Sinopsis K- Drama : Law School Episode 7/1



Original Network : jTBC Netfix

APRIL 2016 (4 TAHUN YANG LALU)

Seorang wanita berjalan mendekati suatu ruangan.

Didalam ruangan sauna. Dewan Ko meminta Byung Ju untuk membantunya mengenai pelanggarannya terkait UU Pemilihan Umum. Karena ‘Bocah bermuka tebal’ itu datang menemui Jong Hoon dan melaporkannya. Tapi Byung Ju menolak, karena Jong Hoon pasti tidak akan mendengarkannya.

“Buat dia mendengarkanmu. Dia hanya berhubungan denganmu di kejaksaan. Setidaknya lakukanlah itu untukku,” pinta Dewan Ko.


Tepat disaat itu, Jong Hoon datang dan bergabung didalam sauna. Tanpa berbasa- basi, dia meminta kerjasama Dewan Ko untuk membantunya dalam penyelidikan, sesuai yang penuduh, Kang Dan, laporkan. Yaitu Dewan Ko menyebarkan isu tentang lawan untuk menang. Dan Dewan Ko menyangkal dengan alasan bahwa Kang Dan melakukan ini untuk memeras nya.

“Jaksa Yang,” kata Byung Ju, ingin menghentikan Jong Hoon. Tapi Jong Hoon tidak peduli dan mengabaikan nya.

“Perjalananmu masih panjang. Tidak kusangka kau jatuh dalam rencana gadis itu,” komentar Dewan Ko. “Lepas pakaianmu,” katanya, menyarankan.

“Panas juga di sini,” gumam Jong Hoon, setuju. Lalu dia melepaskan jas yang dikenakan nya dan melonggarkan dasi di lehernya. “Kau suruh orang sebarkan informasi palsu?” tanyanya. “Mari berkeringat,” ajaknya dengan bersemangat. “Sekarang, jawablah aku,” katanya, menunggu jawaban.

Mendengar itu, Dewan Ko serta Byung Ju sama- sama merasa tidak nyaman.


-Kebenaran dan Keadilan Hanya Oleh Hukum-

“Ini Kang Dan. Benar ini nomor Jaksa Yang Jong-hoon?” tanya Kang Dan, si penelpon. Mendengar itu, Kang Sol A dan Jong Hoon sama- sama merasa terkejut.

Lalu sebelum Jong Hoon sempat mengambil ponselnya dan menjawab, Kang Sol A merebut ponsel tersebut duluan. “Apa kau Kang Dan? Halo? Apa kau Kang Dan? Ini aku, Kang Sol. Halo?” tanya Kang Sol A dengan cepat.

Melihat Kang Dan tidak menjawab, Jong Hoon merebut ponsel nya dari Kang Sol A. “Ini Yang Jong-hoon. Halo? Halo…” panggilnya. Tapi tiba- tiba telpon dimatikan.

Ji Ho dan Joon Hwi makan bersama. Ji Ho menanyai, bagaimana sidang kemarin. Dan Joon Hwi menjawab bahwa seharusnya Ji Ho datang dan saksikan. Tapi Ji Ho tidak mau, karena dia yang akan menjadi saksi di sidang berikutnya, jadi dia tidak mau datang dua kali ke sana. Dan Joon Hwi mengerti.


“Jadi, kenapa Profesor Kang Ju-man…” kata Ji Ho, penasaran, ketika melihat foto Kang Sol A dan Wakil Dean Ju.

“Fotonya tampak bagus. Tanyakan dia. Aku juga penasaran,” gumam Joon Hwi, berpura- pura bodoh sambil tersenyum.

“Apa benar Sol A putri Profesor Kang?” tanya Ji Ho, ingin tahu.

“Sol A tampak lebih cantik aslinya. Tanya dia,” jawab Joon Hwi, terus berpura- pura bodoh. Lalu dengan serius, dia meminta nasi Ji Ho.


