Sinopsis C-Drama : This World Does Not Look At Appearance E10
Xiaoting benar-benar
terpesona dengan kemampuan make up yang
dapat merubah sesuatu yang biasa menjadi cantik. Ditambah lagi, tn. Chen
berujar bahwa di dunia ini tidak semua orang bisa menjadi bintang tapi profesi stylist dapat memubat mereka menjadi
bersinar. Itulah kenapa dia menyukai profesi stylist.
“Seorang stylist itu ajaib,” gumam Xiaoting.
Udah gitu, saat dia pergi
dengan Zihan, semua pria terus melirik ke arah mereka. Zihan sangat senang
danyakin bahwa semuanya terpesona dengan kecantikannya
secara make up (btw, Zihan selalu
menggunakan wig rambut pendek berwarna terang). Mereka menjadi dekat secara
tidak terduga. Zihan memberitahu kalau dia paling benci Xiaoting karna Xiaoting
selalu positif. Terkadang, dia ingin bilang sama Xiaoting untuk berhenti
menjadi begitu luar biasa. Sifat rajin Xiaoting hanya akan membuat orang lain
terlihat malas. Semangatnya akan membuat orang lain terlihat seperti melarikan
diri. Walau sudah tahu itu, Xiaoting tetap tidak akan merubah dirinya.
Setelah menghabiskan waktu
beberapa hari berpikir, Xiaoting akhirnya menemui Taizhe dengan memberikan
sebuah brosur les stylist. Dia ingin
menjadi stylist. Bukankah bapak
pelukis juga bilang kalau dia berbakat dalam hal warna? Dan setelah
memikirkannya matang-matang, menurutnya dia cocok menjadi stylist. Taizhe mendukung mimpinya tersebut dan ingin memberikan
sejumlah uang. Xiaoting langsung mencegah. Dia menemui dan membicarakan ini
bukan untuk meminjam uang, tapi untuk meminta izin agar boleh mengambil
pekerjaan sampingan. Dia berjanji bahwa pekerjaan sampingannya tidak akan
mempengaruhi pekerjaan utamanya di sini.
Taizhe berujar pada
Xiaoting kalau dia masih merasa berterimakasih atas bantuannya waktu itu. Dia
membawa Xiaoting tanpa ekspetasi apapun, tapi Xiaoting berhasil membantunya
mendapat izin memotret lukisan itu. Xiaoting berhasil melakukannya dengan baik.
Karna itu, dia juga yakin bahwa Xiaoting akan bisa mencapai mimpinya juga. Dia
akan memberikan dukungannya. Dia mengizinkan Xiaoting untuk melakukan pekerjaan
sampingan.
Xiaoting benar – benar
berterimakasih. Tanpa membuang waktu, dia langsung pergi melamar pekerjaan
sampingan. Dan dia berhasil mendapatkan 2 pekerjaan yaitu menjadi penjaga
minimarket dan pelayan.
Setelah itu, Xiaoting pergi
ke rumah Ye untuk menyampaikan kabar gembira tersebut. Lian Sheng sampai kaget
karna Xiaoting datang ke tempatnya malama-malam begitu. Bukankah tidak pantas
seorang wanita datang mengetuk pintu rumah pria di malam hari begini? Xiaoting
tersenyum lebar sambil menunjukkan snack yang dibelinya. Dia datang karna ingin
memberitahu kalau dia ingin berterimakasih. Dia sudah menemukan tujuan
hidupnya. Dia sudah mempunyai mimpi dan tujuan yang ingin dicapainya. Dan untuk
itu, dia melakukan beberapa pekerjaan sampingan, yaitu menjadi pelayan di Music
Bar dari jam 7 malam – 1 pagi, dilanjutkan menjadi kasir di minimarket dari jam
2 pagi – 8 pagi. Sangat sibuk.
Ye khawatir karna pekerjaan
itu akan sangat membuat Xiaoting kelelahan. Xiaoting menjawab yakin kalau dia
bisa mengatasinya. Apalagi usianya masih muda dan waktu terbaik untuk bekerja
keras. Ye menasehatinya untuk tetap menjaga kesehatan.
“Tenang saja. Sebenarnya,
sejak aku datang ke Shenzhen, aku selalu sedih tiap malamnya. Aku merasa kalau
waktu berlalu begitu saja. Namun, sekarang berbeda. Aku merasa setiap detik itu
indah dan bertujuan. Aku pikir setiap hari datang dengan sebuah arti,” cerita
Xiaoting.
