Sinopsis C-Drama : This World Does Not Look At Appearance E10

 

Sinopsis C-Drama : This World Does Not Look At Appearance E10



Xiaoting benar-benar terpesona dengan kemampuan make up yang dapat merubah sesuatu yang biasa menjadi cantik. Ditambah lagi, tn. Chen berujar bahwa di dunia ini tidak semua orang bisa menjadi bintang tapi profesi stylist dapat memubat mereka menjadi bersinar. Itulah kenapa dia menyukai profesi stylist.

“Seorang stylist itu ajaib,” gumam Xiaoting.




Udah gitu, saat dia pergi dengan Zihan, semua pria terus melirik ke arah mereka. Zihan sangat senang danyakin bahwa semuanya terpesona dengan kecantikannya secara make up (btw, Zihan selalu menggunakan wig rambut pendek berwarna terang). Mereka menjadi dekat secara tidak terduga. Zihan memberitahu kalau dia paling benci Xiaoting karna Xiaoting selalu positif. Terkadang, dia ingin bilang sama Xiaoting untuk berhenti menjadi begitu luar biasa. Sifat rajin Xiaoting hanya akan membuat orang lain terlihat malas. Semangatnya akan membuat orang lain terlihat seperti melarikan diri. Walau sudah tahu itu, Xiaoting tetap tidak akan merubah dirinya.


Setelah menghabiskan waktu beberapa hari berpikir, Xiaoting akhirnya menemui Taizhe dengan memberikan sebuah brosur les stylist. Dia ingin menjadi stylist. Bukankah bapak pelukis juga bilang kalau dia berbakat dalam hal warna? Dan setelah memikirkannya matang-matang, menurutnya dia cocok menjadi stylist. Taizhe mendukung mimpinya tersebut dan ingin memberikan sejumlah uang. Xiaoting langsung mencegah. Dia menemui dan membicarakan ini bukan untuk meminjam uang, tapi untuk meminta izin agar boleh mengambil pekerjaan sampingan. Dia berjanji bahwa pekerjaan sampingannya tidak akan mempengaruhi pekerjaan utamanya di sini.


Taizhe berujar pada Xiaoting kalau dia masih merasa berterimakasih atas bantuannya waktu itu. Dia membawa Xiaoting tanpa ekspetasi apapun, tapi Xiaoting berhasil membantunya mendapat izin memotret lukisan itu. Xiaoting berhasil melakukannya dengan baik. Karna itu, dia juga yakin bahwa Xiaoting akan bisa mencapai mimpinya juga. Dia akan memberikan dukungannya. Dia mengizinkan Xiaoting untuk melakukan pekerjaan sampingan.



Xiaoting benar – benar berterimakasih. Tanpa membuang waktu, dia langsung pergi melamar pekerjaan sampingan. Dan dia berhasil mendapatkan 2 pekerjaan yaitu menjadi penjaga minimarket dan pelayan.



Setelah itu, Xiaoting pergi ke rumah Ye untuk menyampaikan kabar gembira tersebut. Lian Sheng sampai kaget karna Xiaoting datang ke tempatnya malama-malam begitu. Bukankah tidak pantas seorang wanita datang mengetuk pintu rumah pria di malam hari begini? Xiaoting tersenyum lebar sambil menunjukkan snack yang dibelinya. Dia datang karna ingin memberitahu kalau dia ingin berterimakasih. Dia sudah menemukan tujuan hidupnya. Dia sudah mempunyai mimpi dan tujuan yang ingin dicapainya. Dan untuk itu, dia melakukan beberapa pekerjaan sampingan, yaitu menjadi pelayan di Music Bar dari jam 7 malam – 1 pagi, dilanjutkan menjadi kasir di minimarket dari jam 2 pagi – 8 pagi. Sangat sibuk.


Ye khawatir karna pekerjaan itu akan sangat membuat Xiaoting kelelahan. Xiaoting menjawab yakin kalau dia bisa mengatasinya. Apalagi usianya masih muda dan waktu terbaik untuk bekerja keras. Ye menasehatinya untuk tetap menjaga kesehatan.

