Sinopsis C-Drama : This World Does Not Look At Appearance E11
Rapat darurat yang
dilakukan Yingshu adalah untuk membahas dalang bocornya harga penawaran Ounuo
untuk proyek resort tepi laut. Semua dikumpulkan secara mendadak hanya untuk
membahas masalah itu. Dia membagikan laporan investigas yang menyebutkan kalau
pemegang saham terbesar Hongda adalah mantan kakak ipar tn. Zhao. Jelas sudah,
dia menuduh tn. Zhao sebagai pelakunya.
tn. Zhao mengakui hal itu.
Tapi, dia sudah bercerai dari istrinya sejak 6 tahun yang lalu dan sudah tidak
terlibat dalam keluarga istrinya sama sekali. Dia juga sudah berhenti
berkomunikasi dengan istrinya sejak perceraian mereka. tn. Zhao ini orang
pintar sekaligus licik yang tidak terima disudutkan seperti ini.
Yingshu juga kelihatan
senang karna berhasil membuat tn. Zhao diragukan pemegang saham lainnya.
Sayang, dia hanya melakukannya dengan bukti mentah tanpa menelusuri lebih
lanjut dan mempelajari lawannya. tn. Zhao ini udah berada lama di perusahaan
dan mempunyai posisi serta pengaruh kuat di Ounuo. Hanya dengan sepatah dua
kata kemarahan, para orang yang meragukannya jadi bungkam.
Di saat Yingshu dan tn.
Zhao sibuk berdebat, Lian Sheng terlihat tidak tertarik sama sekali. Dia malah
asyik mencorat-coret laporan yang diberikan Yingshu tadi dengan gambar abstrak.
tn. Zhao sangat pandai
bicara. Dia pun mulai memutar tuduhan dari dirinya kepada Yingshu balik. Dia
mengingatkan kalau Yingshu sangat yakin dengan keamanan dokumen penawaran itu,
jadi tidak mungkin dia bisa mengambilnya. Dan juga, Yingshu melarang semua
orang untuk masuk ke ruangannya di saat dia dan staffnya sibuk menyiapkan
dokumen tersebut. Akan tetapi… dia mendengar ada seseorang yang masuk ke
ruangan tersebut yang bukan karyawan mereka.
“Ketua, karna masalah ini
sangat penting, bagaimana kalau kita meminta security untuk menunjukkan rekaman
CCTV? Jadi kita semua bisa tahu siapa yang harus disalahkan,” ujar tn. Zhao.
Petugas security pun di
panggil dan diminta memutarkan rekaman CCTV. Dari rekaman tersebut, terekam
jelas wajah Xiaoting. Lian Sheng kaget luar biasa karna Xiaoting tiba-tiba
terseret dalam masalah ini.
Situasi menjadi berbalik.
Yingshu yang akhirnya disudutkan. tn. Zhao juga mengajukan tiga pertanyaan
untuk Yingshu jawab. Pertama, kenapa gadis itu yang disebutnya teman, harus
datang ke Ounuo di saat yang penting? Kedua, laptopnya itu berisi semua
informasi penting penawaran, tapi kenapa dia meninggalkan benda sepenting itu?
Siapa yang bisa menjamin kerahasiaan dokumen penting di dalamnya? Ketiga, tidak
ada kamera CCTV yang terpasang di ruang kerja Ketua. Saat gadis itu masuk ke
ruangannya, siapa yang bisa menjamin kalau Yingshu tidak memberikan hal penting
apapun mengenai penawaran kepada gadis itu?
Mati sudah! Yingshu tidak
bisa menjawab pertanyaan tersebut dengan benar. Dia beralasan kalau dia sangat
lelah saat itu hingga meninggalkan laptonya di tempat temannya. Jawaban itu
tentu menjadi hole baru bagi
kesalahannya karna sama saja dia tidak bisa menjaga kerahasiaan dokumen (yah
gini ajalah, barang itu penting, tapi malah ditinggalkan. Siapa yang bisa jamin
kalau itu barang nggak di otak atik sama si penemunya).
Jiajie juga terdiam karna
tidak tahu harus membela seperti apapun.
Intinya, Yingshu kalah
telak dari tn. Zhao. Semua pemegang saham juga jadi meragukan kemampuan
Yingshu. Udah di saat kritis seperti ini, Yingshu baru melirik pada Jiajie,
seolah meminta bantuanya. Huhu, padahal sebelumnya dia sangat percaya diri bisa
mengatasi semuanya sendiri tanpa bantuan Jiajie.
