Sinopsis C-Drama : This World Does Not Look At Appearance E11

 

Sinopsis C-Drama : This World Does Not Look At Appearance E11


Rapat darurat yang dilakukan Yingshu adalah untuk membahas dalang bocornya harga penawaran Ounuo untuk proyek resort tepi laut. Semua dikumpulkan secara mendadak hanya untuk membahas masalah itu. Dia membagikan laporan investigas yang menyebutkan kalau pemegang saham terbesar Hongda adalah mantan kakak ipar tn. Zhao. Jelas sudah, dia menuduh tn. Zhao sebagai pelakunya.



tn. Zhao mengakui hal itu. Tapi, dia sudah bercerai dari istrinya sejak 6 tahun yang lalu dan sudah tidak terlibat dalam keluarga istrinya sama sekali. Dia juga sudah berhenti berkomunikasi dengan istrinya sejak perceraian mereka. tn. Zhao ini orang pintar sekaligus licik yang tidak terima disudutkan seperti ini.


Yingshu juga kelihatan senang karna berhasil membuat tn. Zhao diragukan pemegang saham lainnya. Sayang, dia hanya melakukannya dengan bukti mentah tanpa menelusuri lebih lanjut dan mempelajari lawannya. tn. Zhao ini udah berada lama di perusahaan dan mempunyai posisi serta pengaruh kuat di Ounuo. Hanya dengan sepatah dua kata kemarahan, para orang yang meragukannya jadi bungkam.

Di saat Yingshu dan tn. Zhao sibuk berdebat, Lian Sheng terlihat tidak tertarik sama sekali. Dia malah asyik mencorat-coret laporan yang diberikan Yingshu tadi dengan gambar abstrak.

tn. Zhao sangat pandai bicara. Dia pun mulai memutar tuduhan dari dirinya kepada Yingshu balik. Dia mengingatkan kalau Yingshu sangat yakin dengan keamanan dokumen penawaran itu, jadi tidak mungkin dia bisa mengambilnya. Dan juga, Yingshu melarang semua orang untuk masuk ke ruangannya di saat dia dan staffnya sibuk menyiapkan dokumen tersebut. Akan tetapi… dia mendengar ada seseorang yang masuk ke ruangan tersebut yang bukan karyawan mereka.

“Ketua, karna masalah ini sangat penting, bagaimana kalau kita meminta security untuk menunjukkan rekaman CCTV? Jadi kita semua bisa tahu siapa yang harus disalahkan,” ujar tn. Zhao.


Petugas security pun di panggil dan diminta memutarkan rekaman CCTV. Dari rekaman tersebut, terekam jelas wajah Xiaoting. Lian Sheng kaget luar biasa karna Xiaoting tiba-tiba terseret dalam masalah ini.



Situasi menjadi berbalik. Yingshu yang akhirnya disudutkan. tn. Zhao juga mengajukan tiga pertanyaan untuk Yingshu jawab. Pertama, kenapa gadis itu yang disebutnya teman, harus datang ke Ounuo di saat yang penting? Kedua, laptopnya itu berisi semua informasi penting penawaran, tapi kenapa dia meninggalkan benda sepenting itu? Siapa yang bisa menjamin kerahasiaan dokumen penting di dalamnya? Ketiga, tidak ada kamera CCTV yang terpasang di ruang kerja Ketua. Saat gadis itu masuk ke ruangannya, siapa yang bisa menjamin kalau Yingshu tidak memberikan hal penting apapun mengenai penawaran kepada gadis itu?



Mati sudah! Yingshu tidak bisa menjawab pertanyaan tersebut dengan benar. Dia beralasan kalau dia sangat lelah saat itu hingga meninggalkan laptonya di tempat temannya. Jawaban itu tentu menjadi hole baru bagi kesalahannya karna sama saja dia tidak bisa menjaga kerahasiaan dokumen (yah gini ajalah, barang itu penting, tapi malah ditinggalkan. Siapa yang bisa jamin kalau itu barang nggak di otak atik sama si penemunya).

Jiajie juga terdiam karna tidak tahu harus membela seperti apapun.