Ye semakin terkesima dengan
pemikiran Xiaoting. Untuk merayakan Xiaoting yang sudah menemukan tujuan
hidupnya, dia pun memasak daging babi yang dibawa Xiaoting tadi. Udah gitu,
waktu Xiaoting bilang lapar, dia langsung menawakan untuk memasakkannya
makanan. Sayang sekali, sebelum selesai Ye memasak, Xiaoting sudah tertidur
lelap.
Ye yang melihat itu, hendak
memindahkan Xiaoting ke atas sofa, tapi Xiaoting malah memeluk kaki Ye dan
tidak mau melepasnya. Ye pun jadi nggak bisa bergerak dan membiarkan Xiaoting
tidur seperti itu sepanjang malam.
Tidak terasa, pagi pun
tiba. Xiaoting masih juga belum bangun. Tapi, dia sudah melepaskan pelukannya
di kaki Ye dan bisa di pindahkan. Ye juga memberikan selimut dan kemudian
meninggalkannya di dalam rumah untuk olahraga pagi.
Jeff sudah menunggu Lian
Sheng sedari tadi. Dia mengomel karna Lian Sheng mengajaknya jogging tapi malah
datang terlambat. Mood Lian Sheng
sedang sangat baik karna dia bisa tidur nyenyak tadi pagi. Jeff juga terkejut
karna Lian Sheng itu insomnia jadi
jarang bisa tidur nyenyak sampai telat bangun.
Di Ounuo,
Yingshu beneran serius
bekerja untuk resort tepi laut yang dipercayakan Lian Sheng padanya. Dia tidak
ingin mengecewakan Lian Sheng dan ingin menunjukkan kinerjanya. Di saat dia
sedang sangat serius bekerja seperti itu, tn. Weng malah datang menemuinya
untuk membujuknya agar membatalkan pemindahannya ke departemen Logistik. Dia
terus saja memakai hubungan paman dan keponakan agar Yingshu mau mengembalikan
posisinya seperti semula.
Yingshu menolak. Keputusan
itu sudah disetujui saat rapat. Dan jika tn. Weng ingin kembali ke posisi
semula, buktikan kemampuannya. Capailah sesuatu. Jika dia tidak bisa, tetaplah
berada di departemen Logistik. Toh, di
sana tidak melelahkan dan sesuai dengan kemampuannya.
Perkataannya itu tentu
menyinggung hati tn. Weng. Setelah awalnya ragu dengan tawaran tn. Zhao hari
itu, dia memutuskan menerimanya. Dia akan membantu tn. Zhao untuk tahu harga
penawaran mereka pada proyek resort tepi laut.
--
Hm, entah gimana ceritanya,
laptop Yingshu tertinggal di studio Taizhe (sepertinya, dia main ke sana di
sela-sela waktunya). Nah, isi laptop itu sangat penting, jadi dia meminta
tolong Taizhe untuk mengantarkannya ke perusahaan. Taizhe pun memerintahkan
Xiaoting yang mengantarkannya. Saat Xiaoting mau pergi, dia sempat berpas-pasan
dengan tn. Weng.
tn. Weng menemui Yingshu
sambil sok perhatian menyuruhnya untuk berisitirahat. Saat dia meletakkan teh
ginseng buatannya ke atas meja, dia sempat melihat dokumen penawaran yang
tergeletak di sana. Sayangnya, angka penawarannya tidak terlihat karna tertutup
dokumen lain.
Yingshu juga langsung
mengusirnya keluar karena dia kan sudah melarang siapapun untuk masuk ke
ruangannya sampai lelang proyek ini selesai besok.
Sepanjang malam Yingshu dan
team-nya sibuk bekerja menyelesaikan semua dokumen dan harga penawaran untuk
besok. Karna terlalu lelah, semuanya pun tertidur pulas.
Lian Sheng juga ada di
kantornya. Dia juga cemas dengan penawaran besok dan berharap yang terbaik
untuk Yingshu. Di dalam hatinya, dia berujar : Entah apapun yang terjadi, aku akan tetap bersamamu. Entah hasilnya
bagaimana, ini akan menjadi pengalaman berharga bagimu. Aku sudah berjanj pada
ayahmu akan melindungimu saat kau dewasa. Ini juga janjiku pada Ounuo.
