia yakin kalau
Singkorn pasti akan memberikan tawaran harga yang tinggi nantinya untuk
mencapai tujuannya.
“Aku juga akan memberikan tawaran harga yang
tinggi, lebih daripada yang seharusnya. Aku akan membuat Crown Diamond
kehilangan banyak uang dalam lelang ini seperti yang kamu inginkan,” kata Wang,
mengerti keinginan Paul.
Mendengar itu, Paul merasa sangat puas.
Nai membaca data yang Patcharee berikan. Lalu
dia menghubungi Patcharee untuk mengetahui lebih jelas dan lebih lanjut.
“Dari informasi yang aku dapatkan. Khun Wang
adalah partner dari ML Jewelry. Kelihatannya semuanya berhubungan. Termaksud
Paul yang dekat dengan Khun Wang, dia terlalu mencurigakan. Khun Nai, menurutku
alasan kita kehilangan kesempatan dengan Amat, Paul pasti ada terlibat ntah
bagaimana,” jelas Patcharee.
“Terima kasih, Pat,” balas Nai. Lalu dia
mematikan telponnya dan berpikir.
Dan serta Kat serta bersenang- senang bersama
didalam club. Lalu disaat itu, Gina datang ke club yang sama seperti mereka.
Tapi mereka bertiga tidak saling berjumpa.
Paul mendapatkan pesan dari Gina. Dan melihat
itu, Dr. Kashane merebut ponsel Paul dan membaca pesan tersebut.
“Jika kamu tidak datang, aku tidak akan
pergi. Gina,” kata Dr. Kashane, membaca. Lalu dia menggoda Paul untuk pergi
saja menemui Gina. Tapi Paul menolak.
“Menurutku kamu harus membuka dirimu untuk
mengenal wanita lain. Jangan hanya menempel pada Khun Net saja,” kata Dr.
Kashane, menasehati. Dan mendengar itu, Paul pun berdiri. “Kamu mau kemana?” tanyanya, bingung.
“Pergi dan temui Gina, seperti saran mu,”
jawab Paul. Dan Dr. Kashane merasa senang untuknya. “Dia baru 18 tahun. Dia
tidak seharusnya ke sana. Khususnya dia keponakan Khun Net, jadi aku harus
pergi,” jelasnya. Dan Dr. Kashane merasa menyesal telah menasehati Paul seperti
tadi.
Tiba- tiba polisi datang ke club untuk
melakukan pemeriksaan dadakan. Gina yang masih dibawah umur merasa sangat
gugup.
Kat juga merasa gugup. Dia memegang tasnya
dengan erat. Melihat itu, Dan merasa agak heran serta bertanya. “Kat, ada apa?”
tanyanya.
“Tidak apa,” jawab Kat sambil tersenyum.
Paul sampai diclub.
Ketika polisi mulai memerika, dengan jujur
Gina mengakui bahwa dia masih dibawah umur. Lalu kemudian, sebungkus serbuk
putih, jatuh dari dalam tasnya. Itu adalah narkoba. Melihat itu, Gina sangat
terkejut, karena itu bukanlah barang miliknya.
Polisi membawa Gina untuk ikut dengannya ke
kantor polisi. Melihat itu, Paul langsung ingin mengikuti Gina. Kebetulan
disaat itu, Dan serta Kat lewat dari pintu belakang. Dan Paul melihat mereka
berdua.
Ranee dan Nai datang ke kantor polisi untuk
menebus Gina. Tapi polisi tidak mengizinkan. Dan dengan panik, Gina merengek
kepada Ranee dan menjelakan bahwa dia benar- benar tidak ada memakai obat
terlarang seperti narkoba dan narkoba yang ditemukan didalam tasnya itu
bukanlah miliknya.
Paul lewat didekat sel Gina. Dan melihat itu,
Nai merasa heran, bagaimana Paul bisa berada di kantor polisi juga.
“Jika kamu ingin membantu dia, kamu
membutuhkan bukti bahwa obat terlarang itu bukan miliknya,” jelas petugas
polisi.
Dengan sopan, Paul mengucapkan terima kasih.
Lalu dia pamit.
Nai memanggil Paul dan mendekati Paul untuk
mencari tahu apa yang sebenarnya terjadi dan apa benar Gina ada memakai obat
terlarang. Dan Paul menjawab bahwa dia juga tidak tahu, karena ketika dia
sampai disana, Gina sudah ditangkap.
Ranee kemudian datang. “Bisakah aku membawa
putriku pergi sekarang?” tanyanya. Dan Nai menatap ke arah Paul. “Bukankah kamu
bilang kamu akan mengenangani segalanya?” protes Ranee, marah.
“Petugas tidak mengizinkan Gina untuk
ditebus,” jawab Nai dengan tenang.
Ranee pulang dan meminta bantuan Net. Tapi
Net sama sekali tidak mau membantu, karena dia tidak bisa. Dan Ranee pun
mengancamnya dengan rahasia di masa lalu.
Flash back
“Selamat Khun Paramee. Net sudah hamil satu
bulan,” kata Ranee, membantu Net untuk berbohong. Sehingga Paramee tambah
sayang kepada Net.
Flash back end
“Jika kamu tidak membantu Gina, aku akan
membongkar semua yang kamu lakukan kepada Khun Paramee. Mari lihat, bila dia
tahu, apa yang akan dia katakan?” ancam Ranee.
Mendengar itu, Net merasa sangat kesal sekali dengan Ranee.
Lanjutt..lanjuut..
ReplyDeleteSemangattttttttt...
ReplyDelete