“Tenang saja. Sebenarnya, sejak aku datang ke Shenzhen, aku selalu sedih tiap malamnya. Aku merasa kalau waktu berlalu begitu saja. Namun, sekarang berbeda. Aku merasa setiap detik itu indah dan bertujuan. Aku pikir setiap hari datang dengan sebuah arti,” cerita Xiaoting.


Ye semakin terkesima dengan pemikiran Xiaoting. Untuk merayakan Xiaoting yang sudah menemukan tujuan hidupnya, dia pun memasak daging babi yang dibawa Xiaoting tadi. Udah gitu, waktu Xiaoting bilang lapar, dia langsung menawakan untuk memasakkannya makanan. Sayang sekali, sebelum selesai Ye memasak, Xiaoting sudah tertidur lelap.



Ye yang melihat itu, hendak memindahkan Xiaoting ke atas sofa, tapi Xiaoting malah memeluk kaki Ye dan tidak mau melepasnya. Ye pun jadi nggak bisa bergerak dan membiarkan Xiaoting tidur seperti itu sepanjang malam.



Tidak terasa, pagi pun tiba. Xiaoting masih juga belum bangun. Tapi, dia sudah melepaskan pelukannya di kaki Ye dan bisa di pindahkan. Ye juga memberikan selimut dan kemudian meninggalkannya di dalam rumah untuk olahraga pagi.


Jeff sudah menunggu Lian Sheng sedari tadi. Dia mengomel karna Lian Sheng mengajaknya jogging tapi malah datang terlambat. Mood Lian Sheng sedang sangat baik karna dia bisa tidur nyenyak tadi pagi. Jeff juga terkejut karna Lian Sheng itu insomnia jadi jarang bisa tidur nyenyak sampai telat bangun.


Di Ounuo,

Yingshu beneran serius bekerja untuk resort tepi laut yang dipercayakan Lian Sheng padanya. Dia tidak ingin mengecewakan Lian Sheng dan ingin menunjukkan kinerjanya. Di saat dia sedang sangat serius bekerja seperti itu, tn. Weng malah datang menemuinya untuk membujuknya agar membatalkan pemindahannya ke departemen Logistik. Dia terus saja memakai hubungan paman dan keponakan agar Yingshu mau mengembalikan posisinya seperti semula.

Yingshu menolak. Keputusan itu sudah disetujui saat rapat. Dan jika tn. Weng ingin kembali ke posisi semula, buktikan kemampuannya. Capailah sesuatu. Jika dia tidak bisa, tetaplah berada di departemen Logistik. Toh, di sana tidak melelahkan dan sesuai dengan kemampuannya.



Perkataannya itu tentu menyinggung hati tn. Weng. Setelah awalnya ragu dengan tawaran tn. Zhao hari itu, dia memutuskan menerimanya. Dia akan membantu tn. Zhao untuk tahu harga penawaran mereka pada proyek resort tepi laut.

--


Hm, entah gimana ceritanya, laptop Yingshu tertinggal di studio Taizhe (sepertinya, dia main ke sana di sela-sela waktunya). Nah, isi laptop itu sangat penting, jadi dia meminta tolong Taizhe untuk mengantarkannya ke perusahaan. Taizhe pun memerintahkan Xiaoting yang mengantarkannya. Saat Xiaoting mau pergi, dia sempat berpas-pasan dengan tn. Weng.



tn. Weng menemui Yingshu sambil sok perhatian menyuruhnya untuk berisitirahat. Saat dia meletakkan teh ginseng buatannya ke atas meja, dia sempat melihat dokumen penawaran yang tergeletak di sana. Sayangnya, angka penawarannya tidak terlihat karna tertutup dokumen lain.

Yingshu juga langsung mengusirnya keluar karena dia kan sudah melarang siapapun untuk masuk ke ruangannya sampai lelang proyek ini selesai besok.


Sepanjang malam Yingshu dan team-nya sibuk bekerja menyelesaikan semua dokumen dan harga penawaran untuk besok. Karna terlalu lelah, semuanya pun tertidur pulas.


