Sinopsis C-Drama : This World Does Not
Look At Appearance E08
Langkah
terakhir yang harus dilakukan Lian Sheng adalah menghapus folder ‘123’ di Recycle Bin. Tepat ketika dia sudah
menekan Delete, Yingshu kembali. Dia pun segera menutup laptop dan kabur. huft!
Semoga saja benar-benar sudah terhapus.
--
Setelah
hal yang membuat jantungan, Lian Sheng bisa bernafas lega. Jeff saja tidak
menyangka kalau foto-foto yang mereka berusaha sembunyikan, terselesaikan
dengan cara seperti ini. Tapi, kalau sempat foto tadi dilihat Yingshu
bagaimana?
“Mungkin
takdir,” jawab Lian Sheng. “Aku tidak menyangka hal yang kucari susah payah,
akan kembali ke Yingshu (maksudnya, foto
itu. Malah berakhir di tangan Yingshu, untungnya berhasil dilenyapkan sebelum
Yingshu melihatnya).”
Jeff
secara gamblang menyebut kalau Lian Sheng sudah melakukan yang terbaik untuk
hal ini. Dan dia berharap kalau mereka akan mengerti niat baiknya. Lian Sheng
tidak peduli dengan hal itu, yang dia inginkan hanyalah tidak menghancurkan
gambaran seorang ayah di benak putranya (kan Yingshu tidak tahu ayahnya
berselingkuh). Dia berharap kalau image sempurna
Zhijie akan tertinggal selamanya dibenak Yingshu.
Bagaimanapun,
bagi Lian Sheng, Zhijie sudah seperti keluarganya, terlepas dari Zhijei yang
sudah merebut Jiajie darinya. Dia ingat saat dulu dia bukanlah apa-apa, Zhijie
lah yang selalu mendukung dan mempercayai kemampuannya.
--
Xiaoting
bekerja keras sebagai asisten Taizhe. Dia harus mengangkat blower tinggi-tinggi untuk menciptakan efek angin bagi model yang
sedang di potret Taizhe. Karna blowernya
besar dan berat, Xiaoting jadi kewalahan dan akhirnya terjatuh dari tangga. Hal
itu terlihat oleh Xiaodi yang datang berkunjung dengan membawa banyak hadiah
mahal.
Zihan
yang memang tidak menyukai Xiaoting karna menganggapnya sebagai saingan,
terlihat senang melihatnya jatuh begitu. Dia juga memanasi keadaan dengan
melaporkan blower yang rusak karna
terjatuh. Taizhe tentu kesal, tapi tidak menyalahkan Xiaoting, hanya meminta
model untuk istirahat. Zihan yang malah asyik mengomel dan memutuskan kalau
gaji Xiaoting akan di potong bulan ini.
Xiaodi
kelihatannya kesal melihat Xiaoting yang di bully
begitu. Dia pun menghampiri Xiaoting dan memberikan semua makanan dan baju
mewah yang dibelinya dengan uang flashdisk. Tentu saja, dia tidak memberitahu
darimana asal uang itu. Setelah memberikan hadiah, Xiaodi baru menanyai
Xiaoting, siapa Zihan? Berani sekali dia membully Xiaoting!
Zihan
daritadi memperhatikan Xiaodi yang bicara dengan Xiaoting. Penampilannya yang
mewah, benar-benar menarik perhatian Zihan. Dia pun mendekat dan mencoba
basa-basi.
“Ingat
Xiaoting. Lain kali, kalau anjing liar mengganggumu lagi, beritahu aku dan aku
akan datang membawa kayu untuk memukul anjing itu,” ujar Xiaodi, sengaja
menyindir Zihan.
“Hei!
Siapa yang kau ejek?”
“Jika
aku bilang itu kau, apa kau akan mengakui kalau kau anjing liar?”
“Kau!!
Siapa kau?! Apa yang membuatmu mengira bisa membuat keributan di sini? Siapa
yang mengizinkanmu masuk? bagaimana kau bisa masuk kemari?” omel Zihan.
Xiaoting
mau menyuruh agar Xiaodi pergi saja untuk menghidari pertengkaran. Tapi, Xiaodi
menghalangi. Dengan sangat tegas, dia memperingati Zihan untuk tidak
berani-beraninya mengganggu Xiaoting! Zihan yang merasa kalah, memilih mundur.