Jong Hoon mencoba menghubungi kembali nomor Kang Dan, tapi tidak diangkat. Dengan heran, Kang Sol A menanyai, apakah itu benar Kang Dan serta mengapa Kang Dan menghubungi Jong Hoon.

“Aku mencarinya ke sana kemari. Sepertinya aku melihatnya tahun lalu di Konferensi Hukum Pidana di Harvard,” kata Jong Hoon, memberitahu.


Ji Ho menanyai pendapat Joon Hwi, apakah benar Kang Sol B menulis disertasi itu pada saat SMA. Dan Joon Hwi menjawab tidak tahu. Lalu Ji Ho mengomentari kalau benar disertasi ini adalah milik Byung Ju, maka itu sungguh tercela. Mendengar kata ‘tercela’, Joon Hwi merasa bingung. Dan Ji Ho menunjukkan artikel berita berjudul ‘CEO SEO GI-YEOL BUNUH DIRI’, kepada Joon Hwi.


“CEO Seo Gi-yeol dari TOYGOODTOY, perusahaan mainan Korea, bertindak ekstrem saat proses penyidikan. Menurut Kepolisian Jungang Seoul, Seo ditemukan di kantornya sekitar pukul 17.00, setelah membakar dirinya, oleh putranya. Polisi tak menemukan kejanggalan dan menganggap tindakan tersebut didasari oleh stres berat yang disebabkan proses investigasi, sehingga disimpulkan kejadian itu murni bunuh diri,” kata Ji Ho, membacakan kasus Ayahnya dengan sikap tenang dan nada datar, seolah dia sedang membaca hal yang biasa saja.


“Putra yang menemukan ayahnya tewas terbakar setelah proses penyidikan adalah aku. Jaksa yang menyelidikinya adalah Seo Byung-ju,” kata Ji Ho sambil menatap Joon Hwi. Dan Joon Hwi merasa tertegun. Lalu suasana menjadi terasa agak aneh serta tidak nyaman.

Joon Hwi kemudian melihat satu persatu file yang ada didalam laptop Ji Ho. File- file tersebut berisikan data Byung Ju, foto Byung Ju dan dirinya, serta kasus Ayah Ji Ho.

Membocorkan tuduhan seseorang adalah pelanggaran serius terhadap HAM. Pelaku harus dihukum berat. Itu yang ditulis di tesisnya. Tapi kau tahu perbuatannya pada ayahku? Bukankah lucu?” tanya Ji Ho, merasa ironis.

Mendengar itu, Joon Hwi diam sambil membaca ULASAN HUKUM yang ditulis oleh Byung Ju, Paman nya.



Kang Sol A sangat ingin tahu, ada hubungan apa antara Kang Dan serta Jong Hoon. Juga apa alasan Kang Dan meninggalkan rumah berkaitan dengan surat yang ditulis nya.

“Diskusi ini tak akan membantu nilai ujian akhirmu. Pikirkan itu dahulu,” kata Jong Hoon, memberitahu. “Kau harus mengulang setahun jika tak lolos, bukan?” tanyanya.



Kang Sol A dan Joon Hwi masuk ke dalam lift yang sama. Tapi mereka saling berdiam diri dan merenung, terlarut ke dalam pikiran masing- masing. 

Seperti biasa, Ibu Kang B menelpon dan mencoba membujuk Kang Sol B supaya pulang serta tinggal dirumah. Dan dengan malas, Kang Sol B menjawab bahwa dia lelah dan mau tidur. Lalu dia langsung mematikan telpon nya.

Ketika Kang Sol A kembali ke kamar. Dia langsung mencuci muka nya untuk menghilangkan rasa depresi didalam hatinya. “Ya, aku harus lolos terlebih dulu. Diam dan fokuslah belajar untuk ujian akhir,” gumam nya sambil menatap dirinya sendiri didepan cermin.


Kang Sol B bangun serta menanyai, kenapa Kang Sol A membiarkan orang- orang salah paham. Dan dengan acuh, Kang Sol A menyuruh Kang Sol B untuk mengklarifikasi sendiri, jika Kang Sol B tidak suka.


