Sinopsis C-Drama : This World Does Not Look At Appearance E07

 

Sinopsis C-Drama : This World Does Not Look At Appearance E07


Sebenarnya, Xiaoting pergi dari rumah tn. Ye tanpa tujuan. Dia tidak mau pulang kembali ke tempat Xiaodi. Jadinya, yah dia keliaran di jalanan.



Lian Sheng beneran cemas dengan keadaannya. Kerjapun dia nggak fokus. Jadi, dia mencoba menelpon Xiaoting untuk menanyakan keadaannya. Xiaoting tidak mau merepotkan Ye lagi, jadi dia berbohong kalau dia tinggal di rumah temannya. Sebelumnya, temannya tinggal di Beijing, tapi baru-baru ini pindah ke Shenzhen. Temannya juga menawarkannya pekrejaan di pabrik garment, jadi dia sudah punya kerjaan. Lian Sheng masih tetap khawatir dan menasehati Xiaoting untuk lebih berhati-hati dan kalau ada masalah, hubungi saja dia.

“Jangan khawatir, tidak akan ada masalah apapun,” ujar Xiaoting. Dia pun mengakhir telepon dengan alasan sudah dipanggil untuk kerja.


Faktanya, Xiaoting hanya duduk-duduk ditaman dengan kopernya. Dia benar-benar lelah apalagi melihat para pengunjung taman yang bersama keluarga atau pacar. Dia pun memutuskan untuk istirahat sejenak. Satpam yang melihatnya tidur di sana, langsung membangunkan dan mengusirnya.


Lian Sheng seperti biasanya, selesai pulang kerja pergi nongkrong ke Jeff Club. Kelihatan sekali kalau dia mulai peduli sama Xiaoting. Buktinya, dia salah mengira seorang pelanggan wanita sebagai Xiaoting dan langsung menolongnya ketika ada pelanggan pria yang mengganggu. Hampir saja terjadi perkelahian kalau teman si pria tidak langsung membawa si pria mabuk itu pergi.



Jeff yang memperhatikan merasa kalau sikap Lian Sheng sangat aneh. Dia itu tahu kalau Lian Sheng mulai peduli sama Xiaoting. Tapi, Lian Sheng terus saja menyangkal dengan membuat alasan hanya ingin terus mengawasi Xiaoting demi flashdisk itu. Jeff mana percaya soalnya tadi Lian Sheng saja tampak khawatir dan salah mengenali orang. Lian Sheng malu dan malah menuduh Jeff yang udah mabuk.


Xiaoting luntang lantung di jalan dengan kopernya. Dia berusaha menyakinkan dirinya sendiri untuk tidak menyerah karna di kota sebesar ini, pasti ada tempat untuknya. Yang menjadi prioritasnya sekarang adalah mencari pekerjaan yang menyediakan tempat tinggal dan makanan, tapi itu hal tersulit.


Karna tidak ada tempat tujuan dan tidak punya banyak uang, Xiaoting memutuskan untuk menghabiskan malam di warnet. Sambil makan mie instan, Xiaoting pun membuka website pencari kerja. Beruntungnya dia menemukan sebuah lowongan kerja yang menyediakan tempat tinggal dan makanan. Tempat itu adalah studio foto.


Tanpa membuang waktu, Xiaoting segera bertukar baju yang rapi dan langsung pergi ke alamat yang tertera dengan membawa kopernya. Pas udah sampai, dia sedikit takut dan berpikir untuk mengirimi kakaknya pesan kalau dia menuju studio foto untuk wawancara kerja (mungkin dia jaga-jaga. Kalau ini penipuan, kan setidaknya kakaknya tahu posisi terakhirnya). Tapi, dia mengurungkan niatnya itu dan menyakinkan diri sendiri kalau tidak mungkin dia sial dan tertipu terus.



Studio foto yang di tuju Xiaoting  adalah studio milik Hong Taizhe. Di dalam studio itu juga ada Qiu Yingshu.  Xiaoting dengan percaya diri menekan bel pintu dan yang menyambutnya adalah Liu Zihan, pekerja di studio itu juga. Saat tahu Xiaoting hendak melamar kerja menjadi asisten, Zihan langsung mengusirnya dan berkata kalau yang mereka cari adalah asisten pria. Xiaoting tidak mau menyerah dan berujar kalau dari kecil dia sudah sekuat pria dan bisa melakukan pekerjaan berat juga. Anggap dan perlakukan saja dia seperti pria, tidak masalah!