Xiaodi
merasa kasihan karna Xiaoting diperlakukan dengan buruk. Dia menyuruhnya untuk
berhenti kerja saja dan ikut dengannya. Xiaoting menolak dan merasa kalau
kerjaannya tidak buruk sama sekali. Xiaodi membujuknya untuk pulang bersamanya.
Yang perlu Xiaoting lakukan hanya mengakui kesalahannya padanya daripada
menderita di sini (Cuih! Jelas dia
yang lebih banyak salah sama Xiaoting).
“Sebenarnya
aku sudah mau kembali sejak lama. Aku tidak bisa melakukannya karna harga
diriku,” ujar Xiaoting.
“Kau
adikku. Kau tidak perlu merasa malu. Kau hanya akan menderita kalau seperti
itu.”
Xiaoting
tetap tidak mau ikut. Dia ingin menjadi lebih mandiri.
Masih
ada banyak hal yang ingin Xiaoting bicarakan, tapi dia harus lanjut bekerja
karna Taizhe memanggilnya. Taizhe menyuruhnya untuk memindahkan blower. Jadi, Xiaoting menyuruh Xiaodi
untuk duduk dulu sementara dia bekerja.
Ah! Tidak disangka, pria kaya yang
selama ini Xiaodi incar, muncul. Siapa lagi kalau bukan Qiu Yingshu! Begitu tiba
dan melihat Xiaoting masih ada di sana, keduanya sama – sama kaget. Dan karena
kaget, Xiaoting jadi tidak sengaja menjatuhkan blower ke kaki Yingshu. Semakin bencilah Yingshu sama Xiaoting
(yang dikiranya Xiaodi).
“Kau
lagi Tao Xiaoting,” omel Taizhe.
“Tao
Xiaoting? Bukankah kau Tao Xiaodi? Kau bahkan mengambil nama orang lain? Kau
kira semua yang sudah kau lakukan akan dianggap tidak ada hanya dengan kau
mengganti namamu?!”
Xiaodi
yang awalnya hendak mendekat, jadi urung. Dia sadar kalau Yingshu sudah menilai
negatif dirinya yang lama, jadi tidak mungkin dia muncul dan mengaku sebagai
Tao Xiaodi. Huh, kalau dia melakukannya, dia akan kehilangan kesempatan untuk
mendekati Yingshu.
“Dari
lahir namaku sudah Tao Xiaoting,” ujar Xiaoting kesal karna dituduh untuk hal
yang bukan kesalahannya.
Yingshu
ini selalu saja melibatkan perasaan pribadi yang bukan diranahnya. Dengan
sombongnya, dia malah menanyai Taizhe kenapa Xiaoting masih bekerja disini?
Bukannya dia sudah memintanya untuk memecatnya? Taizhe tidak mau karna pasti
ada kesalahpahaman diantara mereka. Yingshu tidak mau mendengar alasan dan
ngotot kalau tidak ada salah paham! Dia bahkan membeberkan kalau Xiaoting mencuri
dompet dan hal itu terekam CCTV!
Xiaoting
sudah sampai batasnya. Dia sangat marah karena Yingshu terus saja menuduhnya
setiap kali mereka bertemu. Dan tuduhannya itu memnbuatnya selalu kesulitan.
Apa kau pria?!
“Kalau
aku bukan gentleman, aku sudah menelpon
polisi dan membuatmu di tangkap. Dasar matre!”
“Aku
tidak melakukannya!!!”
“Lalu
siapa yang melakukannya?”
Xiaoting
terdiam. Dia tidak bisa menjawab kalau kakaknya pelakunya. Yingshu semakin
yakin dan mendesak Taizhe untuk memecat Xiaoting. Puas marah-marah, dia pun
pergi. Xiaodi yang melihatnya pergi, langsung ikutan pergi dan dengan sengaja
berdiri di dekat mobil Yingshu sambil berlagak mencari taksi.
Yingshu
termakan tipuannya. Dia memanggil Xiaodi dan menawarkan bantuan untuk
mengantarkannya karna di sekitar sini jarang ada taksi. Xiaodi dengan cepat
menerima bantuannya. Yingshu ternyata mengenali Xiaodi sebagai ‘reporter’ yang
bertanya waktu itu di pertemuan. Xiaodi sok malu karna Yingshu ingat padanya.
“Biar
ku perkenalkan diriku. Aku Qiu Yingshu.”