Intinya, Yingshu kalah telak dari tn. Zhao. Semua pemegang saham juga jadi meragukan kemampuan Yingshu. Udah di saat kritis seperti ini, Yingshu baru melirik pada Jiajie, seolah meminta bantuanya. Huhu, padahal sebelumnya dia sangat percaya diri bisa mengatasi semuanya sendiri tanpa bantuan Jiajie.


“Sudah selesai?” tanya Lian Sheng, memecahkan ketegangan. “Hebat! Pemandangan yang indah. Kalian saling  menuduh satu sama lain. Semua senior eksekutif Ounuo duduk di ruang rapat ini dan bahkan memanggil petugas security kemari untuk menunjukkan rekaman CCTV. Jika tidak ada salah satu dari kalian punya bukti kuat mengenai masalah ini, maka santai saja. Apa masih ada bukti lainnya? Kita lakukan rapat selanjutnya kalau kalian punya bukti lain. Aku pergi dulu,” ujar Lian Sheng dan keluar dari ruang rapat.

(Sebenarnya, Lian Sheng ini yang paling rasional di antara semua yang lain. Yah, bayangin ajalah, ini perusahaan gede lho. Tapi, bukannya menyelesaikan pekerjaan atau memikirkan cara mengembangkan perusahaan, malah membuat rapat mendadak untuk masalah bocornya penawaran. Okelah, itu hal penting dan memang harus ditemukan. Tapi, yah dengan bukti kuat lah, bukan saling tuduh menuduh seperti ini! Gini aja, coba pikirkan, Yingshu cuma dapat bukti kalau Hongda itu milik mantan kakak ipar tn. Zhao. MANTAN KAKAK IPAR. Lah, untungnya di tn. Zhao apaan? Itu yang harus dicari buktinya, apa saja keuntungan yang akan didapat tn. Zhao. Contohnya, mungkin tn. Zhao dapat transfer saham atau uang dari kakak iparnya itu atau apalah gitu. Udah gitu, walau mencari pelaku, dia mana boleh mengabaikan pekerjaan utamanya. Untuk tn. Zhao juga sama saja, dia juga harus dapat bukti lah. Bukan hanya menunjukkan rekaman kalau ada orang luar masuk ke ruangan Yingshu saat penyiapan bahan lelang. Huft, capek aku lihat kelakuan mereka).


Para pemegang saham semua terdiam usai Lian Sheng selesai bicara. Mungkin, mereka sekarang merasa seperti anak kecil yang saling tuduh menuduh tanpa bukti konkrit. Jiajie juga memutuskan untuk mengakhiri rapat.

Memalukan! Jauh lebih memalukan saat dia diminta mundur dari posisi Ketua. Itu yang Yingshu rasakan sekarang ini. Rasa malu bercampur dengan rasa kesal membuatnya tidak mau bicara apapun dengan Jiajie. Walau begtiu, Jiajie tetap menasehati Yingshu kalau kemarahan tidak bisa menyelesaikan apapun. Ditambah lagi, tn. Zhao adalah orang licik. Dulu, ayah Yingshu saja selalu berpikir dua kali dan hati-hati setiap kali harus menghadapi Zhijie. Yingshu pun harus demikian.


Yingshu cuma anak manja selama ini. Dia tidak suka mendengar nasehat Jiajie.  Dia tetap yakin kalau tn. Zhao pelakunya dan mencoba menyalahkannya. Dia tidak terima!! Jiajie berusaha keras untuk menasehatinya. Bayangkan, jika Yingshu tidak melakukan rapat ini dan memojokkan tn. Zhao, apa mungkin tn. Zhao akan menuduhnya seperti tadi? Sudahlah, proyek resort itu tidak penting lagi bagi Ounuo (karna sudah kalah), jadi berhentilah marah. Belajar dari hal ini dan jangan membuat kesalahan yang sama.

“Baiklah,” jawab Yingshu setengah hati.


Jiajie pun mencoba mengalihkan topik dengan menanyakan siapa wanita yang mengantarkan laptop itu? Yingshu menjawab kalau dia hanyalah teman yang bekerja di studio Taizhe dan kebetulan Taizhe menyuruhnya mengantarkan laptop tadi. Yingshu kelihatan malas membahasnya, jadi Jiajie juga nggak nanya lagi.

--


Lian Sheng juga udah pulang ke rumahnya lagi. Dia kepikiran mengenai Xiaoting.

