Original
Network : jTBC Netfix
Jong Hoon datang menemui Wakil Dean Ju di kantornya, ketika Wakil Dean Ju sedang memegang laptopnya. Dan Wakil Dean Ju sangat terkejut.
Flash
back
Wakil Dean Ju melarang setiap mahasiswa/i untuk menggunakan laptop
di kelas nya. Lalu Kang Sol B protes dan menuntut hak nya sebagai seorang murid
untuk diizinkan memakai laptop didalam kelas. Dan Wakil Dean Ju membalas
menggunakan hak nya mengajar sebagai dosen. Sebagai dosen, dia berhak mengajar
sesuai caranya.
“Bukankah kau menyalahgunakan hakmu?” tanya Kang Sol B, mengeluh.
“Itu kelalaianmu sebagai murid!” bentak Wakil Dean Ju.
“Silakan kurangi nilaiku,” balas Kang Sol B, tidak takut.
Akhirnya Wakil Dean Ju menyita laptop yang Kang Sol B bawa. Lalu
setelah kelas selesai, dia menyuruh asistennya untuk mengabari Kang Sol B agar
mengambil laptopnya di kantor. Dan si asisten menjawab bahwa dia sudah
memberitahu Kang Sol B. Tapi anehnya, sampai sekarang Kang Sol B belum juga ada
datang.
Kemudian Wakil Dean Ju membuka laptop tersebut. Dan ternyata itu
adalah laptop milik Jong Hoon. Melihat itu, Wakil Dean Ju merasa terkejut dan
langsung menghubungi asistennya.
“Kau yakin ini laptop milik Kang Sol B?” tanya Wakil Dean Ju.
“Ya, kupaksa dia untuk menyerahkannya,” jawab si asisten.
Tiba- tiba disaat itu, sebuah email masuk dari Komisi Hak Cipta
Korea. Wakil Dean Ju yang sedang membuka laptop tersebut, membacanya. Dia
menjadi orang pertama yang membuka email tersebut.
Begitu juga dengan Jong Hoon yang memegang ponsel. Dia menjadi
orang kedua yang membuka email tersebut.
Flash back
Diruang rapat. Jong Hoon, Byung Ju, dan Wakil Dean Ju, berkumpul.
Jong Hoon melapor kepada Byung Ju bahwa dia menemukan dokumen ‘Publikasi
tuntutan kriminal’ yang dibuat oleh Kang Sol B, mahasiswi tahun pertama. Saat
dia membaca dokumen tersebut, dia menyadari bahwa yang tertulis disana hanyalah
terjemahan dari tesis yang pernah Byung Ju tulis untuk ‘Ulasan Hukum’, selama
Byung Ju studi di Harvard.
“Akan kutemui Kang Sol B untuk memeriksa fakta permasalahan…” kata
Wakil Dean Ju, menawarkan diri untuk membantu.
“Tidak,” tolak Byung Ju. “Aku yang akan menemui dia.”
Flash back end
Wakil Dean Ju mengingat kejadian tersebut. Lalu tiba- tiba datang
pesan masuk dari Jong Hoon. Dan dia merasa terkejut serta langsung menutup
laptop yang dipegang nya.
Flash
back end
Jong Hoon datang ke kantor Wakil Dean Ju. Dan dengan gugup, Wakil
Dean Ju berusaha untuk bersikap biasa saja.
“Kenapa datang kemari selarut ini? Silakan duduk,” kata Wakil Dean
Ju dengan sikap ramah. Dan Jong Hoon tidak menolak.
Secara langsung, Jong Hoon memberitahu kan tujuan kedatangannya.
Alasan utama dia ditahan adalah perusakan barang bukti, karena laptopnya
hilang. Awalnya dia mengira kalau laptop itu beneran hilang, tapi sekarang dia
berpikir bahwa bisa jadi seseorang mencuri laptopnya. Dan kecurigaannya ini
beralasan.
“Seseorang mencurinya? Untuk apa?” tanya Wakil Dean Ju, berpura-
pura bodoh.
“Menurutmu?” balas Jong Hoon, bertanya. “Itu laptop baru, hanya
ada referensi plagiarisme di sana. Tak ada petunjuk dan barang bukti tentang
pelaku. Tak ada alasan untukku menyembunyikannya,” jelas nya.
