Sinopsis C-Drama : This World Does Not Look At Appearance E05
“Aku akan selalu menjadi
kakakmu. Xiaoting, semua yang ku lakukan adalah demi mendapatkan wajah baru dan
hidup yang baru,” ujar Xiaodi.
“Bagaimana dengan mama? Apa
yang akan dirasakannya melihat wajah barumu? Apa kau tidak pernah memikirkan
perasaannya?”
Xiaodi menjawab dengan
jawaban egois. Dia tidak peduli apa yang akan ibu mereka pikirkan. Yang
terpenting baginya adalah apa yang dia inginkan. Dia melakukan ini agar ibunya
berhenti bekerja keras. Dia ingin membeli rumah besar di Shenzhen dimana kita
akan bisa menikmati pemandangan dan aroma laut. Dia ingin hidup yang lebih
baik.
“Baik. Tapi bagaimana jika
kau gagal mendapatkan yang kau inginkan setelah semua yang kau lakukan?”
“Xiaoting, percaya padaku.
Semua akan baik-baik saja.”
--
Lian Sheng menyelesaikan
pekerjaannya saat hari sudah malam. Dan tentu saja, dia pergi nongkrong ke Jeff
Club. Hanya Jeff yang bisa diajaknya cerita. Dia juga menceritakan mengenai
flashdisknya yang tidak ada di tempat Xiaoting. Entah kemana flashdisk itu
menghilang. Jeff menyuruhnya untuk tetap tenang dan mungkin seharusnya dari
awal Lian Sheng menawari saja sejumlah uang untuk mendapatkan flashdisk itu
kembali jika benar ada di tangan Xiaoting. Tapi, kalau sempat ada di tangan
orang lain dan isinya bocor, konsekuensinya harus dihadapi Ounuo tidak
terbayangkan.
“Lakukan sesuatu untukku,”
ujar Lian Sheng tiba-tiba.
--
Xiaodi membelikan Xiaoting
sebuah kalung yang mirip seperti miliknya. Xiaoting amat senang dengan hadiah
kakaknya itu. Sayang sekali, hadiah itu diberikan dengan tujuan tertentu.
Xiaodi ingin Xiaoting membantunya melakukan sesuatu, yaitu : menyamar menjadi
dirinya dan menemui You Wei, kemudian putuskan hubungan mereka.
Dia beralasan kalau dia
tidak bisa menemuinya sendiri karna dia tidak ingin menyakiti hati You Wei. Dia
takut jika bertemu dia akan mengatakan hal yang kejam pada You Wei. Xiaoting
beneran nggak ngerti kenapa Xiaodi mau putus? Mungkin saja You Wei tidak akan
keberatan Xiaodi melakukan operasi plastik.
“Bukan tentang itu. Ini
bukan mengenai penampilanku. You Wei dan aku seperti dua garis berbeda yang
tidak akan pernah bertemu di satu titik yang sama. Ketika kami masih muda, kami
melihat dunia dengan cara yang sama. Tapi, sekarang kami sudah dewasa dan aku
ingin dunia yang lebih besar sementara dia masih tetap tinggal di masa lalu
walaupun dia berada di Shenzhen sekarang. Aku tahu kau ingin aku tetap bersama
You Wei, tapi itu tidak mungkin. Aku ingin melangkah maju dan dia tidak bisa
mengejarku. Kami hanya akan saling menyakiti jika tetap bersama. Kau tidak mau
kami menderita, bukan?”
Xiaoting beneran nggak tega
kalau Xiaodi udah meminta tolong seperti itu padanya.
Akhirnya, dia pun menyamar
menjadi Xiaodi dan pergi menemui You Wei. Dia mengenakan pakaian dengan style
Xiaodi dan bermake-up dengan cara yang sama. Benar-benar bukan gaya nya. Ketika
sudah mau sampai, Xiaoting merasa tidak bisa melakukannya dan mengurungkan niat
membantu. Sudah terlambat. You Wei melihat kedatangannya dan mengira dia adalah
Xiaodi. Tanpa ragu, You Wei memeluknya dari belakang dan mau menciuminya.