Lian Sheng juga ada di kantornya. Dia juga cemas dengan penawaran besok dan berharap yang terbaik untuk Yingshu. Di dalam hatinya, dia berujar : Entah apapun yang terjadi, aku akan tetap bersamamu. Entah hasilnya bagaimana, ini akan menjadi pengalaman berharga bagimu. Aku sudah berjanj pada ayahmu akan melindungimu saat kau dewasa. Ini juga janjiku pada Ounuo.                                                                                     




Yingshu dan teamnya tidur begitu lelap hingga tidak menyadari listrik yang padam dan seseorang menggunakan kunci, membuka pintu ruangannya. Karna semua data dan dokumen di letakkan begitu berantakan di atas meja, penyusup tersebut dengan mudah bisa mendapatkan dokumen penawaran dan melihat harga yang ditawarkan Ounuo untuk proyek resort tepi laut.



Hari yang ditentukan pun tiba. Lian Sheng sempat berpas-pasan dengan Yingshu sebentar. Dia menunjukkan dukungannya. Yingshu dengan percaya diri berujar bahwa dia akan memenangkan penawaran ini. Tunggu saja kabar baik darinya!



Rapat lelang penawaran harga untuk proyek resort tepi laut dimulai. Ada perusahaan terpilih dan salah satunya adalah Ounuo. Masing-masing perusahaan juga sudah memasukkan dokumen penawaran mereka. Luhai Grup Development memberikan harga penawaran RMB326 juta. Fenglei Property Development memberikan harga penawarana RMB331 juta. Ounuo Grup memberikan harga penawaran RMB358 juta. Terakhir, Hongda Property Development memberikan harga RMB360juta!


Dengan begitu, yang memenangkan proyek resort tepi laut adalah Hongda Property Development!


Semua anggota team Yingshu sangat terkejut karna mereka kalah hanya dengan perbedaan RMB 2 juta! Bagaiman hal ini bisa terjadi? Tidak mungkin kebetulan! Yingshu juga menjadi sangat marah. Dia menunjukkan jelas rasa marahnya dengan pergi dari ruang rapat sambil memukul meja dan melonggarkan taksi. Ckckc, tidak menunjukkan sifat seorang Ketua seharusnya.



Rapat pemegang saham langsung diadakan begitu kabar Ounuo kalah dalam lelang penawaran harga. Tentu saja semua menyalahkan Yingshu. Apalagi mereka kalah dengan saingan mereka hanya karna perbedaan harga 3%. tn. Zhao juga memanaskan keadaan dengan menuntut penjelasan Lian Sheng. Dia bicara seolah ada pengkhianat di Ounuo yang membocorkan harga penawaran mereka ke perusahaan musuh. Kenapa dia menujukannya pada Lian Sheng? Karna Lian Sheng yang bertanggung jawab atas dokumen tersebut.

“Ini tidak ada hubungannya dengan Lian Sheng. Akulah yang menyelesaikan dokumen penawaran. Aku yakin kalau selain aku, tidak ada yang tahu detail penawaran tersebut. tn. Lian hanya melihatnya 2 jam sebelum penawaran dimulai,” bela Yingshu.


Seorang pemegang saham langsung menyalahkan Yingshu atas hal tersebut. tn. Zhao ikut memperkeruh suasana. Dan juga menunjukkan harga saham Ounuo yang jatuh di pasaran akibat berita mereka gagal mendapatkan proyek resort tersebut.  Yah, pokoknya masalah ini dimanfaatkan oleh pendukung tn. Zhao untuk mengajukan agar Yingshu mundur dari jabatan Ketua. Jiajie tidak setuju dengan keputusan itu.





tn. Zhao sok pura-pura baik menyuruh agar tenang (padahal dia yang memancing duluan). Tidak disangka, Lian Sheng malah mendukung saran untuk mengganti posisi Ketua. Dia menegaskan kalau dunia bisnis itu kejam seperti arena perang, jadi tidak setiap kesalahan bisa diampuni dengan alasan ‘masih muda.’ tn. Zhao dan tn. Wang (yang menyarankan ide itu) terkejut bukan main dan kehilangan kata-kata. Mereka tidak menyangka kalau Lian Sheng akan mendukung ide tersebut.