Sesampainya dikamar. Joon Hwi langsung mandi untuk menenangkan dirinya.


Selagi Joon Hwi mandi, Ji Ho menatap fotonya dengan Ayahnya. Lalu ketika Joon Hwi keluar dari kamar mandi, dia langsung menyimpan foto tersebut ke dalam laci.


Dengan ragu, Joon Hwi mendekati Ji Ho. “Boleh kulihat… berkas tersebut?” pintanya. Dan Ji Ho memberikan flashdisk yang berisikan kasus Ayahnya dengan Byung Ju.

“Kau tahu apa yang lebih lucu?” tanya Ji Ho. “Pamanmu tewas di hari yang sama dengan ayahku,” katanya sambil mendengus pelan.


Ketika Kang Sol A selesai mandi, dia menemukan minuman tonik diatas meja nya. Dia mengira Kang Sol B lupa menyimpan tonik tersebut di kulkas, jadi dia mau membantu menyimpan nya. Menyadari iu, tanpa membuka matanya sama sekali, Kang Sol B berbicara, dia menyuruh Kang Sol A untuk meminum tonik tersebut.

“Untuk apa?” tanya Kang Sol A, heran.

“Kau putri Profesor Kang Ju-man,” canda Kang Sol B dengan nada serius.


Ibu Kang B merasa lega, karena semuanya sudah berakhir dan Kang Sol B bukanlah pelaku yang membunuh Byung Ju. Namun Wakil Dean Ju berpendapat kalau Kang Sol B hanya mencemaskan diri sendiri, tidak jujur dari awal, kepadahal ini menyangkut kematian seseorang, dan juga Kang Sol B terus bersikukuh mengatakan tidak menjiplak. Dan Ibu Kang B membalas bahwa dialah yang menyuruh Kang Sol B, juga ini adalah cara untuk bertahan hidup, persetan soal kebohongan, karena ada orang lain yang berbuat lebih buruk.

“Itu tidak normal!” bentak Wakil Dean Ju.



“Normal,” gumam Ibu Kang B. “Profesor Kang Ju-man,” panggilnya. “Di mata keluarga hakimmu, yang lolos ujian yudisial sekali coba, kaulah yang abnormal. Apa kau tidak menyadarinya?” tanyanya, mengejek. “Seharusnya kau biarkan anakmu menjalani hidup normal. Berhenti membahasnya. Jangan katakan hal bodoh pada putri kita. Kalau kau mau, kita bisa lakukan konseling,” jelas nya sambil menepuk bahu Wakil Dean Ju.


Kepada Jaksa Yang Jong-hoon.

Aku ragu apa aku mampu menyampaikan surat ini padamu, tapi aku tetap ingin meminta maaf.

Jaksa Yang, aku telah berjanji tak berkompromi dengan ketidakadilan. Tapi maaf, aku tak mampu menepatinya. Pada akhirnya, aku tunduk di bawah kekuasaan uang.

Mengingat isi surat tersebut, Jong Hoon mencoba untuk menghubungi Kang Dan lagi. Tapi tidak diangkat. Lalu Jong Hoon pun menelpon Prof. Stone.

“Profesor Stone? Ini Yang Jong-hoon. Kau temukan sesuatu tentang dia?” tanya Jong Hoon dalam bahasa Inggris.

Berkas yang Ji Ho berikan sangat lengkap. Bahkan ada video serta rekaman suara juga disana mengenai Byung Ju.


Flash back

Ji Ho memergoki Byung Ju sedang memakai sabu- sabu. Dan dia merekam hal tersebut dengan ponselnya.

Flash back end



REKAMAN AUDIO, 201005-2. “Kau bukan keponakanku. Kau adalah putraku. Putraku. Apa kau tahu betapa aku menyayangimu?”

Joon Hwi terus menonton video tersebut dan juga mendengarkan rekaman suara yang ada secara berulang- ulang.