Yingshu dan teamnya tidur
begitu lelap hingga tidak menyadari listrik yang padam dan seseorang
menggunakan kunci, membuka pintu ruangannya. Karna semua data dan dokumen di
letakkan begitu berantakan di atas meja, penyusup tersebut dengan mudah bisa
mendapatkan dokumen penawaran dan melihat harga yang ditawarkan Ounuo untuk
proyek resort tepi laut.
Hari yang ditentukan pun
tiba. Lian Sheng sempat berpas-pasan dengan Yingshu sebentar. Dia menunjukkan
dukungannya. Yingshu dengan percaya diri berujar bahwa dia akan memenangkan
penawaran ini. Tunggu saja kabar baik darinya!
Rapat lelang penawaran
harga untuk proyek resort tepi laut dimulai. Ada perusahaan terpilih dan salah
satunya adalah Ounuo. Masing-masing perusahaan juga sudah memasukkan dokumen
penawaran mereka. Luhai Grup Development memberikan harga penawaran RMB326
juta. Fenglei Property Development memberikan harga penawarana RMB331 juta. Ounuo
Grup memberikan harga penawaran RMB358 juta. Terakhir, Hongda Property
Development memberikan harga RMB360juta!
Dengan begitu, yang
memenangkan proyek resort tepi laut adalah Hongda Property Development!
Semua anggota team Yingshu
sangat terkejut karna mereka kalah hanya dengan perbedaan RMB 2 juta! Bagaiman
hal ini bisa terjadi? Tidak mungkin kebetulan! Yingshu juga menjadi sangat
marah. Dia menunjukkan jelas rasa marahnya dengan pergi dari ruang rapat sambil
memukul meja dan melonggarkan taksi. Ckckc,
tidak menunjukkan sifat seorang Ketua seharusnya.
Rapat pemegang saham
langsung diadakan begitu kabar Ounuo kalah dalam lelang penawaran harga. Tentu
saja semua menyalahkan Yingshu. Apalagi mereka kalah dengan saingan mereka
hanya karna perbedaan harga 3%. tn. Zhao juga memanaskan keadaan dengan
menuntut penjelasan Lian Sheng. Dia bicara seolah ada pengkhianat di Ounuo yang
membocorkan harga penawaran mereka ke perusahaan musuh. Kenapa dia menujukannya
pada Lian Sheng? Karna Lian Sheng yang bertanggung jawab atas dokumen tersebut.
“Ini tidak ada hubungannya
dengan Lian Sheng. Akulah yang menyelesaikan dokumen penawaran. Aku yakin kalau
selain aku, tidak ada yang tahu detail penawaran tersebut. tn. Lian hanya
melihatnya 2 jam sebelum penawaran dimulai,” bela Yingshu.
Seorang pemegang saham
langsung menyalahkan Yingshu atas hal tersebut. tn. Zhao ikut memperkeruh
suasana. Dan juga menunjukkan harga saham Ounuo yang jatuh di pasaran akibat
berita mereka gagal mendapatkan proyek resort tersebut. Yah, pokoknya masalah ini dimanfaatkan oleh
pendukung tn. Zhao untuk mengajukan agar Yingshu mundur dari jabatan Ketua.
Jiajie tidak setuju dengan keputusan itu.
tn. Zhao sok pura-pura baik
menyuruh agar tenang (padahal dia yang memancing duluan). Tidak disangka, Lian
Sheng malah mendukung saran untuk mengganti posisi Ketua. Dia menegaskan kalau
dunia bisnis itu kejam seperti arena perang, jadi tidak setiap kesalahan bisa
diampuni dengan alasan ‘masih muda.’ tn. Zhao dan tn. Wang (yang menyarankan
ide itu) terkejut bukan main dan kehilangan kata-kata. Mereka tidak menyangka
kalau Lian Sheng akan mendukung ide tersebut.