Xiaoting langsung mengelak dan tampak risih.
Hal itu diam-diam di potret
oleh Jeff. Yap, permintaan Lian Sheng adalah agar Jeff mencari informasi
mengenai Xiaoting. Jeff juga langsung menelpon Lian Sheng dan melapor kalau
Xiaoting bertemu dengan seorang pria. Mereka terlihat dekat, mungkin mereka
pacaran. Atau jangan-jangan pria itu ada hubungannya dengan flashdisk yang
mereka cari.
“Kau ingin putus dariku
kan?” tebak You Wei melihat ekspresi wajah Xiaoting (yang dikiranya Xiaodi).
“Aku tahu. Sudah bertahun-tahun sejak kita datang ke Shenzhen dan kau selalu
protes karna aku tidak punya uang, rumah ataupun mobil. Aku tidak bisa
memberikanmu yang kau inginkan.”
Xiaoting nggak tega
mendengar nada sedih di perkataan You Wei. Jadi, dia pun menyemangati kalau You
Wei terus bekerja keras, dia akan punya kehidupan yang lebih baik. Ucapannya
itu makin membuat You Wei sedih. Dia jadi teringat kenangan masa lalu saat
Xiaodi menuliskannya surat cinta.
“Tapi sekarang di Shenzhen,
aku bukanlah apa-apa. Aku hanya seorang pecundang. Setiap kali aku menelpon
atau mengirim pesan padamu, kau selalu mengabaikannya. Dan tadi, saat aku ingin
memegang tanganmu, kau mengelak. Bagaimanapun, aku tetap ingin berterimakasiha.
Kau menyemangatiku ketika aku sangat depresi. Terimakasih,” ujarnya, menitikkan
air mata.
You Wei sadar bahwa
perasaan Xiaodi sudah tidak ada lagi untuknya. Mau dia memaksa seperti apapun,
Xiaodi akan tetap pada keputusannya : putus. Karna itu, dia pun memilih untuk
mengikhlaskannya.
Xiaoting beneran merasa
bersalah. Dia hanya menggantikan posisi Xiaodi, tapi dialah yang harus
menyakiti hati You Wei. Apalagi, mendengar perkataan You Wei yang pesimis
seperti itu, Xiaoting jadi makin merasa bersalah. Dia berusaha memberikan You
Wei semangat, tapi You Wei benar-benar sudah kehilangan kepercayaan diri. Dia
ternyata berbohong kalau dia punya kerja. Dia tidak ada uang dan pekerjaan sama
sekali sekarang.
You Wei merasa sangat sedih
dan memeluk Xiaoting (yang dikiranya Xiaodi) untuk kali terakhir, sebagai
bentuk ucapan perpisahan.
Setelah pertemuan dengan
You Wei tadi, mood Xiaoting menjadi
sangat buruk. Rasa bersalah benar-benar menyelimuti hatinya. Dan secara
‘kebetulan’nya dia malah berjumpa dengan tn. Ye (aku nyebutnya Ye saat Lian
Sheng lagi dalam mode menyamar) yang sedang mengantarkan penumpang. Ayooo,
siapa yang jadi penumpangnya? Jeff. Dia ikutan berakting menjadi penumpang Ye.
Ye juga pura-pura kaget
waktu lihat Xiaoting dan terpesona dengan penampilannya yang berbeda dari
biasanya. Xiaoting juga sudah merasa sangat dekat dengan Ye sehingga dia
langsung naik ke jok motor dan meminta Ye menghiburnya karna mood nya sedang
jelek.
Ye pun membawanya ke sebuah
kedai di pinggir jalan. Dia memesan makanan pedas. Ye udah makan, tapi Xiaoting
hanya tetap diam. Dia nggak selera makan. Dia pun mulai mengomentari dirinya
sendiri secara negatif yang tidak punya tubuh cantik dan jika terus makan, akan
jadi gemuk dan nggak akan ada pria yang mau menikahinya.