Kang Sol A tidak bisa fokus belajar, karena dia terus teringat akan Kang Dan. Lalu untuk menghentikan pikirannya, dia memasang sesuatu di telinga nya.


Tiba- tiba Bok Gi mengirimkan pesan ke grup belajar. Dan yang aktif cuma Ji Ho serta Kang Sol A. Jadi hanya mereka yang membalas.

Bok Gi : Bisakah Sol A pilihkan soalnya?

Ji Ho : Bukankah dia dapat 29 poin saat ujian tengah semester?

Kang Sol A : Ya, dan aku dapat D plus di semester pertama. Kalau kau mau, akan kulakukan.


Setelah membalas pesan Bok Gi, Kang Sol A beniat melanjutkan belajarnya. Tapi tiba- tiba seseorang mengetuk pintu kamar. Dan ketika Kang Sol A membukakan pintunya, ternyata orang yang datang tersebut adalah Ye Seul. Dan dia mengundang Ye Seul yang datang membawa bantal untuk masuk ke dalam kamar nya.

“Boleh aku tidur di sini?” tanya Ye Seul, meminta dengan takut- takut. “Aku tak mau tidur sendirian,” katanya, beralasan.



“Baiklah. Kau boleh tidur di sini. Aku memang akan begadang,” jawab Kang Sol A, mengizinkan. Dan Ye Seul agak ragu untuk tidur duluan. “Tidurlah dulu. Aku harus belajar. Berbaringlah,” katanya, perhatian. “Kau tidak mendengkur, 'kan?” tanyanya. Lalu dia menunjuk Kang Sol B menggunakan dagunya.

Mendengar itu, Ye Seul mengerti. Lalu secara sengaja, Kang Sol B membuat suara mendengkur. Dan Kang Sol A merasa tertegun, lalu kesal.


Ye Seul sengaja meninggalkan ponselnya di dalam kamar asramanya sendiri. Jadi ketika pacarnya menelpon, tidak ada yang mengangkat.


Joon Hwi menandai setiap nama wartawan yang menulis artikel mengenai kasus Ayah Ji Ho. Dan rata- rata artikel tersebut ditulis oleh wartawan bernama CHOI JUNG-HYEOK. Lalu Joon Hwi mencari tahu tentang wartawan tersebut di media sosial.


Mata Kang Sol A mulai terasa lelah, lalu ketika dia melihat jam di ponselnya, dia menyadari bahwa sekarang sudah pukul 04 subuh. Dan dia berniat untuk tidur, tapi dia tidak berani mengganggu Ye Seul. Jadi dia membawa bantalnya keluar.




Pacar Ye Seul, Ko Yeong Chang, datang ke kamar asrama Ye Seul. “Kenapa kau tidak angkat teleponmu?” tanyanya. “Aku mencemaskanmu, Sayang,” katanya. Lalu dia melepaskan jaketnya dan tidur sambil memeluk Kang Sol A yang dikiranya Ye Seul.

Merasakan seseorang memeluknya, Kang Sol A langsung bangun dan menjerit dengan keras sambil menendang Yeong Chang dari tempat tidur.

Dengan panik, Yeong Chang pun langsung berlari kabur. Dan Kang Sol A mengejarnya, tapi dia agak terlambat dan tidak berhasil menangkap Yeong Chang.

Yeong Chang sudah merasa lega dan senang, karena Kang Sol A tidak berhasil menangkap nya. Tapi kemudian Joon Hwi muncul dan menahan nya.



Ternyata cara Yeong Chang bisa masuk ke dalam asrama wanita adalah karena Ye Seul memberikan kartunya kepada Yeong Chang, dan itu melanggar peraturan. Jadi Joon Hwi berniat untuk melapor. Dan Ye Seul merasa panik.

“Oppa (Joon-hwi),” panggil Ye Seul, menghentikan Joon Hwi.

“Oppa? Sudah kubilang, jangan terlalu akrab dengannya,” kata Yeon Chang, merasa cemburu, sambil mencubit lengan Ye Seul dengan kuat.