Tapi, dukungan itu juga
mengejutkan bagi Yingshu dan Jiajie. Jiaji tampak marah. Dia mulai mengingat
kembali pertengkarannya dengan Lian Sheng, 5 tahun lalu. Saat itu, mereka
berada di rumah Lian Sheng yang dihias dengan pernak pernik pernikahan. Lian
Sheng memohon agar Jiajie mendengarkan penjelasannya karna dia tidak tahu
darimana asalnya wanita itu, tapi Jiajie sudah diliputi kemarahan dan tidak mau
mendengarkan Lian Sheng sama sekali. Ditengah pertengkaran itu, Zhijie muncul
dan menyuruh Lian Sheng untuk melepaskan Jiajie. Dia juga menyuruh Lian Sheng
untuk mengakui apa yang tidak dilakukannya.
“Kenapa aku bekerja begitu keras?
Apa kau tahu apa yang kulakukan?! Kau selalu bersamanya setiap saat, entah saat
dia sedih atau senang! Kau melakukan itu untukku atau dirimu sendiri?!” teriak
Lian Sheng pada Zhijie.
Tapi, mau semarah apapun dia,
Jiajie memilih pergi dengan Zhijie.
Dan sekarang, bertahun-tahun
berlalu, dendam itu masih tertinggal di hatinya. Ditambah masalah sekarang, dia
semakin dendam dan menilai Lian Sheng secara negatif. Dia menemui Lian Sheng
dan menuduhnya mempermalukan Yingshu di rapat tadi. Lian Sheng menjawab kalau
dia tidak melakukannya sekarang, Lian Sheng akan lebih malu lagi ke depannya.
Jika dia tidak bisa menghadapi tekanan, bagaimana dia bisa tumbuh dan menjadi
kuat?! Jiajie tidak peduli dengan penjelasan Lian Sheng. Menurutnya, Yingshu
baru mulai, jadi wajar jika dia membuat kesalahan dan tidak seharusnya Lian
Sheng mempermalukannya! Lian Sheng disini untuk mendukung Yingshu, bukan
memihak pihak lain.
“Jika dia melakukan
kesalahan, kenapa aku harus membantu dan mendukungnya?” tanya Lian Sheng.
“Bilang saja sekarang,
kenapa kau kembali?”
“Aku sudah bilang. Percaya
padaku.”
“Aku tidak bisa percaya
padamu. Dan sekarang, aku semakin tidak bisa percaya.”
Usai bicara dengan Lian
Sheng, Jiajie kembali ke ruangannya dan mencoba menelpon Yingshu. Yingshu
sedang dalam suasana hati yang sangat buruk, sehingga dia tidak mau menjawab
telepon Jiajie sama sekali. Dia berkeliaran di jalanan tanpa tujuan hingga
malam hari.
Lian Sheng yang khawatir
padanya pergi mencarinya. Begitu menemukannya dia langsung memarahinya karna
tidak mengangkat telepon. Dia juga memberitahu Jiajie sangat khawatir hingga
menelpon Lucy dan memintanya menyuruhnya mencari Lian Sheng.
“Aku hanya ingin sendiri,”
ujar Yingshu.
“Jangan bilang kalau kau
sudah merasa hancur hanya karna hal seperti ini.”
“Kenapa tidak boleh? Apa kau
harus selalu kuat setiap saat? Sejak aku mengambil alih Ounuo, aku diminta
untuk menjadi dewasa dan tangguh. Melakukan hal hebat. Apa orang-orang peduli
apa yang kurasakan?”
“Aku disini bukan untuk
mendengar rengekanmu. Pikirkan tentang apa yang kau punya.”
Yingshu sudah menyerah. Dia
merasa hanya menerima perusahaan yang berantakan dan orang-orang yang berusaha
menjatuhkannya.
“Inilah dunia bisnis. Penuh
dengan kebohongan dan penipuan. Penuh dengan krisis kepercayaan. Kau lebih baik
mulai terbiasa dengan hal ini. Ini seperti bagaiamna aku secara terbuka
melawanmu dalam rapat tadi. Kau harus terbiasa. Meskipun kau Ketua, tidak semua
orang akan mematuhimu,” saran Lian Sheng.
Melihat Yingshu yang masih
marah, dia pun menyuruh agar Yingshu mencari pelakunya jika nggak terima
disalahkan seperti ini. Jika nggak tahu harus mulai darimana, mulai dari
hasilnya. Coba pikirkan, siapa yang paling diuntungkan kalau perusahaan Hongda
menang tender.
Perkataan Lian Sheng
membuat Yingshu dapat tersenyum kembali. Dia mengerti maksud Lian Sheng dan
akan mencari tahu siapa dalang sebenarnya.