“Kenapa kau tidak percaya
diri begitu? Lihat aku. Aku hanyalah tukang ojek ilegal (dia nggak punya SIM, makanya
aku bilang ilegal), tapi aku tetap merasa aku tampan. Kau juga cantik seperti
bunga,” ujar Ye. “Uh, mungkin aku
terlalu melebih-lebihkan, tapi kau cukup muda. Kau harusnya punya rasa percaya
diri. “
“Benar! Namaku Tao
Xiaoting. Ibuku bilang, aku di namai begitu karna aku bagus, cantik dan baik!”
ujar Xiaoting, menyemangati diri sendiri.
Ye benar-benar seperti bisa
melihat ke dalam diri Xiaoting. Dia tahu kalau ada sesuatu yang terjadi. Apa
itu? Xiaoting dengan sedih menjawab kalau dia menjadi kambing hitam lagi. Semua
sudah terjadi, jadi dia akan menanggungnya hingga akhir.
“Kau menanggung kesalahan
orang lain. Itu artinya orang itu penting bagimu.”
“Kau benar-benar
mengenalku, tn. Ye.”
“Dan orang itu pacarmu?”
“Aku tidak punya pacar.”
“Bukankah kau barusan
bertemu pacarmu di café?”
Xiaoting bingung, kok Ye
bisa tahu? Ye dengan cepat beralasan melihatnya saat lewat tadi. Xiaoting pun
bingung gimana menjelaskan, jadi dia menceritakan situasinya. Jadi, kakaknya
ingin putus dengan pacarnya, tapi tidak mau melakuannya sendiri dan menyuruhnya
untuk menggantikannya. Lalu, dia bilang sama pria itu dia mau putus. Si pria jadi sangat depresi
dan salah mengira dia adalah kakaknya. Setelah itu, dia… ah, sulit
menjelaskannya. Lupakan saja.
“Aku mengerti maksudmu,”
ujar Ye.
“Bahkan aku saja tidak tahu
apa yang ku katakan.”
“Kau dan kakakmu punya
wajah yang mirip.”
Xiaoting kagum dengan otak
Ye yang bisa menyimpulkan ceritanya dengan cepat. Ah, sayang sekali otak
sepintar itu hanya menjadi tukang ojek ilegal (wkwkw, dia nggak tahu aja yang
dihadapannya itu adalah Lian Sheng, CEO Ounuo).
Mereka menjadi semakin
dekat setelah beberapa kali pertemuan. Xiaoting tidak ragu memberitahu kalau
dia datang ke Shenzhen karna kakaknya. Dan sebelumnya kakaknya bekerja di café
Ounuo sebagai pelayan dan sekarang sedang mencari pekerjaan baru.
Ucapan Xiaoting ini membuat
Ye berpikir. Bisa saja yang waktu itu bertabrakan dengannya bukan Xiaoting
melainkan Xiaodi.
Xiaoting sudah sedikit lega
karna sudah menceritakan permasalahannya, tapi,
moodnya masih jelek. Jadi, dia
terus minum berbotol-botol bir hingga mabuk. Ye pun menemaninya dan berusaha
membuatnya sadar dari mabuk.
Xiaoting udah sangat mabuk
dan mulai bicara ngalor ngidul dan bernyanyi. Dia pun menceritakan mimpinya.
Dia berharap, suatu hari, ada seorang pria yang akan jatuh cinta padanya. Pria
itu menyukainya bukan karna apa yang dimilikinya, tapi karna dirinya yang
sebenarnya. Setelah dia jatuh cinta pada pria itu, pria itu tidak akan
meninggalkannya apapun yang terjadi. Bahkan jika dia ingin putus, pria itu
tidak akan pernah bilang ‘ya.’ Jika suatu hari dia meninggalkannya karna
diliputi amarah, pria itu akan berusaha yang terbaik untuk menemukannya. Suatu
hari, mereka akan punya anak. Mereka akan sarapan bersama dan mengantarkan anak
mereka ke sekolah. Kemudian, saat pulang, dia akan menonton tv, mencuci baju
dan membuat makan siang dan malam. Kemudian, pria itu akan pergi dengannya
menjemput anak mereka pulang sekolah. Mereka akan terus bersama baik sakit
maupun sehat sampai maut memisahkan.
