Original Network
: Channel 7
Ketika Paul pulang, Dr. Kashane memanggilnya. Dr. Kashane merasa
kalau Paul tidak pernah menganggap dirinya sebagai teman, karena Paul menutupi
banyak hal darinya. Contohnya dia tidak pernah tahu kalau Paul adalah anak
Paman Ken Yang, dan anak dari pemilik perusahaan besar di Hong Kong. Sebagai
teman, Dr. Kashane tidak ingin Paul berbohong padanya.
“Mengapa kamu
begitu serius?” tanya Paul, heran.
“Seseorang
memanggilku bodoh! Naif! Karena aku tidak tahu apapun tentang temanku ini!” teriak Dr. Kashane, emosi. Lalu dia ingin pergi.
Paul menghentikan Dr. Kashane. “Baiklah. Karena
kamu teman baikku. Aku akan memberitahumu satu hal, tapi jangan beritahu
siapapun tentang ini,” jelasnya dengan
serius.
“Apa itu?” tanya Dr. Kashane, ingin tahu.
“Aku bukan anak
Khun Ken. Dia adalah paman yang menyanyangiku dan menjagaku seperti aku anaknya
sendiri. Alasan aku bekerja di Crown Diamond tanpa mengungkapkan identitasku,
itu untuk menyelidiki pekerjaan disana. Untuk memastikan apa aku harus membeli
saham disana,” jelas Paul. “Sudah merasa
lebih baik?” tanyanya.
Mendengar itu, Dr. Kashane merasa lebih baikan. Dia berjanji bahwa
dia tidak akan memberitahu siapapun tentang ini. Tapi dia ingin tahu, apa yang
Nai pikirkan setelah tahu kalau Paul adalah Paul Yang.
Paul menggunakan ruangan Paramee sebagai ruangannya. Dan Nai serta
Patcharee protes. Tapi Paul tidak peduli, karena mereka tidak memiliki hak
untuk melarangnya. Lalu dia memerintahkan
Nai untuk pindah bekerja di ruangannya juga. Dan Nai marah, sebab Paul
sudah keterlaluan.
“Kamu tidak
senang?” tanya Paul sambil tersenyum.
“Benar. Aku tidak
senang!” balas Nai dengan kesal.
“Jika kamu tidak
senang, itu masalahmu. Tapi jika kamu tidak bisa menerima nya, silahkan pulang
dan nonton tv di rumah,” balas Paul.
Dengan kesal, Nai pun berusaha bersabar.
Net datang ke ruangan untuk mencari Nai, tapi Nai tidak ada
disana, yang ada hanya para karyawan yang sedang sibuk mempacking barang-
barang Nai. Melihat itu, Net merasa heran, ada apa. Dan Gina mendekati Net
serta memberitahu bahwa Paul memerintahkan Nai untuk pindah ke kantor yang
sama. Mengetahui itu, Net merasa cemburu.
Ketika Net berpapasan dengan Paul, dia berniat untuk
mengabaikannya. Tapi Paul menarik tangan Net dan menghentikan Net.
Paul berpura- pura merasa terluka, karena Net berpura- pura tidak
mengenali nya dan berjalan melewatinya begitu saja. Lalu dia menjelaskan kepada
Net bahwa dia masih Paul yang sama untuk Net, jadi Net tidak perlu canggung
kepadanya.
“Mengapa kamu berbohong dan membuatku salah paham,
ketika kamu sudah memiliki segalanya?” tanya Net, ingin tahu.
Dengan lembut, Paul memegang tangan Net. “Setidaknya
tunjukkan padaku betapa dermawan nya kamu terhadapku,” jawabnya.
“Mengapa kamu begitu kejam kepada Khun Paramee
dan Singkorn? Lagian kamu sudah
menjadi salah satu anggota direksi,” komentar Net.
“Karena aku ingin Crown Diamond meningkat
lebih daripada ini. Yang lebih penting, aku ingin menjadi orang paling penting
di perusahaan ini, jadi kamu bisa mengenaliku,” balas Paul dengan sikap tulus. Dan
mendengar itu, Net merasa tersentuh serta agak malu- malu.
