Sinopsis K- Drama : Law School Episode 7/3

 

Original Network : jTBC Netfix

Pengacara Park ragu untuk membiarkan Kang Sol A bersaksi di pengadilan. Karena Kang Sol A mudah terpancing secara emosional, jadi takutnya, dia akan mudah terpancing oleh pertanyaan Jaksa. Dan dengan sinis, Penjaga Dong berkomentar bahwa dia lebih ragu kepada Pengacara Park, karena saat sidang Pengacara Park tampak tidak percaya diri serta selalu bertanya kepada klien sendiri, yaitu Jong Hoon. Dan dengan malu, Pengacara Park menyangkal itu.

“Omong-omong, kita tak setuju untuk menjadikan Kang Sol B sebagai saksi. Lalu kenapa jaksa tak memintanya untuk menjadi saksi mata?” tanya Pengacara Park, mengubah topik.

Tepat disaat itu, Kang Sol B lewat, dan dia mendengar pembicaraan mereka yang berada didalam ruang fotocopy.


Penjaga Dong menjelaskan kepada Pengacara Park, alasan Kang Sol B tidak dipanggil sebagai saksi. Yaitu karena Jaksa ingin hakim mengabaikan kemasan gula. Mengetahui itu, dengan bersemangat, Pengacara Park ingin menjadikan Kang Sol B sebagai saksi nya dan dia akan ajukan permohonan. Tapi Jong Hoon tidak setuju.


“Aku tak ingin dia menjadi saksiku,” tegas Jong Hoon. Lalu dia keluar dari ruangan dan berjumpa dengan Kang Sol B. Tapi dia tidak peduli dan mengabaikannya.

Kang Sol B mengikuti Jong Hoon untuk berbicara dengan nya. Dia mengira Jong Hoon ingin dirinya menjadi saksi. Dan Jong Hoon menjelaskan bahwa dia yakin kalau Kang Sol B sudah tahu alasan kenapa laptop nya dan bukan laptop Kang Sol B yang berada diruangan Wakil Dean Ju. Namun meskipun tahu, Kang Sol B pasti tidak akan mau memberitahunya.

“Kau tak mau menjadikanku saksi karena aku bisa dituntut atas kesaksian palsu?” tanya Kang Sol B, menebak.


“Karena kau bisa tak dituntut atas kesaksian palsu,” jawab Jong Hoon. “Kau akan katakan kebohongan seolah itu kebenaran dan menyisakan celah untuk menghindari tuntutan. Aku bersumpah tidak satu pun muridku akan menyalahgunakan hukum. Kau tak akan kubiarkan mencoreng prinsipku,” jelas nya dengan serius. “Temuilah aku di sana saat kau sudah siap berkata jujur. Aku ingin mulai dari sejak kau bertemu Prof. Seo pada hari insiden,” katanya sambil tersenyum. Lalu dia berjalan pergi.


Flash back

Byung Ju menjelaskan kepada Kang Sol B bahwa Kang Sol B mungkin berpikir segalanya akan selesai saat Kang Sol B mengaku. Tapi sebenarnya tidak. Begitu Kang Sol B memilih untuk berdamai dengan kesalahan sendiri, maka disitulah pintu kutukan terbuka.

“Apa yang bisa aku lakukan?” tanya Kang Sol B, takut.

Flash back end



Setiap orang yang terlibat dalam kasus kematian Byung Ju, mereka semua tenggelam ke dalam pikiran masing- masing.



Saat Kang Sol A melihat Seung Jae sedang duduk merenung di dekat tangga, dia mendekati nya dan bertanya. Dan Seung Jae menjawab bahwa dia sedang mencari udara segar. Lalu Kang Sol A curhat kepada Seung Jae bahwa dia merasa stress, karena ada sesuatu yang membuat dia sangat penasaran, tapi dia tidak boleh bertanya sekarang, karena dia bisa hancur jika mengetahuinya sekarang serta mengacaukan nilai ujiannya. Dan dia merasa iri kepada Seung Jae yang merupakan murid A plus, yang tidak perlu belajar.