“Sudah selesai?” tanya Lian
Sheng, memecahkan ketegangan. “Hebat! Pemandangan yang indah. Kalian saling menuduh satu sama lain. Semua senior
eksekutif Ounuo duduk di ruang rapat ini dan bahkan memanggil petugas security
kemari untuk menunjukkan rekaman CCTV. Jika tidak ada salah satu dari kalian
punya bukti kuat mengenai masalah ini, maka santai saja. Apa masih ada bukti
lainnya? Kita lakukan rapat selanjutnya kalau kalian punya bukti lain. Aku
pergi dulu,” ujar Lian Sheng dan keluar dari ruang rapat.
(Sebenarnya, Lian Sheng
ini yang paling rasional di antara semua yang lain. Yah, bayangin ajalah, ini
perusahaan gede lho. Tapi, bukannya menyelesaikan pekerjaan atau memikirkan
cara mengembangkan perusahaan, malah membuat rapat mendadak untuk masalah
bocornya penawaran. Okelah, itu hal penting dan memang harus ditemukan. Tapi,
yah dengan bukti kuat lah, bukan saling tuduh menuduh seperti ini! Gini aja,
coba pikirkan, Yingshu cuma dapat bukti kalau Hongda itu milik mantan kakak
ipar tn. Zhao. MANTAN KAKAK IPAR. Lah, untungnya di tn. Zhao apaan? Itu yang
harus dicari buktinya, apa saja keuntungan yang akan didapat tn. Zhao.
Contohnya, mungkin tn. Zhao dapat transfer saham atau uang dari kakak iparnya
itu atau apalah gitu. Udah gitu, walau mencari pelaku, dia mana boleh
mengabaikan pekerjaan utamanya. Untuk tn. Zhao juga sama saja, dia juga harus
dapat bukti lah. Bukan hanya menunjukkan rekaman kalau ada orang luar masuk ke
ruangan Yingshu saat penyiapan bahan lelang. Huft, capek aku lihat kelakuan mereka).
Para pemegang saham semua
terdiam usai Lian Sheng selesai bicara. Mungkin, mereka sekarang merasa seperti
anak kecil yang saling tuduh menuduh tanpa bukti konkrit. Jiajie juga
memutuskan untuk mengakhiri rapat.
Memalukan! Jauh lebih
memalukan saat dia diminta mundur dari posisi Ketua. Itu yang Yingshu rasakan
sekarang ini. Rasa malu bercampur dengan rasa kesal membuatnya tidak mau bicara
apapun dengan Jiajie. Walau begtiu, Jiajie tetap menasehati Yingshu kalau
kemarahan tidak bisa menyelesaikan apapun. Ditambah lagi, tn. Zhao adalah orang
licik. Dulu, ayah Yingshu saja selalu berpikir dua kali dan hati-hati setiap
kali harus menghadapi Zhijie. Yingshu pun harus demikian.
Yingshu cuma anak manja
selama ini. Dia tidak suka mendengar nasehat Jiajie. Dia tetap yakin kalau tn. Zhao pelakunya dan
mencoba menyalahkannya. Dia tidak terima!! Jiajie berusaha keras untuk
menasehatinya. Bayangkan, jika Yingshu tidak melakukan rapat ini dan memojokkan
tn. Zhao, apa mungkin tn. Zhao akan menuduhnya seperti tadi? Sudahlah, proyek
resort itu tidak penting lagi bagi Ounuo (karna sudah kalah), jadi berhentilah
marah. Belajar dari hal ini dan jangan membuat kesalahan yang sama.
“Baiklah,” jawab Yingshu
setengah hati.
Jiajie pun mencoba
mengalihkan topik dengan menanyakan siapa wanita yang mengantarkan laptop itu?
Yingshu menjawab kalau dia hanyalah teman yang bekerja di studio Taizhe dan
kebetulan Taizhe menyuruhnya mengantarkan laptop tadi. Yingshu kelihatan malas
membahasnya, jadi Jiajie juga nggak nanya lagi.
--
Lian Sheng juga udah pulang
ke rumahnya lagi. Dia kepikiran mengenai Xiaoting.