Ibu Kang B datang ke asrama. Dia memeriksa minuman energi yang ada
didalam kulkas Kang Sol B, dan ternyata jumlahnya masih ada 12. Kepadahal kalau
Kang Sol B rajin minum setiap pagi, seharusnya sisa 6. Dan lalu Ibu Kang B
marah serta memaksa Kang Sol B untuk langsung meminum itu. Dan dengan patuh,
Kang Sol B meminumnya.
“Ini tak akan terjadi kalau kau di rumah,” gumam Ibu Kang,
mengeluh. Lalu Kang Sol B mengambil sebungkus lagi, lagi, lagi, dan lagi. Dan
dia meminum semua itu sekaligus.
“Sudah puas? Aku akan tetap di sini,” balas Kang Sol B, setelah
meminum semuanya.
Ibu Kang B kemudian meminta Kang Sol A untuk keluar dulu. Dan Kang
Sol A pun berjalan keluar. Tapi sebelum dia keluar dari kamar, dia mendengar
Ibu Kang B mengomel lagi. Dan mendengar isi omelannya, dia merasa agak
canggung.
“Aku tak suka kau sekamar dengan gadis itu. B? Kenapa putriku
menjadi si B?” teriak Ibu Kang B, mengomel. “Ini menjengkelkan.”
Wakil Dean Ju terus berpura- pura bodoh. Dengan berpura- pura
tidak tahu dimana laptop Jong Hoon. “Menurutmu, alasannya mengambil laptop itu
berkaitan dengan kematian Profesor Seo?” tanyanya.
Kang Sol B bersikeras untuk tetap tinggal di asrama. Mendengar
itu, Ibu Kang mengambil pil dan meminum banyak secara sekaligus didepan Kang
Sol B.
“Muntahkan,” pinta Kang Sol B. Tapi Ibu Kang mengabaikannya. “Aku
akan ikut, jadi muntahkan,” pinta Kang Sol B, khawatir.
Kang Sol A berpapasan dengan Ye Seul yang berjalan pulang dengan
agak sempoyongan. Dia ingin membantu Ye Seul. Tapi Ye Seul mengabaikannya dan
langsung masuk ke dalam kamar.
“Ye-seul,” panggil Kang Sol A, mengetuk pintu kamar Ye Seul.
“Sol, aku tak apa-apa. Aku minum terlalu banyak. Aku tidur dulu,”
jawab Ye Seul.
Jong Hoon menanyakan, apakah Wakil Dean Ju sudah bertemu dengan
Kang Sol B. Dan Wakil Dean Ju menjawab belum, karena saat itu, dia menunggu
Byung Ju untuk menemui Kang Sol B terlebih dahulu. Lalu tiba- tiba malah
terjadi kasus pembunuhan Byung Ju, jadi jika kasus plagiarisme mencuat, maka
universitas akan kesulitan.
“Lebih baik kita menutupinya?” tanya Jong Hoon.
“Bukan itu maksudku. Setelah reputasi kampus pulih… ” balas Wakil
Dean Ju.
“Silakan memulihkan reputasi kampus. Akan kuurus plagiarisme
ini,”: balas Jong Hoon. Lalu dia langsung berdiri dan pergi.
Dalam perjalanan. Ibu Kang B terus mengomel. Dia melarang Kang Sol
B untuk ikut kelompok belajar lagi, karena menurutnya mereka tidak berguna,
mereka hanya membuat nilai Kang Sol B terus menurun. Lalu dia menanyai, kenapa
Kang Sol B begitu bersikeras untuk mempertaruhkan nilai hanya demi laptop. Dan
Kang Sol B menjawab bahwa semuanya sia- sia, karena disertasi (tesis) nya.
“Hak cipta hanya bisa diprotes korban. Seo Byung-ju sudah mati,”
kata Ibu Kang B dengan sangat yakin bahwa tidak akan ada masalah dengan
disertasi Kang Sol B.
“Yang Jong-hoon. Profesor Yang tahu,” balas Kang Sol B.
“Tak akan ada yang memercayai pembunuh. Jangan cemas…”
“Kemasan gulanya,” sela Kang Sol B. “Itu ada di atas meja, seperti
katanya. Bukan Profesor Yang…”
Mendengar kalimat itu, Ibu Kang B langsung menepikan mobil ke
pinggir jalan dan mematikan kamera didalam mobil.
