Sinopsis C-Drama : This World Does Not Look At Appearance E06
“Lian Sheng, apa yang
spesial dari Tao Xiaoting ini? Apa kau khawatir tentang flashdisknya atau dia?”
tanya Jeff.
“Dia hanya punya kakak di
Shenzhen. Jika aku tidak menyelamatkannya…,” ucapannya terhenti, “bagaimana aku
bisa mendapatkan flasdisknya?” lanjutnya.
Padahal, alasan sebenarnya
karna dia khawatir pada Xiaoting. Dia benar-benar cemas dan menyuruh Jeff untuk
bergegas.
--
Xiaodi berhasil merayu
seorang pria kaya. Pria itu bahkan mengantarkannya pulang. Tapi, Xiaodi merasa
nggak tenang dan terus merasa sesak di dadanya. Si pria ini tentu ada maksud
membawa Xiaodi pulang dan dengan santai mengajak Xiaodi untuk istirahat ke
hotel. Xiaodi menolak. Dia pun meminta diturunkan di depan halte bus.
“Aku bukan gadis murahan.
Aku bisa melihat kau lelah hari ini. dan aku bisa pulang sendiri ke rumah.
Selamat malam,” ujarnya begitu turun dari mobil.
Sikapnya itu membuat pria
itu menjadi semakin tertarik padanya. Dan memang itu tujuan Xiaodi
melakukannya.
Xiaodi masih sesak dan
seolah ada firasat. Jadi dia menelpon Xiaoting. Teleponnya nggak diangkat karna
ponselnya Xiaoting disita sama si penipu. Walaupun teleponnya nggak diangkat,
Xiaodi nggak ambil pusing padahal Xiaoting nggak pulang.
--
Hari sudah pagi,
Jeff sudah menemukan
informasi sebuah tempat yang letaknya berdekata dengan yang Xiaoting katakan
pada Lian Sheng. Mereka pun segera bergegas ke tempat itu. Jeff menggunakan
mobil sementara Lian Sheng menggunakan motor.
Xiaoting tidak bisa tidur
semalaman. Para penipu itu pun akhirnya membebaskannya setelah Xiaoting berkata
akan berusaha sebaik mungkin dalam bekerja. Walau bilang begitu, Xiaoting masih
saja mencari celah untuk kabur dari sana.
Jeff dan Lian Sheng juga
sudah tiba di markas penipu tersebut. Dari luar, tempat itu tampak sepi dan
seperti tidak ada tanda-tanda kehidupan. Untuk mencari tahu, Lian Sheng dan
Jeff berakting sebagai pria mabuk agar bisa mendekati tempat itu tanpa
kelihatan mencurigakan. Pintu pagar di rantai dan digembok. Di dalam juga ada
beberapa preman yang berjaga di depan pintu. Mereka mencoba menerobos masuk
dari pintu belakang dan menemukan ruangan dimana para gadis disuruh melakukan
telepon penipuan. Diantara para gadis itu ada Xiaoting.
Begitu sudah pasti, Jeff
dan Lian Sheng segera keluar. Mereka akan menyusun rencana untuk menyelamatkan
semuanya. Mereka tidak mungkin langsung menyerang karna di dalam sana ada
banyak preman dan mereka juga hanya berdua. Jeff hendak menelpon anak buahnya,
tapi Lian Sheng melarang karna takutnya para gadis di dalam menjadi korban jika
keadaan kacau. Lebih baik mereka menelpon polisi.
Di saat mereka sedang
membahas rencana, sebuah mobil sedan masuk ke dalam gedung markas. Para gadis
yang disandera juga di bawa keluar untuk makan sarapan yang sudah disiapkan.
Xiaoting mencoba membaca situasi. Pagar terbuka karna mobil sedan milik si boss
masuk dan para preman sibuk membantu si boss. Kesempatan! Xiaoting segera
berlari keluar pagar. Para gadis ikutan kabur. Para preman segera mengejar
mereka.