Yeong Chang sama sekali tidak takut dilaporkan, dan Joon Hwi pun memang berniat untuk melapor. Tapi Kang Sol A langsung menghentikan Joon Hwi dan menarik nya agak menjauh untuk berbicara berdua.

“Ye-seul memberikan kartunya. Jika ada yang tahu dia membiarkannya masuk dan menginap, dia akan dikeluarkan,” kata Kang Sol A, menjelaskan.

“Lalu? Itulah peraturannya,” balas Joon Hwi, tidak peduli.

“Hei, biarkanlah kali ini saja, demi Ye-seul,” pinta Kang Sol A.

“Aku tak bisa membiarkannya,” balas Joon Hwi. “Lalu kenapa dia pergi ke kamarmu?” tanyanya, curiga. Dan Kang Sol A merasa stress.

Yeong Chang marah, karena Ye Seul pindah ke kamar Kang Sol A, kepadahal seharusnya Ye Seul tahu bahwa dia akan datang malam ini. Lalu dia merasa kalau Ye Seul sedang menghindarinya. Dan Ye Seul mengaku dengan jujur bahwa dia hanya ketakutan, dia mengira Yeong Chang hanya akan datang sesekali, jadi dia memberikan kartunya, tapi ternyata Yeong Chang datang tiap malam, dan jika ketahuan, dia bisa di keluarkan.

“Kita tinggal bersama,” kata Yeong Chang, tidak peduli.


Selesai berdiskusi, Kang Sol A dan Joon Hwi kembali. Tanpa berbasa- basi, Kang Sol A langsung mengulurkan tangannya dan menyuruh Yeong Chang untuk mengembalikan kartu asrama. Dan Yeong Chang tidak mau. Jadi Joon Hwi langsung merebut kartu tersebut darinya.

“Ini kali terakhir aku memaklumimu,” jelas Kang Sol A dengan tegas kepada Ye Seul.


“Terima kasih, Sol,” kata Ye Seul. Lalu dia menarik Yeong Chang untuk pergi. Tapi Joon Hwi tidak mau membiarkan Yeong Chang pergi begitu saja.

Kang Sol A mengantarkan Ye Seul kembali ke kamar asrama nya. Lalu dia berbaring di tempat tidur Ye Seul. Dan dengan rasa bersalah, Ye Seul meminta maaf. Tapi Kang Sol A tidak terlalu memikirkan kejadian tadi. Lalu dia mengomentari kalau Yeong Chang tampak sangat berbahaya, dan dia khawatir, karena Obsesi bukanlah cinta.

“Dia tidak begitu. Tidurlah lagi,” kata Ye Seul sambil menyelimuti Kang Sol A.

“Ini kali terakhir aku membiarkannya lolos. Aku berusaha keras membujuk Joon-hwi,” jelas Kang Sol A sambil menutup matanya. Dan Ye Seul pun hanya diam saja.


Ye Seul kemudian membuka ponselnya dan melihat banyak panggilan tidak terjawab dari Yeong Chang sebelumnya.



Joon Hwi memberikan kertas dan pena kepada Yeong Chang. Dia menyuruh Yeong Chang untuk menulis bahwa jika kejadian ini terulang lagi, maka Yeong Chang akan bertanggung jawab. Walaupun catatan ini tidak berarti di pengadilan, tapi ini bisa menjadi bukti bahwa Yeong Chang sudah melanggar berulang kali. Dan dia tidak takut dengan Yeong Chang, sebab jika identitas Yeong Chang terbongkar sebagai penyusup asrama wanita, maka nama Ayah Yeong Chang, yaitu Dewan Ko, akan viral.

“Bajingan,” umpat Yeong Chang. Lalu dia bersiap untuk menulis. “Sebutkan.”

“Sebutkan apa?” balas Joon Hwi. “Tulis sambil introspeksi diri,” jelasnya dengan tegas.

Post a Comment

Previous Post Next Post