Zihan tetap tidak peduli. Dia mengusir Xiaoting dan menutup pintu dengan rapat.


Yingshu masih di dalam studio. Dia sibuk melihat-lihat hasil foto Taizhe dan memuji hasilnya sangat bagus. Dia juga mengajak Taizhe unuk bertanding foto. Taizhe menanggapi dengan ringan dan mengingatkan Yingshu yang harus fokus kerja karna masih ada rapat yang harus dihadiri. Yingshu tetap saja santai dan berkata kalau dia juga punya kehidupa pribadi.

Setelah Yingshu pergi, Taizhe baru menanyakan Zihan siapa yang barusan datang? Zihan jujur kalau yang datang adalah seorang wanita untuk melamar kerja, tapi biarkan saja. Ish, dia malah bilang sama Taizhe kalau wanita itu palingan hanya main-main melamar kerja.

--


Xiaodi merasa nggak tenang di rumah. Dia sedikit merasa bersalah karna Xiaoting belum pulang juga dari kemarin. Padahal dia kan hanya asal bicara, tapi Xiaoting beneran pergi. Emang pada dasarnya Xiaodi hanya peduli sama diri sendiri, dia jadi tidak peduli sama Xiaoting. Dia ingin melihat seberapa lama Xiaoting bertahan diluar sana! Dia mau Xiaoting memohon maaf padanya.

--


Walaupun sudah diusir sama Zihan, Xiaoting masih belum benar-benar pergi.  Dia bertahan di taman yang ada di depan studio foto Taizhe.


Sementara itu, di rumah, Xiaodi mendapat telepon dari Ibu. Ibunya menelpon dengan bersemangat dan memberitahu kalau dia membuatkan Xiaodi rok dari kain terkenal dan akan mengirimkannya untuk Xiaodi. Tidak usah takut kalau modelnya jadul karna dia sekarang sedang melihat contoh-contoh model terbaru rok di majalah. Xiaodi menolak kebaikan ibunya. Dia sudah membeli dua buah baju dari Kappa dan bajunya itu fashionable. Daripada menghabiskan waktu membuatkan baju untuknya, lebih baik pergi menari saja dan pacaran sama pria tua kaya.


“Kau bicara apa! Kalau kau tidak mau, mama buatkan saja untuk Xiaoting. Dimana Xiaoting? Suruh dia dengar telepon,” ujar Ibu.

“Dia udah pindah.”

Ibu tentu marah, kenapa mereka malah berpisah rumah? Uang sewa kan mahal. Tapi, mendengar nada suara Xiaodi yang kesal, ibu langsung tahu kalau Xiaoting dan Xiaodi pasti bertengkar. Xiaodi tidak mau membahasnya dan langsung menutup telepon.


Xiaoting menggigil kedinginan, tapi dia tetap bersikeras  untuk bertahan.



Sebenarnya, dua kakak beradik itu ingin saling menghubungi. Tapi, gengsi menghalangi segalanya. Xiaodi tidak mau mengirim pesan duluan karna dia merasa kenapa harus selalu dia yang menyerah duluan.


Xiaoting beneran tidak punya tujuan. Dan seolah mendapat petunjuk, sebuah plastik yang menutupi patung mickey mouse besar yang ada di taman, terlepas. Xiaoting langsung mendapat ide.



Xiaodi lagi membereskan barang-barangnya. Tanpa sengaja, kipas anginnya jatuh ke bawah kolong, dan ketika dia mengambilnya, dia pun menemukan flashdisk milik Lian Sheng. Dia belum pernah melihat flashdisk itu, jadi dia pun meletakkannya saja ke dalam kotak bersama kipas angin itu. Kotak itu berisi barang-barang milik Xiaoting.


Xiaoting ingin membuktikan dirinya sekuat pria, jadi dia memindahkan patung mickey mouse yang berat itu ke depan pintu masuk studio.