Keributan itu terdengar
oleh Jeff dan Lian Sheng. Lian Sheng menyuruh Jeff segera bergegas menelpon
polisi, sementara dia menyelamatkan Xiaoting yang di kejar preman. Perkelahian
tidak terelakkan. Lian Sheng yang pandai bertinju, dengan mudah mengalahkan
mereka. Sayangnya mereka mempunyai pisau sebagai senjata dan Xiaoting sebagai
sandera.
Polisi yang ditelepon Jeff
juga gercep dan sudah tiba di TKP. Lian Sheng pintar dalam membaca situasi. Dia
bisa melihat ada celah untuk melawan dan melumpuhkan para preman. Berhasil! Dia
berhasil menyelamatkan Xiaoting dan membawanya kembali.
Xiaoting meminta Ye untuk
membawanya kembali ke markas tadi untuk menolong gadis lainnya. Dia sangat lega
saat melihat para polisi sudah ada di sana dan menangkap semua preman dan
menyelamatkan semua korban. Karna keadaan sudah aman, Ye mau membawa Xiaoting
pulang. Xiaoting masih belum mau pulang karna tasnya masih ada di dalam markas.
Tas itu berharga baginya karna itu buatan ibunya dan ada ukiran namanya juga.
Setelah mendapatkan tasnya
kembali, Ye pun mengantarkan Xiaoting ke halte bus terdekat. Dia hanya bisa
mengantarkan sampai ke sana karna dia masih ada urusan lain. Xiaoting
benar-benar berterimakasih atas kebaikan dan pertolongannya hari ini.
“Kau biasanya pintar di
hari – hari biasa. Kenapa malah bisa tertipu sama para penipu itu dan dibawa ke
markas mereka? Karna uang?” marah Ye.
Xiaoting mengangguk.
“Jadi kau begitu tamak
dengan uang, Tao Xiaoting. Apa kau nggak tahu orang bisa terbunuh karna ini!
kau bisa mati cepat atau lambat karna uang! Kau tahu itu?”
Xiaoting mulai menangis.
Dia merasa ketakutan dari kemarin. Dia pun menyadari kesadarannya. Dia bisa
begini karna dia benar-benar butuh uang. Dia benar-benar cemas tidak bisa
mendapatkan pekerjaan, makanya dia jadi tidak berhati-hati dan tertipu.
Ye benar – benar tegas
dalam memarahi Xiaoting. Dia tidak mau Xiaoting tertipu lagi. Xiaoting terus
menangis karna sadar kesalahannya. Ye jadi nggak tega dan menyuruhnya untuk
belajar dari masalah ini dan tidak mengulanginya lagi.
Xiaoting semakin sedih
karna melihat tangan Ye yang berdarah karna menyelamatkannya tadi. Ye
menyuruhnya untuk tidak khawatir karna itu hanya luka kecil. Xiaoting
benar-benar merasa bersalah. Ye pun menyuruhnya untuk dapat membedakan orang
baik dan jahat dan tidak membabi buta dalam mencari pekerjaan.
Dia pun menyuruh Xiaoting
untuk pulang naik bus. Xiaoting juga maunya begitu, tapi dia nggak punya uang.
Semua uangnya diambil sama penipu itu. Ye kasihan dan memberikannya uang untuk
bisa naik bus dan membeli makanan. Xiaoting sangat-sangat berterimakasih atas
kebaikannya tersebut. Dia janji akan mengembalikan uang itu ditambah bunga.
--
Saat Xiaoting tiba di
rumah, Xiaodi nggak ada. Xiaoting beneran lelah dan memutuskan untuk
beristirahat.
Xiaodi pergi menemui pria
kaya kemarin. Dia juga membawa pria itu ke rumahnya hari ini. Dia berpura-pura
kakinya terkilir jadi si pria mengantarkannya. Pria itu benar-benar terkesima
dengan Xiaodi karna Xiaodi bersikap seperti gadis yang sangat baik dan bekerja
keras. Hihihi, dia nggak sadar aja sudah tertipu sikap palsu Xiaodi.