“Aku
Tao…,” ucapannya terhenti. “Aku Tao Fei’er,” bohongnya.
Yinghsu
kaget karna marganya Tao sama seperti Xiaodi. Apa mereka saudara? Tao Xiaodi
langsung menyangkal dan berkata kalau marga Tao itu banyak di Hengdian. Fei’er
juga sok polos dan baik meminta Yingshu untuk menghentikannya di dekat jalan
yang banyak dilewati taksi. Dia benar-benar munafik di depan Yingshu.
--
Hong
Taizhe yang awalnya tidak mau memihak siapapun, jadi ragu. Apalagi Yingshu
terus ngotot kalau Xiaoting pencuri. Dia jadi lebih percaya sama Yingshu karna
sudah mengenalnya lebih lama dan tidak mungkin Yingshu membohonginya.
“Apa
kau masih ada kerjaan yang belum di selesaikan?”
“Aku
belum selesai membersihkan ruang penyimpanan.”
“Sudah
tidak perlu. Kau bisa pergi,” ujar Taizhe. Dia juga memberikan sedikit uang
sebagai upah Xiaoting selama beberapa hari ini.
Dia
masih berharap kalau Xiaoting mau menjelaskan. Tapi, Xiaoting sudah menyerah
menjelaskan. Dia merasa apapun yang dikatakannya, tidak akan ada yang percaya.
Taizhe menasehatinya kalau orang-orang akan mengira perkiraan mereka benar jika
Xiaoting tidak mengatakan apapun.
“Aku
hanyalah kambing hitam. Hanya itu yang bisa ku katakan,” ujar Xiaoting.
Dia
pun mengambil upahnya dan pamit. Dia tidak akan menyulitkan siapapun.
Huft! Walau sok kuat, tapi sebenarnya,
jauh di dalam hatinya, dia merasa marah sedih dan kecewa harus menanggung
akibat pada perbuatan yang tidak dilakukannya. Kekesalannya semakin memuncak
saat Xiaodi kembali menemuinya dengan ceria dan mengabari akan pulang kampung
ke Hengdian beberapa hari. Xiaodi bersikap seolah tidak bersalah dan tidak
melihat bagaimana Xiaoting dituduh atas kesalahan Xiaodi. Dia sudah sering
menanggung kesalahan Xiaodi selama ini! Apa Xiaodi pernah memperlakukannya
sebagai adik?!
Xiaodi
masih saja bersikap sok manis. Xiaoting udah muak. Dia pun mengingatkan Xiaodi
untuk tidak membahas masa lalu lagi (yang dia membawa Xiaoting ke rumah sakit saat
sakit parah semasa kecil). Dia sudah sering membantu Xiaodi karna Xiaodi adalah
kakaknya. Tapi, Xiaodi tidak seharusnya kelewatan! Gara-gara Xiaodi, semua
orang memperlakukannya seperti pencuri dan membuatnya kehilangan pekerjaan!
Bukannya
menenangkan ataupun meminta maaf, Xiaodi malah menyuruh Xiaoting berhenti marah
karna ibu mereka menelpon. Ibu menelpon karna Xiaodi ada menelpon bilang mau
rubah nama. Dia sudah menanyainya, dan hal merubah nama itu bisa sekarang mudah
dilakukan, tapi Xiaodi harus pulang dan mengurusnya sendiri. Xiaodi setuju dan
berkata akan segera pulang.
Selesai
telepon, Xiaodi malah bersikap manja-manja sama Xiaoting. Memintanya untuk
memaafkannya karna kan mereka memang sudah terbiasa bertengkar dari kecil.
Kelewatan! Dia malah bilang akan membiarkan Xiaoting marah padanya selama 2
hari dan dia akan menemuinya kembali saat dia sudah lebih tenang. (Ck, padahal
dua hari itu yah dia mau pulang ke Hengdian). Udah itu, yah dia pergi, tanpa
mengucapkan kata ‘maaf’ sedikitpun.
Karna
moodnya sedang sangat jelek, Xiaodi butuh teman curhat. Dan satu-satunya teman
di Shenzhen yang terlintas dibenaknya adalah tn. Ye. Dia pun menelpon Ye.
