Sinopsis Lakorn- Fah Mee Tawan Episode 9/1

 

Original Network : Channel 7

Nai khawatir kalau sakit kepala Paul, itu disebabkan oleh kejadian sebelumnya. Tapi Paul tidak mau ke rumah sakit untuk diperiksa, jadi Nai pun mengantarkannya pulang ke rumah. Sesampainya dirumah, Paul mengatakan bahwa dia sudah baikan, jadi dia menyuruh Nai untuk pergi. Namun Nai tidak mau. Dia berniat untuk menghubungi Dr. Kashane agar segera pulang.


“Kamu tidak perlu melakukan apapun. Pergi saja,” usir Paul.

“Apa kamu punya obat penahan sakit? Aku akan mengambilkannya untukmu,” kata Nai, menawarkan diri. Dan Paul tidak menolak.

Tiba- tiba terjadi pemadaman listrik. Dan Paul menjelaskan bahwa ini sering terjadi, tapi sebentar lagi listrik pasti akan menyala. Jadi jika Nai takut, maka dia menyarankan supaya Nai pulang saja. Tapi Nai menolak. Dia menggunakan lampu senter di ponselnya dan masuk ke dalam rumah.


Dengan perhatian, Paul ikut masuk ke dalam rumah dan mengawasi nya. Melihat Nai yang tampak serius mencari obat ditempatnya, dia tersenyum kecil.


“Ada lilin,” gumam Nai. Lalu dia menyadari keberadaan Paul. “Mengapa kamu berdiri? Kembali dan duduk,” perintahnya.


Nai kemudian berniat menyalakan lilin yang ditemukannya, tapi dia tidak sengaja mengenai tangannya, sehingga diapun merasa kaget sendiri.

Melihat itu, Paul langsung mendekati Nai dan memeriksa tangannya. “Apa kamu baik- baik saja?” tanyanya, perhatian. Lalu dia meniup tangan Nai. “Apa kamu sakit?”


Merasakan perhatian dari Paul, Nai terdiam untuk sesaat sambil menatapnya. “Aku baik- baik saja,” jawab Nai. “Tapi apa kepalamu masih sakit?”

Paul menatap Nai dengan lembut, lalu secara perlahan dia mendekatkan wajahnya. Nai balas menatap Paul dengan lembut, lalu dia menutup kedua matanya.




Tepat ketika bibir mereka berdua hampir bersentuhan, lampu kembali menyala. Dan Paul pun langsung tersadar dan menjauhi Nai.

Paul tiba- tiba mengingat kenangan dulu. Kenangan saat Paramee lebih memilih membawa Nai ke rumah sakit, daripada menjenguk Ibunya.

Paul juga mengingat kedekatan antara Nai dan Paramee. Dan mengingat kebencian Paramee kepada dirinya, saat Paramee lebih mempercayai Singkorn.



Mengingat itu, Paul menjauhi Nai dan membelakangi nya. “Aku pikir kamu harus pergi,” usirnya. Dan Nai merasa sangat bingung dengan sikap Paul yang tiba- tiba berubah kepadanya. “Aku bilang pergi!” teriak Paul, penuh emosi.

Dengan perasaan terluka, Nai menatap punggung Paul. Lalu dia pergi darisana.



Ketika Nai bermain judi dan kalah, dia merasa agak kesal. Lalu seorang pria mendekatinya (Si kenalan yang bertemu dengan Singkorn di bar di episode sebelumnya). Si kenalan menyentuh tangan Net dengan lembut dan tersenyum kepada Net. “Gunakan keberutungan ku. Aku jamin, kamu akan menang di ronde ini,” katanya, percaya diri.



Mendengar itu, Net tersenyum manis padanya. Lalu dia membiarkan si Kenalan untuk bermain menggantikannya. Dan hasilnya, si Kenalan menang. “Kamu benar- benar beruntung,” pujinya.

“Aku akan mencoba sekali lagi untuk melihat jika aku benar- benar beruntung atau tidak,” balas si Kenalan sambil menatap Net.


Ketika Nai barusaja akan pergi, dia berpapasan dengan Paman Paul yang datang. Dan melihat itu, Nai mengerutkan dahinya.