--
Asli! Aku beneran
capek sama Yingshu. Padahal ya, dia ini secondlead male, tapi kelakuannya
ampun-ampunan lah! Nggak dewasa. Childish. Nggak ada tanggung jawab. Nggak bisa
buat keputusan. Sifatnya seolah dunia hanya berputar di sekelilingnya aja. Banyak
prasangka!
Bisa-bisanya Yingshu pergi
mencari Xiaoting yang sedang bekerja hanya untuk menanyakan perihal laptop yang
diantarkan Xiaoting hari itu. Ada file penting di dalam laptop itu yang bocor.
Jadi, dia mau Xiaoting mengingat, apakah ada seseorang yang menyentuh laptop
itu di saat perjalanan Xiaoting dari studio ke perusahaannya?
“Tidak ada,” jawab
Xiaoting. Tapi sorotan mata Yingshu membuat Xiaoting menjadi tersinggung, “Apa
kau pikir aku menyentuhnya?”
“Xiaoting, ini masalah
penting. Aku harus bertanya.”
“Aku memang menyentuh
laptop mu hari itu, tapi tidak membukanya! Tidak ada seorang pun yang menyentuh
laptop itu saat aku mengantarkannya kecuali aku! Apa kau punya pertanyaan lagi?
Kalau tidak, aku harus lanjut kerja!” jawab Xiaoting, tegas dan marah.
“Xiaoting! Aku hanya
bertanya.”
“Kau mengira aku pencuri
saat kita pertama kali bertemu. Sampai hari ini, kau masih belum merubah
pemikiran itu. Jika ini terus berlanjut, aku tidak mampu berteman denganmu.
Maaf, tn. Qiu, saya harus lanjut kerja!”
Lian Sheng seperti mendapat
firasat kalau suasana hati Xiaoting pasti sedang buruk, makanya dia bisa
pura-pura lagi nongkrong di dekat tempat kerja sambilan Xiaoting. Xiaoting
sangat senang melihatnya dan menyapa dengan riang. Dia merasa kalau setiap kali
suasana hatinya sedang buruk, Ye selalu muncul.
Sambil mengobrol, Ye makan
mie yang dipesannya. Xiaoting beneran udah merasa nyaman sama tn. Ya karna
tanpa sungkan dia memakan mie yang tn. Ye beli. Sambil makan, Xiaoting
bercerita mengenai temannya (Yingshu) yang datang dan menanyakan apakah dia
mencuri file rahasia perusahaannya atau semacam itulah. Xiaoting benar-benar merasa tidak adil.
Ye pun meminta Xiaoting
menceritakan semuanya dari awal dan mungkin dia bisa bantu menganalisannya.
Xiaoting langsung menceritakan semuanya, mulai dari Taizhe yang memintanya
mengantarkan laptop itu pada Yingshu hingga dia selesai mengantarkannya. Hanya
itu.
“Waktu akan membuktikan kau
tidak bersalah. Mungkin temanmu hanya mencoba mencari tahu apa yang terjadi.
Mungkin kau yang terlalu sensitif,” ujar Ye.
“Mungkin saja,” jawab
Xiaoting merasa ucapan Ye ada benarnya. “Aku merasa kalau hubungan manusia itu
sangat rapuh. Entah untuk hal teman atau keluarga, sering kali kita gagal memahami satu
sama lain. Ambil saja contoh di kota Shenzhen ini. Di malam hari ini, hanya kau
satu-satunya orang yang bisa ku ajak bicara dan makan.”
Sebenarnya, semakin sering
Lian Sheng bertemu dengan Xiaoting, semakin ada hal aneh tumbuh di dalam
hatinya.
“Jangan terlalu percaya
padaku,” ujar Ye.
Tapi ucapannya hanya
dianggap angin lalu sama Xiaoting.
--
Rapat hari ini diadakan
oleh Lian Sheng. Sepertinya dia paham betul kalau masalah resort ini tidak
diselesaikan sampai tuntas, akan memicu perpercahan besar. Makanya, dia pun
mengumpulkan semuanya untuk membahas masalah ini terakhir kalinya. Tentu saja
dengan penyelidikan mendalam dan menyeluruh. Dimalam sebelum penyerahan dokumen
penawaran, terjadi pemadaman listrik selama 10 menit. Semua staff Yingshu
bahkan termasuk Yingshu sendiri ternyata tidak sadar saat pemadaman itu terjadi
karna mereka tertidur lelap. Tapi, pintunya terkunci saat itu.