“Aku juga penasaran akan sesuatu. Boleh aku tanya?” tanya Seung Jae. “Kenapa Prof. Kang memberi kesaksian palsu?” tanyanya, ingin tahu. Dan Kang Sol A tidak bisa menjawab. “Apakah ada hubungannya dengan Sol B?” tebak nya.

Tepat disaat itu, Kang Sol A mendapatkan telpon. Jadi diapun pamit kepada Seung Jae serta langsung pergi untuk menghindar.



Wan datang ke klinik hukum di kampus untuk mengucapkan terima kasih atas bantuan Eun Suk dan Kang Sol A yang telah membantu kasus ‘Ortu Jahat’. Karena bantuan mereka, Dakwaan nya ditangguhkan, kepadahal sebelumnya dia di denda. Lalu Jong Hoon datang dan Wan mengucapkan terima kasih padanya juga.

“Bukankah kau diminta untuk menutup situsnya?” tanya Jong Hoon.

“Dari mana kau tahu?” tanya Wan, terkejut.

“Tunggu, ada persyaratannya? Astaga, sudah aku duga,” gumam Eun Suk. “Kau tak ingin menutup situsnya?” tanyanya.

“Benar. Ini juga bukan demi kepentingan pribadi,” jawab Wan.


Mendengar itu, Kang Sol A menyarankan Wan untuk menerima dakwaan ini dan jadi tidak bersalah di pengadilan. Karena tunjangan anak adalah masalah besar. Dan Jong Hoon tidak setuju serta memarahi Kang Sol A, karena Kang Sol A telah berbicara sembarangan. Jika Wan menerima dakwaan, apakah Wan beneran bisa dianggap tidak bersalah, juga apakah Kang Sol A bisa mempertanggung jawabkan ucapan sendiri. Lalu sikap Kang Sol A ini seperti ingin menggunakan pengadilan untuk menggiring opini publik.


“Maafkan aku. Aku bicara tanpa berpikir panjang,” kata Kang Sol A, meminta maaf dengan rasa menyesal. Lalu dia berniat untuk segera pergi saja.

“Ulang saja tahun depan. Kau tidak belajar apa pun dariku. Lebih baik kau mengulang,” kata Jong Hoon dengan sikap keras. Dan Kang Sol A merasa terluka.



Ketika Kang Sol A bertemu dengan Joon Hwi dan Joon Hwi mengajak nya untuk mempersiapkan sidang Jong Hoon besok, dia menolak, karena dia tidak mau pergi dan tidak mau menjadi saksi lagi. Sebab menurutnya, Jong Hoon lebih jahat dari Man Ho.

“Jika kau tak datang, ada dendanya…” kata Joon Hwi, mengingatkan.

“Akan kubayar,” teriak Kang Sol A. “Kau tak akan melihatku, Kang Sol, menjadi saksi,” katanya dengan emosi. Lalu dia berjalan pergi.

Keesokan harinya. Kang Sol A tetap datang ke persidangan dan menjadi saksi untuk Jong  Hoon. Intinya, dia menjilat ludah nya sendiri.

Diluar ruang sidang. Ji Ho sibuk belajar.


Sambil cemberut, Kang Sol A mengatakan bahwa sebenarnya dia tidak ingin datang sama sekali, tapi dia tidak ada pilihan lain, karena dia yakin sekali kalau Jong Hoon tidak bersalah.

“Kenapa dia cemberut?” tanya Penjaga Dong, heran.

“Dia berhak untuk cemberut,” jawab Eun Suk, mengerti.


“Sidik jari terdakwa ditemukan pada saset sabu-sabu, gelas kopi, dan tutupnya. Kenapa Anda yakin dia tak bersalah?” tanya Jaksa Jin.

“Meskipun sidik jarinya ditemukan di saset sabu-sabu dan gelas kopi, tidak ada yang melihat Prof. Yang menuangkannya, 'kan? Tidak ada saksi mata,” balas Kang Sol A.