Pagi pun tiba---



Zihan dan Taizhe sudah bersiap hendak pergi pemotretan. Tapi, pintu tidak bisa terbuka karna ada boneka mickey mouse yang menghalangi. Dengan sangat ramah tanpa wajah berdosa, Xiaoting menyapa dan memperkenalkan diri. Tidak lupa, dia memamerkan kekuatannya karna bisa memindahkan patung mickey mouse kemari.

“Jangan kau kira kami akan memperkerjakanmu hanya karna kau melakukan itu! Pindahkan benda itu! Pindahkan!” teriak Zihan.


Ya udah, karna di usir, Xiaoting pergi tanpa memindahkan patung itu. Taizhe panik karna pintu benar-benar terhalang. Dia pun teriak menyuruh Xiaoting kembali dan memperkerjakannya. Senyum langsung terukir di wajah Xiaoting.


Xiaoting akan tinggal sekamar dengan Zihan. Kamar mereka itu merangkap gudang dan sangat berserak. Di dalam kamar juga ada ranjang besar yang bisa ditiduri dua orang, tapi Zihan tidak mengizinkan Xiaoting untuk menidurinya. Dia mengklaim itu sebagai tempat tidurnya miliknya dan Xiaoting tidak boleh menyentuh, duduk atau tidur di atasnya. Zihan benar-benar bersikap ketus sama Xiaoting.



Xiaoting mah nggak peduli. Dia mulai menyusun barang untuk membuat ruang agar dia bisa tidur. Tapi, Zihan malah ribut menyuruhnya untuk tidak berisik karna dia mau tidur. Xiaoting yang sedari tadi sudah sabar, lama kelamaan jadi kesal juga. Udah nggak dikasih tidur di ranjang, tapi juga nggak boleh menyusun tempat. Dia pun memperingati Zihan. Zihan malah menantang mau melihat berapa lama Xiaoting akan bisa bertahan kerja. Xiaoting nggak peduli sama sekali karna mereka juga nggak akrab.

--


Lian Sheng ini kelihatan sekali nggak punya teman selain Jeff. Tiap hari dia hanya nongkrong di Jeff Club. Jeff hari ini ada kabar baik untuk Lian Sheng. Dia sudah menyelidiki rumah sakit operasi plastik yang waktu itu Lian Sheng bicarakan, dan pada tanggal 17 Oktober, ada seorang pasien yang menjalani operasi bernama Tao Xiaodi. Dan sekarang Tao Xiaodi bekerja di club supercar.

“Apa menurutmu, ini saatnya kita membeli mobil?” tanya Jeff, kode.


“Okay. Dengan metode kita sekarang ini, kita masih belum bisa menemukan USBnya. Kita harus mengubah metode kita sekarang.”

“Gimana?”

“Sebelumnya, kita melakukannya secara diam-diam. Sekarang, kita lakukan secara terbuka,” jawab Lian Sheng.

Tidak perlu dijelaskan panjang lebar, Jeff udah memahami maksud Lian Sheng.

--



Pagi-pagi sekali Xiaoting udah bangun dan langsung bekerja membersihkan studio. Dia juga sudah membuatkan sarapan. Liu Zihan tentu nggak senang karena merasa Xiaoting merebut pekerjaannya. Dia pun menegaskan kalau dia adalah asisten pribadi Boss, dan dia yang bertugas menyiapkan makanan dan membersihkan studio.



Sikap Liu Zihan yang ketus itu langsung berubah saat Taizhe muncul. Dia menyambutnya dengan ramah dan berbohong kalau sarapan itu adalah perbuatannya. Xiaoting kesal setengah mati, tapi dia juga malas cari ribut.

--



Tujuan Xiaodi kerja di klub mobil mewah itu yah hanya untuk mengincar Yingshu. Makanya, dia sangat tidak bersemangat karna Yingshu tidak juga muncul walaupun dia sudah beberapa hari bekerja di sana. Rekan sekerjanya, Dani, bahkan bisa merasa kalau Xiaodi seperti menunggu seseorang. Mumpung lagi di ajak bicara, Xiaodi mencoba mengorek informasi mengenai Yingshu. Dani bercerita kalau Yingshu sekarang adalah Ketua Ounuo, jadi dia tidak sering datang lagi kemari. Mendengar cerita itu, Xiaodi semakin lemas.