Lian
Sheng lagi ada di Jeff Club dan meninggalkan hapenya di meja bar. Jeff melihat
panggilan masuk di ponsel Lian Sheng ‘Flashdisk’ dan segera membawakannya ke
Lian Sheng. Dengan cepat, Lian Sheng langsung menjawab telepon dan merubah
aksen bicaranya. Dia pun dengan cepat langsung bilang akan ke sana. Wajah Lian
Sheng beneran tampak bahagia.
“Apa
itu Tao Xiaoting?’ tanya Jeff begitu Lian Sheng menutup telepon. “Bukankah
semua sudah selesai? Kenapa kau masih menemuinya?””
Lian
Sheng tidak menjawab pertanyaan itu dan tetap pergi menemui Xiaoting.
--
Xiaoting
lagi berada di jembatan pinggir sungai, tempat dimana Lian Sheng pernah
membawanya. Hatinya benar-benar sakti karna dipecat secara tidak adil. Tapi,
saat ibunya menelpon, dia berusaha menahan tangisnya dan berusaha bersikap
semua baik-baik saja. Ibu menyuruhnya untuk pulang bersama Xiaodi agar mereka
bisa kumpul bersama. Xiaoting berbohong kalau dia sekarang sibuk kerja dan
tidak punya waktu. Dia juga bohong akan naik jabatan dan naik gaji.
Ketika
dia lagi teleponan, Lian Sheng sudah tiba dan mendengar semua kebohongannya.
Xiaoting juga mengakhiri telepon dengan cepat dengan alasan harus tidur lebih
awal untuk kerja besok. Padahal, itu karna dia tidak bisa menahan
kesedihaannya. Dia menangis begitu keras, meluapkan sakit hatinya mendapat
perlakuan tidak adil seperti ini. Dan selama Xiaoting menangis, Lian Sheng
selalu menemaninya.
Setelah
memberikan beberapa waktu, dia menyuruh Xiaoting untuk berhenti menangis dan
ikut dengannya. Dengan caranya dia mencoba menghibur Xiaoting. Xiaoting
meluapkan kekesalannya kalau Ye tidak akan mengerti rasanya saat orang terdekatnya
menyakitinya dan membuat orang lain salah paham pada kita.
“Aku
juga pernah disalahpahami sebelumnya,” ujar Ye.
“Lalu,
gimana caranya kau mengatasi itu?”
“Hidup
ini nggak sempurna. Kau nggak bisa berharap orang selalu mengerti dirimu. Kau
hanya harus menjadi dirimu sendiri dan memiliki hati nurani yang bersih,” jawab
Ye.
--
Esok
harinya,
Xiaoting
berusaha bangkit. Dia kembali ke studio Taizhe dan membersihkan ruang
penyimpanan sejak pagi subuh. Zihan yang melihat itu jadi khawatir. Dia
terpengaruh ucapan Yingshu yang menyebut Xiaoting pencuri. Dia takut kalau
Xiaoting pura-pura membersihkan ruang penyimpanan tapi sebenarnya mencuri
barang mereka. Dia pun mendesak bosnya untuk memeriksa.
Pas
ngelihat Xiaoting lagi membawa keluar bawang-barang dari gudang, dia langsung
heboh mengira tebakannya benar. Xiaoting menanggapi dengan tenang dan
menegaskan kalau dia tidak mencuri apapun. Taizhe dengan serius, menyuruh
Xiaoting pergi. Dia sudah memecat Xiaoting dan mau apapun yang Xiaoting
lakukan, dia nggak akan membiarkannya tetap tinggal. Xiaoting tahu hal itu,
tapi dia ingin menyelesaikan pekerjaan terakhirnya, merapikan ruang
penyimpanan. Taizhe udah nggak peduli yang penting selesai dia merapikan, dia
pergi.
Xiaoting
benar-benar bekerja keras. Dia tetap membersihkan ruang penyimpanan hingga
benar-benar rapi. Taizhe dan Zihan yang sedang sarapan terus memperhatikannya.
Zihan beneran takut karna Xiaoting ada catatan kriminal sebagai pencuri, jadi
lebih baik mereka memeriksa gudang.
Betapa
terkejutnya mereka karna gudang menjadi sangat rapi lebih daripada sebelumnya.
Dia benar-benar merapikan gudang dan tidak mengambil apapun. Taizhe jadi merasa
bersalah. Dia keluar untuk mengejar Xiaoting. Begitu terkejar, dia memberikan
uang karna Xiaoting sudah merapikan gudangnya. Xiaoting menolak uang itu karna
Taizhe sudah membayar upahnya kemarin dan dia hanya menyelesaikan pekerjaan
yang Taizhe perintahkan padanya sebelum memecatnya.