Jaksa Jin kemudian mengungkit kasus penyerangan Kang Sol A sewaktu SMA dulu. Saat itu, Jong Hoon adalah Jaksa yang membantu Kang Sol A. Mendengar itu, Kang Sol A ingin mengajukan keberatan, tapi dia teringat bahwa saksi tidak boleh mengajukan keberatan, jadi diapun hanya bisa mengeluh sedikit.

“Pernyataannya terkait ketidakbersalahan terdakwa berlawanan dengan barang bukti. Pertanyaan ini untuk menguji kredibilitas saksi,” kata Jaksa Jin, menjelaskan kepada hakim.

“Lanjutkan,” kata Hakim, setuju.

“Saat itu, terdakwa abaikan permintaan korban atas pemberatan hukuman, dan memutuskan untuk mengirim Anda ke pusat penahanan remaja alih-alih menjatuhi Anda hukuman pidana,” kata Jaksa Jin kepada Kang Sol A.

“Itu karena korban…”

“Jawab ya atau tidak,” tekan Jaksa Jin.

“Ya,” geram Kang Sol A.

“Lalu, Anda memihaknya hari ini untuk membalas budi, benar?” tanya Jaksa Jin.

“Saya tidak memihaknya,” jawab Kang Sol A.

“Hanya ya atau tidak,” tekan Jaksa Jin.

“Ya, atau tidak, tidaklah penting saat saksi menjawab,” balas Kang Sol A, membela diri.

Mendengar jawaban Kang Sol A itu, Joon Hwi tersenyum geli. Lalu tiba- tiba Jaksa Jin mengakhiri sidang begitu saja. Dan dengan kesal, Kang Sol A mendengus.

Ketika istirahat. Wartawan Choi dan Wartawan Kim mengobrolkan tentang Joon Hwi dan kasus bunuh diri Ayah Ji Ho.

“Beberapa hari lalu, keponakan Seo Byung-ju datang dan menanyaiku,” kata Wartwan Choi.

“Saksi itu?” tanya Wartawan Kim, memastikan.

Ji Ho yang duduk di dekat mereka tidak sengaja mendengar pembicaraan tersebut.



Giliran Joon Hwi menjadi saksi. Jaksa Jin mengajukan pertanyaan dan hanya mengizinkan Joon Hwi untuk menjawab antara iya atau tidak.

“Anda bilang tidak melihat kemasan gula di lokasi kejadian, benar?” tanya Jaksa Jin.

“Benar. Karena saya sibuk memeriksa paman…”

“Jawab ya atau tidak,” tekan Jaksa Jin.

“Itu tidak wajib. Saya yang memberi tahu saksi sebelum saya,” balas Joon Hwi, melawan. “Tapi jika Anda berkeras, maka ya,” katanya sambil tersenyum.


Jengkel terhadap sikap Joon Hwi, maka Jaksa Jin pun berhenti bertanya- tanya kepadanya. Lalu dia langsung membuat kesimpulan sendiri dan memberitahu Hakim bahwa reliabilitas terhadap kesaksian Wakil Dean Ju menurun tentang kemasan gula yang di sebutnya.

“Anehnya, Anda tak memanggil saksi yang melihat kemasan gula itu,” komentar Joon Hwi.


“Saya selesai menanyainya. Tolong hapus komentar terakhirnya dari catatan,” protes Jaksa Jin kepada Hakim.

“Tidak perlu. Akan saya ulangi saat pemeriksaan silang,” balas Joon Hwi.


Melihat itu, Penjaga Dong mengajari Kang Sol A untuk belajar dari Joon Hwi. Jangan dipermainkan jaksa, tapi permainkan Jaksa. Dan Kang Sol A cemberut dengan kesal.

Lalu tiba- tiba Kang Sol A mengirimkan pesan. “Tak ada jadwal siaran hari ini?”. Dan Kang Sol A pun membalas. “Sedang tidak mau. Ini ada di hak subrogasi.”


Perawat datang dan memanggil Kang Sol B. Dan Wakil Dean Ju menemani Kang Sol B serta Ibu Kang B untuk menemui dokter.