Impian sederhana itu
benar-benar menyentuh hati Ye (Lian Sheng).
“tn. Ye, kau tahu tidak,
aku tidak pernah menerima bunga dari pria,” ujar Xiaoting.
Ye langsung mencabut bunga
yang ada di pinggir jalan dan memberikannya pada Xiaoting. Sekarang, Xiaoting
sudah pernah menerima bunga dari pria. Xiaoting sangat senang. Dia khawatir
Sheng akan kena denda karna mencabut bunga sembarangan, tapi tetap saja dia
menyukainya. Dia berterimakasih atas bunga itu.
Setelah malam yang panjang,
Lian Sheng pergi menemui Jeff. Mereka membahas mengenai Xiaoting yang punya
kakak berwajah mirip dengannya. Masalahnya, Jeff sudah beberapa hari ini
mengikuti Xiaoting, tapi belum pernah melihat orang yang berwajah mirip
Xiaoting. Memang benar Xiaoting ada tinggal bersama seorang gadis, tapi wajah
mereka sangat berbeda. Jeff pun menunjukan foto Xiaodi yang sudah menjalani
operasi plastik. Jeff mengira Xiaodi adalah teman Xiaoting.
Woah!! Lian Sheng benar-benar Jenderal
yang mampu membaca situasi dan menyimpulkan dengan cepat! Dia pantas menjadi
CEO. Hanya dengan melihat foto itu, menyatukannya dengan ucapan Xiaoting dan
tindakannya, Lian Sheng membuat kesimpulan bahwa bisa saja wanita itu adalah
Xiaodi yang sudah menjalani operasi plastik. Jeff merasa kesimpulan itu tidak
masuk akal. Lian Sheng menjelaskan bahwa sebelumnya, di hari pertama dia
bertemu Xiaoting, Xiaoting memintanya mengantarkannya ke rumah sakit operasi
plastik.
--
Peixi, selingkuhan Zhijie
adalah sahabat Yu Jiajie. Jiajie masih tidak tahu pengkhianatan yang Peixi
lakukan dibelakangnya, malah berterimakasih karna Peixi menemaninya di
saat-saat sulit seperti ini. Peixi tidak bisa menyembunyikan ekspresi
bersalahnya, tapi dia juga tidak bisa mengakui yang sebenarnya pada Jiajie.
“Aku akan meninggalkan
Shenzhen,” beritahu Peixi.
“Kenapa? Kau tidak bahagia
di tempat kerja?”
“Tanpa kekasihku di sini,
Shenzhen seperti kota yang kosong. Aku sudah lama tersesat di Shenzhen. Aku
merindukan rumah.”
“Setelah kau pergi, aku
tidak akan bisa menemukan seseorang yang dapat menjadi tempat sandaranku,” ujar
Jiajie, sedih.
Perkataan itu membuat Peixi
teringat akan Lian Sheng. Dia sadar kalau Jiajie tidak menyadari bahwa Lian
Sheng ada untuk membantu Jiajie.
--
Dengan penampilan yang
baru, Xiaodi mulai menyusun rencana. Dia
akan menciptakan pertemuan tidak sengaja antara dirinya dengan Qiu Yingshu. Dia
pun mencari informasi mengenai Yingshu dan tahu kalau Yingshu sering pergi ke
sebuah tempat mobil balap gitu.
Lagi asyik sarapan, Xiaodi
mendapat pesan dari You Wei yang mengucapkan terimakasih karena sudah
memberikannya semangat kemarin. Cih! Hal itu membuat Xiaodi jadi kesal. Bukanya
mengucapkan terimakasih karna Xiaoting udah menolongnya, dia malah memarahinya
karna malah memberi semangat pada You Wei hingga You Wei masih mengirim pesan
padanya!
Xiaoting berusaha
menasehati kakaknya untuk tidak hanya terus terpaku pada uang. Dia sadar kalau
alasan Xiaodi memutuskan You Wei karna keluarga You Wei jatuh bangkrut dan
miskin. Dan juga, alasannya operasi plastik karna ingin nikah dengan orang kaya
kan? Xiaodi tersinggung, tapi yah nggak bisa bantah juga karna itu benar
adanya.
