Original
Network : jTBC Netfix
Ketika kelas hukum perdata dimulai, dibangku belakang, Ye Seul dan
Kang Sol A makan secara diam- diam.
“Kukira kau akan menangis,” komentar Kang Sol A.
“Lebih baik dikeluarkan dan bernapas,” balas Ye Seul.
Jong Hoon dan Joon Hwi berdiri didepan patung keadilan, dan
mengenang perkataan Byung Ju dahulu. "Jangan menodai timbangan Dewi
Keadilan."
Flash
back
Byung Ju di undang ke sekolah Joon Hwi sebagai pembicara. Dan
disana, Byung Ju membahas tentang Jaksa dan Hukum.
“Pekerjaan seorang jaksa adalah memastikan bahwa tak ada seorang
pun yang merasa dicurangi oleh hukum,” kata Byung Ju.
Saat itu Byung Ju adalah jaksa yang cukup terkenal. Jadi mendengar
perkataannya didepan kelas, banyak murid yang merasa kagum. Dan mendengar
mereka memuji Byung Ju, Joon Hwi merasa bangga.
“‘Sekali jahat, akan selalu
jahat’. Agar tak mengalami bias atau prasangka, dia pakai penutup mata,”
kata Byung Ju menjelaskan tentang patung Dewi Keadilan. “Agar tak tercipta
dunia di mana hukumnya ‘tajam ke bawah
dan tumpul ke atas’, dia memegang pedang ini. Saat ada yang melanggar
hukum, baik itu presiden, guru kalian, atau keluarga kalian, itu tak penting.
Letakkan di atas timbangan ini sehingga mereka bisa dihukum secara adil menurut
undang-undang,” jelas nya. “Itulah jaksa sejati,” tegas nya.
Mendengar itu, para murid bertepuk tangan. Dan Joon Hwi
mengacungkan jempolnya sambil tersenyum kepada Byung Ju.
Flash
back end
Joon Hwi merasa kecewa kepada Byung Ju. Karena Byung Ju pernah
mengatakan, ‘Bersikaplah adil agar tak seorang pun merasa dicurangi.’ Tapi
kenyataannya, Byung Ju malah menutupi kasus tabrak lari dirinya sendiri. Dan
Joon Hwi juga menyalahkan Jong Hoon, karena Jong Hoon tidak langsung menangkap
Byung Ju, ketika Byung Ju menyatakan bahwa Man Ho lemah otak. Dan seharusnya
Jong Hoon langsung curiga, ketika Byung Ju mengatakan bahwa suap itu adalah
hadiah.
Mendengar itu, Jong Hoon menatap Joon Hwi. Dan Joon Hwi bertanya
pelan, “Apa aku melakukannya?” tanyanya.
Flash
back
Joon Hwi mengikuti Byung Ju sampai di dekat tangga. Dia menyuruh
Byung Ju untuk menyerahkan diri. Tapi Byung Ju tidak mau.
Joon Hwi kemudian ingin menghubungi polisi. Melihat itu, Byung Ju
merebut ponselnya. Lalu mereka pun saling tarik menarik. Dan disaat itulah,
Byung Ju tanpa sengaja terjatuh dari atas tangga. Dan Joon Hwi langsung
mendekatinya dengan khawatir.
“Paman. Kau baik-baik saja?” tanya Joon Hwi. Tapi Byung Ju tidak
sadarkan diri. Lalu dia menghubungi bantuan. “Aku di balai sidang Fakultas
Hukum Hankuk. Profesorku jatuh dari tangga dan pingsan,” lapor nya.
Tepat disaat itu, Byung Ju tersadar. Dia merebut ponsel Joon Hwi
dan mematikan telpon nya. Lalu dia mengambil kaca matanya dan berdiri dengan
pelan. Dia lalu masuk ke dalam ruangan dan mengunci ruangannya.
“Paman, kau tak apa-apa?” tanya Joon Hwi, mengetuk pintu.
“Aku baik-baik saja. Biarkan aku mengajar,” balas Byung Ju.
“Kepalamu terbentur. Kau harus ke dokter,” kata Joon Hwi,
khawatir. Tapi Byung Ju tidak menjawab.
Byung Ju memegang kepalanya dan merasa sakit.
Flash
back end
“Seharusnya aku membawanya ke rumah sakit,” kata Joon Hwi,
menyalahkan dirinya sendiri. Dan mendengar itu, Jong Hoon hanya diam saja.
Dikamar asrama. Kang Sol A merasa stress mengerjakan tugas dari
Jong Hoon. Lalu diapun mulai bergosip, “Bagaimana awalnya? Jika aku tahu kau
menyukai Joon-hwi, aku tak akan berlagak akrab dengannya. Itu pasti membuatmu
jengkel. Kau marah karena menjadi Sol B…”
“Tidak sama sekali, karena kau bukan sainganku,” sela Kang Sol B
dengan percaya diri.
Didalam kelompok belajar. Kang Sol A, Kang Sol B, Ji Ho, Ye Seul,
Seung Jae, Bok Gi. Mereka berenam membahas tentang tugas dari Jong Hoon.
‘Overdosis versus hematoma otak karena
jatuh.’ Dan mereka merasa stress, karena ini adalah tugas yang sulit.