Taizhe
jadi menyadari kalau Xiaoting itu orang baik, berbeda dari yang dikatakan
Yingshu. Dia sudah sering gonta ganti asisten karna pekerjaan menjadi
asistennya itu berat dan bayarannya juga tidak besar. Dan untuk menemukan
asisten wanita yang kuat seperti pria serta tidak memperhitungkan upah sangat
langka. Dia tidak jadi memecat Xiaoting dan memperkerjakannya kembali.
Xiaoting
tentu sangat senang. Apalagi Taizhe bilang mempercayainya.
Tentu
saja, bekerjanya kembali Xiaoting membuat Zihan merasa cemburu. Dia menyebut
kalau Taizhe hanya terlalu baik dan kasihan sama Xiaoting. Xiaoting sangat
kesal dan menyarankan agar mereka saling mengabaikan saja kecuali dalam hal
pekerjaan. Zihan malah menyebut Xiaoting sangat sombong dan hanya Yingshu yang
bisa menghadapi orang sepertinya. Xiaoting memilih pergi daripada mendengar
omong kosong Zihan.
--
Lian
Sheng mengumpulkan semua manager dan direktur dalam sebuah rapat. Dia
mengumumkan bahwa sudah mengatur ulang posisi semua staff dan memberikan
datanya ke bagian HRD sesuai dengan persetujuan Ketua Ounuo, Yingshu.
Dan
salah satu orang yang dimutasi adalah tn. Weng. Dia dipindahkan dari posisi
Wakil Presiden Departemen Pemasaran menjadi Direktur Departemen Logistik. tn. Weng nggak terima karna sebelumnya dia
sudah yakin tidak akan dipindahkan mengingat dia adalah paman Yingshu.
Lian
Sheng tetap tenang dan menyuruhnya jangan salah paham. tn. Zhao ikut angkat
bicara menyebut posisi tn. Weng itu adalah posisi yang ditunjuk oleh Ketua
Ounuo terdahulu. Jadi, tidak pantas jika Lian Sheng mengubah posisi semua orang
disaat baru kembali. Semua manager dan direktur yang lain juga ikutan menentang
dan menekan Yingshu.
“Saya
mendukung sepenuhnya keputusan tn. Lian,” jawab Yingshu. “Sebenarnya ayahku
juga ingin merubah semuanya sebelum dia meninggal.”
Karna
Yingshu yang adalah Ketua mengatakan hal seperti itu, para direktur dan manager
jadi tidak bisa protes. Lian Sheng dengan bijak menjelaskan alasan pemindahan
tn. Weng adalah karna bagian pemasaran adalah bagian dengan staf paling banyak
tapi beban kerja sedikit. Untuk apa memumpuk pekerja di satu departemen?
Apalagi, kinerja departemen tersebut menurun selama 4 kuartal.
“Aku
sedang membuat rencana. Jika hasilnya tidak baik di kuartal berikutnya, aku
akan mengundurkan diri!” ujar Lian Sheng, percaya diri.
Yingshu
bukannya belajar sebelumnya mengenai keputusan Lian Sheng, langsung saja
mendukung apapun yang Lian Sheng putuskan (hm, gini
lho, walaupun Lian Sheng baik dan jujur membantunya, tapi sebagai Ketua dia
tidak boleh hanya asal ngikut. Ingat lho tanggung jawab yang harus dipikulnya.
Dia harus mempelajari semuanya termasuk alasan Lian Sheng melakukan itu dan
tujuan yang ingin dicapainya. Semua harus dipahaminya secara matang, agar jika
terjadi masalah dikemudian hari, dia bisa mengatasinya. Dan juga, kalau ada
yang tidak puas, dia bisa menjelaskannya dengan baik. Yah, jangan jadi Ketua
boneka).
Keputusan
Yingshu membuat tn. Weng merasa sangat tersinggung. Seolah ingin menambahkan
api di hati tn. Weng, tn. Zhao malah membahas kedudukan Yingshu sebagai Ketua
harusnya bisa membuatnya menunjuk tn. Weng menjadi direktur eksekutif
perusahaan.