--

Asli! Aku beneran capek sama Yingshu. Padahal ya, dia ini secondlead male, tapi kelakuannya ampun-ampunan lah! Nggak dewasa. Childish. Nggak ada tanggung jawab. Nggak bisa buat keputusan. Sifatnya seolah dunia hanya berputar di sekelilingnya aja. Banyak prasangka!


Bisa-bisanya Yingshu pergi mencari Xiaoting yang sedang bekerja hanya untuk menanyakan perihal laptop yang diantarkan Xiaoting hari itu. Ada file penting di dalam laptop itu yang bocor. Jadi, dia mau Xiaoting mengingat, apakah ada seseorang yang menyentuh laptop itu di saat perjalanan Xiaoting dari studio ke perusahaannya?


“Tidak ada,” jawab Xiaoting. Tapi sorotan mata Yingshu membuat Xiaoting menjadi tersinggung, “Apa kau pikir aku menyentuhnya?”

“Xiaoting, ini masalah penting. Aku harus bertanya.”


“Aku memang menyentuh laptop mu hari itu, tapi tidak membukanya! Tidak ada seorang pun yang menyentuh laptop itu saat aku mengantarkannya kecuali aku! Apa kau punya pertanyaan lagi? Kalau tidak, aku harus lanjut kerja!” jawab Xiaoting, tegas dan marah.

“Xiaoting! Aku hanya bertanya.”


“Kau mengira aku pencuri saat kita pertama kali bertemu. Sampai hari ini, kau masih belum merubah pemikiran itu. Jika ini terus berlanjut, aku tidak mampu berteman denganmu. Maaf, tn. Qiu, saya harus lanjut kerja!”


Lian Sheng seperti mendapat firasat kalau suasana hati Xiaoting pasti sedang buruk, makanya dia bisa pura-pura lagi nongkrong di dekat tempat kerja sambilan Xiaoting. Xiaoting sangat senang melihatnya dan menyapa dengan riang. Dia merasa kalau setiap kali suasana hatinya sedang buruk, Ye selalu muncul.


Sambil mengobrol, Ye makan mie yang dipesannya. Xiaoting beneran udah merasa nyaman sama tn. Ya karna tanpa sungkan dia memakan mie yang tn. Ye beli. Sambil makan, Xiaoting bercerita mengenai temannya (Yingshu) yang datang dan menanyakan apakah dia mencuri file rahasia perusahaannya atau semacam itulah.  Xiaoting benar-benar merasa tidak adil.


Ye pun meminta Xiaoting menceritakan semuanya dari awal dan mungkin dia bisa bantu menganalisannya. Xiaoting langsung menceritakan semuanya, mulai dari Taizhe yang memintanya mengantarkan laptop itu pada Yingshu hingga dia selesai mengantarkannya. Hanya itu.

“Waktu akan membuktikan kau tidak bersalah. Mungkin temanmu hanya mencoba mencari tahu apa yang terjadi. Mungkin kau yang terlalu sensitif,” ujar Ye.


“Mungkin saja,” jawab Xiaoting merasa ucapan Ye ada benarnya. “Aku merasa kalau hubungan manusia itu sangat rapuh. Entah untuk hal teman atau keluarga, sering kali kita gagal memahami satu sama lain. Ambil saja contoh di kota Shenzhen ini. Di malam hari ini, hanya kau satu-satunya orang yang bisa ku ajak bicara dan makan.”

Sebenarnya, semakin sering Lian Sheng bertemu dengan Xiaoting, semakin ada hal aneh tumbuh di dalam hatinya.


“Jangan terlalu percaya padaku,” ujar Ye.

Tapi ucapannya hanya dianggap angin lalu sama Xiaoting.

--


Rapat hari ini diadakan oleh Lian Sheng. Sepertinya dia paham betul kalau masalah resort ini tidak diselesaikan sampai tuntas, akan memicu perpercahan besar. Makanya, dia pun mengumpulkan semuanya untuk membahas masalah ini terakhir kalinya. Tentu saja dengan penyelidikan mendalam dan menyeluruh. Dimalam sebelum penyerahan dokumen penawaran, terjadi pemadaman listrik selama 10 menit. Semua staff Yingshu bahkan termasuk Yingshu sendiri ternyata tidak sadar saat pemadaman itu terjadi karna mereka tertidur lelap. Tapi, pintunya terkunci saat itu.