Saksi selanjutnya, Ji Ho. Hakim mempersilahkan Pengacara Park untuk melakukan periksaan silang. Tapi Jong Hoon menghentikan Pengacara Park dan mengajukan diri untuk melakukan periksaan silang. Dan dengan senang hati, Pengacara Park setuju, lalu dia melaporkan kepada Hakim.


Yeong Chang bertelponan dengan Dewan Ko sambil terus menarik tangan Ye Seul untuk mengikutinya.


Jong Hoon meminta izin Hakim supaya dia bisa mengajukan pertanyaan terkait isu lain. Karena ada banyak aspek yang tidak diungkap dalam proses investigasi. Dan Hakim mengabulkan permohonan Jong Hoon.

Namun ternyata Jong Hoon tidak langsung bertanya- tanya kepada Ji Ho, melainkan dia secara alamiah mulai mengajar. Sehingga Hakim menegurnya bahwa ini adalah balai sidang. Lalu Penjaga Dong menyenggol bahu Kang Sol A supaya mendengarkan dan belajar, tapi Kang Sol A masih saja cemberut dengan Jong Hoon.


“Saya akan menanyai beberapa aspek yang dilewatkan oleh jaksa. Kenapa Anda membawakan ini saat itu?” tanya Jong Hoon sambil menunjukkan suatu benda kecil berwarna putih kepada Ji Ho. Sepertinya itu flash disk.



Flash back. LIBURAN MUSIM PANAS, 2020.

Ji Ho menceritakan kepada Jong Hoon bahwa dia mau balas dendam kepada Byung Ju, dan dia ingin menggugat nya menggunakan pasal 126, Hukum Pidana, atas publikasi tuntutan pidana. Karena Byung Ju mempublikasikan tuduhan Ayahnya, dan menyebabkan Ayahnya bunuh diri.

“Jaksa tak pernah didakwa atas publikasi tuntutan pidana, tidak sekali pun. Kau tahu?” tanya Jong Hoon. “Prosesnya tak akan mudah.”

“Aku tahu. Makanya aku mendatangimu…” jawab Ji Ho.

“Kenapa aku? Katakan kenapa kau membutuhkanku untuk membalas dendam,” balas Jong Hoon, bertanya dengan serius.

Flash back end


Pengacara Park merasa stress, karena ada kisah lain lagi. Dan para penonton mulai berbisik- bisik. Sedangkan Wartawan Choi dan Wartawan Kim tampak panik dan saling menatap satu sama lain tanpa mengatakan apapun.

“Harap tenang. Saksi, lanjutkan,” kata Hakim.

Flash back

Ji Ho : “Ayah saya adalah CEO sebuah perusahaan mainan. Mungkin Anda ingat tentang TOYGOODTOY. Seseorang berkata ditemukan karsinogen dalam produknya.”

Ayah Ji di demo oleh banyak orang. Mereka meminta Ayah Ji untuk meminta maaf kepada anak- anak.

Ji Ho : “Artikel berita bertebaran dan namanya viral di internet. Protes dan tuntutan kompensasi. Mungkin itulah yang kalian ingat.”

Walaupun Ayah Ji Ho dinyatakan tidak bersalah, tapi nama baiknya sudah hancur. Sehingga perusahaan nya pun bangkrut.


Ji Ho : “Setelah investigasi, terbukti tidak satu pun dari mainannya mengandung zat pemicu kanker. Reputasi ayah saya terlanjur hancur dan dihakimi semena-mena. Dia bunuh diri setelah kehilangan segalanya.”

Ayah Ji sangat putus asa. Jadi dia membakar seluruh mainan buatan pabrik nya dan juga ikut membakar dirinya sendiri.

Flash back end


Setiap orang terkejut mendengar kisah tersebut. Dan Jaksa Jin berdiri serta mengajukan keberatan. Dan Jong Hoon langsung menyindir nya.

“Tentu Anda akan keberatan,” sindir Jong Hoon. “Hukum Korea menjamin asas praduga tak bersalah. Jadi, bagaimana bisa ayah saksi dihakimi secara semena-mena?” kata Ji Ho, bertanya.

“Karena sebelum investigasi selesai, media telah mendengar tuntutannya, dan menyebarluaskannya,” jawab Ji Ho.