Paman memberitahu Paul bahwa dia punya hal penting yang perlu di diskusikan. Lalu tiba- tiba terdengar suara teriakan Nai yang berusaha masuk ke dalam rumah, tapi ditahan oleh bodyguard Paman.

“Aku akan pergi cek,” kata Paul.

Ketika Paul keluar, Nai langsung menanyai nya, kenapa Ken dari ML Jewelry datang menemui Paul. Dan Paul menolak untuk memberitahu. Karena Paul menolak, Nai pun jadi percaya bahwa Paul bekerjasama dengan ML Jewelry untuk menghancurkan Crown Diamond. Dan dia menanyai dengan ketus, apakah Paul tidak malu melakukan sesuatu seperti ini demi uang, karena ini menjijikkan baginya.


“Malu? Jika kamu mengejekku, kamu mengejek dirimu sendiri. Karena kamu juga menjual dirimu demi keuntungan,” kata Paul, merendahkan Nai.

Mendengar itu, Nai merasa terluka dan menampar Paul.




Tepat disaat itu, Dr. Kashane pulang. Dan Paul menyuruhnya untuk membawa Nai pergi dari tempatnya. Lalu dia pergi menemui Paman Ken Yang yang menunggu di atas.

Nai ingin menghentikan Paul. Tapi Dr. Kashane langsung menahannya. “Aku akan bicara kepada Paul. Ini sudah larut, kamu harus pulang, bujuknya.

Dengan terpaksa, Nai pun pergi darisana.


Sejak kamu kecil sampai sekarang, kamu adalah orang yang pintar. Kamu tidak pernah membuatku mengkhawatirkan mu. Tapi aku pikir jika Dara masih hidup, dia tidak akan ingin kamu melakukan ini, kata Paman Ken Yang, mengomentari sikap Paul.

Aku tidak akan mengubah pikiranku, balas Paul, keras kepala.

Tapi kamu harus kembali ke Hong Kong denganku. Kembali ke ML. Bersiaplah, perintah Paman Ken Yang dengan tegas. Itu saja yang ingin ku beritahu, jelas nya. Lalu diapun pergi.


Tepat setelah Paman Ken Yang bicara, Dr. Kashane masuk ke dalam rumah. Mengenai Crown Diamond itu kamu kan? tanyanya. Dan Paul diam.

Patcharee merasa sangat bangga, karena dia mengira dugaannya terhadap Paul itu benar. Paul adalah mata- mata dari ML Jewelry. Dan dia menyarankan Nai untuk jangan pedulikan Paul, karena Paul tidak layak.




Mendengar itu, Nai hanya diam saja. Dia mengingat segala kebaikan dan perhatian Paul kepadanya. Dan mengingat itu, dia merasa semakin kecewa kepada Paul sekarang. Segalanya hanyalah rencananya, gumamnya, kecewa.


Si Kenalan berhasil memenangkan banyak ronde judi untuk Net setiap harinya. Dan Net sangat senang, karena itu dia semakin bersikap intim dengannya.



Ketika si Kenalan dan Net minum bersama, Net teringat akan Paul. Melihatmu membuatku teringat akan seseorang. Seseorang yang pernah aku sukai. Dia tampan, berbakat, dan pintar, dia juga banyak membantuku, katanya, bercerita.

Kamu terlalu memuji dia. Aku mulai cemburu sekarang, balas si Kenalan sambil cemberut manis.

Melihat itu, Net tertawa. Jangan cemburu padanya. Kamu baik apa adanya.

Si Kenalan membawa Net yang sudah agak mabuk dan lemas ke dalam kamar hotel. Kita harus memajukan hubungan kita ke level yang lebih dalam, katanya. Lalu dia mendekati Net untuk menciumnya.


Tapi sebelum si Kenalan sempat mencium Net, tiba- tiba terdengar suara ketukan di pintu. Dan si Kenalan pun pergi ke dekat pintu serta mengintip keluar melalui lubang kecil dipintu. Tapi anehnya, tidak ada siapapun diluar. Dengan penasaran, si Kenalan pun membuka pintu kamar untuk memeriksa.


Tepat disaat itu, Singkorn muncul dan menendang nya. Aku hanya menyuruhmu untuk menyenangkannya sesaat, bukan mengambil kesempatan seperti ini! Karena wanita ini milikku! kata Singkorn, marah. Jika kamu bermimpi terlalu tinggi lagi, aku tidak akan mengampunimu! jelasnya, memperingatkan.