Pria itu bahkan memuji
Xiaodi yang tidak munafik dan mandiri. Xiaodi sangat senang dan mau membawa
pria itu masuk ke rumah, tapi pas buka pintu, dia melihat ada Xiaoting. Dengan
cepat, Xiaodi menutup pintu dan menyuruh pria itu menungu sebentar karna
rumahnya berantakan. Dia ingin membereskannya.
Xiaodi masuk dan segera
menyeret Xiaoting untuk bersembunyi. Dia tidak menjelaskan apapun dan hanya
menyuruh Xiaoting untuk tidak bicara.
Bukan hanya itu, dia mengurung Xiaoting ke dalam lemari bajunya. Parah!
Setelah menyelesaikan
masalah Xiaoting, dia baru membukakan pintu dan mengundang targetnya untuk
masuk. Si pria benar-benar jatuh ke jebakan Xiaodi. Dia pun mau mencium Xiaodi.
Semua tampak lancar, sampai sebuah suara benda jatuh terdengar. Itu suara kotak
di atas lemari yang jatuh karna Xiaoting berusaha membuka pintu.
Respect si pria langsung hilang. Dia
mengira Xiaodi menjebaknya dan Xiaoting bertugas untuk merekam. Dia menuduh
mereka pasti memasang CCTV dan hendak menggunakannya untuk memerasnya! Xiaoting
tidak mengerti yang terjadi karna baru keluar dari lemari dan tentu marah karna
pria itu bicara nggak masuk akal. Dia pun mengusir pria itu!
Xiaodi jadi ngamuk karna
mangsanya hilang. Saking marahnya, dia melemparkan piring ke lantai. Dia
menyebut Xiaoting selalu mengacaukan segala hal baik yang terjadi padanya.
“Hal baik apa? Aku tidak
lihat!” balas Xiaoting.
“Jika kau punya masalah
dengan caraku, pergi dari sini!” usir Xiaodi.
“Kau mau mengusirku?”
“Aku tidak mengusirmu. Ka
yang punya masalah dengan apa yang kulakukan.”
Yah sama saja seperti dia
mengusir Xiaoting. Xiaoting juga tersinggung dan memilih pergi. Dia mengepack
barang-barangnya dan pergi dari sana.
(Xiaodi juga salah sih. Dia
nggak ada khawatirnya sama Xiaoting dan bahkan nggak ada nanya kenapa Xiaoting
kemarin nggak pulang).
--
Lian Sheng sedang
memberikan pengarahan pada anak buahnya. Keduanya tampak bingung tapi terus
saja bilang kalau mereka mengerti maksudnya.
Baru juga bersikap tegas
sama anak buahnya, suaranya langsung berubah lembut saat Xiaoting menelpon.
Xiaoting menelpon untuk menanyakan apakah dia tahu dimana hotel yang murah.
“Apa lagi yang terjadi kali
ini?” tanya Ye.
“Tidak ada. Nah, kau
lanjutkan aja urusanmu.”
Ye mana tega. Dia tahu
kalau Xiaoting pasti pergi dari rumah. Dia menyuruh Xiaoting untuk nggak
kemanapun dan tunggu dia di tempatnya sekarang. Dia akan segera menemuinya.
Padahal ya, Lian Sheng itu
sibuk. Tapi, dia menyempatkan waktu untuk Xiaoting. Saking berdedikasinya,
ruang kecil yang ada di ruangannya, dijadikannya menjadi ruang ganti yang
didalamnya diisi berbagai pakaian untuk menyamar menjadi tn. Ye, si tukang ojek
ilegal.
Setelah menjemput Xiaoting,
dia membawanya ke rumahnya. Xiaoting sampai shock
tahu Ye tinggal di rumah mewah. Ye berbohong dengan cepat kalau ini rumah
salah satu pelanggannya. Pelanggannya sekarang sedang keluar negeri dan meminta
tolong padanya untuk menjaga rumah. Daripada rumah itu nganggur, dia memutuskan
untuk tinggal di sana sekalian menjaga. Toh, dia jadi bisa menghemat uang sewa
rumah.