Masalah pemadaman listrik ini sudah diselidikinya saat itu. Menurut catatan, pemadamam listrik Ounuo pernah terjadi sebelumnya, yaitu 3 tahun lalu untuk pemeliharaan tenaga listrik. Tapi, kenapa pemadaman tiba-tiba terjadi di malam sebelum penyerahan? Dan setelah diselidiki, ada seseorang yang mematikan listriknya. Kelihatannya, ada mata-mata di dalam Ounuo. Makanya, semua orang yang masih berada di dalam gedung kantor Ounuo saat pemadaman itu terjadi, mencurigakan. Siapapun yang tidak punya alibi adalah tersangka. Termasuk dirinya yang juga sedang lembur membaca laporan hari itu. Juga, ada tn. Weng.

tn. Weng kaget karna namanya tiba-tiba disebut. Dia dengan gugup mengakui hal tersebut. Tapi, dia disana untuk menemani Yingshu karna merasa bersimpati. Tidak mungkin dia dicurigai dengan hal itu kan?


tn. Zhao benar-benar licik. Dia pun memanfaatkan ini untuk membersihkan nama baik dan perselisihan ang terjadi. Karna tidak ada bukti jelas, Jiajie merasa kalau masalah ini lebih baik di anggap selesai. Lian Sheng setuju. Jika mereka terus memperpanjang masalah ini, semuanya akan semakin mencurigai satu sama lain. Dan hal itu akan dimanfaatkan orang-orang tertentu. Dan jika terjadi, Ounuo akan lebih hancur dan menderita kerugian finansial yang besar.



tn. Zhao yah langsung sok setuju. Dengan sifat sok rendah hati, dia meminta maaf pada Yingshu. Masalah ini jangan sampai dimasukkan ke hati. Yingshu juga nggak bisa apa-apa dan setuju untuk mengakhiri masalah sampai disini.

“Aku akan memperingatkan mata-matanya sekarang.  Ini akan menjadi kali terakhir Ounuo tertipu. Jika dia mencoba melakukan sesuatu lagi, dia pasti akan ketahuan,” ujar Lian Sheng, memperingati semua yang ada disana, yang salah satunya adalah mata-mata.

--



Hari ini, Lian Sheng datang mengunjungi Jeff dengan membawa Lucky. Jeff langsung menduga kalau suasana hati Lian Sheng pasti sedang baik. Tapi, bagaimana dengan Yingshu?


“Seperti yang kita kira, dia tidak bisa menghadapi krisis,” jawab Lian Sheng.

--


Dan benar, Yingshu masih saja memikirkannya sampai berhari-hari. Parahnya, dia sampai nggak mempelajari dokumen yang ada di mejanya. Saat Lian Sheng datang untuk menanyakan dokumennya, dia menemukan dokumen itu masih ada di atas meja. Tidak ada tandatangan Yingshu sama sekali. Benar-benar nggak tersentuh.


“Dokumen apa ini? Apa mendesak?” tanyanya sambi mengambil dokumen dari tangan Lian Sheng.



Ckckk!  Dan tanpa membaca dokumen tersebut, Yingshu langsung membuka halaman terakhir dan mau menandatanganinya.

“Kau mau tandatangan tanpa membaca isinya?”

“Ah? Aku rasa tidak ada masalah. Apa menurutmu ada masalah?” tanya Yingshu balik. Dia benar-benar bergantung pada Lian Sheng.

“Tandatanganilah,” jawab Lian Sheng. Tapi sorot matanya menunjukkan rasa kecewa.


Yingshu langsung tanda tangan. Lian Sheng speecless melihatnya.


“Yingshu, aku memperlakukanmu dengan kasar agar kau cepat dewasa. Aku tidak ingin kau jatuh hanya karna satu kegagalan,” pikir Lian Sheng, jauh di dalam hatinya.