Xiaoting pun mengajak
kakaknya untuk bertanding. Mari lihat siapa yang bisa mendapatkan pekerjaan
terlebih dahulu. Xiaodi setuju dan meremehkan Xiaoting menggali kuburan
sendiri.
Tempat yang Xiaodi tuju
adalah tempat arena balap mobil. Dia akan melamar kerja menjadi pelayan disana.
Mobil-mobil mewah yang terparkir sudah membuatnya merasa ngiler. Cukup banyak
yang melamar ke sana dan semuannya wanita cantik.
Tapi, si pemilik sudah
merekrut seorang wanita yang paling cantik dan tidak memberikan kesempatan bagi
pelamar yang lain. Xiaodi nggak mau menyerah begitu saja. Dia pun menunjukkan
pesona kecantikannya dan membuat si pemilik terpesona dan menerimanya bekerja.
Sementara Xiaoting melamar
kerja di sebuah restoran. Ada dua orang gadis juga yang melamar di sana.
Semuanya diterima oleh si pemilik restoran, tapi dengan posisi yang berbeda dan
upah yang berbeda. Gadis pertama diperkerjakan untuk melayani meja dan mendapat
upah 2,5k yuan per bulan. Gadis kedua menyambut tamu dan mendapat upah 3.8k
yuan per bulan. Sementara Xiaoting menjadi tukang cuci piring dan mendapat upah
2k yuan per bulan.
Xiaoting nggak bisa
menerima keputusan itu. Dia pun memilih tidak mengambil pekerjaan itu karna dia
tahu tujuan pemilik adalah untuk mempergunakan mereka. Yah, pemiliknya
kelihatan mesum.
Tapi, sikapnya itu menarik
perhatian dua orang pelanggan pria. Mereka menawarkan Xiaoting untuk bekerja
dengan mereka. Sikap mereka yang sangat
ramah membuat Xiaoting yakin mereka orang baik. Apalagi dua orang pria itu
bilang mereka merekrut tidak melihat wajah. Mereka sedang mencari operator
telepon dan gajinya sebulan 5k yuan. Syarat yang dibutuhkan hanyalah Xiaoting
harus bisa bicara autentik Mandarin tanpa aksen.
Xiaoting sangat semangat
dan menunjukkan kemampuannya berbahasa Mandarin. Keduanya pun menerima Xiaoting
menjadi pekerja mereka dan mengajaknya untuk pergi melihat tempat kerjanya.
Xiaodi sudah resmi pekerja
di sana dan mengenakan seragam pelayan di sana.
Tujuannya ke sana adalah untuk dapat bertemu Qiu Yingshu. Eh, tapi
selagi Yingshu belum muncul, dia mencoba menggoda pria kaya lainnya.
Xiaoting di bawa ke tempat
kerjanya yang cukup jauh dari pusat kota dan berada di daerah yang sepi.
Xiaoting sudah merasa curiga tapi mencoba untuk tetap percaya pada mereka.
Ditempat itu ada banyak pekerja wanita lainnya yang menjadi operator terlepon.
Dan kecurigaannya benar saat mendengar orang-orang itu menelpon dengan
identitas yang berbeda. Yup! Mereka adalah penipu! Penipuan telepon!
Waktu Xiaoting sadar hal
itu, semua sudah terlambat! Dia tidak diizinkan pergi setelah mengetahui
rahasia mereka. Xiaoting harus bekerja untuk mereka. Jika dia mau kabur, dia
harus mencapai target yang mereka tentukan. Dan saat itu tiba, dia akan sadar
bahwa uang yang mereka hasilkan sangat banyak.
Xiaoting terpaksa
berpura-pura mau menerima pekerjaan tersebut. Dia pun diberika script penipuan dan
nomor telepon yang harus dihubungi. Semua gadis yang ada disana, adalah korban
seperti Xiaoting. Mereka juga nggak bisa berbuat aneh karna gerak gerik mereka
selalu diawasi.