Lalu Penjaga Dong datang dan memberikan kerupuk kepada setiap mereka,
kecuali Kang Sol A dan Ye Seul. “Aku tak suap sembarang orang. Bagi kalian, ini
lebih seperti bersedekah,” jelasnya.
“Bagaimana kau tahu ini suap atau sedekah?” tanya Kang Sol A,
heran.
“Kau dapat 28. Kau, 29,” jawab Penjaga Dong. Dan dengan kecewa,
Kang Sol A dan Ye Seul langsung menurunkan tangan mereka.
Joon Hwi datang ke kelompok belajar. “Kubawakan catatan ujianku.
Gunakan sesuka kalian,” katanya, meninggalkan kotak yang dibawanya. Lalu dia
pergi.
Kang Sol B mengikuti Joon Hwi keluar dan memanggilnya. “Kau tak
peduli?” tanyanya, penasaran. “Penyebabnya belum diketahui.”
“Aku tak peduli,” balas Joon Hwi, bersikap acuh.
“Aku peduli.”
“Aku membunuhnya,” tegas Joon Hwi. Lalu dia pergi.
Keesokan harinya. Wakil Dekan Ju mengintip ke dalam kelas Jong
Hoon untuk melihat apa yang diajarkan nya.
Kelompok 1. Kang Sol B, Ye Seul, Seung Jae. Mereka menyatakan
bahwa Jong Hoon adalah pelakunya. Karena berdasarkan hasil tes DNA, barang
bukti paling terpercaya, itu menunjukkan rambut yang ditemukan di tangan korban
adalah milik Jong Hoon.
“Jika dia berikan kopi dan gula karena korban tunjukkan gejala
gula darah rendah, maka bisa saja dia menarik rambut Yang secara alami saat
serangan hipoglisemia,” komentar Joon Hwi.
Kelompok 2. Ji Ho, Kang Sol A, Bok Gi. Mereka menyatakan bahwa
Joon Hwi adalah pelakunya. Karena Joon Hwi ada menukar kacamata milik Byung Ju.
Dan menyembunyikan kacamata itu di dalam kamar asrama.
“Joon-hwi, bisakah kau jujur saja dengan perbuatanmu?” tanya Bok
Gi.
“Kuminta kalian untuk mengacu hanya pada barang bukti,” tegas Jong
Hoon.
“Sejujurnya, aku tak paham kenapa kita harus lakukan ini,” protes
Kang Sol A, tidak ingin melanjutkan kasus ini lagi. “Aku tak ingin menempatkan
Tn. Yang atau Tn. Han di timbangan.”
“Masalah utama yang menjadikan Joon-hwi tersangka bukanlah
ditukarnya kacamata, tapi sengaja atau tidaknya dia mendorong Seo,” kata Jong
Hoon, tetap melanjutkan kasus ini.
Mendengar itu, Joon Hwi menatap Jong Hoon.
Flash
back
Joon Hwi memberitahu Jaksa Jin tentang perdebatannya dengan Byung
Ju dan bagaimana tanpa sengaja Byung Ju terjatuh dari tangga. Mendengar itu,
Det. Dong Su merasa kesal, kenapa Joon Hwi tidak ada mengatakan apapun
sebelumnya, ketika Jong Hoon masih ditahan. Dan Jaksa Jin juga merasa sama
kesal nya.
“Makin kau mencurigaiku, makin sedikit alasanmu untuk menahannya,”
kata Joon Hwi sambil tersenyum.
“Kau sengaja lakukan ini? Karena kau ingin dia dibebaskan?” tanya
Det. Dong Su, tidak menyangka. Dan Jaksa Jin merasa sangat stress.
Flash
back end
“Apa karena kau ingin aku segera kembali mengajar?” tanya Jong
Hoon sambil menatap Joon Hwi.
Det. Dong Su dan Jaksa Jin sama- sama merasa stress. Melihat itu,
Det. Oh pun hanya diam saja serta memakan makanannya.
Selesai makan, Det. Dong Su, Det. Oh, dan Jaksa Jin kembali
bekerja. Mereka mencoba mencari dokter lain untuk melakukan autopsi ulang untuk
mencari penyebab kematian Byung Ju yang pasti nya.
“Kenapa kita tak bisa tahu sebabnya? Bagaimana jika kita
kehilangan keduanya?” tanya Det. Dong Su, khawatir.
“Itu tak akan terjadi,” tegas Jaksa Jin. Dia bertekad kuat untuk
menyelesaikan kasus ini, karena Jong Hoon menuntut nya.
Man Ho datang ke kampus menemui Jong Hoon. Awalnya Jong Hoon ingin
mengabaikan nya serta berjalan pergi begitu saja, tapi saat Man Ho mengatakan
tentang donor darah, diapun berhenti.
“Orang yang berhati nurani tak akan mengacaukan hidup seseorang
yang telah menyelamatkannya. Sebagai contoh, mengungkit masa kelam seseorang,”
kata Man Ho.
“Jika kau menyelamatkan hidupku, pasti ada alasan di baliknya,” balas Jong Hoon dengan yakin. Lalu dia menepuk bahu Man Ho dan pergi.