Aku minta maaf, Singkorn, kata si Kenalan, takut.

Singkorn kemudian membawa Net pergi dengannya.

Paul memasukkan baju- baju nya ke dalam koper.


Keesokan harinya. Patcharee datang untuk menangkap Paul dan memberinya pelajaran. Tapi ternyata, Paul sudah tidak ada di rumah lagi dan kamar nya sudah kosong.

Dr. Kashane juga merasa sangat terkejut, karena dia mengira Paul masih berada di dalam kamar.


Dihotel. Ketika Nai sedang mengobrol dengan seorang klien, dia melihat Paman Ken Yang lewat.

Kamu kenal Mr. Ken Yang? tanya Klien, saat melihat Nai menatap ke arah Paman Ken Yang. Dan Nai mengiyakan. Aku dengar dia akan pulang ke Hongkong hari ini, katanya, memberitahu.

Ng kalau begitu, aku permisi, kata Nai.


Nai mengikuti Paman Ken Yang sampai ke loby. Dan disana dia melihat, Paul masuk ke dalam mobil bersama Paman Ken Yang.


Patcharee menceritakan kepara orang- orang di kantor bahwa Paul kabur dan sudah pulang ke Hongkong hari ini. Mengetahui itu, banyak orang yang kesal kepada Paul.


Tepat disaat itu, Dan datang serta mendengar pembicaraan mereka semua. Paul sudah pergi? tanyanya. Aku tahu dia bukan orang yang bisa di percaya. Tapi Paman kan sudah memasukkan nya ke penjara, bagaiamana dia bisa bebas? Oh ya, apa yang Nai katakan?tanyanya, bergosip dengan penuh semangat.

Kamu perlu membicarakan ini kepada Khun Nai langsung, balas Patcharee.

Nai mungkin lega, lintah pengisap darah itu akhirnya pergi, kata Dan dengan sangat yakin.


Singkorn memberitahu Net bahwa dengan situasi seperti sekarang, Paramee pasti akan bersedia untuk menjual sahamnya. Dan dengan senang, Net memuji kehebatan Singkorn, karena berhasil membuat Paramee untuk menjual sahamnya.

Kita harus berterima kasih kepada Paul yang menjadi kambing hitam kita dan sekarang sudah pergi, kata Singkorn, merasa puas.

Dari jauh, Ratnee yang kebetulan lewat tidak sengaja mendengar pembicaraan mereka berdua. Dan lalu Singkorn memergokinya serta menangkap nya.


Kamu menguping? tanya Net, tidak senang.

Apa kamu tahu bahwa orang yang berisik itu umur nya singkat? ancam Singkorn, secara halus.


Aku sepupu Net. Net dan aku ada dikapal yang sama sejak awal. Terserah apa yang kalian berdua lakukan, memiliki aku untuk membantu kalian, bukankah itu lebih baik? katanya, menawarkan diri nya. Sebelumnya, aku ada membantu Net mendapatkan apa yang dia inginkan, katanya, mengingatkan Net, sambil tersenyum penuh arti.

Melihat itu, Net merasa kesal dan tidak nyaman.

Paramee duduk diruang makan dan merenung.


Flash back

Ketika Dara memberikan semua sahamnya kepada Paramee, dia mengatakan bahwa dia yakin kalau Paramee akan bisa membuat Crown Diamond semakin besar.

Untukmu dan anak kita, aku akan melakukannya, kata Paramee, berjanji. Lalu dia mengelus perut Dara dengan penuh perhatian.

Flash back end

Aku ingin menjaga segalanya untukmu dan anak kita, tapi sekarang kalian tidak disini lagi. Aku harus menjaga perusahaan terus maju. Jadi tolong jangan kecewa, Dara, gumam Paramee dengan ekspresi sedih.

Keesokan harinya. Paramee mengadakan rapat dan memberitahu para dewan direksi serta para pemegang saham bahwa demi memperbaiki situasi perusahaan dengan cepat, maka dia akan menjual sahamnya. Mengetahui itu, Nai merasa terkejut serta khawatir.