Tapi, dukungan itu juga mengejutkan bagi Yingshu dan Jiajie. Jiaji tampak marah. Dia mulai mengingat kembali pertengkarannya dengan Lian Sheng, 5 tahun lalu. Saat itu, mereka berada di rumah Lian Sheng yang dihias dengan pernak pernik pernikahan. Lian Sheng memohon agar Jiajie mendengarkan penjelasannya karna dia tidak tahu darimana asalnya wanita itu, tapi Jiajie sudah diliputi kemarahan dan tidak mau mendengarkan Lian Sheng sama sekali. Ditengah pertengkaran itu, Zhijie muncul dan menyuruh Lian Sheng untuk melepaskan Jiajie. Dia juga menyuruh Lian Sheng untuk mengakui apa yang tidak dilakukannya. 


“Kenapa aku bekerja begitu keras? Apa kau tahu apa yang kulakukan?! Kau selalu bersamanya setiap saat, entah saat dia sedih atau senang! Kau melakukan itu untukku atau dirimu sendiri?!” teriak Lian Sheng pada Zhijie.


Tapi, mau semarah apapun dia, Jiajie memilih pergi dengan Zhijie.


Dan sekarang, bertahun-tahun berlalu, dendam itu masih tertinggal di hatinya. Ditambah masalah sekarang, dia semakin dendam dan menilai Lian Sheng secara negatif. Dia menemui Lian Sheng dan menuduhnya mempermalukan Yingshu di rapat tadi. Lian Sheng menjawab kalau dia tidak melakukannya sekarang, Lian Sheng akan lebih malu lagi ke depannya. Jika dia tidak bisa menghadapi tekanan, bagaimana dia bisa tumbuh dan menjadi kuat?! Jiajie tidak peduli dengan penjelasan Lian Sheng. Menurutnya, Yingshu baru mulai, jadi wajar jika dia membuat kesalahan dan tidak seharusnya Lian Sheng mempermalukannya! Lian Sheng disini untuk mendukung Yingshu, bukan memihak pihak lain.


“Jika dia melakukan kesalahan, kenapa aku harus membantu dan mendukungnya?” tanya Lian Sheng.

“Bilang saja sekarang, kenapa kau kembali?”


“Aku sudah bilang. Percaya padaku.”

“Aku tidak bisa percaya padamu. Dan sekarang, aku semakin tidak bisa percaya.”



Usai bicara dengan Lian Sheng, Jiajie kembali ke ruangannya dan mencoba menelpon Yingshu. Yingshu sedang dalam suasana hati yang sangat buruk, sehingga dia tidak mau menjawab telepon Jiajie sama sekali. Dia berkeliaran di jalanan tanpa tujuan hingga malam hari.


Lian Sheng yang khawatir padanya pergi mencarinya. Begitu menemukannya dia langsung memarahinya karna tidak mengangkat telepon. Dia juga memberitahu Jiajie sangat khawatir hingga menelpon Lucy dan memintanya menyuruhnya mencari Lian Sheng.

“Aku hanya ingin sendiri,” ujar Yingshu.

“Jangan bilang kalau kau sudah merasa hancur hanya karna hal seperti ini.”


“Kenapa tidak boleh? Apa kau harus selalu kuat setiap saat? Sejak aku mengambil alih Ounuo, aku diminta untuk menjadi dewasa dan tangguh. Melakukan hal hebat. Apa orang-orang peduli apa yang kurasakan?”

“Aku disini bukan untuk mendengar rengekanmu. Pikirkan tentang apa yang kau punya.”

Yingshu sudah menyerah. Dia merasa hanya menerima perusahaan yang berantakan dan orang-orang yang berusaha menjatuhkannya.


“Inilah dunia bisnis. Penuh dengan kebohongan dan penipuan. Penuh dengan krisis kepercayaan. Kau lebih baik mulai terbiasa dengan hal ini. Ini seperti bagaiamna aku secara terbuka melawanmu dalam rapat tadi. Kau harus terbiasa. Meskipun kau Ketua, tidak semua orang akan mematuhimu,” saran Lian Sheng.

Melihat Yingshu yang masih marah, dia pun menyuruh agar Yingshu mencari pelakunya jika nggak terima disalahkan seperti ini. Jika nggak tahu harus mulai darimana, mulai dari hasilnya. Coba pikirkan, siapa yang paling diuntungkan kalau perusahaan Hongda menang tender.  


Perkataan Lian Sheng membuat Yingshu dapat tersenyum kembali. Dia mengerti maksud Lian Sheng dan akan mencari tahu siapa dalang sebenarnya.