Masalah pemadaman listrik
ini sudah diselidikinya saat itu. Menurut catatan, pemadamam listrik Ounuo
pernah terjadi sebelumnya, yaitu 3 tahun lalu untuk pemeliharaan tenaga
listrik. Tapi, kenapa pemadaman tiba-tiba terjadi di malam sebelum penyerahan? Dan
setelah diselidiki, ada seseorang yang mematikan listriknya. Kelihatannya, ada
mata-mata di dalam Ounuo. Makanya, semua orang yang masih berada di dalam
gedung kantor Ounuo saat pemadaman itu terjadi, mencurigakan. Siapapun yang
tidak punya alibi adalah tersangka. Termasuk dirinya yang juga sedang lembur
membaca laporan hari itu. Juga, ada tn. Weng.
tn. Weng kaget karna
namanya tiba-tiba disebut. Dia dengan gugup mengakui hal tersebut. Tapi, dia
disana untuk menemani Yingshu karna merasa bersimpati. Tidak mungkin dia
dicurigai dengan hal itu kan?
tn. Zhao benar-benar licik.
Dia pun memanfaatkan ini untuk membersihkan nama baik dan perselisihan ang
terjadi. Karna tidak ada bukti jelas, Jiajie merasa kalau masalah ini lebih
baik di anggap selesai. Lian Sheng setuju. Jika mereka terus memperpanjang
masalah ini, semuanya akan semakin mencurigai satu sama lain. Dan hal itu akan
dimanfaatkan orang-orang tertentu. Dan jika terjadi, Ounuo akan lebih hancur
dan menderita kerugian finansial yang besar.
tn. Zhao yah langsung sok
setuju. Dengan sifat sok rendah hati, dia meminta maaf pada Yingshu. Masalah
ini jangan sampai dimasukkan ke hati. Yingshu juga nggak bisa apa-apa dan
setuju untuk mengakhiri masalah sampai disini.
“Aku akan memperingatkan
mata-matanya sekarang. Ini akan menjadi
kali terakhir Ounuo tertipu. Jika dia mencoba melakukan sesuatu lagi, dia pasti
akan ketahuan,” ujar Lian Sheng, memperingati semua yang ada disana, yang salah
satunya adalah mata-mata.
--
Hari ini, Lian Sheng datang
mengunjungi Jeff dengan membawa Lucky. Jeff langsung menduga kalau suasana hati
Lian Sheng pasti sedang baik. Tapi, bagaimana dengan Yingshu?
“Seperti yang kita kira,
dia tidak bisa menghadapi krisis,” jawab Lian Sheng.
--
Dan benar, Yingshu masih
saja memikirkannya sampai berhari-hari. Parahnya, dia sampai nggak mempelajari
dokumen yang ada di mejanya. Saat Lian Sheng datang untuk menanyakan
dokumennya, dia menemukan dokumen itu masih ada di atas meja. Tidak ada
tandatangan Yingshu sama sekali. Benar-benar nggak tersentuh.
“Dokumen apa ini? Apa
mendesak?” tanyanya sambi mengambil dokumen dari tangan Lian Sheng.
Ckckk! Dan
tanpa membaca dokumen tersebut, Yingshu langsung membuka halaman terakhir dan
mau menandatanganinya.
“Kau mau tandatangan tanpa
membaca isinya?”
“Ah? Aku rasa tidak ada
masalah. Apa menurutmu ada masalah?” tanya Yingshu balik. Dia benar-benar
bergantung pada Lian Sheng.
“Tandatanganilah,” jawab
Lian Sheng. Tapi sorot matanya menunjukkan rasa kecewa.
Yingshu langsung tanda
tangan. Lian Sheng speecless melihatnya.
“Yingshu, aku memperlakukanmu
dengan kasar agar kau cepat dewasa. Aku tidak ingin kau jatuh hanya karna satu
kegagalan,” pikir Lian Sheng, jauh di
dalam hatinya.