Aku tebak ya, pasti ada
yang mencurigai tn. Weng atau tn. Zhao sebagai pelakunya bukan? Jawabannya,
tidak. tn. Zhao juga curiga kalau
tn. Weng adalah pelakunya, tapi tn. Weng menyangkal. Dia memang bersedia
membantu tn. Zhao dan sudah berencana untuk melihat dokumen penawaran tersebut,
akan tetapi, Yingshu seperti mencurigainya dan tidak membiarkannya mendekat.
Makanya, dia tidak bisa melakukan apapun.
Perusahaan Hongda adalah
milik kakak ipar tn. Zhao. Barusan, tn. Zhao menelpon kakak iparnya perihal
harga penawaran mereka yang hanya berbeda sedikit dari punya Ounuo. Dan kakak
iparnya bilang kalau dua jam sebelum lelang, seseorang menyelipkan copyan dokumen
penawaran Ounuo di bawah pintu kantornya. Dokumen itu berisi datang penting
penawaran Ounuo. Dan kalau pelakunya bukan tn. Weng, siapa lagi? tn. Weng
membantah dengan tegas kalau dia bukan pelakunya! Kalau memang dia yang
melakukannya, dia pasti sudah bilang sama tn. Zhao.
“Sekarang ini, kita tidak
boleh melawan satu sama lain. Kita harus tetap bersatu dan menemukan pelaku
sebenarnya,” ujar tn. Zhao.
tn. Weng setuju dan malah
merasa kalau mereka harus berterimakasih kepada si pelaku karna sudah membantu
mereka. tn. Zhao tidak sependapat. Menurutnya, ini sepertinya jebakan.
Contohnya, mereka udah setuju untuk merampok bank, tapi sebelum kita
melakukannya, uangnya udah datang langsung ke hadapan kita. Bukankah ini aneh?
Rasanya seperti kita menerima hal yang tidak dilakukan. Untuk masalah ini,
kelihatannya tn. Zhao lah yang akan diiuntungkan. Padahal, kalau mau diteliti,
tn. Zhao tidak dapat banyak keuntungan. Sebaliknya, jika terbongkar, dia yang
paling rugi.
Mendengar pendapat tn.
Zhao, tn. Weng menyimpulkan kalau dia menuduh Yingshu sebagai pelakunya. Tapi,
hal itu tidak mungkin karna masalah ini kan paling berimbas kepada Yingshu. tn.
Zhao menjelaskan kalau Yingshu di sini adalah korban dan kehilangan proyek
pentingnya. Tapi, jika Yingshu menjebaknya dan membongkar seolah ini kejahatannya,
dia bisa disingikirkan dengan mudah.
“Namun, Yingshu tidak
kelihatan seperti orang licik,” ujar tn. Weng, ragu. “Jika beneran dia, maka
dia membuat langkah yang hebat.”
“Karna dia menggangguku,
aku harus selangkah lebih maju darinya. Atau, aku akan kalah tanpa tahu kenapa.
Zenghui, pikirkan baik-baik. Di hari lelang tersebut, apa ada sesuatu yang
tidak biasa?”
tn. Weng pun berusaha
mengingat. Dan ingatannya langsung mengarah pada Xiaoting. Sehari sebelum
lelang, dia melihat gadis itu mengantarkan laptop Yingshu.
--
Lian Sheng benar-benar
sulit tidur. Jam sudah menunjukkan pukul 03.20 pagi, tapi matanya belum juga
mau terpenjam. Sangat berbeda saat Xiaoting ada bersamanya. Pantesan saja dia
merasa takjub dapat tidur nyenyak hingga bangun terlambat saat Xiaoting di
sampingnya.
Karna rasa penasaran, Lian
Sheng pun mencoba gaya tidur kemarin saat ada Xiaoting. Tapi, yah memang tidak
bisa. Akhirnya, dia pun memutuskan menelpon seseorang. Sepertinya, Lian Sheng
menyembunyikan sesuatu karna orang yang diteleponnya terus saja mencemaskan
kondisinya. Dan Lian Sheng berulang kali menyakinkan kalau dia baik-baik saja.
Dia juga menyuruh orang itu mencari pacar dan tidak sibuk bekerja terus.