“Katakan. Jika bukan dia, lalu siapa?” tanya Ibu Kang B, merasakan
firasat buruk.
Sesampainya dirumah, Ibu Kang B mencoba menghubungi Ayah Kang B.
Didalam kamar mandi. Kang Sol B berbaring didalam bathup sambil
meminum segelas anggur dengan nyaman.
Telpon tersambung. Dengan panik, Ibu Kang B memberitahu Ayah Kang
B bahwa Kang Sol B ada melihat kemasan gula yang ditempat kematian Byung Ju.
Tapi dia tidak tahu, kenapa Kang Sol B berbohong kepada polisi. Juga, dia ada
memeriksa ponsel Kang Sol B, dan di daftar pencarian, Ibu Kang B menemukan
sesuatu yang mengejutkan.
“Dosis
mematikan sabu-sabu, tempat membelinya, kapan seseorang akan mati setelah
mengonsumsinya?”
Tiba- tiba Jong Hoon menelpon ke ponsel Kang Sol B. Dan Ibu Kang B
merasa gugup harus bagaimana.
Didalam bathup. Kang Sol B masih bersantai dengan nyaman.
Flash
back
Asisten Prof. Ju memberitahu Kang Sol B untuk pergi ke ruangan
Wakil Dean Ju dan ambil laptop yang ditahan.
Kang Sol B datang secara diam- diam ke dalam kantor Wakil Dean Ju.
Dia berniat untuk mengambil laptop nya yang di tahan.
Tapi tiba- tiba Wakil Dean Ju dan bersama dengan Det. Oh. Jadi
diapun tidak jadi mengambil laptop tersebut dan bersembunyi dibelakang pintu.
Ketika Wakil Dean Ju dan Det. Oh tidak memperhatikan, dia keluar
dari ruangan secara diam- diam. Lalu dia berpapasan dengan Det. Dong Su.
“Pencuri laptop itu adalah pelakunya?” kata Det. Dong Su,
berbicara di telpon. Mendengar itu, Kang Sol B merasa panik.
Flash
back end
Mengingat hal tersebut, Kang Sol B merasa stress dan
menenggelamkan dirinya ke dalam bathup.
Ji Ho masih memikirkan, kenapa Kang Sol B tidak ingin dia untuk
melihat tesis yang dibuat nya.
Selesai mandi, Joon Hwi meminta Ji Ho untuk bantu mengeringkan
rambut nya sebagai permintaan maaf. Dan Ji Ho melakukannya sambil menjelaskan
bahwa pada saat itu, kecurigaannya berdasar.
“Omong-omong, soal kemasan gula yang disebutkan Prof. Yang. Kau
tak lihat di TKP?” tanya Joon Hwi, mengungkit kasus Byun Ju.
“Tidak. Kenapa?” balas Ji Ho, bingung.
“Jika ada saksi mata yang melihat kemasan gula di sana, itu akan
sangat membantunya,” balas Joon Hwi. Lalu dia lanjut mengeringkan rambutnya
sendiri.
Ji Ho lanjut membaca ‘Ulasan Hukum’ yang di buat oleh Byung Ju.
KLINIK
HUKUM
Kang Sol B keluar dari kelompok belajar. Dan mendapatkan kabar
tersebut, Kang Sol A merasa terkejut serta heran.
Eun Suk datang dan memberikan selamat kepada Joon Hwi yang kembali
ke sekolah. Dan Joon Hwi mengiyakan serta menyalami tangan Eun Suk yang terulur.
“Pukul berapa kita menemui mereka?” tanya Eun Suk kepada Kang Sol
A.
“Pukul empat,” jawab Kang Sol A.
Ibu Kang B mengantarkan Kang Sol B ke kampus. Lalu dengan lembut,
dia memberitahu Kang Sol B kalau mereka akan menghentikan berobatan di
psikiater serta mereka akan baik- baik saja. Dan Kang Sol B meminta izin untuk
bisa kembali tinggal di asrama. Mendengar itu, Ibu Kang kembali bersikap keras.
Dia melarang Kang Sol B untuk tinggal diasrama dan dia menyuruh Kang Sol B
untuk keluar dari kelompok belajar serta cari tutor saja, karena nilai tahun
pertama sangat penting. Dengan malas, Kang Sol B keluar dari mobil dan berjalan
pergi.