Xiaoting mencoba membaca
situasi. Saat si pengawas pergi mengambil minum, dia segera menekan nomor
telepon Xiaodi. Xiaodi lagi bersama pria yang dirayunya dan tidak mengangkat
telepon dari nomor asing. Kana si penelpon menelepon terus, Xiaodi pun
mematikan ponselnya.
Dua orang gadis yang
bekerja di samping kanan kiri Xiaoting, menyadari yang dilakukannya dan
membantunya. Waktu si pengawas kembali, mereka segera memberi tanda agar
Xiaoting segera mengakhiri teleponnya. Si pengawas mulai marah marah karna
Xiaoting tidak mulai menelpon juga.
Xiaoting teringat dengan
nomor seseorang yang bisa dimintainya tolong. tn. Ye. Lian Sheng mengangkat
telepon dari nomor nggak dikenal itu dan bingung karna si penelpon menyebut
namanya : Ye Wen. Dia pun sadar yang menelpon adalah Xiaoting. Dia sedang sibuk
bekerja, jadi memintanya menelpon lagi nanti. Xiaoting nggak nyerah dan nelpon
balik.
“Helo, tn. Ye Wen. Ini
adalah departemen hukum Guangdong Telecom,” ujar Xiaoting begitu teleponnya di
angkat lagi. “tn. Ye Wen aku hendak mengonfirmasi sesuatu. Pertama, namamu
adalah Ye Wen. Kedua, kau tinggal di jalan Shenkui. Ketiga, ada SPBU di
dekatnya dan jembatan di sampingnya. Keempat, ada toko serba ada. Benarkah?”
Si pengawas terkejut dan
langsung memutuskan telepon Xiaoting. Yang diucapkan Xiaoting adalah letak
markas mereka. Lian Sheng bingung karna telepon tiba-tiba terputus setelah
Xiaoting bicara aneh. Perasaannya jadi nggak enak.
Dia mencoba menelpon balik
Xiaoting, tapi nomornya nggak aktif. Ada yang nggak beres. Dia mulai mencoba
mengingat apa yang Xiaoting katakan tadi dan mencatatkannya ke buku. Dia pun
menelpon Jeff dan memintanya untuk menyelidiki nomor telepon yang menelponnya
tadi.
Sebagai hukuman karna
Xiaoting mencoba membongkar sindikat mereka, dia dihukum dengan di bawa ke
lantai atas gedung dan ditinggalkan di ruangan kosong. Dia juga di tendang. Dia
pun ditinggalkan semalaman di sana tanpa diberikan makanan agar dia merenungkan
tindakannya tadi.
Xiaoting mau mencoba kabur,
tapi dia dikurung di lantai tiga dan tidak ada apapun yang bisa digunakannya
untuk dapat turun ke lantai bawah melalui jendela dengan aman. Xiaoting
benar-benar ketakutan dan menangis karna kakaknya tidak mengangkat teleponnya
tadi.
Lian Sheng menemui Jeff.
Jeff sudah menyelidiki nomor yang Lian Sheng berikan dan nomor itu sudah
dimodifikasi untuk menelpon melalui komputer. Jadinya, tidak ada informasi yang
bisa didapatkannya. Lian Sheng semakin yakin kalau Xiaoting terlibat masalah.
Tapi untuk melaporkan ke polisi mereka butuh bukti dan Shenzhen adalah kota
yang besar, sulit menemukan dimana Xiaoting. Lian Sheng pun menunjukkan kertas
catatannya yang berisi apa yang Xiaoting katakan di telepon tadi. Dia meminta
Jeff mencari tempat yang letaknya mirip seperti yang Xiaoting katakan.
Jeff langsung menelpon
kenalannya untuk membantu. Dia juga menyuruh Lian Sheng untuk pulang dan
menunggu kabar darinya saja. Lian Sheng nggak mau dan mau menunggu hingga ada
kabar.
“Lian Sheng, apa yang
sangat spesial dari Tao Xiaoting ini?” tanya Jeff, heran.
lanjut ..
ReplyDeleteterimakasih
ReplyDelete