Tiba-tiba saja, seorang pria datang mencarinya. Jeff! Dia datang mencari Xiaodi dan pura-pura tidak mengenalinya. Dia juga berbohong seolah dia adalah pemilik dompet yang waktu itu Xiaodi curi. Xiaodi panik dan berbohong kalau dia nggak pernah kerja di Café Ounuo.


Cih! Bodoh! Padahal Jeff nggak ada bilang dompetnya hilang di café Ounuo, tapi Xiaodi malah menyebut tidak pernah kerja di café Ounuo. Yah, sama saja mengakui kalau dia pelakunya. Jeff memojokkan Xiaodi dan menyebut sudah lama mencarinya, tidak disangka Xiaodi melakukan operasi plastik. Udah ketahuan, Xiaodi pun mengaku tapi dia bersikap sok jago menantang Jeff untuk melaporkannya ke kantor polisi.

Jeff mulai memasang wajah melunak. Dia tidak akan melapor ke polisi, tapi dia ingin flashdisk yang ada di dalam dompet itu. Isi flashdisk itu mungkin tidak berguna bagi orang lain, tapi dia membutuhkannya. Xiaodi menjawab ketus kalau dia nggak tahu (cih, udah nyuri, ketus pula).


Jeff udah menduga itu. Semalam, Lian Sheng sudah mengajarinya harus bersikap seperti apa. Jadi, dia harus membuat Xiaodi percaya bahwa flashdisk itu berisi aktivitas ilegalnya dan dia dapat menghasilkan uang jika memberikan flashdisk tersebut. Tapi, ketika menawarkan harga, suruh Xiaodi yang menentukan, baru ditawar, agar Xiaodi merasa isinya tidak terlalu penting. Kemudian, desak Xiaodi agar segera memberikannya agar Xiaodi tidak sempat terpikir untuk melihat isi flashdisk tersebut.



Jeff melakukan seperti apa yang sudah dikatakan. Dia berbohong kalau flashdisk itu berisi laporan keuangan perusahaannya dan jika bocor, bossnya bisa dalam bahaya. Jeff juga memberitahu flashdisk nya berwarna silver. Wow, Lian Sheng beneran hebat! Dugaannya benar! Xiaodi langsung teringat flashdisk yang ditemukannya di bawah kolong kemarin. Dia ingin mendapatkan uang, maka dia menanyakan berapa dia akan dibayar jika memberikan flashdisk tersebut. Jeff pun menanyakan uang yang Xiaodi inginkan. Xiaodi langsung meminta 30.000 yuan. Jeff nggak mau dan hanya mau memberikan 10.000 yuan. Xiaodi tetap bersikeras, dan akhirnya Jeff menyetujui. Tapi, dia akan memberikan bayarannya jika Xiaodi memberikan flashdisk itu. Dia akan memberikan waktu 3 jam untuk Xiaodi dan hubungi dia jika flashdisk itu sudah ketemu.


Sebelumnya, Lian Sheng udah bilang kalau akan ada 2 kemungkinan. Pertama, Xiaodi memiliki flashdisk itu. Kedua, tidak ada tapi pura-pura ada.


Dan begitu Jeff pergi, Xiaodi langsung izin dari kantor dan buru-buru pulang. Dia sangat menginginkan uang itu sehingga nggak sadar kalau Lian Sheng dan Jeff membuntutinya. Xiaodi meminta supir taksi untuk menunggu sebentar karna dia mau mengambil barang saja. Tapi, kotak yang berisi flashdisk itu hilang! Xiaodi panik dan langsung menelpon Xiaoting.


“Akhirnya kau menelponku,” ujar Xiaoting begitu mengangkat telepon.

“Apa kau ada lihat flashdisk di rumah? Yang ada gantungan kepala tengkoraknya,” tanya Xiaodi, langsung tanpa menanyakan kabar dan keadaan Xiaoting ataupun dimana dia sekarang.

“Kau tidak menelponku beberapa hari ini. Sekalinya menelpon, karna kau mau mencari sesuatu!!” kesal Xiaoting.