--


tn. Weng dan tn. Zhao kembali bertemu. tn. Weng masih bingung kenapa kemarin tn. Zhao begitu cepat menyerah di hadapan Lian Sheng? Ternyata alasannya karna tn. Zhao tidak mau masalah ini menjadi sangat panjang hingga kehidupannya di selidiki. Ternyata, dia hanya bercerai palsu sama istrinya. Dan sampai sekarang, istri dan adik istrinya yang memegang saham yang dimilikinya. Jika ini ketahuan, tidak akan ada untungnya baginya.


tn. Weng tetap merasa curiga karna Lian Sheng bukanlah tipe orang yang bakal melepaskan masalah ini semudah itu. Dia pasti akan menyelidikinya. tn. Zhao membenarkan. Tapi, masalah kemarin membuatnya sadar kalau bukan Yingshu ataupun Jiajie yang mencoba menjebaknya, tapi ada satu orang yang hebat dan bisa menandinginya. Lian Sheng.



Dia merasa Lian Sheng adalah pelakunya selama ini, makanya Lian Sheng mengakhiri masalah kemarin secepat mungkin. Mungkin, Yingshu hanyalah umpan yang di korbankannya.

tn. Weng juga jadi curiga dan merasa Lian Sheng sangat licik. tn. Zhao memperkeruh kalau Lian Sheng tidak hanya akan menargetkan Yingshu tapi juga mereka semua. Walau begitu, kita masih belum tahu siapa yang akan menang.

--





tn. Chen sedang melakukan demo di depan Ounuo Mall. Xiaoting yang kebetulan lewat, mampir dan mendengarkan pengajarannya. Semakin dilihat, semakin dia kagum. Dan semakin dia bertekad untuk mengumpulkan uang agar bisa ikut kursus styling.




Xiaoting melakukan pekerjaannya sebagai pelayan di bar. Tanpa diduga, dia malah melihat You Wei yang mabuk dan bersama seorang wanita tua. You Wei masih dendam sama Xiaoting dan mulai menghinanya. Hal itu kelihatan sama Yingshu. Dia nggak terima melihat Xiaoting di gituin dan mulai menghajar You Wei. Keributan terjadi. Akibatnya, Yingshu dan Xiaoting di usir dari bar.



Xiaoting khawatir melihat tangan Yingshu yang luka. Yingshu malah menyombongkan diri kalau dia jago bertinju karna dia punya guru. Xiaoting ikut sombong kalau dia juga punya guru. (guru mereka yah Lian Sheng). Xiaoting merasa bersalah karna Yingshu membantunya dari You Wei, dia jadi terlibat perkelahian dan harus ganti rugi. Agar Xiaoting nggak ngerasa bersalah, Yingshu pun menyuruh agar Xiaoting mentraktirnya makan saja. Xiaoting setuju, tapi dia minta Yingshu menunggu dia selesai kerja dulu.



Terpaksalah Yingshu menunggu di depan mini market tempat Xiaoting bekerja. Dari mobilnya, dia bisa melihat Xiaoting yang bekerja keras, mulai dari mengepel, mengatur barang, membersihkan menja dan mengangkat kardus-kardus. Semua dilakukannya tanpa mengeluh sedikitpun.


Dan pekerjaan itu baru selesai keesokan harinya. Xiaoting langsung membangunkan Yingshu dan membawanya ke suatu tempat. Di kedai pinggir jalan. Yingshu protes saat di bawa ke sana karna sudah nunggu semalaman.


“Waktu aku bilang mau traktir sarapan, ya artinya sarapan di tempat seperti ini. Kau juga tahu uangku seberapa banyak. Aku tidak bisa mentraktirmu di restoran yang biasa kau kunjungi,” ujar Xiaoting.


Yingshu mengerti dan tidak protes lagi. Sambil menunggu pesanan mereka dihidangkan, Yingshu menanyakan alasan Xiaoting bekerja begitu keras dari pagi hingga pagi, padahal yang dihasilkan juga nggak begitu banyak. Apa dia mau mati?

“Aku mau daftar kursus styling. Tapi biayanya sangat mahal. Jika aku tidak melakukan banyak pekerjaan, aku tidak akan bisa mendapatkan cukup uang.”

“Berapa banyak yang kau butuhkan? Aku akan meminjamkanmu uang.”



Xiaoting tentu menolak. Dia tidak suka meminjam uang, jadi jangan membahasnya. Yingshu merasa kasihan dan menawarkan Xiaoting untuk bekerja di perusahaannya saja. Perusahaannya sedang membuka lowongan besar-besaran. Kerja di kantor tidak begitu melelahkan dan juga, perusahaannya memberikan asuransi. Itu lebih baik daripada kerja di tiga tempat. Xiaoting bisa melihat lowongan yang tersedia di situs perusahaan dan beritahu saja padanya ingin posisi apa. Anggap ini sebagai kompensasi karena sudah salah paham dan mengganggu Xiaoting selama ini.