Patcharee membantu menyusun meja Nai. Lalu kemudian, Net dan Paul
kembali ke ruangan sambil bergandengan dengan mesra dan tertawa girang.
Dengan serius, Net menasehati Nai untuk fokus belajar dari Paul.
Dan Nai diam dengan sikap patuh. Melihat itu, Net merasa puas.
“Jika kamu sudah selesai menyusun meja, bisakah aku mengambil
dokumen untuk project yang bagian marketing sedang kerjakan?” tanya Paul.
“Aku akan menanganinya,” kata
Patcharee, menawarkan diri.
“Khun Pat. Jika kamu tidak punya kerjaan, aku akan
mengirimmu untuk membantu bagian lain,” kata Paul, memperingatkan dengan tegas. Dan Net
menyeringai senang.
“Iya. Aku akan menanganinya,” kata Net, melindungi Patcharee.
Dengan perhatian, Paul kemudian mengajak Net untuk minum kopi
bersama diruangannya. Lalu dia memerintahkan Nai untuk menyiapkannya. Dan
dengan sabar, Nai menahan emosinya.
Ketika Net lewat, Singkorn mengomentari bahwa Net tampak sangat
bahagia melihat Paul mengambil alih tempat Paramee. Dan dengan tidak sabaran,
Net menanyai, apa yang ingin Singkorn katakan.
“Apa kamu tidak
melihat apa yang Paul lakukan kepadaku dan Khun Paramee?” tanya Singkorn, tidak senang.
“Apa yang kamu
ingin aku lakukan? Sejak Paul adalah perwakilan Khun Ken yang datang ke sini
untuk bekerja, dan dewan direksi juga mendukungnya, kamu ingin aku secara bodoh
menjadi musuhnya?” balas Net dengan ketus.
“Jadi kamu lupa
berapa banyak kerugian yang dia sebabkan pada kita?!” tanya Singkorn, mengingatkan.
“Kamu yang mengacaukannya. Kamu yang membuat Paul mendapatkan saham itu. Jadi kamu yang harus memperbaikinya,” balas Net dengan sikap acuh.
Nai
memberikan laporan yang Paul inginkan dan memberitahu bahwa Paul bisa membaca
laporan itu melalui email yang dikirim ke perusahaan. Dan Paul membalas bahwa
dia malas membaca dari komputer. Lalu ketika Gina datang mengantarkan kopi
untuknya, dengan sengaja, dia menumpahkan kopi tersebut ke atas laporan yang Nai
berikan.
“Khun Paul, aku akan…”kata Gina,
ingin menawarkan diri.
“Tidak apa, Gina. Kamu kembalilah bekerja,” perintah
Paul dengan lembut. “Aku punya asisten untuk melakukannya,” katanya
sambil menatap Nai.
Dengan
senang, Gina mengiyakan. Lalu dia keluar dari ruangan. Sedangkan Nai merasa
sangat terluka, karena Paul mempermalukannya.
“Khun, bukankah ini terlalu keterlaluan?!” keluh Nai.
“Tidak. Karena ada lebih banyak yang perlu
kamu hadapi,” balas Paul
dengan serius.
Nai membuat
kopi untuk Paul sambil merenung.
Flash back
“Bahkan
walaupun kita tidak memiliki kuasa, tapi Crown Diamond masih milik Suriyakan,”
kata Paramee dengan serius. Lalu dia memegang tangan Nai. “Kamu harus bertahan
ya. Tunggu sampai kita mendapatkan kekuasan itu kembali,” pintanya.
“Iya. Aku
akan menahan nya untukmu,” janji Nai. Lalu dia memeluk Paramee.
Flash back
end
Nai
menghapus air matanya dan berusaha untuk bersikap tegar.
Paul melihat
data- data perusahaan, tapi anehnya tidak ada Pink Rose.