Walau begtiu, dia tetap saja mencari dibarang-barangnya. Oh, ternyata dia yang mengambil kotak itu. Sepertinya, dia tadi mampir pulang untuk mengambil barang-barangnya. Dan dia menemukan flashdisk yang di cari Xiaodi.

“Ada. Sepertinya terbawa waktu aku mengambil barangku.”

“Kau dimana sekarang?”

“Aku ada di dekat Taman Wirausaha Teluk Shenzhen,” jawab Xiaoting.


Xiaodi pun bergegas menuju ke sana. Lian Sheng sadar kalau flashdisk itu tidak ada di tempat lain.


Sementara itu, Qiu Yingshu datang lagi ke studio foto Taizhe. Dia mau melihat lagi hasil foto Taizhe waktu itu. Taizhe nggak isa menunjukkannya karna komputernya tidak bisa menyala. Yingshu mencoba memperbaikinya tapi nggak bisa. Dia menyarankan agar memanggil teknisi komputer.


Taizhe beneran panik karna hasil fotonya waktu itu ada di dalam komputer dan harus segera di kirim ke klien. Yingshu teringat kalau Taizhe waktu itu kan ada mengirimkannya file foto itu. Taizhe sangat senang dan ingin mengcopy-nya sekarang juga. Dia pun sibuk mencari flashdisk. Tanpa sengaja, dia menendang kotak milik Xiaoting dan menemukan flashdisk Lian Sheng. Xiaoting juga nggak sadar kalau flashdisknya di ambil karna sedang sibuk merapikan gudang.

Taizhe nggak minta izin dan memberikan flashdisk itu pada Yingshu. Yingshu bergegas meng-copy foto yang diinginkan Taizhe, tapi memory flashdisk dah penuh. Taizhe menyuruhnya untuk tidak menghapus isi flashdisk, tapi pindahkan saja sementara ke laptop Yingshu. Yingshu setuju dan memindahkan isi file flashdisk tanpa membukanya. Jadi, dia nggak tahu kalau isinya adalah foto perselingkuhan ayahnya.


Baru juga selesai mengcopy isi file flashdisk ke laptopnya, Yingshu udah dapat telepon yang menyuruhnya untuk datang ke kantor untuk rapat. Dia pun pergi terburu-buru tanpa mengcopy file foto Taizhe ke flashdisk.


Sial! Dia malah bertabrakan dengan Xiaoting. Mereka mulai bertengkar. Yingshu mengadu sama Taizhe kalau Xiaoting adalah cewek yang mengincar pria kaya dan pencuri! Xiaoting nggak terima dan menyuruhnya berhenti menuduh! Yingshu masih juga mau berdebat, tapi untungnya dia mendapat telepon yang menyuruhnya untuk segera datang. Tapi, sebelum pergi, dia menyuruh Taizhe untuk memecat Xiaoting.


Taizhe bingung dan ingin tahu ada masalah apa sebenarnya. Xiaoting menjelaskan kalau Yingshu menuduhnya mencuri dompet, tapi dia nggak melakukannya! Taizhe untungnya nggak memihak. Dia menyuruh Xiaoting untuk nggak tersinggung ucapan Yingshu dan klarifikasi aja semuanya saat bertemu lagi.


Xiaodi tiba terlambat selangkah. Saat tiba, dia langsung meminta flashdisknya. Taizhe mendengar pertanyaanya dan menunjukkan flashdisk yang ada di tangannya. Tanpa babibu, Xiaodi langsung mengambil flashdisk itu dan pergi begitu saja.


Lian Sheng mengenali tempat yang Xiaodi kunjungi adalah studio fotoTaizhe. Dia mulai merasakan firasat buruk. Karna khawatir, dia pun menyuruh Jeff segera menemui Xiaodi. Xiaodi kaget karna Jeff tiba-tiba muncul dan artinya dia mengikutinya. Jeff dengan cepat meminta maaf dan beralasan kalau dia membutuhkan cepat flashdisk itu makanya mengikutinya.