“Aku
tidak memindahkannya. Aku hanya menukar posisinya,” jawab Yingshu.
Jawabannya
itu sangat tidak jelas. tn. Weng merasa sangat tidak puas. Dia menyindir kalau
Yingshu bisa memindahkannya ke Departemen Logistik, mungkin Yingshu juga akan
membuatnya langsung pensiun.
Kemarahan
tn. Weng ini terlihat jelas dimata tn. Zhao. Dia pun ingin memanfaatkan hal itu
untuk menarik tn. Weng ke pihaknya. Toh sekarang mereka mempunyai musuh yang
sama, Lian Sheng. Dia langsung bicara berdua dengan tn. Weng begitu rapat
selesai. Untuk apa? Untuk mengobarkan api kemarahan di hati tn. Weng.
--
Lian
Sheng benar-benar sibuk. Baru juga selesai rapat, Jiajie sudah menemuinya dan
mengajaknya bicara masalah bisnis. Lian
Sheng menolak bicara sekarang karna dia harus menghadiri rapat dengan
Departemen Keuangan 10 menit lagi. Jiajie tetap mau bicara dan meminta diberikan
waktu 2 menit.
Dia
terang-terangan menyebut Lian Sheng sudah menyinggung banyak orang padahal baru
menjadi CEO. Dia bahkan membuat Yingshu bekerja sama dengannya dan itu membuat
Yingshu yang harus menanggung bebannya.
“Ounuo
penuh dengan faksi. Mereka seperti pembuluh darah. Semuanya diblokir. Apa yang
terjadi pada jantung tanpa suplai darah? Kematian. Aku orang yang paham
kesehatan, makanya, aku tidak akan membiarkan siapapun yang bisa menjadi
penghambat perkembangan Ounuo.”
“Kau
bisa melakukannya secara bertahap. Orang lain mungkin mencurigaimu karna
melakukan tindakan ekstrem seperti itu,” ujar Jiajie.
Lian
Sheng tidak peduli. Dia tidak pernah mempedulikan apapun yang orang pikirkan
mengenai dirinya.
--
Salah
satu yang menjadi ‘penghambat pembuluh darah’ Ounuo adalah tn. Zhao dan tn.
Weng. tn. Zhao masih saja diruangan tn. Weng dan bukannya bekerja. Dia mengajak
tn. Weng agar bekerja sama jika tidak, Lian Sheng akan menguasai semuanya. Dia
juga mengiming-imingi kalau mungkin saja tn. Weng akan menjadi CEO selanjutnya.
Huah, tn. Weng menjadi sangat tergiur.
--
Jiajie
mengomentari Lian Sheng yang tidak berubah dan selalu berjalan dengan caranya
sendiri. Namun, dia harus tahu kalau Ounuo sudah tidak sama seperti
sebelumnbya. Ini adalah masa transisi. Yingshu baru saja mengambil peran Ketua,
jadi dia tidak mau ada masalah yang tidak perlu.
Sebenarnya
tujuan Lian Sheng sangat baik. Dia ingin memperbaki Ounuo yang selama ini
digerogoti dari dalam. Dia juga ingin Yingshu belajar mengenai ketegasan,
strategis, kebijaksanaan dan kemampuan seorang Ketua seharusnya.
Sayangnya,
tujuan itu tidak dapat dipahami Jiajie. Dia mencurigai alasan Lian Sheng
kembali. Dia ingin tahu, kenapa Lian Sheng kembali? Lian Sheng tidak menjawab
pertanyaan itu dan hanya meminta Jiajie percaya padanya. Tapi, melihat ekspresi
dan sikapnya yang langsung pergi begitu saja, artinya, dia tidak mempercayai
Lian Sheng sama sekali.
Tentu
saja Lian Sheng merasa sedih. Tapi dia tidak membiarkan perasaan itu
mempengaruhi kinerjanya. Begitu Jiajie pergi, Lian Sheng meminta Lucy untuk
mencari cara agar mereka mendapatkan laporan keuangan pesaing utama sekarang
juga. Dan juga, rapat dengan departemen Keuangan akan dimulai sekarang.
--
di
Hengdian,
Ibu
Xiaodi dan Xiaoting baru saja selesai mengantarkan jahitan baju pesanan para
pelanggan. Tapi, waktu dia sampai rumah, pintu rumah sudah terbuka. Ibu mulai
khawatir dan mengambil sapu sambil mencari siapa orang yang masuk ke rumahnya.