Aku tebak ya, pasti ada yang mencurigai tn. Weng atau tn. Zhao sebagai pelakunya bukan? Jawabannya, tidak. tn. Zhao juga curiga kalau tn. Weng adalah pelakunya, tapi tn. Weng menyangkal. Dia memang bersedia membantu tn. Zhao dan sudah berencana untuk melihat dokumen penawaran tersebut, akan tetapi, Yingshu seperti mencurigainya dan tidak membiarkannya mendekat. Makanya, dia tidak bisa melakukan apapun.


Perusahaan Hongda adalah milik kakak ipar tn. Zhao. Barusan, tn. Zhao menelpon kakak iparnya perihal harga penawaran mereka yang hanya berbeda sedikit dari punya Ounuo. Dan kakak iparnya bilang kalau dua jam sebelum lelang, seseorang menyelipkan copyan dokumen penawaran Ounuo di bawah pintu kantornya. Dokumen itu berisi datang penting penawaran Ounuo. Dan kalau pelakunya bukan tn. Weng, siapa lagi? tn. Weng membantah dengan tegas kalau dia bukan pelakunya! Kalau memang dia yang melakukannya, dia pasti sudah bilang sama tn. Zhao.

“Sekarang ini, kita tidak boleh melawan satu sama lain. Kita harus tetap bersatu dan menemukan pelaku sebenarnya,” ujar tn. Zhao.



tn. Weng setuju dan malah merasa kalau mereka harus berterimakasih kepada si pelaku karna sudah membantu mereka. tn. Zhao tidak sependapat. Menurutnya, ini sepertinya jebakan. Contohnya, mereka udah setuju untuk merampok bank, tapi sebelum kita melakukannya, uangnya udah datang langsung ke hadapan kita. Bukankah ini aneh? Rasanya seperti kita menerima hal yang tidak dilakukan. Untuk masalah ini, kelihatannya tn. Zhao lah yang akan diiuntungkan. Padahal, kalau mau diteliti, tn. Zhao tidak dapat banyak keuntungan. Sebaliknya, jika terbongkar, dia yang paling rugi.

Mendengar pendapat tn. Zhao, tn. Weng menyimpulkan kalau dia menuduh Yingshu sebagai pelakunya. Tapi, hal itu tidak mungkin karna masalah ini kan paling berimbas kepada Yingshu. tn. Zhao menjelaskan kalau Yingshu di sini adalah korban dan kehilangan proyek pentingnya. Tapi, jika Yingshu menjebaknya dan membongkar seolah ini kejahatannya, dia bisa disingikirkan dengan mudah.

“Namun, Yingshu tidak kelihatan seperti orang licik,” ujar tn. Weng, ragu. “Jika beneran dia, maka dia membuat langkah yang hebat.”

“Karna dia menggangguku, aku harus selangkah lebih maju darinya. Atau, aku akan kalah tanpa tahu kenapa. Zenghui, pikirkan baik-baik. Di hari lelang tersebut, apa ada sesuatu yang tidak biasa?”



tn. Weng pun berusaha mengingat. Dan ingatannya langsung mengarah pada Xiaoting. Sehari sebelum lelang, dia melihat gadis itu mengantarkan laptop Yingshu.

--



Lian Sheng benar-benar sulit tidur. Jam sudah menunjukkan pukul 03.20 pagi, tapi matanya belum juga mau terpenjam. Sangat berbeda saat Xiaoting ada bersamanya. Pantesan saja dia merasa takjub dapat tidur nyenyak hingga bangun terlambat saat Xiaoting di sampingnya.


Karna rasa penasaran, Lian Sheng pun mencoba gaya tidur kemarin saat ada Xiaoting. Tapi, yah memang tidak bisa. Akhirnya, dia pun memutuskan menelpon seseorang. Sepertinya, Lian Sheng menyembunyikan sesuatu karna orang yang diteleponnya terus saja mencemaskan kondisinya. Dan Lian Sheng berulang kali menyakinkan kalau dia baik-baik saja. Dia juga menyuruh orang itu mencari pacar dan tidak sibuk bekerja terus.