Demi Xiaoting, Lian Sheng
sampai menyembunyikan foto-fotonya yang ada di rumah itu. Untunglah dia tidak
banyak memajang foto. Hanya sebuah foto yang diletak di samping meja tamu, jadi
mudah disembunyikan.
Rumah itu benar-benar besar
dan mewah. Xiaoting beneran kagum. Dan sebagai bentuk ucapan terimakasih, dia
akan memasakkan makan malam untuk tn. Ye. Selagi Xiaoting sibuk melihat seisi
rumah, Lian Sheng pergi ke kebun yang ada disamping rumah untuk menyirami
tanaman.
Lian Sheng mendapat telepon
dari seorang wanita. Wanita itu menanyakan keadaannya dan Lian Sheng menjawab
kalau dia baik-baik saja. Sepertinya ada sesuatu yang terjadi tapi Lian Sheng
menyembunyikannya. Dia juga dengan cepat mengakhiri panggilan saat mendengar
suara Xiaoting.
Xiaoting sangat kagum saat
tahu di rumah itu juga ada kebun kecil.
Mood Xiaoting benar-benar berubah
jadi baik setelah bertemu Ye. Lucky, anjing peliharaan Lian Sheng juga menyukai
Xiaoting.
Hahaha, padahal Xiaoting
bilang akan memasak makan malam mewah, tapi nyatanya dia hanya membuat menu
sederhana. Ye sampai menyindirnya. Xiaoting membela diri kalau dia tidak
familiar dengan dapurnya dan sudah berusaha semampunya memasak.
Ye benar – benar memahami
Xiaoting padahal mereka kenal belum lama ini. Dia tahu kalau Xiaoting sedang
merasa down jadi dia mengajaknya
untuk bersulang, tapi sebelum bersulang, katakan hal baik. Seperti semoga umur
panjang, sehat selalu, makmur dan harta memenuhi rumah!
Masalahnya, Xiaoting tidak
tahu harus bilang apa. Dia dengan sedih bercerita bahwa hari ini adalah hari
terburuknya sejak dia datang ke Shenzhen. Pertama, dia diselamatkan dari markas
penipu sama Ye. Kemudian, di usir sama kakaknya. Dan dia merasa kalau entah
masalah apa yang akan dihadapinya ke depannya, tidak akan separah hari ini.
“Kemudian mari berdoa
semoga hari ke depan lebih baik dari hari ini,” ujar Ye.
“Mana ada orang mendoakan
begitu.”
Ye tertawa karna ada
benarnya. Dia menyuruh Xiaoting untuk mengingat masa lalu, pasti ada pengalaman
gembira kan? Coba ceritakan padanya. Biar mereka saling berbagi hal bahagia.
Contohnya, apa dia pernah mendapatkan pernyataan cinta? Tidak ada. Atau apa
waktu kecil dia pernah di gendong ibunya dan bermanja-manja? Ekspresi wajah
Xiaoting menunjukkan jawabannya : “tidak.” Aatau ayahnya pernah bermain-main
dengannya? Jawabannya juga tidak.
Pertanyaan – pertanyaan Ye
hanya membuat Xiaoting semakin sedih. Xiaoting bercerita kalau waktu kecil,
Shenzhen adalah tempat yang paling ingin dikunjunginya. Dia berpikir kalau
Shenzhen adalah kota yang besar dan apapun ada di sini. Kampung halamannya
hanyalah kota kecil. Makanya, dia berusaha belajar dengan giat agar bisa datang
ke Shenzhen dan mendapatkan pekerjaan yang baik di sini dan menikah dengan pria
yang baik dan hidup bahagia. Tapi, begitu tiba di Shenzhen, dia bukan hanya
gagal mewujukan impian masa kecilnya tapi juga kehilangan orang yang
disukainya. Kakaknya mengusirnya dan meninggalkannya.
“Kau merasa kau menderita?