Nai datang
mengantarkan kopi. Dan Paul menanyai, kenapa Nai begitu lama serta dimana
dokumen yang dimintanya. Dan Nai berniat untuk mengambilkan dokumen yang Paul
minta. Tapi Paul menghentikannya, karena dia juga tidak akan membaca dokumen
tersebut. Lalu dia mengajak Nai untuk ikut bersamanya, mengecek pembangunan cabang
baru.
Dilokasi
pembangunan. Paul menugaskan Nai untuk memayunginya. Dan dengan terpaksa Nai
melakukannya sambil terus berwajah cemberut.
Ketika Paul
sedang sibuk berbicara dengan mandor, Nai mendengar suara saudara laki- laki
nya, Suthee. Dan saat dia berbalik serta melihat kebelakang, dia melihat
Suthee. Tanpa berpikir, Nai langsung melepaskan payung yang di pegang nya dan
berlari mengejar Suthee.
Melihat itu, Paul merasa heran.
Suthee
berhenti, ketika Nai memanggilnya. Lalu setelah itu, dia lanjut berjalan pergi
begitu saja. Dan Nai merasa heran serta ingin mengejarnya lagi.
Tapi tepat
disaat itu, Paul datang. Dia menarik tangan Nai dan menghentikan Nai. “Siapa
itu?!” tanyanya.
“Itu tidak
ada hubungannya dengan mu!” balas Nai, tidak mau memberitahu.
“Kamu sangat
berani untuk meninggalkan ku dan berlari mengejar pria seperti itu! Siapa dia?
Sampai kamu berlari seperti ini?” tanya Paul, menuntut jawaban.
“Ini tidak
hubungannya dengan mu!” balas Nai. Lalu dia izin mengambil off setengah hari,
dan pergi.
Ternyata
Suthee dan si Kenalan Singkorn ternyata saling mengenal. Suthee memberitahu si
Kenalan kalau dia akan pergi bekerja di luar kota. Dan si Kenalan tidak setuju,
juga dia heran, kenapa Suthee tidak meminta bantuan adik Suthee saja, sehingga
Suthee tidak perlu terlalu bergelut seperti ini.
Flash back
Bibi Nai
membawa Suthee ke rumah Net dan meminta Net untuk mengadopsi Suthee juga,
karena gimanapun Suthee adalah kakak Nai. Tapi Net tidak mau dan mengusir
mereka berdua.
Flash back
end
“Aku tidak
akan meminta bantuan dari seseorang yang menggunakan kematian orang tuaku untuk
hidup nyaman seperti itu,” kata Suthee dengan sikap penuh kebencian. Dan si
Kenalan pun mengerti.
Ketika Nai
pulang, dia memberitahu Net bahwa barusan dia melihat Suthee. Dan Suthee tampak
tidak mau bertemu dengannya serta melarikan diri begitu saja.
“Cukup! Kamu
harus melupakan kakak mu yang tidak berguna itu sekarang. Kamu tidak memiliki
ikatan dengannya lagi,” perintah Net dengan tegas. “Bukankah Khun Paramee sudah
punya cukup masalah sekarang?!” katanya, mengingatkan dengan ketus.
Patcharee
membantu Nai mencarikan alamat Suthee. Dan Nai berterima kasih padanya, lalu
dia meminta agar Patcharee tidak memberitahu ini kepada siapapun. Dan Patcharee
mengiyakan serta berjanji.
Dari jauh, Paul mendengarkan pembicaraan mereka berdua.
Paul
mengikuti Nai.
Nai datang
ke alamat Suthee, dan disana dia bertemu dengan si Kenalan. Dari si Kenalan,
Nai mengetahui kalau Suthee sudah pergi ke luar kota untuk bekerja disana.
“Apa kamu
memiliki nomornya atau alamat nya?” tanya Nai, ingin tahu.
“Tidak.
Suthee tidak mempercayai siapapun. Untuk menemui dia, hanya bisa menunggu dia
menghubungi ku,” jawab si Kenalan.
“Kemudian,
aku akan meninggalkan nomor ku. Jika dia menelpon, bisakah kamu mengabari ku?”
pinta Nai. Dan si Kenalan mengiyakan.