--



Kondisi Yingshu sudah jauh lebih baik daripada kemarin. Jiajie yang khawatir menanyakan keadaannya. Dengan percaya diri, Yingshu menjawab kalau dia baik-baik saja. Dia juga menyombongkan diri kalau seorang pria tidak menangis tapi mencari solusi untuk masalah yang dihadapi (cih! Padahal kemarin, Lian Sheng yang memberikan solusi padanya). Jiajie ingin membantu karna dia tahu Yingshu tidak akan bisa menghadapi para rubah itu sendirian. Yingshu sok kuat ingin mengatasi masalah ini sendirian dan bilang kalaupun dia jatuh, itu karna pilihannya sendiri.


Jiajie masih saja khawatir tapi Yingshu tidak bisa mengerti itu dan terus saja menolak. Di ajak sarapan pun dia menolak. Huft.



Sementara Yingshu masih mencoba mencari si pelaku dan hanya terfokus dengan hal tersebut, Lian Sheng tetap bergerak maju membenahi Ounuo. Dia berkeliling mall Ounuo untuk tahu kondisi mall, tapi hasilnya sangat tidak memuaskan. Hanya ada sedikit pelanggan yang datang ke mall. Staffnya berujar kalau bukan hanya Ounuo yang mengalami hal ini tapi juga semua entitas ritel lainnya. E-commerce merupakan pukulan besar bagi pengecer tradisional dan hal itu tidak bisa dihindari. Seorang staff lain menyarankan agar mereka membuat persiapan dan mengakuisisi industri populer seperti film, serial drama dan game mobile. Atau, mereka juga terjun ke dunia e-commerce.  Mereka juga merasa kalau Ounuo Mall ini nggak punya harapan jika dibandingkan bisnis Ounuo yang lain karna terus menerus merugi.

Lian Sheng mendengarkan semua pendapat mereka dengan seksama. Dia pun menyuruh mereka untuk segera membuat proposal tentang rencana reformasi mall Ounuo dan menyerahkannya dalam rapat kerja. Dia butuh laporan nyata bukan hanya komentar pesimis.


Disaat dia sedang sibuk kerja, Jiajie malah mencarinya karna hal pribadi. Dia marah karna Lian Sheng tidak membantu Yingshu dan malah membiarkan Yingshu yang menyelidiki masalah ini sendirian padahal mereka semua tahu Yingshu tidak akan bisa melakukannya.

“Dia yang bertanggung jawab atas hal ini sejak awal. Tentu saja, dia bertanggung jawab untuk itu. Menurutmu, baik itu hal besar atau kecil di Ounuo, aku harus mengesampingkan pekerjaanku untuk menanganinya? Apakan ini caramu menilai posisi CEO?”



Skakmat! Jiajie terdiam karna perkataan Lian Sheng benar. Tapi, dia tetap sejak bersikeras kalau masalah ini berefek besar pada perusahaan dan Yingshu, jadi dia meminta Lian Sheng untuk membantunya.

Lian Sheng akan membantu Yingshu, tapi bukan berarti dia akan mengabaikan pekerjaannya seperti Yingshu. (Yingshu sibuk mencari dalang bocornya penawaran harga lelang Ounuo, hingga tidak datang bekerja). Lian Sheng benar-benar serius ingin melakukan reformasi pada Mall Ounuo. 




Nah,  disaat Lian Sheng sibuk mencari ide reformasi, Yingshu malah pergi ke studio Taizhe untuk curhat. Ckck! Udah gitu, dia hanya mengandalkan Li Chun untuk yang sudah menyewa investigasi perusahaan untuk menyelidiki perusahaan Hongda. Hasilnya, mereka mengetahui kalau pemegang saham mayoritas Hongda adalah Cheng Liying yang adalah kakak dari mantan istri tn. Zhao Qianming.


Setelah tahu mengenai informasi penting itu, Yingshu langsung menyimpulkan kalau pelakunya pasti tn. Zhao. Padahal, seharusnya, dia mencoba mencari tahu lebih dalam lagi.



Lian Sheng yang sangat sibuk memikirkan ide reformasi Ounuo dirumahnya, malah mendapat telepon dari Lucy yang memintanya segera ke kantor karna Yingshu mengadakan rapat darurat.

 

 

 

Post a Comment

Previous Post Next Post