Xiaodi tidak mempermasalahkannya. Dia meminta uangnya dulu. Setelah uang diterima, Xiaodi baru memberikan flashdisk. Pertukaran selesai! Jeff langsung memeriksa isinya dan kaget karna isinya kosong.

“Oy, kenapa isinya kosong?”

“Bukankah itu flashdisk yang kau inginkan? Aku udah memberikannya. Jangan menarik perkataanmu,” ujar Xiaodi, nggak peduli.


Jeff mana mau memberikan uangnya. Dia menarik kembali uangnya dari tangan Xiaodi. Mereka pun mulai bertengkar. Lian Sheng melihat itu dari dalam mobil dan memberi tanda agar Jeff membiarkan Xiaodi pergi dengan uang itu. Xiaodi pun langsung kabur setelah uang itu berhasil direbutnya.


Jeff cemas dan takut kalau Xiaodi sudah melihat isi flashdisk itu danmempermainkan mereka. Lian Sheng merasa hal itu mustahil karna kalau sudah melihatnya, Xiaodi pasti akan meminta uang lebih banyak. Tapi, kenapa bisa kosong?


Lian Sheng pun memutuskan mencari tahu dengan masuk ke dalam studio foto. Dia bersikap sangat alami seolah datang menemui Taizhe. Taizhe menyambut dengan ramah dan memberitahu kalau Yingshu baru saja pergi karna di telepon untuk rapat. Taizhe mempersilahkan Lian Sheng duduk dan berteriak memanggil Tao Xiaoting untuk menghidangkan minum.




Lian Sheng kaget setengah mati mendengar nama Xiaoting. Dia langsung menutupi wajahnya dengan majalah. Untunglah Xiaoting nggak melihatnya. Astaga! Dunia sangat sempit! Saking takutnya ketahuan, dia pura-pura lagi memotret (jadi, wajahnya ketutupan kamera) saat Xiaoting muncul dan menyuruhnya menyingkir. Ya udah, Xiaoting lanjut kerjakan yang lain.


Setelah Xiaoting berhasil di singkirkan, Lian Sheng menunjukkan flashdisknya sama Taizhe. Taizhe tentu kenal dan bukankah flashdisk itu barusan diambil seorang wanita. Kenapa ada di Lian Sheng?

“Apa kau tahu isinya?” tanya Lian Sheng.

“Kosong. Tidak ada isi apa-apa.”


“Sebelumnya tidak ada?”

“Yingshu meng-copy isinya ke laptopnya,” jawab Taizhe.


Sh*t!!! jika sampai Yingshu melihat isinya, percuma saja selama ini mereka berusaha menyembunyikannya. Lian Sheng langsung menelpon Yingshu dan menanyakan keberadaannya. Yingshu untuk menjawab teleponnya dan memberitahu kalau dia ada jadwal rapat. Dan dia juga meminta Lian Sheng untuk datang membantunya dalam rapat karna takut tidak bisa mengatasinya sendiri. Lian Sheng tentu mengiyakan dan bergegas.

Taizhe jadi semakin bingung karna sedari tadi semuanya sibuk dengan flashdisk itu.

--


Sial! Benar-benar sial! Lian Sheng malah terjebak macet. Dia memutuskan untuk keluar dari mobil dan berlari menuju Ounuo.

Di Ounuo, sekretaris Yingshu, Li Chun, menyuruhnya agar segera mulai rapat karna dia barusan menelpon Lian Sheng dan Lian Sheng sedang terjebak macet. tn. Zhao juga mendesaknya untuk segera mulai. Apa dia nggak bisa rapat tanpa Lian Sheng?


Pertanyaan itu tentu membuat Yingshu merasa tertekan. Yah, sama saja artinya kalau dia nggak kompeten. Akhirnya, dia memutuskan memulai rapat tanpa Lian Sheng. Rapat kali ini untuk membahas kerja sama Ounuo dengan Lihetianqi Investment Foundation.

Di saat yang sama, Lian Sheng sudah tiba dan sedang menunggu lift di lantai bawah.