Begitu
melihat seorang wanita berada di kamar putrinya, ibu langsung mengayukan sapu
untuk memukulnya. Wanita itu adalah Xiaodi. Xiaodi menahan sapu dengan
tangannya sambil berteriak kalau dia Xiaodi! Dia melakukan operasi plastik.
Untuk membuat ibu percaya, Xiaodi menyebutkan semua hal yang dialaminya dari
kecil hingga besar seperti sakit gatal-gatal, tulang ikan tersangkut di
tenggorokan dan tamasya yang membuatnya tertinggal di Yiwu. Dan juga, suaranya
kan tidak berubah.
Ibu
benar-benar shock. Dia tidak
menyangka Xiaodi akan melakukan operasi besar. Dia benar-benar tidak mengenali
putrinya sendiri.
Xiaodi
seolah tidak mengerti betapa sedihnya hati ibunya, malah pamer dengan
pakaian-pakaian mahal yang dibelinya. Saat ibu mengabaikannya, dia malah
menyuruh ibunya tidak marah karna zaman sudah berubah dan operasi plastik
adalah hal biasa.
Ibu
tidak bisa menahan kekesalannya lagi. Dia ingin tahu seberapa besar kebencian
Xiaodi sama wajahnya sendiri hingga berani melakukan operasi plastik! Dia
mengira Xiaodi kembali hanya untuk merubah nama. Sejujurnya saja, hatinya nggak
senang saat Xiaodi bilang mau mengubah nama. Tapi, bukan hanya nama yang diubah, tapi juga
wajah!
“Nggak
sekalian saja kau juga mengubah ibumu!!” marah Ibu.
“Aku
tidak akan pernah melakukan itu. Kau adalah ibu terbaik di dunia! Aku akan
mendapatkan lebih banyak uang untuk masa pensiun Anda. Tenang saja,” ujarnya,
bermulut manis.
Ibu
tidak terbuai dengan mulut manisnya. Dia sangat – sangat marah. Jika dia tahu
Xiaodi akan seperti ini, dia tidak akan menghabiskan banyak uang untuk
menyekolahkannya. Waktu Xiaodi masih kecil, dia slealu memberikan yang terbaik
yang dia bisa! Bahkan Xiaoting hanya mendapatkan sisa milik Xiaodi! Namun,
Xiaodi masih saja belum puas.
“Mengapa
kau masih merasa bahwa hidup tidak cukup baik?!”
(Xiaodi tumbuh
menjadi anak yang egois. Merantau ke kota besar bukannya membuatnya mensyukuri
apa yang sudah didapatkannya selama ini, tapi malah membuatnya menjadi semakin
tamak. Dia ingin menjadi kaya tapi tidak ingin bekerja keras, tapi menggunakan
jalan pintas).
Xiaodi
terus saja membela diri kalau dia hanya ingin menggunakan jalannya mendapatkan
kehidupan yang lebih baik. Ucapannya tidak melunakkan hati ibunya. Ibunya
mempunyai pemikirannya sendiri bahwa untuk mencapai apa yang diinginkannya,
operasi plastik bukanlah satu-satunya pilihan!
Di
tengah suasana yang memanas tersebut, You Wei datang berkunjung. Dia baru saja
kembali dan membawakan oleh-oleh untuk Ibu Xiaodi. Walaupun Xiaodi berdiri
dihadapannya, You Wei sama sekali tidak mengenalinya. Makanya, dia sangat shock saat wanita dihadapannya bilang
kalau dia adalah Tao Xiaodi.
Mereka
pun bicara diluar. Sama seperti yang lain, You Wei juga tidak mengerti kenapa
Xiaodi melakukan operasi plastik? Sekarang Xiaodi menjadi cantik, tapi dulupun
dia tidak pernah menganggap Xiaodi jelek. Xiaodi nggak peduli pendapat You Wei.
Tanpa hati, dia menyuruh You Wei melupakannya dan mencari pacar baru.
You
Wei nggak terima karna sebelumnya, Xiaodi juga menyemangatinya. Xiaodi langsung
bilang kalau yang waktu itu menemui You Wei dan menyemangatinya adalah
Xiaoting. Dia meminta tolong Xiaoting menemui You Wei waktu itu karna takut You
Wei nggak bisa menerima kenyataan. Dan dia juga nggak tahu apa yang Xiaoting
katakan waktu itu, tapi yang ingin dikatakannya : Putus.