“Jangan cemas, ikuti saja ucapanku…” teriak Ibu Kang B,
mengingatkan.
“Urus saja urusanmu,” balas Kang Sol B, malas.
Ji Ho menunjukkan ‘Ulasan Hukum’ kepada Kang Sol B dan menanyai,
apakah ini alasan kenapa Kang Sol B tidak ingin mereka membaca tesis nya.
Ibu Kang B datang menemui Jong Hoon. Dia mempertanyakan, bagaimana
bisa seorang tersangka pembunuhan seperti Jong Hoon bisa menyusun soal ujian
tengah semester. Juga setahunya, Jong Hoon telah didakwa dan dipecat. Dan Jong
Hoon membenarkan kata- kata Ibu Kang B, dia bukan dipecat, tapi
dibebastugaskan. Tapi Ibu Kang B tidak peduli, karna menurutnya itu sama saja.
“Kita bahas disertasi putrimu lebih dahulu. Bukan hanya
plagiarisme, tapi pelanggaran hak cipta. Hadiah yang dia dapat berkaitan dengan
penerimaannya, sehingga hak tersebut dapat dicabut,” kata Jong Hoon,
mengalihkan topik.
Mendengar itu, Ibu Kang B merasa gugup. Dan untuk menutupi rasa
gugupnya, dia meminum teh yang ada.
Kang Sol B memberitahu Ji Ho bahwa sejak SMA, nilai bahasa Inggris
nya seperti TOEFL dan TEPS, semuanya sempurna.
Ibu Kang B menunjukkan setiap penghargaan yang pernah Kang Sol B
dapatkan.
“Tidakkah kau iri saat aku menang Penghargaan Wartawan Terbaik di
Mahkamah Konstitusi, menyaingi murid SMA dan mahasiswa?” tanya Kang Sol B
dengan sikap tenang.
“Tapi ini ditulis saat SMA?” tanya Ji Ho, ragu.
Ibu Kang B menjelaskan kepada Jong Hoon bahwa Kang Sol B ada
membantu Byung Ju dalam menulis tesis tersebut, namun Byung Ju hanya
mencantumkan namanya saja, ketika Byung Ju menyerahkan tesis itu ke Falkutas
Hukum Harvard.
“Maksudmu Prof. Seo memanfaatkannya?” tanya Jong Hoon, memastikan.
“Dia tak bisa selesaikan tesisnya, makanya kami gunakan. Kami tak
tahu dia mempublikasikan tesis itu. Dia mengabaikan seorang murid SMA,” jawab
Ibu Kang B, melemparkan kesalahan kepada Byung Ju.
“Jadi, putrimu tak tahu tulisannya dipublikasikan?” tanya Jong
Hoon, memastikan lagi.
“Disertasiku didasari oleh penelitianku,” kata Kang Sol B.
Mendengar itu, Ji Ho diam dan berpikir. Dengan gugup, Kang Sol B
memperhatikan setiap reaksi serta ekspresi wajah Ji Ho.
Ibu Kang B menjelaskan bahwa Ayah Kang B adalah seseorang berdarah
hukum. Juga rumah mereka dipenuhi dengan buku- buku hukum. Jadi Kang Sol B
sudah membaca hukum sejak TK dan Kang Sol B lebih memahami konstitusi di
banding lagu kebangsaan. Maka tidak heran, bila Kang Sol B memiliki bakat untuk
membuat tesis tersebut.
“Aku selaku dosennya yang akan menilainya,” tegas Jong Hoon.
“Kau pasti kecewa. Kau ingin aku pergi seperti Joon-hwi,” ejek
Kang Sol B. Lalu dia berniat untuk pergi.
Tepat disaat itu, Joon Hwi datang. “Tidak mungkin. Dia senang
sekali, sampai membantuku keringkan rambut,” katanya, membela Ji Ho.
“Baguslah,” balas Kang Sol B, kesal.
“Kau menulis tesis saat SMA?” tanya Joon Hwi. Dan Kang Sol B diam.
“Melihat kemampuanmu, aku percaya. Maaf atas tindakan pamanku yang kurang
menghargaimu,” katanya dengan tulus. Dan Kang Sol B tetap diam. Lalu dia
berjalan pergi.