--
tn. Weng dan tn. Zhao kembali
bertemu. tn. Weng masih bingung kenapa kemarin tn. Zhao begitu cepat menyerah
di hadapan Lian Sheng? Ternyata alasannya karna tn. Zhao tidak mau masalah ini
menjadi sangat panjang hingga kehidupannya di selidiki. Ternyata, dia hanya
bercerai palsu sama istrinya. Dan sampai sekarang, istri dan adik istrinya yang
memegang saham yang dimilikinya. Jika ini ketahuan, tidak akan ada untungnya
baginya.
tn. Weng tetap merasa
curiga karna Lian Sheng bukanlah tipe orang yang bakal melepaskan masalah ini
semudah itu. Dia pasti akan menyelidikinya. tn. Zhao membenarkan. Tapi, masalah
kemarin membuatnya sadar kalau bukan Yingshu ataupun Jiajie yang mencoba
menjebaknya, tapi ada satu orang yang hebat dan bisa menandinginya. Lian Sheng.
Dia merasa Lian Sheng
adalah pelakunya selama ini, makanya Lian Sheng mengakhiri masalah kemarin
secepat mungkin. Mungkin, Yingshu hanyalah umpan yang di korbankannya.
tn. Weng juga jadi curiga
dan merasa Lian Sheng sangat licik. tn. Zhao memperkeruh kalau Lian Sheng tidak
hanya akan menargetkan Yingshu tapi juga mereka semua. Walau begitu, kita masih
belum tahu siapa yang akan menang.
--
tn. Chen sedang melakukan
demo di depan Ounuo Mall. Xiaoting yang kebetulan lewat, mampir dan
mendengarkan pengajarannya. Semakin dilihat, semakin dia kagum. Dan semakin dia
bertekad untuk mengumpulkan uang agar bisa ikut kursus styling.
Xiaoting melakukan
pekerjaannya sebagai pelayan di bar. Tanpa diduga, dia malah melihat You Wei
yang mabuk dan bersama seorang wanita tua. You Wei masih dendam sama Xiaoting
dan mulai menghinanya. Hal itu kelihatan sama Yingshu. Dia nggak terima melihat
Xiaoting di gituin dan mulai menghajar You Wei. Keributan terjadi. Akibatnya,
Yingshu dan Xiaoting di usir dari bar.
Xiaoting khawatir melihat
tangan Yingshu yang luka. Yingshu malah menyombongkan diri kalau dia jago
bertinju karna dia punya guru. Xiaoting ikut sombong kalau dia juga punya guru.
(guru mereka yah Lian Sheng). Xiaoting merasa bersalah karna Yingshu
membantunya dari You Wei, dia jadi terlibat perkelahian dan harus ganti rugi.
Agar Xiaoting nggak ngerasa bersalah, Yingshu pun menyuruh agar Xiaoting
mentraktirnya makan saja. Xiaoting setuju, tapi dia minta Yingshu menunggu dia
selesai kerja dulu.
Terpaksalah Yingshu
menunggu di depan mini market tempat Xiaoting bekerja. Dari mobilnya, dia bisa
melihat Xiaoting yang bekerja keras, mulai dari mengepel, mengatur barang,
membersihkan menja dan mengangkat kardus-kardus. Semua dilakukannya tanpa
mengeluh sedikitpun.
Dan pekerjaan itu baru
selesai keesokan harinya. Xiaoting langsung membangunkan Yingshu dan membawanya
ke suatu tempat. Di kedai pinggir jalan. Yingshu protes saat di bawa ke sana
karna sudah nunggu semalaman.
“Waktu aku bilang mau
traktir sarapan, ya artinya sarapan di tempat seperti ini. Kau juga tahu uangku
seberapa banyak. Aku tidak bisa mentraktirmu di restoran yang biasa kau
kunjungi,” ujar Xiaoting.
Yingshu mengerti dan tidak
protes lagi. Sambil menunggu pesanan mereka dihidangkan, Yingshu menanyakan
alasan Xiaoting bekerja begitu keras dari pagi hingga pagi, padahal yang
dihasilkan juga nggak begitu banyak. Apa dia mau mati?
“Aku mau daftar kursus styling. Tapi biayanya sangat mahal.
Jika aku tidak melakukan banyak pekerjaan, aku tidak akan bisa mendapatkan
cukup uang.”
“Berapa banyak yang kau
butuhkan? Aku akan meminjamkanmu uang.”
Xiaoting tentu menolak. Dia
tidak suka meminjam uang, jadi jangan membahasnya. Yingshu merasa kasihan dan
menawarkan Xiaoting untuk bekerja di perusahaannya saja. Perusahaannya sedang
membuka lowongan besar-besaran. Kerja di kantor tidak begitu melelahkan dan
juga, perusahaannya memberikan asuransi. Itu lebih baik daripada kerja di tiga
tempat. Xiaoting bisa melihat lowongan yang tersedia di situs perusahaan dan
beritahu saja padanya ingin posisi apa. Anggap ini sebagai kompensasi karena
sudah salah paham dan mengganggu Xiaoting selama ini.