Si Kenalan
memperhatikan Nai. Lalu dia menghela nafas berat. Dengan sengaja, dia
memberitahu Nai tentang kesulitan Suthee yang sekarang memerlukan uang. Dan
mendengar itu, Nai pun langsung menitipkan uang kepada si Kenalan.
“5.000?
Bagaimana ini bisa cukup?” keluh si
Kenalan, menipu Nai.
“Aku tidak
ada membawa uang cash,” balas Nai,
percaya.
“Kamu bisa
transfer,” balas si Kenalan. Lalu saat Nai masih ragu, si Kenalan mengajak Nai
untuk masuk ke dalam rumah terlebih dahulu.
Tepat disaat
itu, Beberapa penagih hutang datang untuk menagih hutang si Kenalan (Wirit).
Nai pun terjebak dalam kekacauan tersebut. Sedangkan Wirit kabur sendirian
meninggalkan Nai.
Paul melihat
Wirit kabur.
Nai
memberitahu para penagih hutang kalau dia tidak mengenal Wirit, tapi mereka
tidak percaya. Dan mereka mulai melakukan kekerasan kepada Nai. Dengan takut,
Nai berteriak meminta bantuan.
Paul
mendengar teriakan tersebut. Tanpa berpikir, dia langsung melompat masuk ke
rumah Wirit dan menyelamatkan Nai.
Setelah Paul
berhasil membawa Nai kabur dari rumah Wit, dia menanyai, apa yang Nai lakukan
disana barusan dan siapa yang Nai temui. Tapi Nai tidak mau memberitahu, karena
Paul juga memiliki rahasia yang Paul tidak ingin beritahukan padanya. Lalu Nai
menyuruh Paul untuk membuka pintu mobil, karena dia mau keluar. Namun Paul
tidak mau dan malah mendekatkan wajahnya, dan itu membuat Nai merasa gugup.
“Pasang
sabuk pengamanmu. Aku akan mengantarkanmu,” jelas Paul. Dan Nai diam. “Kamu
ingin aku yang melakukannya atau kamu lakukan sendiri?” tanya Paul. Lalu dia
menarik sabuk pengaman disebelah Nai.
Dengan
gugup, Nai menjauhi Paul sedikit. “Aku akan melakukannya sendiri,” balasnya,
lalu dia memasang sabuk pengamannya. “Bagaimana dengan mobilku?”
“Aku akan
menyuruh orang mengambilnya,” jawab Paul, singkat.
“Kamu tidak
akan berterima kasih padaku?” tanya Paul, ketika Nai keluar dari mobil begitu
saja, tanpa mengatakan apapun.
“Mengapa
harus? Aku tidak memintamu untuk mengantarkan ku,” balas Nai dengan ketus.
Disaat itu,
Paramee keluar dari rumah. Dia tidak senang melihat Nai pulang bersama Paul.
Dan Ratnee dengan sengaja memanaskan situasi. Lalu Paramee pun menyuruh Nai
untuk masuk duluan ke dalam rumah.
“Aku mau
memperingatkanmu, kamu berhubungan dengan putriku dalam pekerjaan, itu sudah
cukup. Karena Nai sudah punya tunangan,” kata Paramee, mengingatkan Paul.
“Bagus kamu
menyebutkan tentang pekerjaan. Aku mau menanyai tentang aset perusahaan,” balas
Paul. “Aku menemukan Crown Diamond memiliki kalung yang berharga, mengapa itu
tidak ada di perusahaan?” tanyanya.
“Jika yang
kamu maksud Pink Rose, itu aset pribadi Suriyakan. Tidak ada hubungannya dengan
Crown Diamond,” balas Paramee.
Paul marah, karena Paramee berani- beraninya mengatakan kalau Pink Rose adalah aset milik Suriyakan. Dan dengan tegas, Paramee menekankan bahwa Pink Rose tidak termasuk dalam aset perusahaan, dan itu dia simpan untuk anak satu- satunya.
semangaat..lamjutt..
ReplyDeleteLanjut....semangat!!!!!!!!!!💞💞💞💞💞💞💞
ReplyDeleteLanjut........💞💞💞💞💞💞💞💞
ReplyDelete