Apa ini berarti perusahaan baru yang akan datang, mereka akan memiliki autoritas yang sama dalam mengatur perusahaan seperti kamu? kata Kasin, mengajukan pertanyaan.

Jangan khawatir semuanya. Ada seseorang yang akan membantu dalam masalah uang dan manajemen, bukankah itu hal yang baik? balas Singkorn, menenangkan.

Siapa investor baru yang akan menuntun perusahaan kita ke global? tanya seorang dewan direksi lain.

ML Group. Perusahaan besar dari Hongkong, jawab Singkorn.


Mendengar nama ML, Nai merasa terkejut dan ingin memberitahu Paramee sesuatu. Tapi Net mengacamnya untuk diam. Jadi diapun diam.

Setelah rapat selesai, Net, Singkorn, dan Paramee, berkumpul didalam kantor. Singkorn menenangkan Paramee untuk jangan khawatir, karena setiap orang kelihatannya sudah setuju. Dan Paramee mengiyakan. Lalu dia bertanya- tanya, apa yang barusan ingin Nai katakan pada saat rapat tadi.

Dia mungkin mempedulikan tentang beberapa saham yang kamu jual, kata Singkorn.

Benar. Aku menebak kalau Nai takut bahwa asetmu akan berkurang, kata Net, menjelekkan Nai.


Omong kosong! Nai bukan orang yang seperti itu, balas Paramee, tidak percaya. Dan Net langsung cemberut.


Patcharee sangat tidak menyukai Paul, jadi dia terus berbicara buruk tentang Paul. Mendengar itu, Dr. Kashane mengingatkan Patcharee bahwa Paul adalah temannya, jadi dia ingin Patcharee berbicara lebih baik.

Dokter, kamu melihat dia sebagai teman, tapi apa dia melihat kamu sebagai teman? Dia bahkan tidak ada menghubungimu, kan? tanya Patcharee dengan sinis.

Dia mungkin punya alasan sendiri, balas Dr. Kashane.

Kamu terlalu optimis. Tampaknya aku perlu mengatur teman- temanmu dari sekarang, gumam Patcharee.



Apa? tanya Dr. Kashane, heran.

Dengan gugup, Patcharee terdiam dan berpikir. Lalu dia menjelaskan dengan agak tergagap. Aku berniat baik. Aku hanya tidak ingin kamu bertemu orang jahat, katanya, beralasan.

Benarkah? balas. Dr. Kashane, tidak terlalu percaya.

Saking gugupnya, Pathcaree tidak sadar bahwa gelas yang dituangnya sudah kepenuhan. Sehingga air yang dituangnya pun tumpah. Melihat itu, Dr. Kashane menggeleng- gelengkan kepalanya.



Para karyawan terkejut saat mengetahui kalau ML akan menjadi investor baru di perusahaan mereka. Dan lalu disaat itu, Gina datang membawa Paman Ken Yang ke dalam ruang rapat tim Nai.

Aku Ken Yang. Aku mungkin tidak perlu memperkenalkan diriku terlalu banyak, kan? kata Paman Ken Yang dengan ramah, menyapa Nai.


Nai tidak mengerti, kenapa Paman Ken Yang datang menemuinya, bukan Paramee. Dia mengira Paman Ken Yang ingin mengakui bahwa Paman Ken Yang benar telah mempekerjakan Paul untuk menghancurkan perusahaan mereka.

Aku jamin bahwa aku tidak pernah mempekerjakan Paul untuk melakukan apapun seperti yang kamu katakan, tegas Paman Ken Yang.

Kemudian kamu ingin memberitahuku bahwa Paul difitnah? tanya Nai, tampak tidak percaya.


Diluar ruangan. Gina menguping pembicaraan antara Nai dan Paman Ken Yang. Dan disaat itu, Singkorn lewat.

Melihat Paman Ken Yang berada didalam ruangan bersama Nai, dia langsung masuk dan menyapa Paman Ken Yang dengan semangat.


Mengapa kamu tidak memberitahuku bahwa kamu akan datang? tanya Singkorn. Supaya aku bisa menyambutmu dengan lebih baik.

Aku hanya ingin mengecek Crown Diamond sebelum kita menandatangani kontrak secara resmi, balas Paman Ken Yang. Sampai jumpa disaat itu, katanya. Lalu diapun pergi.

1 Comments

Previous Post Next Post