Dengan panik, Wartawan Choi dan Wartawan Kim meninggalkan ruang sidang. Melihat itu, Joon Hwi mengikuti mereka berdua.

Ji Ho secara langsung melihat mainan- mainan dipabrik Ayahnya berubah menjadi abu, begitu juga dengan Ayah nya. Karena itulah dia mau balas dendam kepada Byung Ju.

“Anda pernah memberi tahu penyelidik soal hubungan Anda dengan Seo Byung-ju?” tanya Jong Hoon kepada Ji Ho.

“Saya tak punya kesempatan. Tak ada yang menanyai saya,” jawab Ji Ho.

“Tak ada yang menanyai? Langkah dasar investigasi pembunuhan adalah mencari hubungan kebencian dari pihak korban,” balas Jong Hoon.

“Mungkin mereka berencana menjadikan Anda tersangka,” jawab Ji Ho.



Dengan panik, Jaksa Jin berdiri dan mengajukan keberatan. Dan Jong Hoon setuju dengan keberatan Jaksa Jin, karena sebagai saksi, Ji Ho hanya boleh mengatakan fakta saja.

“Maka saya harus bertanya. Seo Byung-ju. Apakah Anda membunuhnya?” tanya Jong Hoon.


Didalam toilet. Wartawan Choi dan Wartawan Kim membahas tentang kasus Ayah Ji. Ternyata orang yang membocorkan tuduhan  Ayah Ji ke media, bukanlah Byung Ju, melainkan Jaksa Jin.

Diluar toilet. Joon Hwi mendengar pembicaraan antara mereka berdua.


“Saya tak perlu membunuhnya,” jawab Ji Ho. “Di hari kematian ayah saya, saya bilang akan balas dendam melalui hukum.”


Flash back

Ketika Byung Ju berada dalam keadaan sekarat, dia melihat Ji Ho sebagai Joon Hwi. “Keponakanku, kau di sini,” panggil nya. Lalu dia mulai mengatakan sesuatu yang mengejutkan. “Kau bukan keponakanku. Kau adalah putraku. Kau putraku. Tahukah kau betapa aku menyayangimu?” tanyanya sambil memegang tangan Ji Ho.

“Aku tahu,” jawab Ji Ho.



“Tolong jangan lupakan itu, Putraku,” kata Byung Ju sambil memeluk Ji Ho. Kemudian dia pingsan, tidak sadarkan diri.

Flash back end


“Saya tak bisa menelepon nomor darurat, maka saya telepon teman saya, seorang mantan dokter. Tapi dia tak mengangkat,” kata Ji Ho, menjelaskan dengan jujur.

“Jaksa. Saksi dendam terhadap korban dan melihatnya keracunan. Anda tak merasa catatan dari pernyataan Seo Ji-ho kurang memadai?” tanya Hakim. Dan Pengacara Park tertawa pelan.


“Ya, itu… “ kata Jaksa Jin, agak sulit menjawab. “Karena terdakwa mencekoki korban menggunakan kopi dan narkoba, saya rasa wajar apabila saksi melihat korban keracunan.”

“Bukan obat, itu gula!” teriak Pengacara Park, protes.

Kang Sol A pergi meninggalkan persidangan.


“Pembela,” bentak Hakim. Dan Pengacara Park pun diam. “Anda menyatakan bahwa Anda berada di ruangan Anda saat insiden terjadi, antara pukul 14.25 sampai 14.55, benar?” tanya nya kepada Jong Hoon.

“Benar,” jawab Jong Hoon.


Flash back. PUKUL 14.25, 5 OKTOBER 2020, HARI TERJADINYA INSIDEN.

Jong Hoon sedang tidur di ruangan nya. Dan didalam lemari nya, Seung Jae bersembunyi. Ketika Seung Jae menerima telpon dari Ji Ho, dia mematikan nya.

Flash back end


“Saya berada di ruangan saya,” jawab Jong Hoon.

Tepat disaat itu, Seung Jae datang ke persidangan.

Post a Comment

Previous Post Next Post