--
Kondisi Yingshu sudah jauh
lebih baik daripada kemarin. Jiajie yang khawatir menanyakan keadaannya. Dengan
percaya diri, Yingshu menjawab kalau dia baik-baik saja. Dia juga menyombongkan
diri kalau seorang pria tidak menangis tapi mencari solusi untuk masalah yang
dihadapi (cih! Padahal kemarin, Lian
Sheng yang memberikan solusi padanya). Jiajie ingin membantu karna dia tahu
Yingshu tidak akan bisa menghadapi para rubah itu sendirian. Yingshu sok kuat
ingin mengatasi masalah ini sendirian dan bilang kalaupun dia jatuh, itu karna
pilihannya sendiri.
Jiajie masih saja khawatir
tapi Yingshu tidak bisa mengerti itu dan terus saja menolak. Di ajak sarapan
pun dia menolak. Huft.
Sementara Yingshu masih
mencoba mencari si pelaku dan hanya terfokus dengan hal tersebut, Lian Sheng
tetap bergerak maju membenahi Ounuo. Dia berkeliling mall Ounuo untuk tahu
kondisi mall, tapi hasilnya sangat tidak memuaskan. Hanya ada sedikit pelanggan
yang datang ke mall. Staffnya berujar kalau bukan hanya Ounuo yang mengalami
hal ini tapi juga semua entitas ritel lainnya. E-commerce merupakan pukulan besar bagi pengecer tradisional dan
hal itu tidak bisa dihindari. Seorang staff lain menyarankan agar mereka
membuat persiapan dan mengakuisisi industri populer seperti film, serial drama
dan game mobile. Atau, mereka juga
terjun ke dunia e-commerce. Mereka juga merasa kalau Ounuo Mall ini nggak
punya harapan jika dibandingkan bisnis Ounuo yang lain karna terus menerus
merugi.
Lian Sheng mendengarkan
semua pendapat mereka dengan seksama. Dia pun menyuruh mereka untuk segera
membuat proposal tentang rencana reformasi mall Ounuo dan menyerahkannya dalam
rapat kerja. Dia butuh laporan nyata bukan hanya komentar pesimis.
Disaat dia sedang sibuk
kerja, Jiajie malah mencarinya karna hal pribadi. Dia marah karna Lian Sheng
tidak membantu Yingshu dan malah membiarkan Yingshu yang menyelidiki masalah
ini sendirian padahal mereka semua tahu Yingshu tidak akan bisa melakukannya.
“Dia yang bertanggung jawab
atas hal ini sejak awal. Tentu saja, dia bertanggung jawab untuk itu.
Menurutmu, baik itu hal besar atau kecil di Ounuo, aku harus mengesampingkan
pekerjaanku untuk menanganinya? Apakan ini caramu menilai posisi CEO?”
Skakmat! Jiajie terdiam karna perkataan Lian
Sheng benar. Tapi, dia tetap sejak bersikeras kalau masalah ini berefek besar
pada perusahaan dan Yingshu, jadi dia meminta Lian Sheng untuk membantunya.
Lian Sheng akan membantu
Yingshu, tapi bukan berarti dia akan mengabaikan pekerjaannya seperti Yingshu.
(Yingshu sibuk mencari dalang bocornya penawaran harga lelang Ounuo, hingga
tidak datang bekerja). Lian Sheng benar-benar serius ingin melakukan reformasi
pada Mall Ounuo.
Nah, disaat
Lian Sheng sibuk mencari ide reformasi, Yingshu malah pergi ke studio Taizhe
untuk curhat. Ckck! Udah gitu, dia
hanya mengandalkan Li Chun untuk yang sudah menyewa investigasi perusahaan
untuk menyelidiki perusahaan Hongda. Hasilnya, mereka mengetahui kalau pemegang
saham mayoritas Hongda adalah Cheng Liying yang adalah kakak dari mantan istri
tn. Zhao Qianming.
Setelah tahu mengenai
informasi penting itu, Yingshu langsung menyimpulkan kalau pelakunya pasti tn.
Zhao. Padahal, seharusnya, dia mencoba mencari tahu lebih dalam lagi.
Lian Sheng yang sangat
sibuk memikirkan ide reformasi Ounuo dirumahnya, malah mendapat telepon dari
Lucy yang memintanya segera ke kantor karna Yingshu mengadakan rapat darurat.