Yingshu menjelaskan pada para peserta rapat kalau dia sudah melakukan riset pasar. Datanya ada di laptopnya. Ck! Parah!  Dia nggak tahu data itu disimpan dimana karna Li Chun yang menyimpannya. Li Chun juga nggak ingat nama foldernya dan mencoba membuka satu-persatu folder yang ada di dekstop. (Kenapa Li Chun sampai bisa nggak tahu nama foldernya? Karna yang membuat data itu bukan dirinya. Dia hanya menyimpan data yang dikirimkan sama Lucy, sekretaris Lian Sheng. Yah, yang artinya, data itu dibuat oleh Lian Sheng).

Semua fokus menatap layar. Yingshu juga tampak gugup karna foldernya nggak ketemu juga. Li Chun bener-bener nggak tahu nama foldernya dan hendak membuka folder bernama ’123.’ Itu adalah folder yang berisi foto perselingkuhan Zhijie.

Sreet! Sebelum dia sempat menekan kursornya, Lian Sheng tiba dan mengalihkan perhatian. Dia segera menanyakan sudah sampai dimana pembahasannya? Li Chun yang menjawab kalau mereka sedang membicarakan riset pasar. Lian Sheng langsung mengambil alih rapat dan menjelaskan semuanya karna dia yang membuat statistik tersebut. Bahkan, dia juga tahu nama foldernya. Itu artinya, memang dia pembuatnya! (Huft, Yingshu benar-benar hanya mengandalkan Lian Sheng)


Untunglah rapat berhasil diselesaikan dengan baik. Yingshu juga berterimakasih karna sudah datang di rapat dan membantunya. Kalau tidak, habislah dia! Walau rapat sudah selesai, Lian Sheng tetap nggak tenang. Target utamanya adalah laptop Yingshu. Makanya, walau rapat sudah selesai, dia terus mengikuti dan mengawasi Yingshu.


Matanya beneran tajam. Dari jarak jauh dan membaca gerakan jari Yingshu di keyboard, dia bisa tahu kalau Yingshu memasukkan angka ‘880619’ sebagai password laptopnya.  Karena terlalu fokus memperhatikan Yingshu, dia sampai nggak sadar ada CS di belakangnya yang sedang membawakan minuman. Alhasil, minuman yang dibawa CS mengenai bajunya. Terpaksa Lian Sheng bergegas ke ruang kantornya untuk berganti baju dengan baju cadangan yang disediakannya di sana.


Tapi, begitu dia kembali ke tempat Yingshu, Yingshu sudah menghilang. Dia pun mencoba menelpon Li Chun untuk menanyakan posisi Yingshu. Yingshu dan Li Chun lagi ada di basement parkiran, dan sinyal di sana sangat buruk, jadi hubungan telepon mereka terputus. Lian Sheng langsung nanya sama pegawai di dekat sana dimana lokasi sinyal paling lemah di Ounuo? Semua yang mendengar pertanyaannya serentak menjawab garasi bawah tanah, lift atau kamar mandi.



Jawabannya nggak pasti. Jadi, Lian Sheng pergi ke ruang CCTV dan menyuruh pekerja disana untuk mencari dimana posisi Ketua. Ditemukan! Dia ada di basement parkiran.


Lian Sheng segera berlari ke basement. Beruntung sekali dia tiba terlebih dahulu sebelum Yingshu. Dengan kecerdikannya, dia mengempeskan sebelah ban mobil Yingshu kemudian bersembunyi. Yingshu tiba tidak lama kemudian. Begitu menyadari bannya kempes, Yingshu keluar dari mobil untuk menelpon Li Chun. Laptopnya juga dia tinggalkan di dalam mobil. Yingshu keluar dari mobil dan berdiri sedikit jauh dari mobil untuk mencari sinyal menelpon Li Chun untuk memerintahkannya mengatasi bannya yang kempes. Ban mobilnya kempes, jadi yah nelepon bengkel untuk datang mengurus bannya.



Tidak membuang waktu, Lian Sheng langsung menyelinap masuk ke dalam mobil dan membuka laptop Yingshu dengan password yang dilihatnya tadi. Terbuka! Dengan cepat, dia menghapus folder ‘123’. Udah itu, dia membuka recycle bin untuk menghapus permanen folder ‘123’ itu.

Wow! Apakah dia keburu melakukannya sebelum Yingshu kembali?


 


1 Comments

Previous Post Next Post