“Maksudmu,
kau ingin putus denganku, tapi kau malah meminta Xiaoting untuk memberitahuku?!”
marah You Wei.
Xiaodi
terus saja bersikap sok bijak. Dia bilang menghargai perasaan dan moment manis
yang dihabiskan bersama You Wei, tapi mereka harus belajar untuk maju.
“Kata-kata
yang sangat bagus! Bukankah kau hanya ingin putus denganku!”
“Yang
bisa ku bilang adalah bahwa kau bukan pilihan terakhirku. Kita tidak
ditakdirkan untuk bersama. Kita harus melepaskan satu sama lain, You Wei.
Dengan begitu, kita masih punya kenangan indah bersama.”
You
Wei masih mencoba menyangkal, tapi Xiaodi sudah muak dan meneriakinya. Dia juga
menghina You Wei yang tidak mencapai apapun selama bertahun – tahun ini. You
Wei merasa sangat marah dan tidak tahu harus bilang apa, memutuskan pergi.
“Tidak
ada yang bisa ibu katakan padamu. Kau telah melakukan operasi plastik.
Sekarang, kau bahkan putus dengan You Wei. Kau sudah memilih jalanmu. Kau harus
melanjutkannya sendiri. Ibu cuma berharap kau dan adikmu akan tetap aman,” ujar
Ibu.
Putri
yang sekarang ada dihadapannya, bukanlah lagi putri yang dikenalinya.
--
Xiaoting
sedang sibuk memasukkan koper ke dalam bagasi mobil. Hari ini akan ada
pemotretan outdoor. Di tengah kesibukan itu, Yingshu yang baru datang malah
menghinanya. Tanpa angin hujan, dia menyebut Xiaoting sebagai orang yang suka
berpura-pura (asli, mulutnya minta disumpel pakai
cabai!), Xiaoting mengabaikannya dan tetap melanjutkan pekerjaannya.
Yingshu yang udah puas menghina, juga lanjut masuk ke studio.
Baru
berjalan beberapa langkah, dia melihat seorang pria menghampiri Xiaoting. Dasar
kepo! Dia bukannya mengabaikan malah menonton.
Pria
itu adalah You Wei. Dia datang untuk meluapkan kemarahannya pada Xiaoting. Dia
sangat marah karna Xiaoting berpura-pura menjadi Xiaodi dan membodohinya hanya
karna mereka mirip! Dia merasa sangat sial dihidup ini karna mengenal mereka!
Xiaoting panik dan berusaha menjelaskan, tapi You Wei sudah sangat marah! Dia
sudah merasa sakit hati saat diputusi Xiaodi, tapi ternyata dia harus tahu
kalau waktu itu Xiaoting berpura-pura menjadi Xiaodi!
Xiaoting
berusaha menjelaskan, tapi You Wei tidak mau mendengarkan. Dia melemparkan
surat – surat cinta yang dulu diterimanya dari Xiaodi dan mengira itu milik
Xiaoting selama ini! dia pun melemparnya pada Xiaoting dengan kasar sebelum
pergi.
Setelah
menonton semua itu, Yingshu pun mendekat dan membantu Xiaoting memungut
surat-surat itu.
“Bukan
kau yang mencuri dompet itu kan? Aku pikir kau berbohong. Tao Xiaoting. Aku
secara tulus meminta maaf padamu,” ujar Yingshu, dengan mudahnya setelah
menghina Xiaoting selama ini. (Maaf, tapi tidak terdengar ketulusan dari
hatinya).
Xiaoting
benar-benar merasa down. Dia
mengabaikan Yingshu dan pergi.
Kemana
Xiaoting?
Dia
pergi ke jembatan, tempat dimana tn. Ye membawanya.
“Tn.
Ye, Sekarang tampaknya bahkan melihat laut tidak bisa membuatku merasa lebih
baik,” ujar Xiaoting, menelpon tn. Ye.
Lian
Sheng menjadi khawatir apalagi suara Xiaoting terdengar sangat down. Dia langsung pergi ke jembatan
tersebut.
Saat
dia tiba, Xiaoting masih di sana.
“Apa
yang terjadi?” tanya Lian Sheng.
“Sepertinya
aku harus pergi ke tempat baru setelah ini.”