“Aku akan memikirkannya.
Tapi, ku perjelas satu hal. Aku tidak butuh bantuanmu agar bisa diterima kerja.
Aku ingin diterima atas kemampuanku sendiri,” ujar Xiaoting.
Yingshu setuju. Dan semakin
menyukai Xiaoting yang tidak memandang dirinya sebagai pemilik Ounuo, tapi
sebagai Qiu Yingshu, pria biasa.
Namanya juga hidup, pasti
selalu saja ada hal nggak terduga. Seperti yang dialami Xiaoting. Di saat
Yingshu baru saja menyarankannya melamar kerja di Ounuo, dia malah mendapat
kabar buruk dari Taizhe. Jadi, tuan tanah studionya ini menelpon dan bilang
ingin menaikan harga sewa bulan depan. Kenaikannya sangat tinggi. Dan jika
harga sewa dinaikkan, dia tidak bisa membayar 2 orang asisten. Dia hanya dapat
membayar 1 orang dan 1 orang lagi harus di pecat. Zihan sangat cemas
mendengarnya. Xiaoting tanpa ragu menawarkan diri di pecat. Dia merasa kalau
tidak ada banyak hal yang bisa dikerjakan dan dibantunya, jadi, lebih baik dia
saja yang dipecat. Tapi, apa boleh dia diizinkan tinggal selama beberapa hari
sampai dia menemukan tempat baru? Taizhe beneran nggak tega memecatnya. Tapi,
tidak ada pilihan lain. Zihan juga jadi merasa bersalah.
Xiaoting juga mencoba
melamar di perusahaan Ounuo. Bukan hanya Xiaoting, Xiaodi pun juga melamar di
perusahaan Ounuo.
Penampilan keduanya sangat
kontras saat datang untuk interview kerja. Dan sayang sekali, keduanya tidak
berjumpa. Xiaoting kelihatan sedikit minder karna semua yang hadir kelihatan
cantik dan berkelas, sementara penampilannya biasa-biasa saja.
Xiaoting di wawancara
seorang wanita. Sementara Xiaodi oleh seorang pria. Keduanya melamar untuk
posisi yang berbeda.
Dari awal wawancara, Xiaodi
udah duduk dan menatap dengan sikap menggoda. Tapi, si pewawancara tidak
terkecoh. Dia tegas menyebut kalau Xiaodi tidak memenuhi persyaratan dalam hal
pendidikan. Pekerjaan mereka juga tidak sesuai kualifikasi Xiaodi dan Xiaodi
juga kurang pengalaman kerja.
Dilain pihak, wawancara
Xiaoting juga tidak berjalan lancar. Dia melamar di posisi konsultan kecantikan
tapi penampilannya biasa-biasa saja. Si pewawancara mengomentari kalau Xiaoting
tidak bisa menunjukkan kecantikan dirinya sendiri bagaimana nantinya kepada
para pelanggan mereka?
Xiaodi beneran tidak mau
nyerah. Dia mencoba menggunakan kecantikannya untuk merayu si pewawancara untuk
tetap menerimanya. Walau tidak diterima di bagian humas, dia bisa bekerja di
bagian perencana. Masalahnya, Xiaodi tidak mengerti sama sekali mengenai
pekerjaan yang dilamarnya itu.
Xiaoting juga tidak
memahami benar mengenai konsultan kecantikan. Dia menyadari semua itu. Jadi,
saat dia di tolak, dia bisa menerima dengan iklhas.
Berbeda dengan Xiaoting,
dia sangat ingin masuk ke Ounuo dengan mengejar Yingshu. Tapi, si pewawancara
sangat sulit di goda. Ah, pas pula tn. Weng datang dan menyuruh pewawancara
untuk mencari 6 orang pekerja baru untuk
deparemen logistik. Pewawancara menolak karna tn. Weng mendirikan divisi
baru di menit-menit terakhir. tn. Weng tidak peduli. Si pewawancara juga nggak
berani menolak.
Xiaodi yang memperhatikan
itu menyadari kalau adanya celah agar dia bisa diterima di Ounuo.