Jong Hoon berdiri didepan patung dewi keadilan, menunggu sampai
Kang Sol B lewat. Dan ketika Kang Sol B lewat, dia menjelaskan bahwa dia ingin
mendengar dari sisi Kang Sol B. Apakah benar tesis tersebut di siapkan oleh
Byung Ju bersama Kang Sol B, ketika Kang Sol B masih SMA.
“Jika aku tahu dia akan mempublikasikannya, aku tak akan
menyerahkannya untuk kontes,” kata Kang Sol B, menjawab.
“Kudengar kau menemui Prof. Seo,” kata Jong Hoon.
Flash
back
Kang Sol B dan Ibu Kang datang ke ruangan Byung Ju bersama- sama.
Flash
back end
Kang Sol B menceritakan bahwa pada saat itu, Ibu nya sangat marah
sekali, karena disertasi nya dituduh plagiat.
“Menurut ibumu, Prof. Seo telah meminta maaf kepadamu,” kata Jong
Hoon.
“Apa kali ini giliranku?” balas Kang Sol B, bertanya.
Sesampainya dirumah, Ibu Kang B langsung menelpon Ayah Kang B dan
menceritakan apa yang terjadi. Lalu ntah apa yang di katakan Ayah Kang B, dia berteriak
dengan keras bahwa dia serta putrinya, Kang Sol B, masih waras.
Kang Sol B datang ke ruangan Wakil Dean Ju.
Ibu Kang B merasa stress. Lalu dia diam dan menenangkan dirinya
sambil menatap foto keluarga mereka.
“Ayah,” kata Kang Sol B, memanggil Wakil Dean Ju.
“Andai saja kau lolos ujian yudisial dan menjadi hakim,” gumam Ibu
Kang B. sambil menatap foto keluarga mereka.
Didalam foto itu, setiap laki- laki memakai baju kejaksaan. Hanya
Wakil Dean Ju yang memakai jas sendirian.
Dengan tenang, Wakil Dean Ju menuang kopi ke dalam gelas nya. Dan
melihat itu, Kang Sol B langsung menanyai, apa yang ingin di ketahuinya.
“Apa kau sedang bersamaku saat Prof. Seo dibunuh?” tanya Kang Sol
B.
Flash
back
“Menurutmu, alasannya mengambil laptop itu berkaitan dengan kematian
Profesor Seo?” tanya Wakil Dean Ju, memastikan. Dan Jong Hoon diam sambil
tersenyum saja. “Tidak, bukan dia. Dia ada bersamaku saat kasus itu terjadi,”
katanya, membuat alibi untuk Kang Sol B.
“Dia bersamamu?” tanya Jong Hoon.
“Dia berkeras untuk memakai laptopnya di dalam kelas, jadi
kupanggil dia untuk bicara,” jawab Wakil Dean Ju, membenarkan.
Flash
back end
“Kau tidak mengatakan itu pada polisi,” kata Kang Sol B dengan
yakin.
Wakil Dean Ju kemudian mengambil sebungkus gula dan memasukkannya
ke dalam kopinya. “Lalu kenapa… kau
tidak bilang?” tanyanya sambil menunjukan bungkus gulanya.
Flash
back
Ketika Kang Sol B berada di dalam kantor Byung Ju. Dia melihat
dengan jelas ada sebungkus gula diatas meja nya.
Flash
back end
“Bagaimana denganmu? Kenapa kau diam saja?” tanya Kang Sol B. “Kau
perlu Prof. Yang untuk menjadi tersangka…” tebaknya, karena sebungkus gula di
kantor Byung Ju tersebut berasal dari Wakil Dean Ju.
“Cukup,” kata Wakil Dean Ju, menghentikan Kang Sol B. “Kita
bicarakan di rumah,” tegasnya. Lalu dia ingin membuang bungkus gula nya.
Kang Sol B merebut bungkus gula tersebut dari Wakil Dean Ju. “Bagaimana
jika Prof. Yang melihatnya? Jangan bawa ini ke sekolah. Tegaskan
kecurigaannya,” jelasnya sambil menyimpan bungkus gula tersebut dengan gugup. “Laptopnya
sudah kau singkirkan?” tanyanya, cemas.