Sebenarnya, hidupku jauh lebih menderita daripadamu. Orangtuaku meninggalkanku
saat aku lahir. Aku besar di panti asuhan. Dan aku dibesarkan oleh para suster
di sana. Sejak kecil, mimpiku adalah makan malam bersama orangtua. Hal itu
selalu ada di hati dan pikirannya. Aku tahu saat kau mendengar ini, kau pasti
merasa aku sangat menyedihkan. Tapi, aku tidak merasa diriku menyedihkan. Aku
merasa kalau masing-masing kita mendapat ‘hadiah’ yang berbeda. Kau pasti akan
bertanya : ‘Kenapa menyebutnya ‘hadiah’?’
Itu pasti hadiah. Karna kita tidak bisa mengubah hidup. Jadi, jika kita
tidak bisa menerimanya, maka ubahlah. Jika tidak bisa mengubahnya, maka harus
menerimanya. Sekarang kau sudah mengerti apa yang ku katakan?”
Xiaoting menitikkan air
mata. Dia mengerti maksud Ye. Dia tidak akan lagi mengasihani diri sendiri dan
berusaha. Jika tidak bisa menerima, ubahlah. Jika tidak bisa mengubah,
terimalah!
Karna mereka sudah selesai
makan dan bercerita, Ye mengajak Xiaoting untuk olahraga. Dia merasa kalau
Xiaoting ini sering sekali kena tindas. Dan tidak mungkin dia bisa terus
menolongnya. Jadi, dia akan mengajarinya cara membela diri secara gratis, jadi
kalau ada yang menganggunya, dia bisa menghajarnya.
Xiaoting sangat senang
mendengarnya dan mulai menunjukan gerakan kungfu secara asal. Ye mengejeknya
apa mau akting drama? Dengan bangga Xiaoting pamer kalau kampung halamannya
adalah Hengdian. Dan Hengdian di sebut ‘Hollywood China.’ Lebih dari setengah
drama TV China syuting di sana. Dia sudah sering menjadi figuran drama sejak
kecil.
“Sudah, jangan cerita lagi.
Simpan saja ceritamu untuk lain waktu,” hentikan Ye.
Dia membawa Xiaoting ke
balkon rumah. Di sana ada samsak tinju. Dia akan mengajarinya tinju. Daripada
menyebutnya belajar, lebih tepat menyebut mereka bermain-main. Keduanya tertawa
bahagia.
Makan udah. Cerita udah.
Olahraga juga udah. Saatnya tidur. Tapi, hanya ada satu tempat tidur di rumah
itu. Untuk menentukan siapa yang tidur di tempat tidur, mereka pun bermain
game. Dan yang menang setelah pertandingan sengit dan berulang-ulang adalah Ye.
Eh, tapi sofa nya juga
luas.
Ditengah malam, Ye masih
belum menyerah mencari flashdisk. Dia pun diam-diam bangun dan mencoba
membongkar barang bawaan Xiaoting. Xiaoting terbangun dan menyadari yang
dilakukannya. Wkwkw, Ye langsung akting kalau dia tidur berjalan. Gagal total.
Pagi menyingsing,
Saat Lian Sheng bangun, Xiaoting
udah nggak ada. Di meja makan sudah terhidang banyak sekali makanan dan surat
Xiaoting.
tn. Ye, terimakasih sudah
menerimaku semalam. Ini membuatku sadar kalau aku tidak sendirian di Shenzhen.
Aku tahu kau menganggapku teman. Aku beruntung dan merasa hangat. Tapi, aku
masih harus melanjutkan hidupku. Aku tidak bisa merepotkanmu terlalu lama.
Tapi, kehangatan yang ku dapatkan darimu memberiku banyak keberanian. Aku
adalah gadis bagus, cantik dan baik, Tao Xiaoting. Aku akan mampu melaluinya.
Omong-omong, tidur berjalan adalah penyakit dan butuh pengobatan. Cepatlah ke
rumahsakit untuk pemeriksaan. Semoga cepat sembuh.
semangaat lanjuuu...
ReplyDelete