“Aku akan memikirkannya. Tapi, ku perjelas satu hal. Aku tidak butuh bantuanmu agar bisa diterima kerja. Aku ingin diterima atas kemampuanku sendiri,” ujar Xiaoting.

Yingshu setuju. Dan semakin menyukai Xiaoting yang tidak memandang dirinya sebagai pemilik Ounuo, tapi sebagai Qiu Yingshu, pria biasa.



Namanya juga hidup, pasti selalu saja ada hal nggak terduga. Seperti yang dialami Xiaoting. Di saat Yingshu baru saja menyarankannya melamar kerja di Ounuo, dia malah mendapat kabar buruk dari Taizhe. Jadi, tuan tanah studionya ini menelpon dan bilang ingin menaikan harga sewa bulan depan. Kenaikannya sangat tinggi. Dan jika harga sewa dinaikkan, dia tidak bisa membayar 2 orang asisten. Dia hanya dapat membayar 1 orang dan 1 orang lagi harus di pecat. Zihan sangat cemas mendengarnya. Xiaoting tanpa ragu menawarkan diri di pecat. Dia merasa kalau tidak ada banyak hal yang bisa dikerjakan dan dibantunya, jadi, lebih baik dia saja yang dipecat. Tapi, apa boleh dia diizinkan tinggal selama beberapa hari sampai dia menemukan tempat baru? Taizhe beneran nggak tega memecatnya. Tapi, tidak ada pilihan lain. Zihan juga jadi merasa bersalah.




Xiaoting juga mencoba melamar di perusahaan Ounuo. Bukan hanya Xiaoting, Xiaodi pun juga melamar di perusahaan Ounuo.


Penampilan keduanya sangat kontras saat datang untuk interview kerja. Dan sayang sekali, keduanya tidak berjumpa. Xiaoting kelihatan sedikit minder karna semua yang hadir kelihatan cantik dan berkelas, sementara penampilannya biasa-biasa saja.




Xiaoting di wawancara seorang wanita. Sementara Xiaodi oleh seorang pria. Keduanya melamar untuk posisi yang berbeda.



Dari awal wawancara, Xiaodi udah duduk dan menatap dengan sikap menggoda. Tapi, si pewawancara tidak terkecoh. Dia tegas menyebut kalau Xiaodi tidak memenuhi persyaratan dalam hal pendidikan. Pekerjaan mereka juga tidak sesuai kualifikasi Xiaodi dan Xiaodi juga kurang pengalaman kerja.


Dilain pihak, wawancara Xiaoting juga tidak berjalan lancar. Dia melamar di posisi konsultan kecantikan tapi penampilannya biasa-biasa saja. Si pewawancara mengomentari kalau Xiaoting tidak bisa menunjukkan kecantikan dirinya sendiri bagaimana nantinya kepada para pelanggan mereka?


Xiaodi beneran tidak mau nyerah. Dia mencoba menggunakan kecantikannya untuk merayu si pewawancara untuk tetap menerimanya. Walau tidak diterima di bagian humas, dia bisa bekerja di bagian perencana. Masalahnya, Xiaodi tidak mengerti sama sekali mengenai pekerjaan yang dilamarnya itu.

Xiaoting juga tidak memahami benar mengenai konsultan kecantikan. Dia menyadari semua itu. Jadi, saat dia di tolak, dia bisa menerima dengan iklhas.



Berbeda dengan Xiaoting, dia sangat ingin masuk ke Ounuo dengan mengejar Yingshu. Tapi, si pewawancara sangat sulit di goda. Ah, pas pula tn. Weng datang dan menyuruh pewawancara untuk mencari 6 orang pekerja baru untuk  deparemen logistik. Pewawancara menolak karna tn. Weng mendirikan divisi baru di menit-menit terakhir. tn. Weng tidak peduli. Si pewawancara juga nggak berani menolak.

Xiaodi yang memperhatikan itu menyadari kalau adanya celah agar dia bisa diterima di Ounuo.

 

 

Post a Comment

Previous Post Next Post